Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yusi Mutia A.
"Di Indonesia, jumlah kasus HIV-AIDS dari tahun ke tahun melaju cepat dan tidak pernah menunjukkan penurunan. Hingga Maret 2008 silam, jumlah kasus HIVAIDS di Indonesia mencapai 17.998 kasus (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2008). Sementara itu pada tahun 2007 sendiri terdapat 3874 kasus HIV-AIDS, dari jumlah tersebut 80% nya adalah pria dan 90% nya berada di usia produktif antara 20-49 tahun (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2007). Dapat diperkirakan sebagian besar penderita HIV-AIDS dari kelompok usia produktif ini merupakan para pekerja yang berada di tempat-tempat kerja seperti perusahaan, pabrik, pelabuhan, terminal, dsb. Para pekerja yang termasuk ke dalam kategori mobile migrant population merupakan salah satu kelompok pekerja yang berisiko terhadap penularan HIVAIDS.
Karena tuntutan pekerjaan, mereka biasanya sering berpindah-pindah, menetap di suatu tempat dalam waktu yang relatif singkat, serta jauh dari pasangan atau keluarga. Buruh bangunan merupakan salah satu sektor pekerjaan yang termasuk ke dalam kategori mobile migrant population ini, dimana biasanya buruh bangunan berasal dari luar daerah, jauh dari pasangan atau keluarga, serta pada umumnya kurang informasi mengenai HIV-AIDS.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko terkait HIV-AIDS dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada buruh bangunan di proyek P perusahaan konstruksi K, Jakarta tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan yaitu Cross Sectional.
Penelitian dilakukan terhadap buruh bangunan di proyek P perusahaan konstruksi K, Jakarta yang diambil secara acak dengan metode simple random sampling (SRS) pada Mei 2008. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer menggunakan alat bantu kuesioner. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program statistik komputer (EpiData dan SPSS) serta dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapat bahwa 18% buruh bangunan yang menjadi responden melakukan perilaku seksual berisiko. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square belum menunjukkan hubungan yang signifikan antara informasi, motivasi, ketrampilan berperilaku, umur, pendidikan, status pernikahan, frekuensi pulang ke daerah asal, dan keterpaparan terhadap penyuluhan dengan perilaku seksual responden. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah sampel penelitian tidak terlalu besar, walaupun begitu sudah terlihat kecendrungan hubungan diantara beberapa variabel tersebut.
Perilaku seksual berisiko pada para pekerja, terutama buruh bangunan, ini perlu mendapat perhatian yang serius karena dapat menjadi jembatan penyebrangan HIV dari kelompok yang berisiko tinggi (PSK) ke kelompok yang berisiko rendah (ibu rumah tangga dan anak-anak). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penyebarluasan informasi yang benar dan jelas mengenai HIV-AIDS secara luas dan berkesinambungan dengan melibatkan semua pihak yang terkait. Selain itu penyuluhan akan pentingnya penggunaan kondom dan ketrampilan untuk menggunakannya juga dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku seksual berisiko yang memungkinkan penyebaran HIV."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S5300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indarti Widyaningsih
"

Latar Belakang :  Penyakit akibat infeksi HIV memiliki pola penyebaran yang luas dan dapat menimbulkan kematian, oleh karena itu perlu mendapatkan akses pendampingan, pengobatan dan perawatan yang efektif dan efisien. Namun saat ini angka putus obat ARV di Indonesia masih tinggi dan 22% diantaranya loss follow up. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang memiliki jumlah penderita HIV terbanyak di Indonesia yaitu sebesar 65.578 orang dengan jumlah kasus Odha yang mengalami loss follow up yaitu 10.851 orang atau sekitar 17 % dari jumlah penderita HIV. Disisi lain Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu provinsi dengan jumlah layanan KT, jumlah layanan rujukan PDP dan jumlah layanan satelit PDP terbanyak di Indonesia. Pada tahun 2019 Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan wilayah dengan jumlah kasus LFU tertinggi kedua setelah Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan peningkatan jumlah kasus Odha loss follow up setiap tahunnya. Jakarta Barat memiliki kasus Odha loss follow up pada tahun 2019 dengan total 2210 kasus dan 4950 Odha on ART. Maka diperlukan perencanaan strategi, salah satunya dengan cara melihat sebaran dan kecenderungan penyebaran kasus Odha loss follow up melalui pemanfaatan sistem informasi geografi sebagai salah satu bahan untuk malakukan pemantauan dan evuasi program sehingga diharapkan dapat meminimalisir dan mencegah meningkatnya angka kasus Odha loss follow up di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Tujuan : Bahan perencanaan dalam menentukan strategi yang efektif dan efisien untuk meminimalisir dan mencegah meningkatnya angka kasus loss follow up pada Odha yang di Kota Administrasi Jakarta Barat

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terkait dengan determinan kasus loss follow up pada Odha tahun 2017-2019 yang diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis statistik serta analisis spasial dengan  overlay.

Hasil : Jumlah kasus Odha yang mengalami loss follow up di Kota Administrasi Jakarta Barat terus menunjukan peningkatan jumlah dari tahun 2017 hingga 2019. Jenis kelamin dan kelompok umur Odha memiliki korelasi kuat dan signifikan terhadap kejadian kasus loss follow up pada Odha. Tidak ada korelasi yang signifikan antara Odha dengan perilaku seks berisiko Odha dengan kejadian loss follow up. Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Barat yang terus mengalami peningkatan jumlah kasus loss follow up yang sangat signifikan dari tahun 2017 hingga 2019 adalah Kecamatan Palmerah. Hasil overlay dan skoring menunjukan bahwa Kecamatan Palmerah dan Tambora merupakan wilayah paling berisiko dan rawan untuk terjadinya peningkatan angka kasus loss follow up pada Odha. 

Kata Kunci : HIV, AIDS, Sistem Informasi Geografis, Loss Follow Up, overlay. 


Background : Disease caused by HIV infection has a widespread pattern and can cause death, therefore it is necessary to get access to assistance, treatment, and care that is effective and efficient. However, currently, the rate of dropping out of ARV drugs in Indonesia is still high and 22% of them are losing follow-up. Province of the Special Capital Region of Jakarta is one of the provinces that has the highest number of HIV sufferers in Indonesia, amounting to 65,578 people with the number of HIVpositive cases experiencing loss follow-up to 10,851 people or around 17% of the total number of HIV sufferers. On the other hand, the Special Capital Province of Jakarta is one of the provinces with the highest number of counseling and testing services, the number of care referral, support and treatment services and the largest number of HIV satellite services in Indonesia. In 2019 the West Jakarta Administration City was the region with the second-highest number of loss follow-up cases after the Central Jakarta Administration City with an increase in the number of cases of loss-follow-up for people with HIV every year. West Jakarta has cases of people with HIV loss followup in 2019 with a total of 2210 cases and 4950 people. So strategic planning is needed, one of them is by looking at the distribution and trends in the spread of cases of people with HIV loss follow-up through the use of geographic information systems as one of the ingredients for monitoring and evaluation of the program so that it is expected to minimize and prevent the increase in the number of cases of loss-follow-up in people in West Jakarta Administration City. 

Objective : As planning material in determining effective and efficient strategies to minimize and prevent the increase number cases of loss follow-up in people living with HIV in West Jakarta Administration City. 

Research Method : This study uses secondary data related to the determinants of loss follow-up cases in people with HIV in 2017-2019 obtained from the West Jakarta Administrative Office of Health. This research uses statistical analysis methods and spatial analysis with overlays. 

Results : The number of people with HIV who experienced a loss of follow-up in the City Administration of West Jakarta continued to show an increase in the number from 2017 to 2019. Gender and age groups of people with HIV have a strong and significant correlation to the incidence of loss follow-up cases in people with HIV. There is no significant correlation between the special population of people with HIV and the loss follow-up. Subdistricts in West Jakarta Administrative City that continue to experience a significant increase in the number of loss follow-up cases from 2017 to 2019 are the Palmerah Districts. The overlay and scoring results show that Palmerah and Tambora Subdistricts are the areas most at risk and vulnerable to lose follow-up in people with HIV. 

Keywords : HIV, AIDS, Geographic Information Systems, Loss Follow Up, overlays

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan koping perawat dalam memberikan askep pada klien anak dengan HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Desain yang digunakan adalah deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 88 responden. Hasil penelitian pada analisa univariat didapatkan bahwa rata-rata umur perawat 30,92 tahun, lama kerja 2,20 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan (94,3%), dengan tingkat pendidikan mayoritas D-3 (81,8%).Koping perawat dalam merawat anak dengan HIV/AIDS didapatkan paling banyak memiliki koping destruktif yaitu 49 perawat (55,7%) dan koping konstruktif 39 orang perawat (44,3%). Sedangkan pada analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara koping dengan karakteristik individu yang meliputi umur, jenis kelamin, dan lama kerja. Akan tetapi pada karakteristik tingkat pendidikan didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin baik koping konstruktif yang dimiliki oleh perawat.

This descriptive cross-sectional study aimed to determine the association between individual characteristics with nurses' coping in providing nursing services to pediatric clients with HIV/AIDS at Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 88 subjects. Mean nurses' age was 30.92 years and mean length of service 2.2 years. Most subjects were female (94.3%) and had a D3-degree (81.8%). Most nurses had a destructive coping mechanism in serving children with HIV/A1DS (49 nurses; 55.7%); the rest had a constructive coping mechanism. No significant association was found between coping and individual characteristics of age, sex, and length of service. Nurses' educational level was positively associated with a constructive coping mechanism."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5905
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Alfio Andhika
"Di Indonesia, kasus HIV/AIDS pada anak dari tahun 2010 sampai 2016 cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit penyerta yang sering muncul atau yang disebut dengan infeksi oportunistik pada klien dengan HIV/AIDS yaitu diare. Sampai dengan 60 dari orang yang hidup dengan HIV melaporkan diare. Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak dan terutama mereka yang terinfeksi HIV. Salah satu intevensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi BAB yaitu dengan terapi pijat yang merupakan salah sati terapi keperawatan komplementer. Terapi pijat dilakukan pada seluruh tubuh sebanyak dua hari dalam sehari selama tiga hari berturut-turut. Setelah dilakukan intervensi tersebut, tampak terjadi penurunan frekuensi BAB cair pada anak dengan diare persisten.

In Indonesia, HIV AIDS cases in children from 2010 to 2016 tend to increase. One of common comorbid illness or so called opportunistic infection in clients with HIV AIDS is diarrhea. Up to 60 of people living with HIV report diarrhea. Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in infants and children, especially those who are HIV infected. One of the nursing intervention that can be done to reduce the frequency of diarrhea with massage therapy that one of complementary nursing therapy. Massage therapy is performed on the whole body twice a day for three consecutive days. After the intervention, there appears to be a decrease in frequency of diarrhea in children with persistent diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyati Nur Azizah
"Duapertiga Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berusia dewasa mengalami depresi. Depresi merupakan respon terhadap masalah psikososial akibat diagnosa positif HIV yang menyebabkan isolasi diri dan perilaku beresiko bunuh diri. Tujuan penelitian kualitatif fenomenologi ini menggambarkan pengalaman depresi ODHA dewasa menjalani tugas perkembangan psikososialnya. Partisipan penelitian berjumlah 8 orang dan data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Enam tema yang dihasilkan: perjalanan penyakit merubah seluruh aspek kehidupan, menutup diri sebagai respon terhadap stigma, depresi sebagai respon kehilangan, strategi psikososial sebagai pilihan koping, kesadaran akan makna spiritual, dan kekuatan dukungan sosial dalam pencapaian peran dan harapan. Penelitian menyarankan ketersediaannya layanan keperawatan bagi ODHA berbasis komunitas.

Two-thirds of adult people with HIV/AIDS (PLWH) suffer from depression. Depression is a response to psychosocial problems as a result of HIV positive diagnosis that causes self-isolation and suicide risk transmit. The goal of this qualitative with phenomenological study was to describe the experience of depression in adult people with HIV/AIDS undergoing psychosocial developmental tasks. This research was involved 8 participants with in-depth interview as a methode to collect the data. Six themes marked the experience: the course of the disease changes all aspects of life, hide the HIV status as a response to stigma, depression as a response to loss, psychosocial as alternative coping strategy, awareness of spiritual meaning, and the strength of social support in the achievement of roles and expectations. Research suggested the availability of nursing services for PLWH community based."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khasanah
"Keberhasilan terapi ARV sangat ditentukan oleh kepatuhan minum obat ARV. YPImerupakan salah satu yayasan peduli HIV/AIDS tertua di Indonesia yang terletak diTebet, Jakarta Selatan. Beberapa pasien HIV/AIDS di YPI ditemukan pernahmengalami putus obat yang dapat berisiko kematian akibat kegagalan terapi ARV.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan minum obat ARV padapasien HIV/AIDS di YPI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif denganmenggunakan wawancara mendalam. Pengambilan data dilakukan pada 10 orang darikelompok ODHA, keluarga, dan pihak YPI.
Penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat pasien yang tidak patuh minum obat ARV. 5 informan yang penelitiwawancarai, 2 informan menyatakan pernah mengalami putus obat, 2 informan lainpernah terlambat minum obat dan 1 informan patuh minum obat. Penelitian ini menunjukkan faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat ARV yaitu kesibukan, kejenuhan minum obat, takut efek samping, dan merasa sudah sehat.

The success of antiretroviral therapy is largely determined by the adherence of taking an tiretroviral drugs. YPI is one of the foundation care HIV AIDS located in Tebet,South Jakarta. Several HIV AIDS patients in YPI have been found to have experienced drug withdrawal that could be at risk of death due to ARV therapy failure.
This study aims to look at the picture of adherence to taking ARV drugs and factors that influence adherence in HIV AIDS patients at YPI. This research is a qualitative research using in depth interviews. Data were collected on 10 people from HIV patients, family, andYPI groups.
This study shows that there are still patients who do not adhere to taking ARV drugs. 2 of 5 informants had a drug break, 2 informan not on time in taking medication. This study shows the factors that cause non adherence to take medication ARV that is busy, saturation of medicine, fear of side effects, and feel healthy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Mudanayasa
"Latar Belakang: Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatansignifikan setiap tahunnya, termasuk di Bali dan Gianyar, namun pemanfaatan VCTmasih rendah, di Gianyar hanya 28,4 . Rendahnya pemanfaatan VCT berhubungandengan faktor-faktor seperti umur, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,pengetahuan HIV-AIDS dan VCT, persepsi pelayanan kesehatan, stigma,diskriminatif, dukungan pasangan, keluarga dan teman, dukungan petugas kesehatan,dukungan LSM, keterampilan petugas dan akses ke pelayanan kesehatan.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatanklinik VCT HIV-AIDS di RSUD Sanjiwani, Gianyar tahun 2017.
Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang, metode kuantitatif. Populasipenelitian adalah seluruh responden yang berkunjung ke klinik VCT RSUDSanjiwani. Sampel adalah seluruh responden yang berkunjung ke klinik VCT bulanOktober sampai November 2017 yang memenuhi kriteria inklusi, bersedia ikut dalampenelitian dan menandatangani inform consent dan sampel diambil secara konsekutif.Pengumpulan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner, data sekunderdiambil dari register kunjungan klinik VCT. Analisis data menggunakan spss danpenyajian hasil dalam bentuk tabel.
Hasil: Terdapat 70 responden yang ikut dalam penelitian ini, didapatkan hubunganbermakna antara umur, pengetahuan VCT, sikap keluarga, sikap pasangan, dukunganLSM, akses pelayanan kesehatan dengan persepsi individu. Adanya hubunganbermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan HIV-AIDS, pengetahuan VCT,persepsi pelayanan kesehatan, stigma dan diskriminasi, sikap keluarga, sikappasangan, sikap petugas kesehatan, dukungan LSM, keterampilan petugas kesehatandan persepsi individu terhadap pemanfaatan VCT. Persepsi individu, stigma dandiskriminasi merupakan tiga faktor dominan berhubungan dengan pemanfaatan VCT.
Kesimpulan: terdapat berbagai faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT,pada penelitian ini persepsi individu, stigma, umur dan diskriminasi behubungandominan terhadap pemanfaatan VCT. Adanya stigma dan diskriminatif yang tinggi,serta rendahnya persepsi undividu, perlu dilakukan intervensi untuk mengeliminasihal tersebut.

Background: Prevalence of HIV AIDS in Indonesia has increased significantlyevery year, including in Bali and Gianyar, but VCT utilization is verry low, inGianyar just only 28.4. The low utilization of VCT relates to factors such as age,marital status, education, employment, HIV AIDS knowledge and VCT, healthservice perceptions, stigma, discrimination, partner support, family and friends,health care support, NGO support, access to health services.
Aims: To know the factors related to the utilization of VCT HIV AIDS clinic inRSUD Sanjiwani, Gianyar 2017.
Methods: This research is cross sectional study, quantitative method. The study population was all respondents who visited the VCT clinic RSUD Sanjiwani.Samples were all respondents who visited VCT clinics from October to November2017 who met the inclusion criteria, were willing to take part in the research and signthe informed consent and the sample was taken consecutively. Primary datacollection by interview using questionnaires, secondary data is taken from the VCTclinic visit register. Data analysis using spss and presentation of results in tabularform.
Results: There were 70 respondents who participated in this study, found significantrelationship between age, knowledge of VCT, family attitudes, couples attitude, NGOsupport, access to health services with individual perceptions. There is a significantrelationship between age, education, HIV AIDS knowledge, VCT knowledge, healthservice perceptions, stigma and discrimination, family attitudes, partner attitudes, health officer attitudes, NGO support, health officer skills and individual perceptionsof VCT utilization. Individual perceptions, stigma and discrimination are the threedominant factors associated with VCT utilization.
Conclusions: There are various factors related to the utilization of VCT, in this studyindividual perceptions, stigma, age and discrimination are dominant relation to theutilization of VCT. High stigma and discrimination and low individual perceptions,need to be intervened to eliminate it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Arisdiani
"[Waria yang merupakan salah satu populasi kunci dalam peningkatan HIV/AIDS, di Kota Kendal diperkirakan berjumlah lebih dari 400 orang. Dari seluruh kasus HIV/AIDS yang ada di Kendal waria menduduki urutan kelima. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pengalaman hidup waria dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menerapkan desain penelitian deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Sebelas partisipan diperoleh dengan
teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu 1) Mengenali identitas diri sebagi waria, 2) Preferensi seksual terhadap laki-laki, 3) Persepsi waria terhadap sumber penularan HIV/AIDS, 4) Arti kehidupan bagi waria dengan HIV/AIDS, 5) Mengalami diskriminasi, 6) Bentuk dukungan waria dengan HIV/AIDS, 7) Hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Kesimpulan: seluruh waria menyadari identitas diri sebagai waria, dan mereka
memahami pekerjaan dan perilaku seks beresiko menjadi sumber penularan HIV/AIDS. Sebagian waria mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan akibat adanya diskriminasi;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research applies research design of descriptive phenomenology with depth interview. Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire transgender realize identity as transgender, and they understand the work and unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination, Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>