Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyatna
"Penulisan ini mengenai Konsep Laku dalam Suhik Linglung Sunan Kalijaga (Syeh Malaya). Latar belakang pemilihan topik ini adalah bahwa pokok pembahasan mengenai sastra suluk yang berkaitan dengan mistik belum banyak di kaji. Oleh karena itu dalam penulisan ini diketengahkan sebuah topik tentang suluk, mistik dan laku. Lebih jauhnya untuk mengungkapkan dan mengkaji lebih lanjut konsep Laku yang terdapat dalam Suluk Linglung Sunan Kalijaga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nika Halida Hashina
"Mistisisme merupakan orientasi atau ketertarikan terhadap hal-hal mistis. Kehadiran mistisisme, khususnya pada masyarakat Jawa, dapat dilihat dari praktik ilmu sihir dan santet. Terdapat berbagai tujuan yang mendasari terjadinya sihir dan santet di masyarakat. Janur Ireng menjadi salah satu novel yang merepresentasikan berbagai bentuk serta tujuan sihir dan santet yang digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini membahas representasi dan fungsi mistisisme Jawa dalam novel Janur Ireng karya Simpleman. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil dan analisis mengungkapkan mistisisme direpresentasikan dalam bentuk sihir dan santet, okultisme, tumbal, ritual, serta pernikahan sedarah. Sementara itu, fungsi mistisisme hadir dalam pemanfaatan para tokoh yang menggunakan sihir dan santet sebagai alat dengan tujuan kekuasaan yang mampu memodifikasi nilai dan moral, khususnya seksualitas dan stratifikasi sosial.

Mysticism is an orientation or interest in mystical things. The presence of mysticism, especially in Javanese society, can be seen from magic and witchcraft also its practice. There are various purposes for the occurrence of magic and witchcraft in society. Janur Ireng is one of the novels that represents the various forms and purposes of magic and witchcraft used by the public. This study discusses the representation and function of Javanese mysticism in the novel Janur Ireng by Simpleman. This research uses descriptive qualitative with a sociological approach of literature. The results and analysis reveal that mysticism is represented in the form of magic and witchcraft, occultism, sacrifice, ritual, and incest. Meanwhile, the function of mysticism is presented from characters who use magic and witchcraft as tools to aim power that can modify values and morals, especially sexuality and social stratification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
899.24 AJA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmillah Kamilah
"ABSTRACT
Penelitian ini mengangkat tema tentang unsur mistik dari kumpulan cerita cekak cerkak alaming lelembut yang terdapat dalam Panjebar Semangat tahun 2011. Cerkak tersebut merupakan salah satu bentuk rubrik dalam majalah Panjebar Semangat. Rubrik cerkak tersebut menceritakan tentang berbagai kejadian mistik yang dialami oleh tokoh di dalam masing-masing cerita. Terdapat 5 cerkak yang dipilih sebagai objek penelitian. Unsur struktural cerita sangat mempengaruhi bagaimana mistik tersebut disampaikan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah unsur mistik Jawa yang terkandung di dalam lima cerkak Panjebar Semangat tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dengan metode analisis deskriptif. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian karya sastra Jawa, serta memperoleh gambaran mengenai mistik dalam objek kajian yang digunakan, yaitu lima cerkak dalam kumpulan cerkak Panjebar Semangat Tahun 2011. Ditinjau dari segi mistik, lima cerkak tersebut memberikan banyak cerminan sosial yang kuat, baik langsung maupun tak langsung. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ternyata unsur-unsur mistik di dalam kelima cerkak Panjebar Semangat tahun 2011 terbukti adanya konsep kepercayaan tentang mistik yang masih melekat di dalam masyarakat Jawa.

ABSTRACT
This research is the theme of the mystical element of a series of Javanese short stories of Alaming Lelembut contained in Panjebar Semangat in 2011. The story is one of the rubric form in Panjebar Semangat magazine. The narrative rubric tells about the mystical events experienced by the characters in each story. There are five Javanese short stories selected as research object. The structural elements of the story greatly affect how the mystique is delivered. The problem discussed in this research is how is the element of Javanese mysticism contained in the five concepts of Panjebar Semangat This research uses an objective approach with descriptive analysis method. The benefits of this research are expected to increase the reference of Javanese literary research, and obtain a description of the mystique in the object of study that is used, that is five Javanese short stories in the compilation Javanese short stories Panjebar Semangat in 2011. In terms of mystique, the five Javanese short stories provide many strong social reflection, Either directly or indirectly. The result of this research concludes that it turns out that the mystical elements in the five concepts Panjebar Semangat in 2011 proved the existence of the concept of belief about mystic that is still inherent in the Java community. "
2017
S66905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suti Mulyani
"Di Bagan Siapi-api, kecamatan Bangko, kabupaten Beng_kalis tempat tinggal orang tua penulis ada daerah tempat para pengikut. tarekat Naqsyabandiyah bersuluk. ini meru_pakan salah satu dari sekian banyak tempat suluk yang ter_dapat di berbagai daerah di propinsi Riau. Mayoritas pen_duduk daerah ini adalah non- muslim/Tionghoa, dan rata-rata hidup dari penangkapan ikan. Melalui khalifah yang memimpin madrasah-madrasah, su_luk Naqsyabandiyah mampu menjadi penuntun hidup kerohanian masyarakat muslim di Bagan Siapi-api. Para khalifah meru_pakan pimpinan informal dalam masyarakat muslim dan menjadi suri tauladan serta pelindung rakyat. Amalan-amalan dalam suluk Naqsyabandiyah ini sanggup memberi bekal kepada masyarakat Muslim sekitarnya, yaitu tuntunan rohani agar tidak terjebak ke dalam kehidupan yang terlalu keduniawian, materialistis, dan perbuatan perbuatan maksiat. Melalui berbagai latihan spiritual, penduduk menggali dan mendalami suluk Naqsyabandiyah untuk bisa mengimbangi kehidupan duniawi yang penuh dengan goda_an dan tantangan. Ada anggapan bahwa suluk Naqsyabandiyah memberi bekal pada para pengikutnya untuk dapat hidup le_bih sempurna di jalan Allah Swt. Ini yang menjadikan penu_lis ingin mengetahuinya lebih lanjut. Istilah suluk pada hakekatnya ialah: mengosongkan jiwa ( takhalli ) dari pada sifat.-sifat yang tercela yaitu maksiat lahir dan maksiat batin, yang digerakkan oleh ha_wa nafsu. Dan mengisinya kembali ( tahalli ) dengan sifat-_sifat yang terpuji yaitu taat lahir dan taat batin, yang digerakkan oleh akal dan ilmunya, sehingga dengan demikian terciptalah manusia baru yang indah ( Jamal ) dan sempurna ( kamal ) untuk masyarakat damai yang penuh dengan rasa persaudaraan cinta- mencintai Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhan_nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh serta janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. ( Surat al-Kahfi:l10 )."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komari
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011
091 KUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi tiga teks, sebagai berikut: (1) Serat Seh Malaya (kadang-kadang dinamakan Suluk Seh Malaya), yang sebagian besar mengisahkan pengembaraan tokoh Seh Malaya mencari guru. Pengembaraan diawali dengan berguru pada Sunan Benang lalu berlanjut hingga penjelasan dan uraian mengenai mistik Islam, seperti uraian mengenai rasa dan keterangannya, nafas, nufus, tanafas dan masih banyak lagi. Versi teks Seh Malaya ini mirip dengan FSUI/CS.103 pada pupuh 1-4, kemudian menyimpang jauh. Keterangan mengenai teks Seh Malaya lainnya lihat Behrend 1990: 520 tentang MSB/P.159. Di bawah ini tercantum daftar pupuh dari naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1-2 dari masing-masing pupuh. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) dhandhanggula; (6) asmarandana; (7) pucung; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) maskumambang; (11) megatruh; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana. (2) Teks kedua adalah cuplikan Mustaka Rancang, berisi ajaran mengenai perlambang dan makna dari rangkaian huruf-huruf Arab, penjelasannya dikaitkan dengan ajaran mistik Islam seperti makna huruf alif dan kedudukannya di tubuh manusia, demikian seterusnya. Yang dikutip hanya satu pupuh, bertembang dhandhanggula sebanyak 26 bait (Puniku pirasating tulis, ingaranan ing Mustaka Rancang). (3) Teks ketiga berupa cuplikan dari piwulang karya Pakubuwana IV, yakni Wulangreh. Cuplikan terdiri atas dua pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) maskumambang. Pada teks terakhir itu juga terdapat keterangan mengenai saat penyalinan yang menyebutkan hari Kamis Wage, 10 Rabingulakir, Be 1808 (3 April 1879). Tempat penyalinan tidak disebutkan. Pigeaud membeli naskah ini di Yogyakarta pada tanggal 16 Maret 1932, dengan perantaraan J.L. Moens. Menurut catatan Pigeaud pada h.l, ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, tetapi ringkasan tersebut tidak ditemukan lagi dalam koleksi naskah FSUI. Pada halaman awal juga terdapat hiasan berbingkai dengan motif sulur berbunga (lung-lungan) dibuat dengan pensil dan tinta. Selain teks yang telah disebutkan di atas, juga ditemukan beberapa teks lain, seperti cuplikan dari kisah Patih kerajaan Medang (h.ii) atau mengenai catatan hutang piutang yang ditulis lengkap oleh pemilik naskah (h.iii). Ada juga daftar nama orang dan daftar nama bulan dalam penanggalan Masehi tahun 1907 (h.iv). Yang tak kalah penting adalah catatan mengenai meninggalnya seorang raja Yogyakarta pada hari Jumat Paing, tanggal 4 Rejeb, warsa Je, pada tahun 1901 M (h.v). Catatan mengenai jenis-jenis besi yang digunakan dalam pembuatan sebuah keris juga disebutkan (h.vi). Sedang pada h. 113 terdapat keterangan mengenai surat seseorang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.102-NR 166
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat sebagian dari teks Serat Candrageni, karangan R.Ng. Ranggawarsita di Surakarta. Teksnya menguraikan kata-kata sengkalan, namun berbeda dengan teks-teks Candrasengkala. Uraian sengkalan di sini mengutamakan makna mistik dari kata-kata sengkalan yang diuraikan. Sebagai contoh, definisi (jarwa katranganipun) untuk kata rupa sebagai berikut: Rupa sajati, inggih punika rupaning wiji. Rupaning wiji punika ingkang amawa semu, amratandhani saking urubing cahya. Urubing cahya wau sajatosing gesang, dados wijining dumadi sadaya. Kata-kata yang diuraikan diambil dari bait-bait tembang kusumawicitra yang terkenal sebagai Serat Candrasengkala yang dulu dihafal oleh semua bujangga dan abdidalem carik. Untuk beberapa naskah lain yang memuat teks yang mirip, sekalipun jauh lebih lengkap, lihat LOr 6422 dan LOr 6597. Naskah ini diperoleh FSUI sebagai hadiah dari P.T. Caltex tahun 1977. Salah seorang pemilik sebelumnya adalah Kusumayuda (h.i, pojok kanan bawah). Penyalinan naskah diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-20, berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan. Nama penyalin atau tempat penyalianan belum diketahui."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.4-CT 28
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ngabehi H. Soediro
"Buku ini merupakan piwulang mengenai manunggal, bersemedi dan juga petunjuk-petunjuk mengenai kehidupan ajaran ma (pa) nunggal adalah ajaran yang harus menggunakan kewaspadaan. Agar dapat menghilangkan hawa dan nafsu yang jelek untuk mendorong tercapainya hawa yang baik. Selanjutnya dapat berlaku adil dan bijaksana. Tatacara semedi antaranya adalah harus memakai pakaian yang bersih dan berwarna putih. Sebelumnya harus bersuci dahulu dan harus dilakukan pada malam hari di waktu manusia/orang-orang tidur. Jika dilakukan benar dan khusuk maka seseorang akan mencapai keheningan alhasil bisa melihat pada hal-hal yang gaib. Piwulang kehidupan adalah ajaran yang diberikan kepada umat manuasia dari wejangan Sunan Kudus. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) dhandhanggula; (6) pangkur."
Semarang: Aquarius, [date of publication not identified]
BKL.0048-PW 48
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan karangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam, seperti ajaran tentang hakekat hidup. Teks-teks yang termuat dalam naskah ini antara lain: pepali Ki Ageng Sela (h. 1-10) keterangan referensi dapat dilihat pada FSUI/PW.50 dan 122; teks ajaran Sultan Hamengkubuwana yang mengambil dasar ajarannya dari teks wulangreh (h. 16-47), lihat pratelan I: 72; wulang putri (h. 51-72); dongeng manusia dan lutung (h. 77-88); wulang estri (h. 90-107), lihat pratelan II: 309; kadis kur?an (h. 110-123); suluk wahyu (h. 128-139); suluk wanasara (h. 144-146); suluk dhalang (h. 147-152); suluk wahya (h. 152-153), lihat SMP/MN. 314.31 dan Rp.326.31; suluk besi (h. 153-156), lihat MSB/P.19, 21, 49-50, 149, 190, 210, SMP/KS.386.3; suluk markum (h. 156-158); suluk kaki tuwa (h. 158-160); suluk asmara (h.160), lihat MSB/P.21, 27, 120; suluk jebeng (h. 160-163), lihat MSB/P.21, 149, 167, 210, SMP/KS.496.2, 502.7, MN.313.9, 314.2, Rp.326.2, 327.7, 332.10; suluk nepi (h. 163-164); suluk bodo (h. 164-166), lihat SMP/KS.491.1, 510.2; suluk tokid (h. 166-167); suluk senggama (h. 167-170); suluk saeka kapti (h. 170-171); suluk purbajati (h. 171-172); suluk basar (h. 172-173); suluk duryat (h. 173-174), lihat MSB/P.21, 210; suluk lonthang (h. 174-178), lihat SMP/KS. 496.7, 502.13, Rp.332.12, 333.10; suluk mitra (h. 178-180); suluk beret (h. 180-182); dan suluk baka (h. 182-183). Teks tidak mencantumkan nama keterangan penulis maupun penyalinnya, namun pada h. 91 ditemukan keterangan mengenai saat penyalinan (?), yaitu: jumungah minangka witnya, pan tanggal ping tiga likur, pinareng wulan siyam, warsa sengkalane mangkin, nir pandhita girine bumi kawangwang (1770) atau tanggal 28 Oktober 1842. Dari keterangan mengenai saat penyalinan tersebut ternyata terdapat kekeliruan, karena menurut perhitungan penyunting, tanggal 23 Siyam 1770 J jatuh pada hari Kamis Pahing bukan pada hari Jumat. Melihat gaya tulisan dan jenis kertas yang digunakan, teks ini diperkirakan berasal dari Surakarta pada sekitar pertengahan abad ke-19. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 7 Juni 1932., di Yogyakarta. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933, namun ternyata di dalam koleksi naskah FSUI tidak ditemukan ringkasan teks ini. Selain itu, di luar teks juga terdapat semacam daftar isi naskah yang dibuat oleh Pigeaud, namun tanpa nomor halaman dimana teks itu berada. Berikut ini daftar pupuh naskah ini hanya dibuat sampai pupuh ke-41 (h. 147), karena pada halaman selanjutnya teks sangat sukar dibaca. (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) maskumambang; (7) megatruh; (8) pangkur; (9) gambuh; (10) durma; (11) wirangrong; (12) pucung; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) girisa; (17) mijil; (18) asmarandana; (19) dhandhanggula; (20) sinom; (21) asmarandana; (22) sinom; (23) pangkur; (24) dhandhanggula; (25) gambuh; (26) asmarandana; (27) sinom; (28) maskumambang; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) mijil; (32) dhandhanggula; (33) sinom; (34) asmarandana; (35) megatruh; (36) kinanthi; (37) pangkur; (38) pucung; (39) maskumambang; (40) pangkurl; (41) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.112-NR 194
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>