Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stewart, Susan
New York : Oxford University Press , 1991
098.3 STE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zaal, Wim
Amsterdam: Amber, 1991
BLD 839.360 9 ZAA v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, William Jay
Middletown: Wesleyan University Press, 1961
811.52 SMI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
White, Bertha R.
New York: Oceana Publications, 1970
345.73 WHI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarjo Waluyo
"Masalah lokalitas dan kearifan lokal di Indonesia menjadi permasalahan yang banyak mendapat perhatian pasca-Reformasi 1998. Kecamatan Cepu di Kabupaten Blora saat ini mulai bangkit untuk merevitalisasi kejayaan Kadipaten Jipang di masa lalu. Sementara itu, Adipati Arya Penangsang yang memerintah Jipang pada pertengahan abad ke-16 adalah simbol pahlawan mereka.
Babad Tanah Djawi dan budaya Jawa Mataraman/pedalaman telah membangun representasi yang bercorak hegemoni yang jejak-jejaknya terwujud dalam kesenian kethoprak Solo (Mataraman). Sementara itu, kethoprak Pati (pesisiran) yang mengakomodasi cerita tutur di Jawa Pesisir membangun representasi yang bercorak resistensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pementasan kethoprak Pati dan kethoprak Solo dalam mengonstruksi tokoh Arya Penangsang ada perbedaan yang berseberangan. Pertama, berkaitan dengan judul lakon dan penokohan. Kedua, berkaitan dengan adegan utama pementasan. Ketiga, berkaitan penggambaran antara poros Jipang-Kudus versus Pajang-Kadilangu.
Cepu adalah kota yang mewarisi keberadaan tokoh Arya Penangsang dan Kadipaten Jipang. Upaya revitalisasi kejayaan Kadipaten Jipang di Cepu adalah representasi yang bercorak resistensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga hal penting dalam upaya revitalisasi Kadipaten Jipang. Pertama, melalui konstruksi Arya Penangsang sebagai pahlawan lokal dan Jawa Pesisir. Kedua, konstruksi memori kolektif Cepu sebagai bumi Arya Jipang. Ketiga, penetapan Raja Keraton Jipang terkait upaya revitalisasi.
Akhirnya, penelitian menjelaskan bahwa dengan melihat kebesaran tokoh Arya Penangsang dan kejayaan Kadipaten Jipang masa lalu, masyarakat Cepu berusaha melakukan dua macam bentuk representasi. Pertama, representasi Cepu berubah dari representasi pasif ke representasi aktif. Kedua, representasi Cepu berupaya melakukan kapitalisasi representasi dengan berbagai motif, terutama politik dan ekonomi.

The problem of locality and local wisdom in Indonesia has become a problem that has got much attention in the post-Reformation 1998. Cepu District in Blora Regency is now starting to rise to revitalize the glory of the Jipang Duchy in the past. Meanwhile, Duke of Arya Penangsang who ruled Jipang in the mid-16th century was a symbol of their hero.
The chronicle of Babad Tanah Djawi and the Javanese Mataraman/inland culture have built a hegemonic representation whose traces are manifested in the art of Solo kethoprak (Mataraman). Meanwhile, Kethoprak Pati (coastal area) which accommodates spoken stories in Coastal Java builds a representation that has a resistance pattern. This research shows that the performance of Kethoprak Pati and Kethoprak Solo in constructing the character of Arya Penangsang is different. First, relating to the title and characterization. Secondly, in connection with the main scene of the performance. Third, related to the depiction between the axis of Jipang-Kudus versus Pajang-Kadilangu.
Cepu is a city that inherits the existence of the figure of Arya Penangsang and Kadipaten Jipang. The revitalization of the glory of the Jipang Duchy in Cepu is a resistance patterned representation. This research shows that there are three important things in the effort to revitalize the Jipang Duchy. First, through the construction of Arya Penangsang as a local hero and Coastal Java. Second, the collective memory construction of Cepu's memory as the Arya Jipang earth. Third, the determination of the King of Jipang Palace is related to revitalization efforts.
Finally, the research explained that by seeing the greatness of the character of Arya Penangsang and the glory of the past Jipang Duchy, the Cepu community tried to do two forms of representation. First, Cepu representation changes from passive representation to active representation. Second, Cepu's representation seeks to capitalize representation with various motives, especially politics and economics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2610
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyna Susanti
"Skripsi ini membahas mengenai fenomena yeongeo yeolphung yang direpresentasikan dalam film Narara Penggwuin. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan masalah pada representasi yeongeo yeolphung dalam film Narara Penggwuin dan pengaruh fenomena yeongeo yeolphung di Korea terhadap representasi yeongeo yeolphung dalam film Narara Penggwuin. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif melalui pendekatan representasi media dan kognisi sosial dapat disimpulkan bahwa film Narara Penggwuin dapat menggambarkan lima dari delapan wujud yeongeo yolphung. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa yeongeo yeolphung di Korea memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembuatan film Narara Penggwuin.

This thesis analyzes yeongeo yeolphung phenomenom which is represented in Narara Penggwuin film. The research is focused on yeongeo yeolphung representation in Narara Penggwuin film and the influence of yeongeo yeolphung phenomenom in Korea towards yeongeo yeolphung representation in Narara Penggwuin film. By using descriptive qualitative method and through representative media and social cognitive approach it can be concluded that Narara Penggwuin film represents five of eight kinds of yeongeo yeolphung. It can be stated based on this research that yeongeo yeolpung phenomenom in Korean society strongly influence Narara Pewnggwuin film.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Octavia Viriyo
"Pada 1970-an, shōjo manga menjadi salah satu media perwujudan gagasan perempuan Jepang dan menjadi suatu genre dari perempuan untuk perempuan. Skripsi ini membahas gambaran perempuan Jepang dalam shōjo manga Haikarasan ga Tōru dan N.Y. Komachi sebagai suatu gagasan Yamato Waki atas perempuan Jepang. Penelitian ini menggunakan pendekatan feminis dengan menerapkan teori Gynocritics dari Elaine Showalter pada analisis. Sebagai hasil, diketahui bahwa tokoh utama perempuan pada masing-masing shōjo manga yang menjadi korpus penelitian mewakili pola pikir perempuan Jepang pada masa karya tersebut diterbitkan. Meski menampilkan tokoh utama perempuan yang menentang subordinasi, disimpulkan bahwa dua karya tersebut bukan karya feminis.

In 1970s, shōjo manga became one of media which embodied Japanese women?s ideas and became a from women to women genre. This study will focus on explaining the images of Japanese women in shōjo manga titled Haikarasanga Tōru and N.Y. Komachi as Yamato Waki?s ideas of women. This research uses feminist approach and applies Gynocritics theory from Elaine Showalter on the analysis. As a result, it's shown that the main female protagonists of both shōjo mangas who become the center of this research represent Japanese women?s mindset from the era when those works were published. Though it?s featuring female protagonist who against female subordination, it's concluled that both works are not a feminist works.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
White, B.R.
New York: Oceana Publications, 1986
345.73 WHI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hamidul Haq
Singapore: Lexis lexis, 2013
332.024 HAQ f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koshi, George M.
Tokyo: Charles E. Tuttle, 1970
345 KOS j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>