Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pipes, Peggy L.
St. Louis : Tinus Mirror/Mosby , 1989
613.208 3 PIP n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Pelangi
"Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang tertinggi di DKI Jakarta tahun 2017 terjadi di Kota Jakarta Timur yaitu 18,6% dari 14,5%. Wilayah dengan prevalensi gizi kurang tertinggi berada di Kecamatan Cakung, dan wilayah yang berpotensi tinggi mengalami gizi kurang adalah Kecamatan Pulogadung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan perilaku pemenuhan gizi usia baduta di Kecamatan Cakung dan Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini mengambil 132 responden yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata perilaku pemenuhan gizi usia baduta adalah 70 (skala 100). Perilaku pemberian MPASI berdasarkan frekuensi makan pada usia 6-9 bulan adalah perilaku yang paling banyak sesuai (92,4%) dan perilaku pemberian ASI selama dua tahun adalah perilaku yang paling banyak tidak sesuai (51,5%). Berdasarkan uji multivariat diketahui bahwa determinan perilaku pemenuhan gizi usia baduta adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan suami. Temuan penelitian sesuai dengan teori perilaku, yaitu jika tingkat pengetahuan tinggi, sikap positif, maka akan terjadi perilaku. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata pengetahuan adalah 85,83; nilai rata-rata sikap adalah 76,31; dan nilai rata-rata perilaku adalah 70. Secara khusus, perilaku penyerta pemenuhan gizi usia baduta adalah dukungan suami. Pada variabel tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepercayaan terhadap tradisi, dukungan tenaga kesehatan dan akses terhadap pangan tidak berhubungan dengan perilaku pemenuhan gizi usia baduta.

The highest prevalence of malnutrition in DKI Jakarta (2017) occured in East Jakarta City, which was 18,6% from 14,5%. The region with the highest prevalance is in Cakung Sub-district and the region with a high potential of experiencing malnutrtition is Pulogadung Sub-district. The purpose of this study was to determine the determinants of infant and young child nutrition fullfillment behavior in Cakung and Pulogadung Sub-Districts, East Jakarta City. The research method is quantitative with cross-sectional design. This study took 132 respondents selected using purpposive sampling method with data collection techniques using interviews. The results showed that the average value of infant and young child nutrition fullfillment behavior was 70 (scale 100). The behavior of complementary feeding based on eating frequency at the age of 6-9 months is the most appropriate behavior (92,4%) and the behavior of breastfeeding for two years is the most inappropiate behavior (51,5%). Based on the multivariate test, it is known that the determinants of infant and young child nutrition fullfillment behavior are knowledge, attitude and support from husband. The research findings are accordance with behavioral theory that is if the level of knowledge is high, the attitude is positive, then behavior will occur. This is indicated by the average value of knowledge is 85,83; the average attitude value is 76,31; and the average value of behavior is 70. Specifically, the behavior that accompanies the infant and young child nutrition fullfillment behavior is support from husband. In the variable of level of education, level of income, belief in tradition, support of health workers, and access to food are not related to infant and young child nutrition fullfillment behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Isnaini Arifianti
"Stunting adalah kondisi kegagalan pertumbuhan disebabkan oleh kekurangan zat gizi kronik dan infeksi berulang yang memiliki dampak jangka panjang. Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Banten karena prevalensinya masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 1.643 balita yang didapat dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data SSGI 2021 milik BKPK Kementerian Kesehatan RI. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor anak (umur, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, keragaman pangan), faktor ibu (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu); faktor kerawanan pangan; faktor kesehatan lingkungan (kepemilikan jamban); faktor penyakit infeksi (ISPA, diare, pneumonia, TBC) dan faktor pelayanan kesehatan (pemberian vitamin A dan pengobatan balita sakit di fasilitas kesehatan). Data dianalisis menggunakan analisis data kompleks. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada balita 6-59 bulan adalah 22,7%. Berdasarkan analisis multivariat, determinan stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten adalah jenis kelamin (p-value 0,021; AOR 1,351; CI 95% 1,047 – 1,744); pendidikan ibu (p-value 0,009; AOR 1,484; CI 95% 1,103 – 1,998); panjang badan lahir (p-value 0,001; AOR 2,094; CI 95% 1,512 – 2,899); kerawanan pangan (p-value 0,009; AOR 1,629; CI 95% 1,131 – 2,347). Faktor dominan kejadian stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten adalah panjang badan lahir pendek (AOR 2,09). Bayi panjang lahir pendek perlu mendapatkan intervensi KIE gizi dan kesehatan untuk ibu balita; mendapat makanan tambahan balita dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas serta pemantauan rutin setiap bulan di Posyandu agar tidak tumbuh menjadi balita stunting.

Stunting is a condition of growth failure caused by chronic nutritional deficiencies and repeated infections that have long-term effects. Stunting is still a public health problem in Banten Province because the prevalence is still high. This study aims to determine the determinants of stunting in toddlers aged 6-59 months in Banten Province. The research design used was cross sectional with a total sample of 1,643 toddlers obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is the SSGI 2021 data belonging to the Indonesian Ministry of Health's BKPK. The independent variables in this study were child factors (age, sex, birth weight, birth length, dietary diversity), maternal factors (mother's education and mother's occupation); food insecurity factor; environmental health factors (latrine ownership); infection disease factors (ARI, diarrhea, pneumonia, tuberculosis) and health service factors (giving vitamin A and treating sick toddlers in health facilities). Data were analyzed using complex data analysis. Bivariate analysis used the chi-square test and multivariate analysis used multiple logistic regression. The results showed that the proportion of stunting among toddlers aged 6-59 months was 22.7%. Based on multivariate analysis, the determinant of stunting for children aged 6-59 months in Banten Province is gender (p-value 0.021; AOR 1.351; 95% CI 1.047 – 1.744); mother's education (p-value 0.009; AOR 1.484; 95% CI 1.103 – 1.998); birth length (p-value 0.001; AOR 2.094; 95% CI 1.512 – 2.899); food insecurity (p-value 0.009; AOR 1.629; 95% CI 1.131 – 2.347). The dominant factor in the incidence of stunting in toddlers aged 6-59 months in Banten Province is short birth length (AOR 2.09). Short-born babies need to receive health and nutrition communication, information, education interventions for mothers under five and get supplementary food for toddlers from the District/City Health Office and Community Health Centers as well as routine monitoring every month at the Posyandu so they don't grow into stunted toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layya Notiva Dewi
"Salah satu bidang yang sangat diutamakan Indonesia dalam pencapaian MDGs 2015 ialah kesehatan terutama masalah gizi. Upaya penanggulangan masalah gizi kurang telah dilakukan oleh pemerintah melalui unit kesehatan seperti Puskesmas. Peran perawat komunitas adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga berfokus pada fungsi kesehatan keluarga dengan inovasi unggulan berdasarkan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga. Kunjungan keluarga dilakukan minimal sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu. Inovasi unggulan yang telah diberikan berupa edukasi kesehatan dan melatih psikomotor membuat makan ringan berbahan dasar susu. Hasil analisa intervensi didapatkan terjadinya peningkatan status gizi balita dengan peningkatan berat badan dua kg. Perawat dalam memberikan inovasi berupa makanan ringan berbahan dasar susu sebaiknya memperhatikan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberian makanan ringan berbahan dasar susu ini dapat dihentikan setelah stats nutrisi balita optimal.

One area that is highly preferred by Indonesia in achieving the MDGs in 2015 is health area primarily in nutrition problem. The efforts to solve the malnutrition problem has been done by the government through health units such as health centers. The role of community nurses provide nursing care family is focusing on family health function with superior innovation based health problems faced by the family. Family visits had been conducted at least twice a week. Innovation had been given in a form of superior education and training of health psychomotor to make a milk-based snacks. The results of the intervention analysis found an increase in nutritional status of children with a weight gain of two kilograms. Nurses in providing innovations in the form of milk-based snacks should pay attention to the effects of short-term and long-term. Giving milk-based snacks can be stopped after a toddler gain optimal nutrition stats."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Firna
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Anak stunting tidak akan mencapai pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan kognitif optimal. Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (33,8%) menempati urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan di Provinsi Sulawesi Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 552 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Variabel independen meliputi faktor anak, faktor orang tua, dan faktor lingkungan. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stunting pada anak usia 6-23 bulan sebesar 31,9%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah usia anak (OR=1,802), berat badan lahir (OR=3,08), dan panjang badan lahir (OR=2,283). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah berat badan lahir. Anak yang memiliki riwayat BBLR berisiko 2,6 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat BBLR setelah dikontrol variabel usia anak, panjang badan lahir, dan status menyusui.

Stunting is a condition of failure to thrive both physically and cognitively due to chronic malnutrition and repeated infections. Children with stunting will not achieve optimal height growth and cognitive development. Stunting in West Sulawesi (33,8%) is the second highest after East Nusa Tenggara Province. This study aims to analyze the risk factors of stunting in children aged 6-23 months in West Sulawesi Province. The research design used was cross sectional with 552 samples obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is Indonesian Nutrition Status Survey 2021. The independent variables included child factors, parental factors, and environmental factors. Bivariate analysis used chi-squared test and multivariate used multiple logistic regression as the determinant model. The results showed that the proportion of stunting in children 6-23 months was 31,9%. Bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of stunting were child’s age (OR=1,802), birth weight (OR=3,08), and birth length (OR=2,283). Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with stunting was birth weight. Children with a history of LBW are at risk of stunting 2.6 times higher than those without a history of LBW after being controlled by child’s age, birth length, and breastfeeding status.="
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Anindya Nurhafid
"Gizi menjadi masalah masyarakat perkotaan yang rentan dialami balita. Upaya pengendalian dilakukan oleh pemerintah melalui program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Perawat komunitas memiliki peran strategis dalam menangani masalah gizi pada balita dengan menerapkan asuhan keperawatan keluarga. Salah satu bentuk intervensi keperawatan adalah memberikan edukasi kesehatan dan melatih psikomotor keluarga dalam penyediaan menu seimbang. Hasil analisa intervensi didapatkan terjadinya peningkatan status gizi balita dengan peningkatan berat badan dua kg. Perawat dapat meningkatkan perannya dengan melakukan penyuluhan kesehatan terkait menu seimbang balita sebagai upaya preventif masalah gizi pada balita.

Nutrition is vulnerable urban problems experienced by toddlers. Effort made by the government through conscious family nutrition programs (kadarzi). Nurses have a strategic role within the community addressing nutritional problems in toddlers with care it applies. One of the nursing intervention is to provide health education and training provision within the family psychomotor balanced menu. The result of intervention analysis is nutritional improvement with weight 2 kg. Nurses can also give health education related to health balanced diets as preventive act to toddler nutrition problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dina Amri
"Pelayanan gizi pada bayi dan balita tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19 dengan adanya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Angka kunjungan ke POSYANDU di empat wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok mengalami penurunan signifikan pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2020. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 pada tanggal 4 Mei 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kota Solok dari perspektif kebijakan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus pada bulan Mei sampai Agustus 2021 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok dan Dinas Kesehatan Kota Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 11 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal (Kebijakan Kepala Puskesmas, SDM, dana dan fasilitas) serta faktor eksternal (Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solok dan kondisi-sosial ekonomi masyarakat) yang dimiliki oleh Puskesmas se-Kota Solok tidak sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Keadaan penduduk di wilayah kerja masing-masing Puskesmas yang masih banyak tidak memiliki smartphone dan tidak bisa akses media sosial menyebabkan konseling gizi secara daring tidak dapat dilaksanakan oleh Petugas Gizi. Kegiatan pelayanan gizi di POSYANDU tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik dikarenakan kurang memadainya sarana dan prasarana kesehatan. Kegiatan pelayanan gizi pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok pada masa tanggap darurat COVID-19 tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi diharapkan bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat (Ketua RT/RW), Kepala Kelurahan dan Pemerintah Daerah Kota Solok dalam meningkatkan swadaya masyarakat dengan cara mengadakan rapat lintas sektor dan memanfaatkan dana kelurahan untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Posyandu berbasis gotong royong seperti yang telah diatur oleh Pemerintah Daerah Kota Solok.

Nutrition services for infants and children under-five cannot be carried out during COVID-19 pandemic because of the Large-Scale Social Restriction Policy (Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB). POSYANDU visit rate in the four working areas of Public Health Centers (Puskesmas) in Solok City showed significant decrease from April to May 2020. To overcome this, the Ministry of Health of Indonesian Republic issued Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period on May 4th, 2020. This study aims to analyze the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period in Public Health Centers in Solok City from policy perspective. This study was conducted with qualitative approach and case study design from May to August 2021 in Public Health Centers in Solok City. Data was collected by using observation, document review and in-depth interviews with 11 informants. The results showed that internal factors (Internal Policy, HR, funds and facilities) as well as external factors (Solok City Government Policy and community socio-economic conditions) of Public Health Centers in Solok City did not fully support the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Population condition which still does not have a smartphone and cannot access social media, causes online nutrition counseling cannot be carried out by Nutrition Officers. Nutrition service activities at POSYANDU did not properly implement health protocols due to inadequate health facilities and infrastructure. Nutrition service activities for infants and children under-five in ​​Public Health Centers in Solok City during COVID-19 were not fully implemented according to Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Heads of Public Health Centers and Nutrition Officers are expected to cooperate with Community Leaders and Local Government of Solok City in increasing community self-reliance by holding cross-sectoral meetings and utilizing village funds to support the development of health facilities and infrastructure in POSYANDU based on mutual cooperation as regulated by the Local Government of Solok City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drewett, Robert
UK: Cambridge University Press, 2007
613.208 3 DRE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Trivanie Erlim Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan ayah dan pendidikan ibu terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Status nutrisi anak yang terdiri atas malnutrisi dan tidak malnutrisi dihitung menggunakan aplikasi antropometri WHO berdasarkan pengukuran TB/U, BB/U, dan BB/TB. Analisis regresi logistik menggunakan data IFLS 2014 digunakan untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah dan ibu signifikan berpengaruh pada status nutrisi anak. Namun, setelah memasukkan variabel kontrol, tingkat pendidikan ayah tidak signifikan berpengaruh terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan, sedangkan tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh signifikan terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Kecenderungan mengalami malnutrisi lebih tinggi pada anak dari ibu yang berpendidikan rendah. Diantara semua variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap malnutrisi anak yaitu usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan, lahir dengan berat rendah, tinggi ayah, tinggi ibu, dan tinggal di perdesaan. Namun, jenis kelamin, status ASI Eksklusif, Imunisasi DPT3, status kerja ibu, dan status ekonomi rumah tangga tidak signifikan berpengaruh pada malnutrisi anak usia 6-59 bulan.

This study was conducted to determine the effect of fathers education and mothers education on the nutritional status of children aged 6-59 months. The nutritional status of children consisting of malnutrition and not malnutrition was calculated using the WHO anthropometry application based on measurements of TB/U/BB/U, and BB/TB. Logistic regression analysis using 2014 IFLS data was used to answer the research objectives. The results showed that the level of fathers education and mothers education significantly affected the nutritional status of children. However, after entering the control variable, fathers education level did not significantly influence the nutritional status of children aged 6-59 months, while the mothers education level had a significant influence on the nutritional status of children aged 6-59 months. The tendency to experience malnutrition is higher in children of less educated mothers. Among all the control variables that used in this study, there are several variables that significantly influence child malnutrition such as age 12-23 months and 24-35 months, born with low weight, high father, high mother, and living in rural areas. However, gender, exclusive breastfeeding status, DPT3 immunization, maternal employment status, and household economic status did not significantly affect malnutrition of children aged 6-59 months."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fogel, Alan
St. Paul: West Publishing, 1984
155.4 FOG i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>