Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Washington, DC: International Monetary Fund, 1986
332.4 EUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coffey, Peter
London : Macmillan, 1971
332.42 COF e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ungerer, Horst
Washington, D.C. : International Monetary Fund , 1983
332.4 UNG e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Unal, Emre
"ABSTRACT
Most of the countries in the Economic and Monetary Union (EMU) of the Europea Union (EU) experienced currency overvaluation and high production costs betwwen 2003 adn 2011, which increased their current account deficits. Despite not being an EMU member, Turkey's current account dificit increased in parallel with those of most EMU countries. Although Turkey experienced technological upgrades that changed low- and medium-tech industries into mediun- and high-tech industries, increasing exports relative to those of EU countries, it also expereinced a high trade deficit, the highest unit labor cost growth in export goods, an one of the most overvalued currencies. Its high production coast, overvalued currency, and industrialpolicies in he transport equipment industry following technological change combined with insufficient investment in the promotion of low- and medium-tech industries worssened Turkey's trade deficit in the 2000s. Thereofre, to increase its ability to compete with EU economies and reduce its trade deficit, Turkey must implement new instituonal changes to fix its wage rate growth to the productivity growth of export goods and design new policies in those industries where the trade deficid was stimulated."
Japan: Graduate School of Economics Kyoto University, 2017
330 KER 86:1-2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Ramedhan
"The article examines the current political development of the integration process of the EU. The author takes a closer look at the electoral voles of three very important EU members of the EU. The result of the EU referendum in three EU member countries shows a different opinion and ideology of the European citizen. Spain's weak and meek "yes" to the EU constitution obtained through a massive campaign by the political establishment and jointly by government and opposition alike. The result "no " in the Netherlands has shown signs nationalistic backlash towards EU constitution. A part from Holland social decline, the "no "from the left was this time based on the ELI lack of appeal. And the French "no" with high electoral participation was based on the excesses of the free market system within the EU constitution., necessarily implying a lessening of the French social welfare system, increased unemployment, and lowering of living standards. The author concludes with the questions: what the EU will be to the European Union? and where the process of the EU integration or disintegration will lead"
2005
JKWE-1-2-2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmuddin
"Tesis ini disusun penulis untuk menganalisa pelaksanaan layanan jasa pembayaran oleh Bank Indonesia sebelum dan sesudah implementasi aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), menganalisa permasalahan yang dihadapi aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) saat ini, dan menganalisa perbandingan aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dengan aplikasi Real Time Gross Settlement (RTGS) milik Bank Negara Malaysia (BNM), Monetary Authority of Singapore (MAS), Hong Kong Monetary Authority (HKMA), dan The European System of Central Bank (ESCB).
Beberapa hal yang terjadi dalam pelaksanaan layanan jasa pembayaran sebelum diimplementasikannya aplikasi BI-RTGS sebagai berikut: 1. Credit risk atau resiko kredit, liquidity risk atau resiko likuiditas, 3. Systemic risk atau resiko sistematik, 4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dan 5. Distorsi kebijakan moneter.
Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan layanan jasa pembayaran sesudah diimplementasikannya aplikasi BI-RTGS dengan menggunakan fasilitas Failure to Settle (FtS) arrangement yaitu Prefund dan Top Up sebagai berikut: 1. Meminimalisasi potensi terjadinya credit risk, liquidity risk, dan systemic risk serta distorsi terhadap kebijakan moneter, 2. Tersedianya data pendukung untuk kepentingan sektor moneter dan pengawasan bank, 3. Mendukung kebijakan moneter melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang harus tepat waktu, 4. Mitigasi risiko dan meningkatkan kemampuan risk management, 5. Pasar keuangan semakin efisien (efficient functioning of finansial market), 6. Efisiensi dan produktivitas (bagi business dan perekonomian), 7. Mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, dan 8. Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).
Permasalahan yang dihadapi aplikasi BI-RTGS saat ini mencakup: 1. Pesatnya peningkatan volume transaksi BI-RTGS yang berdampak pada kapasitas pemrosesan infrastruktur aplikasi BI-RTGS saat ini, 2. Kehandaian infrastruktur saat ini dalam hubungannya dengan pemenuhan CP SIPS (khususnya untuk CP 7), 3. Masalah obsoleleness, disconttmied maintenance support dan performa dari infrastruktur jaringan komunikasi aplikasi BI-RTGS saat ini, 4. Masalah akan berakhirnya maintenance support dari host Computer aplikasi BI-RTGS saat ini, dan 5.Masalah keterbatasan infrastruktur aplikasi BI-RTGS yang telah dioperasikan dengan jangka waktu relatif lama.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, penulis menyarankan adanya pengembangan aplikasi BI-RTGS yang baru (aplikasi BI-RTGS New Generation) yang bertujuan untuk: 1. Mempertahankan dan meningkatkan performa serta kehandalan infrastruktur aplikasi BI-RTGS serta meningkatkan aspek pengamanan dan efisiensi dalam penyelenggaraan aplikasi BI-RTGS; dan 2. Mengembangkan aplikasi BI-RTGS New Generation yang efisien, cepat, aman, dsn andal serta terintegrasi dengan aplikasi keuangan lainnya di bidang pasar modal (stock exchange), perbankan, asuransi, foreign exchange, rnoney market, penempatan pada pasar uang (placement), treaswy single account (TSA), swilching, dan sebagainya agar dapat mengakomodasi perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan dan dapat mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia.
Selain itu, pengembangan aplikasi BI-RTGS New Generation terkait pula dengan: 1. Adanya new devetopments dalam large-value payment systenis (LVPS) global, sebagaimana dapat dilihat dari pengembangan-pengembangan lebih lanjut aplikasi RTGS yang telah dilakukan oleh beberapa negara guna mengakomodasi kebutuhan perekonomian ke depan bahwa aplikasi BI-RTGS, 2. Upaya antisipasi terhadap adanya kebutuhan dari perbankan pengguna aplikasi BI-RTGS akan infrastruktur dan penyelenggaraan aplikasi BI-RTGS ke depan yang semakin cepat, aman dan efisien, dan andal serta terintegrasi dengan aplikasi keuangan lainnya, dan 3. Upaya antisipasi terhadap implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 dimana saat ini infrastruktur aplikasi keuangan di Indonesia termasuk aplikasi BI-RTGS diharapkan dapat terkoneksi dengan infrastruktur aplikasi keuangan negara-negara ASEAN lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Wulandari
"Bank Sentral Eropa (ECB) sedang dihadapkan dengan inflasi yang tinggi setelah beberapa dekade inflasi di Zona Euro mencapai tingkat yang sangat rendah. Hal ini mengharuskan ECB mengambil tindakan moneter, yaitu dengan melakukan pengetatan perekonomian yang menyebabkan ECB menaikkan suku bunganya untuk pertama kalinya setelah 11 tahun. Sebuah studi peristiwa (event study) digunakan untuk mempelajari dampak pengetatan moneter terhadap harga obligasi pemerintah di zona euro. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetatan moneter menyebabkan peningkatan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah. Dua regresi digunakan untuk menganalisis faktor pendorong abnormal return imbal hasil obligasi selama pengetatan moneter.

The European Central Bank (ECB) is being faced by a high inflation after decades of low inflation. This led the ECB to take monetary measures by tightening the economy which induced the ECB to increase its interest rates for the first time after 11 years. An event study was conducted to examine the effects this monetary tightening has on the Eurozone government bond prices. The results of the analyses indicated that the monetary tightening lead to increase in government bond yields. Finally, two regressions were run to analyse the drivers of the abnormal returns of bond yields during the monetary tightening. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Harmondswarth, Middlesex: Pergamon Press, 1969
332.4 MON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Laurence
New York: McGraw-Hill, 1985
332.4 HAR m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nagatani, Keizo
Amsterdam: North-Holland Publishing Company, 1978
332.401 NAG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>