Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audifax
Yogyakarta: Jalasutra, 2008
150 AUD r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faozan
"ABSTRACT
Artikel ini bertujuan untuk membongkar motivasi tindakan Salman Faris dalam membangun diskursus karisma Tuan Guru di dalam novel Tuan Guru. Data yang digunakan dalam penelitian adalah semua ekspresi bahasa maupun ungkapan-ungkapan yang merupakan diskursus karisma Tuan Guru yang terdapat dalam nob=vel Tuan Guru serta data yang didapatkan melalui hasil wawancara dengan para informan yang dianggap paling representatif. Data yang ada dianalisis dengan teori diskursus oleh Foucault yang digunakan secara eklektik dengan teori simulacra Baudrillard. Hasil analisis menunjukkan bahwa Salman Faris membangun diskursus karisma Tuan Guru atas dasar pengamatan dan interaksi sosial dengan masyarakat Lombok di tengah lingkungan Tuan Guru maupun diluar, sehingga Salman faris berhasil embongkar motivasi tindakan Tuan Guru di tengah masyarakat Lombok yang memiliki tujuan untuk menjadi penguasa. Tuan Guru merupakan tokoh agama yang paling berpengaruh di lombok."
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mumbunan, Erma Elda
"Kebebasan adalah lmplan setiap manusia Beragam upaya dilakukan manusia untuk mencapai kebebasan, termasuk melalui kreasl sastra sebagal alat yang memerlkan realita. Karenanya, karya tldak terlepas darl lingkungan, pengarang, dan gagasan yang disertakan pengarang ke dalamnya.
Salah satu kelompok sastrawan yang banyak mendasari gagasan kesusastraan mereka pada kebebasan ialah Junges Deutschland yang hidup di masa Restorasi (1815-1848). Mereka bersandar pada ide kebebasan ideal Revolusl Perancis yang berintikan demokratisasl sosial dan ekonoml Salah seorang sastrawan Jerman Muda ialah Georg Buchner. Ia banyak melahlrkan karya yang, berbeda dengan rekan seangkatannya, banyak berkonsentrasi pada kebebasan dan revolusi sosial. lde kebebasan sosial Bilchner dltuangkan dalam salah satu adikarya yang menjadi karya terakhimya, drama Woyzeck. Adalah siratan makna kebebasan dalam drama ini yang menjadi masalah utama tesis.
Untuk kepentingan analisis digunakan dua teori. Pertama ialah drama terbuka Volker Klutz yang rnencirikan drama Woyzeck, dari segi alur, sebagai das Ganze in Ausschnirten, yakni terdiri dari potongan adegan yang sifatnya utuh dan otonom hingga tidak membentuk alur secara linear. Hal ini membuat kesatuan ruang clan waktu tidak dijumpai dan memungklnkan terjadinya satu atau lebih kejadian dalam satu satuan waktu pada satuan ruang yang berbeda dalam cerita, Dari segi penokohan, drama Woyzeok tidak diterjemahkan dalam makna 'kejatuhan? seperti tragedi pada umumnya. Karena karakter utama dalam drama juga tldak digolongkan sebagai pro-maupun antagonis. Melalnkan, dianggap sebagai wakil dari golongan miskin kebanyakan. Dari segl bahasa, terdapat kemungkinan keragaman pemakaian bahasa token, yaknl pertukaran darl banasa tlnggl (Hochsprache) ke bahasa rendan (Umgangssprache).
Teori kedua ialah strulcturalisme genetllc Lucien Goldmann Goldmann menekankan pada model atau slruktur global yaitu struldur yang tersusun dari struktur formal yang leblh kecil dan berfungsi menyatakan skema dasar sistem bubungan antarmanusia dan manusia dan semestanya. Setiap karya memuat pandangan dunla, yakni struldurasi mental, berupa gagasan atau konsep teoritis sebagai respon pengarang terhadap kondlsl tertentu dalam konteks keseiaranan tertentu. Sehlngga karya diartikan sebagai totalitas bermakna yang mellbatkan pengarang, karya, clan lingkungan yang melatarbelakangi kecluanya.
Pada analisis dijumpal model global "gerak tertahan" yang menyatakan akllvitas, harapan, dan tentangan, sekallgus disertai keterbatasan dan represi balk pslkologis, sosial, maupun ilmiah- Model ini memetakan pertentangan dua golongan masyarakat Jerman Muda: miskin dan tak berpendidikan vs. kaya dan berpendidikan yang terbagi secara horisonlal dan vertikal. Hubungan horisontal antargolongan miskin dilandai dengan tema isolasi, kebisuan bahasa, moral, kerja, 'Natur?, dan posisi objek, Hubungan antargolongan kaya ditandai dengan tema kekuasaan, represi, bahasa yang berbicafa, dan posisi subjek. Secara vertikal, model global tersebut menyatakan slstem dasar hubungan masyarakat, yakni ketertindasan golongan bawah darl golongan atas sebagai gambaran realita fatalismus masyarakat bawah. Tampilan model global lnl merupakan pindahan realita ketimpangan sosial masyarakat Jerrnan Muda Dari fakta tersebut, Bdchner berharap rakyat dapat berkaca dan mengenall dlrl dan nasib mereka dan berjuang demi kebebasan mereka. Harapan ini merupakan slratan makna kebebasan sebagal pandangan dunia Bflohner yang dldasari pada makna demokralisasi soslo-elronomi sepertl dildealkan Revolusi Perancis.

Freedom is every man?s dream. Men have done many to have their freedom, including through literary creation that depicts reality. Within this concern, a work is much more functioned as a tool to get the freedom.
One of literary groups that bases much of their literary ideal on freedom is Young Germany which exists around the Restoration period (1815-1848). Mostly, they lean against the French Revolutionarys idealism of freedom that centers on socio-economic democratization. One of the Young Germany writers is Georg Buchner. He produces works that, quite different from his literary generation, concentrate much on the idea of social revolution and freedom. His idea of social freedom is inserted in one of his masterpiece that happenned to be his last work, the play of Woyzeck. If is the implied idea of freedom within that very work that becomes the main problem of this thesis.
Two theories used for the analysis. Hrst is Volker Klotz's opened drama that characterizes Woyzeck, by its plot, as das Ganze in Ausschnitten, i.e. consists of many fragmented scenes which completed and autonomous so that they do not form such a linear plot. This, in turn, makes no unities of time and place be found; rather, makes possible one or more events take place within one unit of time and different unit of place. By its characterization, Woyzeck cannot be perceived in the sense of "tragic fall" as usuatly a tragedy is. For the play's main character is neither a pro- nor an antagonist. Except that he is just a common representative of the poor masses. By the language, there is possibility of diverse language usage by its characters, i.e. a switching from high-language (Hochsprache) into low-language (Umgangssplache).
Second is Lucien Gofdmann?s genetic structuralism_ Goldmann stresses on a global structure or model consisting of others more partial formal structures which constitutes the global schema or system of relationship between men and between them and universe. Each work contains world view, ie. mental structuring, in form of idea or theoretical concept as the writer?s response towards specific condition within specific historical context. A work, then, is assumed to be a meaningful totality that includes the writer, the work, and the surrounding environment backgrounding the two.
The analysis shows "hindered move" as global model constituting activities, hopes, even protests that psychologically, socially, or scientifically barricaded or repressed. This model charts the clash between poor and uneducated vs. rich and educated classes of Young German society that divided horizontally and vertically. Horizontal relationship among poor masses typitied by themes of isolation, muted language, morality, working, ?literature, and object position; while among the rich power, repression, sounding language, and subject position. Vertically, the model constitutes basic system of societal relationship, i.e. subjugation of folks by the nobles, as a portrait of fafalism reality among the folks. The depiction of global model is nothing but a removal of the reality of social unequality into text as to people can mirror and recognize their own fates and selves. It is the people?s consciousness that they are being subjugated and, in turn, willing to fight for their freedom that becomes Buchner's implied meaning of freedom as his work's world view."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Inaya
"Tesis ini membahas tentang kaum Asia-Amerika dalam sebuah serial TV Remaja buatan Amerika Glee. Analisis difokuskan pada bagaimana tim pembuatGlee mengkonstruksi identitas Asia-Amerika dan ideologi apa yang melatarbelakanginya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma critical constructionism dan analisis semiotic Roland Barthes untuk menganalisis teks adegan dalam serial Glee. Analisis terlebih dahulu dengan sintagmatik, yaitu lapisan informasional yang bisa terlihat dalam film, dilanjutkan dengan analisis paradigmatik yang menggunakan lima kode semiotika; hermeneutika, proairetik, kultural, simbolik dan semik.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa produser Glee mengkonstruksi Asia-Amerika dibawah kesuperioritasan Amerika Serikat. Amerikanisme dan Rasisme menjadi ideologi yang melatarbelakangi konstruksi yang dilakukan produser Glee atas identitas Asia-Amerika.

This research focused on the representation of Asian-American in a teenage television series,Glee. It aims to find out how the producer of Glee constructs the identity of Asian-American and what is the ideology behind that construction. This is a qualitative research that is using critical constructionism as its paradigm and semiotic by Roland Barthes as the method to analyse the text. The analysis firstly done by syntagmatic, which shows the informational phase seen in a film, continued with paradigmatic analysis using the five codes of semiotic: hermeneutic, proairetic, cultural, symbolic and semic.The result of this research shows that the producer of Glee constructs the identity of Asian-American under the thought of American superiority. Americanism and raciscm are the ideologies behind the construction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Sari Utami
"Kehadiran orang Prancis di dunia bisnis di Indonesia patut mendapat perhatian. Di Jakarta, kota yang merupakan pusat aktivitas ekonomi Indonesia, terdapat berbagai perusahaan Prancis, kantor perwakilan pemerintahan Prancis, dan lembaga pendidikan yang melibatkan orang Indonesia dan Prancis di dalam satu unit kerja. Komunikasi antarbudaya dalam konteks bisnis pun terjadi. Ada berbagai problem potensial dalam komunikasi antarbudaya antara orang Indonesia dan orang Prancis. Tiga problem utama adalah stereotip, etnosentrisme, dan prasangka. Penelitian ini hendak mengidentifikasi berbagai stereotip, etnosentrisme, dan prasangka yang diatribusikan oleh orang Indonesia dan Prancis di Jakarta di lingkungan kerja, dan latar belakang munculnya problem-problem tersebut.
Penelitian melibatkan 7 orang informan, yakni 3 orang Prancis dan 4 orang Indonesia. Mereka bekerja di kantor pemerintahan, perusahaan swasta Prancis, dan di lembaga pendidikan. Data dalam penelitian dengan paradigrna konstruktivis ini diperoleh dari wawancara mendalam dengan metode probing dan dianalisis dengan metode analisis domain. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah pertanyaan terbuka, yang berkaitan dengan kontak informan dengan orang Prancis atau Indonesia, anggapan tentang orang Prancis atau Indonesia, interaksi di lingkungan kerja, dan di luar lingkungan kerja.
Ada beberapa hasil dari penelitian ini. Meskipun orang-orang Prancis dan Indonesia ini telah memiliki kontak yang cukup lama, bahkan tinggal di budaya yang berbeda, orangorang tetap memiliki stereotip, etnosentrisme, dan prasangka, dengan isi dan arah yang berbeda-beda. Ketiga problem potensial tersebut mereka pelajari dari pengalaman pribadi mereka, pendidikan, media massa, dan dari berbagai peristiwa yang terjadi baik yang berkaitan dengan Indonesia maupun Prancis. Seseorang dapat menolak stereotip tertentu terhadap orang Prancis ataupun Indonesia yang dimiliki oleh orang lain. Sebaliknya, ada stereotip tertentu yang diadaptasi oleh seseorang yang bukan berasal dari budaya yang dikenai stereotip tersebut.
Selain itu, terdapat usaha untuk memahami budaya yang berbeda dengan seseorang yang disadari akan mempengaruhi komunikasi antara kedua belah pihak, dan mempengaruhi hasil di lingkungan kerja. Dalam penelitian ini ditemukan pula etnorelativisme yang merupakan hasil dari usaha memahami budaya Prancis atau Indonesia dan memakai pemahaman tersebut dalam interaksi di lingkungan kerja.
Hasil penelitian ini telah dapat menjawab masalah penelitian. Identifikasi telah dilakukan, dan menghasilkan temuan-temuan berupa berbagai stereotip, etnosentrisme dan prasangka orang Prancis dan Indonesia. Latar belakang yang memicu munculnya tiga problem tersebut adalah pengalaman, pendidikan, pengaruh media massa, dan peristiwa yang berkaitan dengan Prancis dan Indonesia.
Masih ada temuan-temuan lain yang menarik, namun belum digali lebih dalam oleh peneliti, antara lain kompetensi antarbudaya dalam penyelesaian konflik di lingkungan kerja dan bagaimana respon seseorang terhadap stereotip yang diatribusikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lala Isna Hasni
"Meski tragedi 9/11 telah berlalu, memori tentangnya masih tetap ada. Dengan membongkar konstruksi memori 9/11 dalam dua novel anak yakni United We Stand (2009) dan Towers Falling (2016), penelitian ini bermaksud untuk melihat dinamika identitas bangsa Amerika yang terefleksikan melalui konstruksi memori tersebut. Hasil analisi menunjukkan bahwa memori 9/11 dalam kedua novel dikonstruksikan melalui dua sudut pandang yakni sudut pandang institusi dan personal. Melalui sudut pandang institusi memori 9/11 dikonstruksi dalam framing aksi teror, pengalaman traumatis, sejarah, dan persatuan bangsa. Melalui sudut pandang personal memori 9/11 dikonstruksi dalam framing pengalaman traumatis, American Dream, dan kepahlawanan. Konstruksi memori tersebut merefleksikan pandangan teks terhadap identitas bangsa Amerika. Di satu sisi, identitas bangsa Amerika sebagai bangsa adidaya terus dipertahankan di kedua novel. Di sisi lain, American Dream sebagai bagian dari identitas bangsa Amerika mengalami pergeseran makna. Pergeseran tersebut berkaitan dengan isu rasial yang berkembang seiring waktu di Amerika. American Dream dalam United We Stand cenderung memihak pada kulit putih (white supremacy) sedangkan American Dream dalam Towers Falling cenderung bersifat multikultural meski juga terdapat ambivalensi di dalamnya. Dengan demikian, pergeseran tersebut memperlihatkan bahwa identitas bangsa Amerika terbilang dinamis.

Although the 9/11 tragedy has passed, the memory remains. By analyzing the 9/11 memory construction in two children's novels United We Stand (2009) and Falling Towers (2016), this study intends to show American identities reflected from the novels. The results show that the 9/11 memories in both novels are constructed through two perspectives; institutional and personal. From institutional perspective, the 9/11 memory is constructed in four frames; acts of terror, traumatic experiences, history, and unity. From personal perspective, the 9/11 memory is constructed in three frames: traumatic experiences, the American Dream, and heroism. The memory construction reflects the texts’ views of American national identity. On one hand, American identity as a superpower country continues to be maintained in both novels. On the other hand, the American Dream as part of American identity experienced a shift in meaning. This shift is related to racial issues that have developed over time in America. The American Dream in United We Stand tends to side with white people (white supremacy). On the contrary, the American Dream in Towers Falling tends to be multicultural even though there is also ambivalence in it. This shift shows that American identity is dynamic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Kurnia Adhi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab dan akibat terhadap kepuasan dan kepercayaan pada social commerce dengan fokus pada TikTok Shop. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif konklusif, dan dilakukan secara single cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan survei yang dikelola sendiri yang didistribusikan secara online. Sampel yang diteliti adalah Warga Jabodetabek berusia 17-35 tahun berupa pengguna social commerce yang pernah melakukan pembelian di TikTok Shop dalam 6 bulan terakhir. Jumlah responden yang berhasil terkumpul sebanyak 251 responden. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dan software PLS-SEM versi 4. Dalam penelitian ini terdapat empat anteseden yaitu kepuasan terhadap social commerce, reputasi, kualitas informasi, nilai sosial dan nilai emosional. untuk kepercayaan anteseden dalam social commerce yaitu reputasi dan kualitas informasi. untuk Konsekuensi kepercayaan dan kepuasan pada Social Commerce ada 2 yaitu niat beli ulang dan niat WOM. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa reputasi, kualitas informasi dan kepuasan berpengaruh positif terhadap kepercayaan. Reputasi, kualitas informasi, nilai sosial dan nilai emosional berpengaruh positif terhadap kepuasan. Kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat WOM dan kepuasan berpengaruh positif terhadap niat WOM dan niat beli ulang.

This study aims to determine the cause and effect on satisfaction and trust in social commerce with a focus on the TikTok shop. This research is a descriptive conclusive research, and was carried out using a single cross sectional survey. Data is collected using a self-administered survey which is distributed online. The sample studied was Jabodetabek Citizen aged 17-35 years who are social commerce users who had made purchases at the TikTok shop in the last 6 months. The number of respondents who managed to collect as many as 251 respondents. Data were processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method and PLS-SEM version 4 software. In this study, there are four antecedents of satisfaction in social commerce, reputation, information quality, social value and emotional value. For antecedents trust in social commerce, namely reputation and information quality.  For the Consequences of trust and satisfaction in Social Commerce there are 2, namely repurchase intention and WOM intention. From the results of this study, it was found that reputation, information quality and satisfaction have positive influence on trust. Reputation, information quality, social value and emotional value has positive influence satisfaction. Trust has positive influence on WOM intention and satisfaction has positive influence both WOM intention and repurchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lufti Avianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana remaja memaknai budaya korupsi yang digambarkan dalam cerita film "Pssst… Jangan Bilang Siapa-Siapa", dengan memaknai pesan secara dominan (dominant), berlawanan (oppositional) atau negosiasi antara keduanya (negotiated) yang dikaitkan dengan tipe komunikasi keluarga consensual, pluralistic, protective atau laissez-faire. Remaja merupakan khalayak aktif yang memiliki interpretasi berbedabeda terhadap pesan dalam teks film. Di sisi lain, remaja merupakan bagian dari interpretive communities yang memiliki pemahaman kolektif terhadap budaya korupsi sebagaimana disampaikan dalam film.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam kepada narasumber remaja yang merupakan pelajar SMA. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pemaknaan remaja terhadap pesan dalam film bergantung pada bagaimana konteks dan ruang lingkup perilaku korupsi tersebut. Peran ayah dan ibu dalam keluarga, komunikasi dan nilai yang dibagikan dalam keluarga, nilai bersama dalam kelompok rekan sebaya, media massa dan instansi sekolah memiliki peran dalam membentuk pemahaman dan perilaku anti-korupsi remaja.

The purpose of this research is to understand how teenagers interprete corruption culture that constructed in the movie "Psst… Jangan Bilang Siapa- Siapa", which could make a dominant, oppositional or negotiated reading, which correlated with the type of family communication such as consensual, pluralistic, protective atau laissez-faire. Teenagers as active audience who have different reading to the content of the movie. In the other side, teenagers as interpretive communities have collective understanding toward corruption culture as constructed in the movie.
This research used qualitative approach based on constructivist paradigm. The data was collected with in-depth interview method to selected high-school students. The result of this study indicate that interpretation of the teenagers toward the message of the movie depend on how the context of the corruption itself. The roles of father and mother within the family, conversation and conformity in the family, shared meaning in peer communities, mass media and school institution have a significant influence to form the anti-corrupction‟s value and behavior.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Purbasari
"Ekosistem kewirausahaan dikenal sebagai suatu konsep yang dapat mempromosikan keunggulan daya saing karena disusun oleh sistem jaringan yang berguna untuk mendukung persaingan. Beberapa penelitian mengenai model ekosistem kewirausahaan telah dilakukan, namun belum ada model ekosistem kewirausahaan yang mampu menjelaskan bagaimana proses interaksi antar aktor dan faktor berlangsung di dalam ekosistem dalam rangka mencapai keunggulan daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model ekosistem kewirausahaan yang mampu menjelaskan hal tersebut, dengan menjadikan industri kreatif di wilayah Priangan Timur sebagai lokus penelitian. Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme dengan metode mix methods. Informan dan responden terdiri dari aktor pelaku usaha, pemerintah, perbankan, profesional, pasar dan masyarakat sosial. Perspektif network theory digunakan sebagai pendekatan analitis untuk mengembangkan model ekosistem kewirausahaan. Penelitian ini mengembangkan model konseptual yang menggambarkan mekanisme seperti transfer pengetahuan, kewirausahaan produktif, dan inovasi yang dapat mendorong keunggulan daya saing. Adapun masyarakat sekitar (Aktor masyarakat sosial) merupakan aktor yang paling berperan, sementara pola interaksi antar aktor dan faktor menunjukkan keterbatasan peran dan interaksi dari aktor pemerintah, perbankan dan profesional terhadap pelaku usaha dalam ekosistem kewirausahaan industri kreatif di wilayah Priangan Timur Meningkatkan keterlibatan pelaku usaha dan akademisi secara berkelanjutan dalam program pemerintah dan pembentukan komunitas industri menjadi beberapa saran praktis dari penelitian ini. Sementara untuk penelitian selanjutnya dapat mengkaji mengenai kolaborasi, sinergi dan alignment pada proses interaksi antar aktor dalam ekosistem kewirausahaan karena dianggap penting bagi peningkatan performa ekosistem kewirausahaan dalam menghasilkan kewirausahaan produktif. Kata Kunci: Ekosistem Kewirausahaan; Network Theory; Industri Kreatif; Keunggulan Daya Saing; Kewirausahaan

An entrepreneurial ecosystem is believed to promote competitive advantage. Some experts have generated models of entrepreneurial ecosystems, but these exemplars do not describe the interaction and associations between the elements within the ecosystem in order to achieve competitive advantage. This study aims to create a conceptual model of how elements within the ecosystem may be linked to each other, by making the creative industries in the East Priangan region as research locus. This study uses the postpositivism paradigm with mix methods. Informants and respondents consisted of entrepreneur, government, banking, professionals, markets and social communities. The network theory perspective is employed as an analytical approach to develop an entrepreneurial ecosystem model. The entrepreneurial ecosystem model posited in this study describes that the entrepreneurial ecosystem will influence competitive advantage through mechanisms such as knowledge transfer, productive entrepreneurship, and innovation. The social community (society actor) has the most important role, while the pattern of interaction between actors and factors shows the limited role and interaction of government, banking and professional actors in the entrepreneurial ecosystem of creative industries in the East Priangan region. Increasing the involvement of entrepreneurs and academics sustainably in the government programs, and formulating an entrepreneurial community are some practical suggestions that can be given from the results of this study. While for further research can examine collaboration, synergy and alignment in the process of interaction between actors within entrepreneurial ecosystem, because these are considered important for improving the performance of entrepreneurial ecosystem in generating productive entrepreneurship. Keywords: Entrepreneurial Ecosystem; Network Theory; Creative Industries; Competitive Advantage; Entrepreneurship"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>