Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Setyo Utomo
"Skripsi ini berjudul Transformasi Cakapan dari Novel ke Skenario Film, Sebuah Studi Kasus atas Novel Cas Cus dan Pabrik. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan gejala-gejala perubahan cakapan dalam transformasi dari novel ke skenario film, yaitu novel Cas Cus dan Pabrik ke dalam skenario film Cas Cis Cus dan skenario film Pabrik karya Putu Wijaya. cakapan dalam proses transformasi tersebut menunjukkan beberapa alternatif perubahan; antara lain cakapan menjadi cakapan tanpa perubahan, cakapan dengan perubahan yang dapat dijelaskan melalui teori Riffaterre dan Partini Sardjono-Pradotokusumo, yakni teori ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp. Perubahan cakapan dalam proses transformasi novel ke skenario film juga mempengaruhi penokohan dan kualitas watak tokoh. Hal ini disebabkan cakapan sangat erat hubungannya dengan tokoh dalam metode penokohan dramatik. Di dalam Proses transformasi dari novel ke skenario film --sekalipun dilakukan oleh pengarang novel sebagai penulis skenario filmnya, bahkan menyutradarai film itu sendiri-- perubahan atas hipogramnya tidak dapat dihindarkan. Kenyataan tersebut disebabkan oleh (1) karena perbedaan media novel dan film, (2) proses transformasi itu sendiri. Di dalamnya terkandung pengertian resepsi (pemahaman ulang) yang menyebabkan sang pelaku transformasi ini nenganggap teks hipogram sebagai bahan baku mentah (raw material) yang perlu diolah kembali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian sastra dapat dilakukan dengan melihat satu jenis genre sastra, misalnya, novel, cerpen, pantun, dan lain-lain. Selain itu, penelitian sastra juga dapat dilakukan dengan melihat dua genre sastra, cerpen dan novel, puisi dan novel, film dan novel, dan lain sebagainya. Penelitian terhadap kedua genre ini, umumnya berbentuk perbandingan terhadap salah satu unsur genre. Sama halnya dengan skripsi ini, bentuk dari penelitiannya adalah perbandingan, yaitu membandingkan sebuah cerita film hasil adaptasi dengan cerita pada genre asalnya, novel. Melalui perbandingan, dapat diketahui bahwa umumnya, ketika novel difilmkan (prosesnya biasa dikenal dengan sebutan adaptasi) ditemukan perbedaan cerita. Hal ini pula, yang diangkat menjadi masalah dalam skripsi ini, yaitu bagairnana proses adaptasi yang terjadi dalam novel dan film yang dijadikan bahan penelitian dalam skripsi ini. Bagian dari proses adaptasi yang akan diteliti adalah bagian struktur cerita, yaitu tema dan sudut pandang novel dan film, Objek dari penelitian ini adalah cerita Izu no Odoriko. Novel Izu no Odoriko diterbitkan pada tahun 1925, pengarangnya adalah Kawabata Yasunari_ Novel ini diangkat menjadi objek penelitian karma memiliki cara bertutur yang nyata, sehingga setiap orang yang membacanya mendapat gambaran jelas akan hal yang diceritakan oleh pengarang. Penggambaran yang nyata ini pula yang membuat beberapa pernbuat film di Jepang ingin memfilrnkan novel ini. Terbukti, setidaknya sudah empat kali novel ini difilmkam Film Izu no Odoriko yang dijadikan objek penelitian adalah film versi 1974 yang disutradarai oleh Nishikawa Katsuki. Jika dilihat secara garis besar cerita film versi 1974 sama persis dengan cerita novelnya; ada kesamaan seluruh cerita dengan novel anal, umumnya tidak ditemukan dalam film adaptasi. Penelitian tentang adaptasi dari novel ke film Izu no Odariko ini, menggunakan teori intertekstual dalam menganalisis masalah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa cerita film tidak seutuhnya sama dengan cerita novelnya. Perubahan cerita akibat pergantian media sebenamya tetap terjadi, hanya saja pembuat film berusaha agar perubahan cerita tidak terlalu jauh berbeda dari cerita novel. Bagian terbesar yang mengalarni perubahan (transforrnasi} adalah tema clan sudut pandang. Tema tidak berubah secara total hanya saja bergeser, yaitu tema yang awalnya menjadi tema bawahan dalam novel, berubah menjadi tema utama dalam film. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sudut pandang, maka baru dirasakan ada perubahan. Perubahan yang tidak dapat dielakkan akibat perpindahan media. Penerapan sudut pandang 'tokoh utama' dari novel, tidak dapat dimasukkan secara keseluruhan dalam film, karena akan menimbulkan perasaan monoton bagi penonton. Menerapkan secara terus-menerus sudut pandang 'tokoh' utama dalam film berarti membuat penonton melihat cerita hanya dari sudut pandang seorang tokoh. Bahkan dari segi garnbar sekalipun, penonton hanya dapat melihat benda-benda yang dilihat tokoh. Untuk itu sudut pandang harus ciiubah menjadi sudut pandang yang lebih objektif, di mana sudut pandang lebih berpihak pada jalan cerita bukan pada salah satu tokoh. Penelitian ini tidak hanya bermaksud untuk menganalisis masalah adaptasi, tetapi juga ingin mengajak pihak-pihak pernerhati sastra untuk melihat media lain penyampai sastra Sebuah karya sastra tidak hanya terns menerus disarnpaikan melalui tulisan tetapi juga bisa dilihat melalui gambar. Jangan takut kehilangan nilai estetis dari kata-kata, karena ketika sebuah karya sastra difilmkan kata-kata tidak akan kehilangan nilai estetisnya, lebih baik lagi ditambah dengan nilai estetis gambar."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Faisal
"Kerja perfilman merupakan kerja tim, bukan kerja perorangan, termasuk di dalamnya penggarapan pemindahan latar dari novel ke film. Karena proses transformasi itu melalui dua tahap, yakni dari novel ke skenario dan kemudian dari skenario ke film, maka pemindahan latar bukan hanya menjadi tanggung jawab Sutradara dan Art Director, melainkan juga penulis skenario, tim teknik, bagian laboratorium, penata suara, penata musik, dan seluruh tim artistik yang rnempersiapkan kostum, desain selling, property, dan detail perlengkapan lainnya. Kasus pemindahan latar novel Serpihan Mutiara Retak karya Nina Pane Budianto ke dalam film dengan judul yang sama oleh sutradara Wim Umboh dan penulis skenario Satmowi Atmowiloto memperlihatkan penggarapan yang tidak baik jika dibandingkan dengan pemindahan latar dan novel Saat-Saat karya Arswendo Atmowiloto ke dalam film yang berjudul Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku yang disutradarai Jun Sapto Hadi dan penulis skenario Arswendo Atmowiloto.
Kegagalan penggarapan latar dalam film Serpihan Mutiara Retak dikarenakan pekerja film lebih berkonsentrasi pada pengadeganan peristiwa, dan bukan pada latar yang menyelimuti peristiwa tersebut. Sebaliknya, Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku justru menempatkan latar sebagai salah satu unsur terpentmg dalam proses produksinya. Ini terlihat dari keseriusannya memberi peran cahaya, pewamaan, dan penataan kostum. Dan perbandingan kedua novel dan film di atas, dapat diketahui bahwa penggarapan latar yang baik pada film akan muncul karena dorongan novel itu sendiri. Dalam arti, keherhasilannya sangat ditentukan olch bagaimana penulis novel menggarap latarnya. Selain itu, tugas penting yang harus dilakukan penata artistik dalam pemindahan latar novel ke film adalah menganalisis waktu cerita (fiksi) dan waktu peristiwa (Takla). Analisis rersebut sangat membantu dalam penggarapan selling, khususnya dalam pemilihan perangkat fisik yang akan digunakan dalam pembuatan film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Diah A.
"Bila sebuah novel diangkat ke layar lebar, akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan dapat terjadi dalam kisah cerita yang disampaikan, dalam cara penyajiannya, ataupun keduanya. Hal tersebut tidaklah dapat dihindari, karena di sini terjadi perubahan media, yaitu dari, media cetak ke media visual. Novel Hersenschimmen karya J. Bernlef adalah sebuah novel yang telah diadaptasi ke layar putih oleh sutradara Heddy Honnigman dengan judul yang sama. Novel dan film tersebut mengisahkan tentang proses kepikunan seorang laki_laki setengah baya. Walaupun terdapat kesamaan dalam kisah cerita yang disampaikan, karena novel dan film merupakan dua media yang berbeda, berbeda pula cara penyajiannya. Dalam skripsi ini saya membandingkan novel dan film Hersenschimmen. Dari perbandingan itu, dapat ditemukan persamaan dan perbedaan di antara kedua karya tersebut serta dapat mengetahui bahwa kenyataan membaca novel terlebih dahulu sangat mempengaruhi pandangan pada waktu menonton film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qissera el Thirfiarani
"Skripsi ini membahas novel dan film Crazy. Tujuan penelitian adalah membandingkan kedua karya untuk mengetahui persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam novel dan film sehingga dapat terlihat perubahan yang timbul akibat ekranisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah struktural, dengan pendekatan intrinsik. Pertama-tama, yang dianalisis adalah novel, kemudian fiimnya. Setelah itu, kedua analisis tersebut dibandingkan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan antara novel dan film. Selain itu terdapat pula beberapa perbedaan, yang timbul baik akibat tuntutan media yang digunakan maupun interpretasi sutradara. Salah satu contoh perbedaan yang timbul akibat tuntutan media yang digunakan adalah penokohan Benjamin Lebert. Dalam novel, cacat tubuh Benjamin, digambarkan melalui kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilakukan olehnya. Sedangkan dalam film, cacat tubuh Benjamin dapat dilihat melalui penampilan fisik pemeran tokoh tersebut. Perbedaan yang timbul akibat interpretasi sutradara dapat dilihat pada bagian alur. Dalam film terdapat peristiwa yang tidak terdapat dalam novel, yaitu saat terjadi pertengkaran antara Benjamin dan Janosch. Sebaliknya, ada pula peristiwa yang terdapat dalam novel tapi tidak dalam filmnya, yaitu pertemuan dengan Sambraus Marek.

This thesis discusses the novel and film _Crazy_. The purpose of my research is to compare the novel and the film, in order to find out the similarities and differences that occur as a result of adaptation. The structural method and intrinsically approach are used in this thesis. First of all, the novel is analysed and then the film. Afterward those both analysises are compared. My research proved that there are some similarities as well as differences that occur as a consequence of adaptation. The differences ensue because of the requirements of the medium and also the film director_s interpretation. An example of the difference that occurs caused by the medium requirement is characterization of Benjamin Lebert. In the novel, Benjamin_s physical handicap described with some activities, which are not able to be done by him, while in the film this can be seen by the physical appearance of the actor. The difference which occurs caused by the film director_s interpretation can be seen from the film_s plot. In the film there is occurrence, which doesn_t exist in the novel, that is the quarrel between Benjamin and Janosch. On the other hand, there is also occurrence in the novel, which doesn_t exist in the film, for example is the meeting with Sambraus Marek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmidjas Hendra
Jakarta : Pustaka Aweha, 2009
899.221 HEL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pamusuk Eneste
Ende, Flores: Nusa Indah, 1991
808.83 PAM n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Azzahara Azis
"Alih wahana adalah proses mengubah bentuk karya seni dari satu media ke media lain. Proses ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak, seperti seniman, penulis, atau produser media. Bentuk alih wahana dapat bervariasi, tergantung pada karya seni yang dialihwahanakan. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk perubahan dari novel ke film yang menghasilkan cerita yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan alih wahana di dalam film My Best Friend Anne Frank (2021) terhadap novel Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) sebagai adaptasi cerita dari film tersebut.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) karya Alison Leslie Gold dan film My Best Friend Anne Frank (2021) karya Ben Sombogaart. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang akan digunakan merupakan teori ahli wahana menurut Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian yang didapatkan terdapat penambahan unsur tokoh, tiga pengurangan cerita di dalam film, dan empat perubahan bervariasi. Alih wahana memungkinkan perubahan karakter tokoh dari satu bentuk karya sastra novel ke bentuk karya sastra film dengan tujuan supaya cerita dalam film tersebut memiliki plot yang berbeda dan lebih menarik.

Media transfer is the process of changing the form of an artwork from one medium to another. This process can be done by various parties, such as artists, writers, or media producers. The form of conversion can vary, depending on the artwork being converted. This research discusses the forms of change from novels to movies that produce different stories. The purpose of this study is to explain the translation in the movie My Best Friend Anne Frank (2021) of the novel Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) as an adaptation of the story from the film.The data used in this study is a novel entitled Memories of Anne Frank: Reflections of a Childhood Friend (1999) by Alison Leslie Gold and the movie My Best Friend Anne Frank (2021) by Ben Sombogaart. This research uses a qualitative descriptive method. The theory that will be used is the vehicle expert theory according to Sapardi Djoko Damono. The results obtained are the addition of character elements, three reductions in the story in the movie, and four varied changes. Vehicle transfer allows changes in character from one form of novel literary work to the form of film literary work with the aim that the story in the film has a different and more interesting plot."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Krisantina Hakim
"Penelitian ini akan memperilhatkan hubungan tekstual antara cerita pendek 'Datangnya dan Perginya' dengan novel Kemarau karya All Akbar Navis sebagai transformasi sastra. Penelitian ini juga memperlihat perubahan alur dan tokoh yang terjadi di dalam novel Kemarau. Untuk memperlihatkan transformasi teks _Datangnya dan Perginya_ dan Kemarau dilakukan beberapa langkah. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis struktural. Struktur yang dianalisis dibatasi pembahasannya pada alur dan tokoh. Langkah Ini dimaksudkan agar memudahkan pemahaman pembicaraan mengenai struktur 'Datangnya dan Perginya' dan Kemarau. Untuk sampai kepada transformasi teks, terlebih dahulu dilakukan analisis lntertekstual. Analisis lntertekstual ini dilakukan untuk melihat sejauh mana transformasi kesastraan kemarau dari hipogramnya, 'Datangnya dan Perginya'. Langkah terakhir adalah melihat transformasi alur dan tokoh dengan menggunakan analisis struktural dan analisls intertekstual yang telah dilakukan sebelumnya. Hasilnya menunjukkan bahwa ada unsur yang tetap dipertahankan seperhi dalam hipogram, ada juga unuur yang dipertahankan dengan modifikasi, ada unsur yang dihilangkan, dan ada juga unsur yang diperluas atau ditambahkan. Perubahan dari cerita pendek ke novel memperlihatkan bahwa ekspansi lebih berperan. Ekspansi bukan hanya perluasan unsur, tetapi juga penambahan unsur yang sama sekali tidak terdapat dalam hipogram. Transformasi yang terjadi di dalam Kemarau memperiihatkan adanya pergeseran alur. Alur utama di dalam hipogram menjadl alur bawahan di dalam Kemarau. Tema dan amanat yang disampalkan melalui tindakan tokoh utama membuat penyelesalan masalah dalam Kemarau bertolak belakang dengan hipogram. Tokoh Sutan Duano yang merupakan modifikasi dari tokoh Ayah digambarkan lebih hidup dengan 'menampilkan sisi baik dan buruknya. Transformasi yang terjadi tidak hanya menyangkut bentuk (dari cerita pendek ke novel) tetapi juga menyangkut Isi. Transformasi yang menyangkut isi didasari oleh tema dan amanat yang disampalkan dalam teks tersebut"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnellis
"Sensor atas Karya Sastra : studi kasus novel Jantera Bianglala. Pemunculan karya sastra tidak dapat terlepas dari pengaruh penerbit dan pemerintah. Peran kedua pihak itu dapat mempengaruhi struktur dan isi karya sastra. Kasus sensor atas karya sastra baik berupa sensor preventif maupun sensor represif telah terjadi sepanjang perjalanan sejarah sastra Indonesia, Sejak zaman kerajaan-kerajaan hingga zaman Orde Baru, kasus sensor teruks menimpa sejumlah karya sastra di Indonesia. Kasus ini berkaitan erat dengan sistem politik yang berlaku pada masa sebuah pemerintahan berkuasa. Di antara sejumlah kasus tersebut, kasus yang cukup pelik terjadi pada zaman Orde Baru, yaitu kasus sensor sendiri (self censorship) atas Jantera Bianglala (JB) yang dilakukan berdasarkan pertimbangan penerbit Kompas. Ahmad Tohari selaku pengarang kemudian mengubah isi bagian pertama karyanya itu. Alasan yang mendasari terjadinya sensor ini adalah besarnya tekanan Orde Baru dalam mengontrol kehidupan pers dan sikap berhati-hati Kompas terhadap isi JB yang menyinggung pihak militer. Perubahan yang terjadi pada JB setelah disensor tidak mempengaruhi struktur karya secara keseluruhan, tetapi tetap mengubah makna cerita. Citra militer yang kejam tidak terlihat pada JB yang disensor, tetapi kisah mengenai hakikat kehidupan dalam JB yang disensor menjadi lebih kuat daripada JB yang tidak disensor"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>