Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widhyasmaramurti
"Setiap orang, saat menjalani hidupnya tidak pernah terlepas dari emosi. Emosi, atau rasa hati, juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa takut, marah, cinta, dan lain-lain (Eysen, 1975: 321). Adapun rasa marah, dapat berupa rasa ketidaksukaan, ketidakpuasan, antipati, sakit hati, ataupun benci yang timbal dalam diri seseorang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galingging, Yusniaty
"Penelitian ini bertujuan memperoleh data empiris tentang penerjemahan pronomina persona bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, khususnya persona insan yang ditemukan dalam novel Debar Hati. Pronomina persona merupakan kategori kelas kata yang dimiliki tiap bahasa. Bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia membagi kategori persona dengan cara yang sama, tetapi perbedaan pronomina dalam kedua bahasa ini juga sangat besar. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat kesepadanan apa yang ada dalam kedua bahasa itu dan bentuk apa raja yang digunakan dalam terjemahannya.
Pronomina persona insan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada pronomina persona kasus subjektif dan objekti£ Semua pronomina persona yang termasuk dalam ketentuan tersebut berjumlah 14.099. Terjemahan pronomina persona yang paling sering digunakan masih dalam kelompok pronomina sebanyak 8618. Pronomina persona yang diterjemahkan menjadi pronomina ada yang berkategori sama, seperti pronomina persona menjadi pronomina persona dan ada yang berkategori berbeda, misalnya menjadi pronomina penunjuk. Pronomina persona insan yang diterjemahkan menjadi pronomina persona ada yang menggunakan kategori persona yang sama dan ada yang menggunakan kategori persona yang berbeda, seperti persona pertama menjadi persona pertama atau persona pertama menjadi persona kedua. Persona yang paling banyak digunakan dalam novel ini adalah persona ketiga dan persona ini paling sering diterjemahkan menjadi pronomina (4283) dan nama diri (3069).
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Semua pronomina yang memenuhi ketentuan dikumpulkan dan demikian juga terjemahannya. Hasil terjemahan ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan yang dimiliki pronomina tersebut. Selanjumya, basil terjemahan itu dianalisis berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada terjemahannya.
Dalam penelitian ini tidak ditemukan kesepadanan leksikal atau kesepadanan formal. Pronomina persona yang ada diterjemahkan berdasarkan makna yang dimilikinya dari konteks tempat pronomina itu digunakan. Dan semua pronominal persona yang ada pada TSu mempunyai padanan dalam TSa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ada kesepadanan makna antara pronomina bahasa Inggris dan pronomina bahasa Indonesia.
Dalam hal bentuk, terjemahannya bermacam-macam, seperti nama diri sebanyak 3648, istilah pekerjaan/profesi sebanyak 43, istilah kekerabatan sebanyak 81, epitet 108 dan padanan nol (0) sebanyak 1682."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Darma Laksana
"ABSTRAK
Kajian terhadap tajuk bermajas dalam surat kabar berbahasa Indonesia dimaksudkan untuk menemukan hubungan antara struktur gramatikal dan semantik--pragmatik sebagai refleksi dari karakteristik tajuk. Sumber data berupa enam buah surat kabar: lima dari surat kabar yang berskala nasional yakni Kompas, Suara Pembaruan, Suara Karya, Berita Buana, dan Merdeka; dan satu dari surat kabar kota yakni Pas Kota. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan segi stilistik dan gramatikal majas, cara pemahaman, dan fungsinya pada tajuk.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan dari ancangan stilistik dan ancangan gramatika. Ancangan stilistik sendiri diperoleh dari perpaduan tiga macam teori: semantik, pragmatik, dan kognitif. Teori semantik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang dicirikan oleh kesamaan fitur semantik; teori pragmatik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang tidak dicirikan oleh kesamaan fitur semantik karena penciptaannya sudah keluar dari pola yang ada (sistem); dan teori kognitif dimanfaatkan untuk menjelaskan tema-tema ungkapan majasi. Selanjutnya, ancangan gramatika didasarkan pada teori gramatika fungsional. Teori gramatika fungsional --.tersebut dipandang dapat menjelaskan pola gramatikal tajuk karena tajuk hakikatnya adalah sebuah kalimat teks.
Perpaduan antara ancangan stilistik dan ancangan gramatika itu menghasilkan salah satu temuan yaitu bentuk majas, dalam hal ini metafora, yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai pengekspresif makna. Temuan lainnya dapat dikemukakan berikut ini.
Penelitian terhadap lima ratus tajuk bermajas menghasilkan simpulan bahwa kategori majas perbandingan lebih tinggi frekuensi pemakaiannya dibandingkan dengan majas pertautan, yakni dalam perbandingan 420:80 (84%:15%). Di antara kategori majas perbandingan itu dapat diketahui pula bahwa subkategori metafora menempati posisi teratas, yakni 370 buah (74%); kemudian personifikasi dan perumpamaan masing-masing: 18 buah (3,60%) dan 32 buah (6,40%). Sementara itu, pada metafora, pola pemakaian Tb-Mt (metafora predikatif) menduduki posisi paling tinggi, yakni 220 buah (59,46%). Dua pola lain yaitu Tb-Pb (metafora nominal) dan gala Pb-Mt (metafora kalimat) masing-masing: 115 buah (31,08%) dan 35 buah (9,46%). POla Pb-Mt (metafora kalimat) tersebut'digolongkan dalam metafora inovatif. Pada metonirmia, pola Pu-OTu lebih tinggi frekuensinya daripada pola Tu-Pu; dalam perbandingan 42:18 (70%:30%).
Makna suatu ungkapan majasi--terutama yang tergolong dalam bentuk inovatif--hanya dapat dipahami berdasarkan prosedur rekonstruksi makna, baik dengan bantuan kebahasaan maupun bantuan luar kebahasaan. Berdasarkan rekonstruksi makna ungkapan majasi itu, secara garis besar, dapat dikelompokkan dua tipe makna, yaitu makna bahasa dan makna budaya dengan perbandingan frekuensi 370:130 (74%:26%).
Analisis fungsi majas pada tajuk menghasilkan simpulan yang berikut: pertama, majas sebagai penghemat ruang dalam Surat kabar; kedua, majas sebagai penarik minat pembaca; dan ketiga, majas dapat mengkongkretkan hal yang diungkapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono, promotor
"The aim of this study is to reveal and explain the paradigmatic sense relations of identity, inclusion, and oppositeness in the Arabic language. In this study I will attempt to see this paradigmatic sense relations of the Arabic language from the tradition of Arabic semantics and Western tradition point of view as well in order to see to what extent the tradition of the Arabic semantics could be related to the non-Arabic semantics (Western semantics).
In this study I will follow the theories and views presented by the Arabic experts in semantics who have already studied about the paradigmatic sense relations namely Anis (1965), Ya?cob (1982), Umar (1982), Al-dayah (1986), and Abu Syarif (1982). Besides, I will also follow theories that are related to the discussion from the non-Arabic experts in semantics namely Lehrer (1974), Leech (1977), Palmer (1983), Lyons (1996), and Cruse (2004).
We use the fusha Arabic language used in the Holy Qur'an as resources of data. The research method used to analyze resources of data is analysis of meaning relation used by either Arabic or non-Arabic experts in semantics.
The study about meaning relation of identity or synonymy (Al-tara: duf) shows that the relation in the Arabic language has not been classified in detail since in the tradition of the Arabic semantics, synonymy is only seen from the motivation point of view. Meanwhile, classification from the level of similarity is not done (for example absolute synonymy, prepositional synonymy, and near synonymy) such as classified by Cruse (2004). However, in the tradition of Arabic semantics, there is a term called Al-?itnab, the meaning strengthening by giving a long statement, as a part of the study of Al-bala:gah This is actually a part of Arabic synonymy.
During this time, in the tradition of the Arabic semantics, the study about paradigmatic relations of inclusion and the study of synonymy in the Arabic language overlaps one another. Meanwhile, hyponymy and meronymy as a subclassification of inclusion relation are not found in the Arabic semantics. Paradigmatic relations of inclusion in the Arabic semantics appears in the form Al-?it-nab, either as a form of hyponymy or meronymy.
The study about paradigmatic relations of opposition (Al tada:d) in the Arabic language such as synonymy is only seen from the motivation point of view. By following the Western theories, relations of opposition in the Arabic language can appears in the form of complementary opposites, antonymy opposites, and directional opposites. To analyze relations of opposite, the tradition of Arabic semantics refers to what is called al-di:d or contranymy. Beside Al-di:d, contranymy in the Arabic language appears in the form of Al-tagli:b, contranymy that has dualis grammar. Besides, the tradition of Arabic semantics has the use of opposite relation in a verse of the Holy Qur'an, namely Al-tiba:q and Al-muqa:balah Al- tiba:q is a contrast pair that appears at the same time in a verse of the Holy Qur'an. Meanwhile, Al-muga:balah is a contrast that appears in the beginning of a sentence and another contrast appears as a balance of the contrast of the first sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
D546
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Andalusia, auhtor
"[Ulat Sutra Musim Semi adalah cerita pendek karya penulis sastra modern Cina, yaitu Mao Dun. Ulat Sutra Musim Semi mengisahkan kehidupan para petani ulat sutra di sebuah desa di Shanghai, Cina. Desa ini dilanda kemiskinan akibat masuknya ulat sutra impor yang lebih populer di pasar dibandingkan dengan ulat sutra lokal. Bangsa asing menjadi penghancur bisnis turun temurun di desa itu, membuat masyarakat di sana jatuh miskin. Dalam cerita pendek ini Mao Dun seringkali menggunakan kata洋 (yáng) sebagai diksi yang berhubungan dengan hal-hal berbau asing. Jurnal ini akan meneliti makna yang terkandung dalam kata 洋 dan pengaruhnya dalam cerita.

Spring Silkworms is a short story written by Mao Dun, a writer from modern Chinese literature era. Spring Silkworms is a story about silkworm peasants in a village in Shanghai, China. The village is ruined by poverty due to the influx of imported silkworms are more popular in the market compared to local silkworms. Foreign nations become business destroyer hereditary in the village, made the villagers impoverished. In this short story Mao Dun often use the word 洋 (yáng) as a diction that relate to matters of foreign things. This journal will examine the meaning contained in the word 洋 and its influence in the story.;Spring Silkworms is a short story written by Mao Dun, a writer from modern Chinese literature era. Spring Silkworms is a story about silkworm peasants in a village in Shanghai, China. The village is ruined by poverty due to the influx of imported silkworms are more popular in the market compared to local silkworms. Foreign nations become business destroyer hereditary in the village, made the villagers impoverished. In this short story Mao Dun often use the word 洋 (yáng) as a diction that relate to matters of foreign things. This journal will examine the meaning contained in the word 洋 and its influence in the story., Spring Silkworms is a short story written by Mao Dun, a writer from modern Chinese literature era. Spring Silkworms is a story about silkworm peasants in a village in Shanghai, China. The village is ruined by poverty due to the influx of imported silkworms are more popular in the market compared to local silkworms. Foreign nations become business destroyer hereditary in the village, made the villagers impoverished. In this short story Mao Dun often use the word 洋 (yáng) as a diction that relate to matters of foreign things. This journal will examine the meaning contained in the word 洋 and its influence in the story.]
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suranta Abd. Rahman
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ilfan Askul Pehala
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan frasa dan kata majemuk yang memiliki fungsi dan makna dalam puisi. Sumber data penelitian adalah dua puisi dari Don Quixote. Teknik pengumpulan data dilakukan teknik pembacaan dan teknik pencatatan atau simak catat dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif secara formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis frasa yang ditemukan dalam puisi ini ada lima yaitu: frasa determiner/FD, frasa nominal (FN), frasa verba (FV), frasa adjektiva (F Adj.) dan frasa preposisional (F Prep.). (2) Fungsi yang dibedakan menjadi 3, yaitu referensial, puitis/estetis dan komunikatif. (3) Makna yang ada dalam sajak tersiri dari 5 yaitu denotatif, gramatikal, kiasan, idiom, dan konotatif. (4) Fungsi frasa dan kata majemuk dalam sajak."
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fikri Noor
"Penelitian ini membahas urutan kata bahasa Arab dalam media koran Al-Ahram, Mesir periode Nopember 2012. Urutan kata adalah bagian dari kajian sintaksis dan berperan sebagai ciri khas suatu bahasa. Penelitian ini menggunakan teori Shinny yang mengklasifikasikan urutan kata menjadi jumla ismiyya dan jumla fi’liyya dan Holes dengan klasifikasi VSKOMP, SVKOMP, KOMPVS, dan VKOMPS. Teori-teori ini digunakan agar analisis pada korpus data menjadi lebih rinci.
Penelitian ini juga memberikan analisis singkat mengenai kesesuaian subjek-predikat berkaitan dengan urutan kata. Penelitian ini memberikan gambaran pemakaian urutan kata yang produktif dengan pembuktian pada korpus data. Berdasarkan penghitungan pada korpus data yang berupa 100 kalimat, jumla fi’liyya muncul pada 80 kalimat sedangkan jumla ?ismiyya muncul pada 20 kalimat.

This research analyses Arabic word order in the Al-Ahram Newspaper, Egypt in November 2012. Word order is a part of syntactic research and also characteristic of a language. This research uses Shinny’s theory and Holes’ theory about classification of Arabic word order. Shinny’s theory divide the sentence into jumla ?ismiyya and jumla fi’liyya while Holes’ theory divide the sentence into VSKOMP, SVKOMP, VKOMPS, and KOMPVS sentence.
This research also gives a brief analysis about subject-predicate agreement related to the word order. The research gives a description about the productivity of the word order with evidences in the corpus. Based on statistic count from the 100 sentences of corpus, 80 sentences is jumla fi’liyya and 20 sentences is jumla ?ismiyya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finoria Kurniawati
"[ ABSTRAK
Kata yang kita temui dan gunakan dalam berkomunikasi memiliki makna leksikal dan kontekstual. Makna leksikal merupakan makna kata yang sebenarnya yang belum mengalami penyesuaian dengan konteks, sedangkan makna kontekstual adalah makna kata yang yang terikat dengan konteks situasi dalam suatu peristiwa bahasa. Ada kata-kata khusus yang digunakan pada satu topik, kegiatan, dan bidang tertentu tetapi juga dapat digunakan pada topik, kegiatan, atau bidang lainnya sehingga makna leksikal dan kontekstual kata tersebut menjadi berbeda-beda. Jurnal ini membahas mengenai makna leksikal dan makna kontekstual pada kata-kata khusus yang digunakan dalam artikel tentang make-up mata di situs Rubriek.nl, serta bagaimana penggunaan kata-kata khusus tersebut pada topik, kegiatan, dan bidang lain. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah dari sembilan kata khusus yang digunakan pada artikel make-up mata, terdapat lima kata yang juga digunakan pada konteks atau bidang lain. Kata-kata tersebut memiliki makna leksikal dan kontekstual yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Makna leksikal pada kata khusus dalam topik make-up mata dan topik lain berbeda disesuaikan dengan konteks, bentuk dan peruntukannya sehingga menghasilkan makna kontekstual.
ABSTRACTWords that we find and use to communicate have lexical and contextual meanings. Lexical meaning is the meaning of the word that has not been adjusted to the context, while the contextual meaning is the meaning of the word that is bound to the context of the situation in a language event. There are special words that are used on a topic, activity, and certain field but also can be used on the other topic, activity, or field so that the lexical and contextual meaning of the word becomes different. This journal discusses lexical and contextual meaning of the specific words used in eye make-up article on the site Rubriek.nl, as well as how to use these special words on the other topic, activities, and fields. The method used is qualitative. The result of this study is nine of specific words used in eye make-up article, there are five words that are also used in the another context or field. These words have different lexical and contextual meaning from one another. Lexical meaning of any particular word in the eye make-up topic and other different topics is adapted to the context, forms and designation so it will create contextual meaning., Words that we find and use to communicate have lexical and contextual meanings. Lexical meaning is the meaning of the word that has not been adjusted to the context, while the contextual meaning is the meaning of the word that is bound to the context of the situation in a language event. There are special words that are used on a topic, activity, and certain field but also can be used on the other topic, activity, or field so that the lexical and contextual meaning of the word becomes different. This journal discusses lexical and contextual meaning of the specific words used in eye make-up article on the site Rubriek.nl, as well as how to use these special words on the other topic, activities, and fields. The method used is qualitative. The result of this study is nine of specific words used in eye make-up article, there are five words that are also used in the another context or field. These words have different lexical and contextual meaning from one another. Lexical meaning of any particular word in the eye make-up topic and other different topics is adapted to the context, forms and designation so it will create contextual meaning.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jacqueline Sara Johanna
" ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerjemahan kata sapaan orang kedua dalam percakapan langsung yang terdapat dalam novel Pulang ke dalam novel Heimkehr nach Jakarta. Padanan sapaan yang dipilih penerjemah diteliti berdasarkan relasi sosial antara penutur dan lawan tutur. Dalam penelitian ini juga akan dibahas faktor-faktor yang mendasari tindakan penerjemah dalam mempertahankan sapaan Indonesia maupun melesapkannya dalam teks sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbentuk kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan untuk memperoleh dasar dalam menganalisis dan membandingkan seluruh sapaan yang ditemukan dalam novel Pulang dan terjemahannya dalam novel Heimkehr nach Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konteks sosial dan budaya yang terdapat dalam masyarakat Indonesia dan Jerman menjadi dasar pertimbangan penerjemah dalam memilih padanan sapaan, mempertahankan sapaan Indonesia maupun melesapkannya dalam teks sasaran. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa situasi komunikasi dan kaidah bahasa menjadi faktor lainnya yang memengaruhi penerjemahan sapaan.
ABSTRACT This research attempts to explain the translation of second person forms of address in direct conversations found in novel Pulang to Heimkehr nach Jakarta. The equivalents of the forms of address chosen by the translator are analyzed according to the social relation between the speaker and the listener. This research also attempts to explain the factors underlying the translator rsquo s decision to preserve Indonesian form of address or to omit it in the target text. This research applies the qualitative method in form of literature study. The literature study gives the principles for analyzing and comparing all forms of address found in the novel Pulang and their translation in the novel Heimkehr nach Jakarta. The result shows that the different social and cultural context in Indonesia and Germany underlies the translator rsquo s consideration in either choosing an equivalent in German, preserving the Indonesian form of address, or omitting it in the target text. Furthermore, the result shows that communication situation and language principles also affect the translation of the forms of address."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>