Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Truman, Edwin M.
Washington, DC: Institute for International Economics, 2005
332.46 TRU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Triwibowo, 1973-
"Keberadaan sektor kehutanan sebagai komponen utama green conditionality dalam Program Penyesuaian Struktural di indonesia antara lain disebabkan karena lembaga keuangan multilateral memandang sektor ini sebagai representasi pengelolaan ekonomi yang buruk dari rezim pemerintahan yang tengah berlangsung saat itu. Suatu kondisi yang akan dirombak oleh lembaga keuangan multilateral khususnya IMF dalam masa krisis ekonomi untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari di Indonesia.
Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap fakto ryang melatarbelakangi penerapan green condionality pada pengeolaan hutan di Indonesia sebagai implementasi Program Penyesuaian Struktural oleh lembaga kreditor multilateran semenjak krisis ekonomi tahun 1997.Serta evaluasi terhadap implementasi green conditionality tersebut dengan menggunakan variabel ownership, fleksibilitas ukurann monitoring, completeness dan consistency conditionality. Juga memberikan rekomendasi bagi pelaksanaan green conditionality antara pemerintah dengan lembaga kreditor multilateral di masa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T11908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goldstein, Morris, 1944-
Washington, D.C.: International Monetary Fund, 1986
332.152 GOL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzal Muslim
"Studi ini bertujuan untuk mengivestigasi eksistensi dari transmisi kebijakan moneter melalui jalur harga aset di Indonesia. Dengan menggunakan metode Strucutral Vector Auto Regression (SVAR), penelitian ini menemukan bahwa kontraksi kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi harga aset dalam jangka pendek. Sementara itu goncangan harga aset tidak mampu direspon secara signifikan oleh konsumsi rumah tangga. Lebih jauh, dengan menggunakan teknik counterfactual simulation, studi ini memperlihatkan bahwa harga perumahan lebih berperan dalam mempengaruhi respon konsumsi terhadap kebijakan moneter kontraktif.

This study aims to investigate the existence of monetary policy transmission through asset price channel in Indonesia. Using Structural Vector Auto Regression (SVAR) method, this research finds that contracting monetary policy indeed affect asset prices in a short run. However, asset prices do not significantly responded by household consumption. In addition, using counterfactual simulation, this study pointed out that house price plays an important role in influencing consumption after contraction on monetary policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabecca Theresia Jinkar
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat tren dan menganalisis faktor penentu kebijakan cash holding perusahaan manufaktur di Indonesia yang didasarkan pada teori finansial seperti agency theory, pecking order theory, trade off theory, free cash flow theory, dan signaling theory. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan cash holding perusahaan manufaktur di Indonesia dipengaruhi oleh growth opportunity, leverage, net working capital, dividend payment. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan operasional dan kegiatan pembiayaan perusahaan adalah kegiatan yang mempengaruhi kebijakan cash holding.

This research aims to see the trend and analyze the factors of manufacturing companies? cash holding policy in Indonesia that based on financial theory such as agency theory, pecking order theory, trade off theory, free cash flow theory, and signaling theory. Manufacturing companies that listed in Jakarta Stock Exchange on period of 2007 - 2011 are used as sample. The result of this research shows that manufacturing companies? cash holding policy in Indonesia is significantly influenced by growth opportunity, leverage, net working capital, dividend payment. In conclusion, operating and financing activities are activities that influence cash holding policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Kamelia Aisya
"Kebijakan pemulihan ekonomi yang terlalu bias kepada sektor finansial perlu diimbangi upaya perbaikan di sektor rid. Dalam situasi krisis ini agribisnis perikanan telah menunjukkan stabilitas pertumbuhan secara signifikan yaitu bisa tumbuh lebih dari 15 persen per tahun, dimana sektor lainnya yang tidak berbasis domestic resources berguguran dan sulit bangkit kembaii_ Perikanan yang sudah selayaknya diberikan peluang untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang barb dan lebih besar, perlu dikaji faktorfaktor yang mempengaruhi peningkatan ekspornya. Sehubungan dengan itu, dalam tesis ini akan dilihat bagaimana pengaruh kebijakan moneter yang telah dilakukan pemerintah melalui transmisi kebijakan moneter untuk meningkatkan ekspor perikanan Indonesia baik sebelum krisis maupun pada periode recovery ekonomi.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian awal terbukti, yaitu bahwa variabel pendapatan luar negeri, tingkat produksi, dan nilai tukar riil berpengaruh secara positif terhadap ekspor perikanan Indonesia. Sedangkan variabel harga ekspor berpengaruh secara negatif terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia.
Hasil-hasil model ekonometrik menunjukkan bahwa nilai tukar riil mempengaruhi ekspor perikanan secara nyata. Pada umumnya dampaknya baru terasa setelah dua periode. Persamaan-persamaan dugaan memberikan indikasi bahwa nilai tukar riil yang lebih tinggi (depresiasi rupiah) akan menaikkan ekspor perikanan.
Dalam studi ini ditemukan hipotesis bahwa perubahan-perubahan suku bunga mempengaruhi nilai tukar rill dart tingkat inflasi melalui transmisi kebijakan moneter yang selanjutnya kemudian akan mempengaruhi ekspor perikanan secara negatif pada periode observasi sebelum krisis ekonomi dan periode recovery ekonomi. Kebanyakan pemilik perusahaan perikanan di Indonesia adalah peminjam, sehingga suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan biaya produksi dan selanjutnya akan menaikan keuntungan. Pada saat krisis ekonomi walaupun tingkat suku bunga dan inflasi sangat tinggi, tetapi keuntungan dari adanya depresiasi nilai tukar lebih tinggi dari pada biaya produksi yang dibiayai oleh bunga dan tingkat inflasi yang tinggi.
Suku bunga berpengaruh pada periode observasi recovery. Hal ini disebabkan karena nilai tukar tidak lagi terlalu terdepresiasi, dimana hal tersebut akan mengurangi keuntungan, di sisi lain tingkat suku bunga dan inflasi, walaupun tidak setinggi pada periode krisis ekonomi, tetapi rnasih cukup tinggi sehingga biaya produksi juga masih tinggi. Perusahaan perikanan yang kebanyakan peminjam akan memperhitungkan besamya keuntungan yang diraih akibat depresiasi nilai tukar dengan biaya produksi yang dibiayai dengan bunga dan inflasi yang tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haekal Affandi
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pertumbuhan kredit bank umum konvensional di Indonesia baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Bank umum kemudian dikelompokkan berdasarkan modal sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Pertumbuhan kredit bank umum dipengaruhi oleh faktor internal perbankan, kebijakan, dan eskternal. Penggunaan dummy variable berfungsi untuk melihat perbedaan dampak pengelompokkan modal terhadap pertumbuhan kredit bank. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok bank berdasarkan modal sesuai dengan ketentuan BI. Selain itu, pengaruh kebijakan moneter dalam memengaruhi pertumbuhan kredit di Indonesia bersifat ambigu, terutama pada bank dengan modal kecil., This study aims to analyse the determinants of commercial banks credit growth in Indonesia both on demand and supply side. Commercial banks are then classified based on their capital size in accordance of the provisions of Bank Indonesia (BI). Commercial banks credit growth is largely driven by internal factor of banks, policy factor and external factor. Dummy Variable is used to see the different effects of classification of capital towards banks credit growth. The results show that there is no significant difference in BI classification. Furthermore, the influence of monetary policy on determining banks credit growth is ambigious, particularly in low-capital banks.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Pradityanto
"Krisis keuangan global tahun 2008 silam menarik perhatian berbagai pelaku pasar atas berbagai kebijakan moneter yang diterapkan untuk menstabilkan pasar saham dan ekonomi secara keseluruhan. Kondisi moneter dari negara-negara maju tersebut berdampak pergesaran investasi secara global ke negara-negara berkembang dan menciptakan ketidakstabilan pasar termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi moneter domestik dan kondisi moneter internasional terhadap likuiditas saham yang menjelaskan kestabilan pasar keuangan di Indonesia pada tahun 2007-2013.
Penelitian ini melakukan estimasi dengan panel fixed-effect model dengan tujuan menangkap karakteristik individual saham dalam pengaruhnya terhadap likuiditas. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan moneter domestik ekspansif yang direpresentasikan oleh Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) dapat efektif meningkatkan likuiditas saham. Namun, kondisi moneter internasional yang direpresentasikan oleh Federal Funds Rate masih belum dapat dibuktikan hubungannya terhadap likuiditas saham di Indonesia. Selain itu, karakteristik individual saham terbukti mempengaruhi likuiditas saham secara signifikan. Imbal hasil saham berpengaruh positif, volatilitas saham berpengaruh negatif, sedangkan kapitalisasi pasar emiten saham juga berpengaruh positif.

The recent global financial crisis in 2008 has been under the spotlight by monetary policy interventions to stabilize the stock market and the economy as a whole. Monetary conditions from developed countries has impacted global shift in investment to emerging markets countries and created financial market instability, including in Indonesia. This study is aimed to analyze the influence of domestic monetary conditions and international monetary conditions on stock liquidity which explains the stability of financial markets in Indonesia in 2007-2013. This study is estimated by panel fixed-effect model to also capture the characteristics of individual stocks in its effect on liquidity.
This study results suggest that the domestic expansionary monetary policy which is represented by the Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) can effectively improve stock liquidity. However, the influence of international monetary conditions, represented by the Federal Funds Rate, to stock liquidity in Indonesia still can not be proven. In addition, the characteristics of individual stocks are proved significantly affecting stock. Stock returns affect positively, stock volatility affects negatively, while the market capitalization of listed stocks also have positive influence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia Setiadi
"Tiongkok dan India merupakan kedua negara dengan tingkat pertumbuhan PDB tertinggi di dunia. Kesuksesan kedua negara tersebut dimulai sejak kedua negara tersebut memutuskan untuk melakukan liberalisasi pasar. Namun, kedua negara tersebut memiliki perbedaan dalam kebijakan moneter dan rezim nilai tukarnya, seperti kebijakan moneter Tiongkok yang berbasis Monetary Aggregate Targeting dan rezim nilai tukar tetap, dengan India yang kebijakan moneternya berbasis Inflation Targeting Framework dan rezim nilai tukar mengambang. Untuk melihat komparasi peranan kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi dari Tiongkok dan India, penelitian ini menggunakan analisis VAR dan OLS dari tahun 1978 hingga 2020 terhadap pertumbuhan PDB sebagai variabel dependen dan jumlah uang beredar, tingkat inflasi, current account balance, tingkat suku bunga riil, dan policy rate sebagai variabel independen. Hasil yang didapat adalah variabel-variabel kebijakan moneter Tiongkok seperti jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan PDB Tiongkok, sedangkan variabel-variabel kebijakan moneter India tidak ada yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan PDB India. Hasil dari penelitian ini juga memberikan referensi dan saran bagi Bank Indonesia untuk lebih memperhatikan lagi kontribusi kebijakan moneternya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, lebih meningkatkan kinerja tingkat suku bunga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih stabil, dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

China and India are two countries with the highest GDP growth rates in the world. The success of the two countries began when the two countries decided to carry out market liberalization. However, the two countries have differences in monetary policy and exchange rate regimes, such as China's monetary policy based on Monetary Aggregate Targeting and a fixed exchange rate regime, with India whose monetary policy is based on the Inflation Targeting Framework and floating exchange rate regime. To compare the role of monetary policy on economic growth from China and India, this study uses VAR and OLS analysis from 1978 to 2020 on GDP growth as the dependent variable and the money supply, inflation rate, current account balance, real interest rates, and policy rate as an independent variable. The results obtained that China's monetary policy variables such as the money supply and interest rates have a significant effect on China's GDP growth, while India's monetary policy variables do not significantly affect India's GDP growth. The results of this study also provide references and suggestions for Bank Indonesia to pay more attention to the contribution of monetary policy to Indonesia's economic growth, further improve the performance of interest rates in promoting more stable Indonesia's economic growth, and become a reference for further research.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Hanum
"Perubahan kebijakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ditujukan untuk menyederhanakan administrasi pajak. Ketentuan mengenai kebijakan ini sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Perpajakan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/2022. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah paradigma postpositivist dan menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan pemerintah dalam menghadapi perubahan kebijakan penerapan NIK sebagai NPWP yang akan resmi diimplementasikan per tanggal 1 Januari 2024 mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah belum sepenuhnya siap untuk menghadapi perubahan kebijakan NIK sebagai NPWP, sebab pemerintah belum memenuhi seluruh dimensi dari teori readiness to change, yaitu appropriateness (ketepatan untuk melakukan perubahan), management support (dukungan manajemen), change efficacy (kemampuan untuk melakukan perubahan), dan personally beneficial (manfaat bagi individu). Kekurangan dalam persiapan pemerintah terdapat pada dimensi management support dan change efficacy, khususnya dari segi sosialisasi dan pengawasan dalam menghadapi perubahan kebijakan ini.

Changes to the National Identity Number (NIN) as a Taxpayer Identification Number (TIN) policy are intended to simplify tax administration. Provisions regarding this policy have been contained in Law Number 7 of 2021 on Harmonization of Tax Regulations and Regulation of The Minister of Finance Number 112/PMK.03/2022. The research approach used is postpositivist paradigm and uses qualitative data collection and analysis techniques. This research aims to analyze the government's readiness to face changes in the policy of implementing NIN as TIN, which will be officially implemented on January 1, 2024. The results of the research show that the government is not fully ready prepared to face changes in NIN as TIN policy because the government has not fulfilled all the dimensions of the theory of readiness to change, namely appropriateness (accuracy to make changes), management support (management support), change efficacy (ability to make changes), and personally beneficial (benefits for individuals). Weaknesses in government preparation are found in management support and change efficacy, especially regarding socialization and supervision in dealing with this policy change."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>