Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chicago: American Library Association, 1980
809.892 82 YOU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"There are twenty seven themed and annotated reproducible booklists, perfect for reader's advisory with teens, parents, teachers even for collection development. It has indexed, annotated lists extending back to 1966.Teen service librarians in public and school libraries, along with parents, and middle and high school English teachers, will welcome this fully updated third edition, featuring a thought-provoking foreword from Betty Carter, YA services luminary and editor of the first two editions of BBYA."
Chicago: American Library association, 2007
e20435784
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinandus Adri Pradhana
"Tujuan: Kondisi obesitas berpotensi menyebabkan kondisi stres oksidatif dalam tubuh. High Intensity Interval Training (HIIT) diyakini dapat membantu memperbaiki kondisi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas HIIT terhadap penanda stres oksidatif dan persentase lemak tubuh pada laki-laki dewasa muda dengan obesitas.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan uji pre-post pada satu kelompok perlakuan. Subjek penelitian adalah laki-laki obesitas berusia antara 18-30 yahun yang tidak melakukan latihan fisik rutin selama 6 bulan terakhir. Subjek mendapat intervensi HIIT selama 12 minggu dan diperiksa kadar SOD, MDA, serta komposisi tubuh pada awal dan akhir intervensi.
Hasil: Terdapat peningkatan SOD dan penurunan MDA namun tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan (p=0,674 dan p=0,562). Kemudian terdapat penurunan persentase lemak namun tidak signifikan (p=0,086).
Kesimpulan: Pemberian program HIIT pada subjek laki-laki dewasa muda dengan obesitas selama minimal 12 minggu dapat menurunkan rerata kadar MDA sebesar 0,27µM, meningkatkan rerata kadar SOD sebesar 8,43U/mL, dan menurunkan persentase lemak tubuh sebesar 2,26% namun perubahan tersebut tidak signifikan. Tidak ditemukan hubungan antara perubahan persentase lemak dengan perubahan kadar MDA dan SOD setelah intervensi.

Objective: Obesity has the potential to cause oxidative stress in the body. High Intensity Interval Training (HIIT) is believed to help improve oxidative stress conditions. This study aims to determine the effectiveness of HIIT on oxidative stress, markers and body fat percentage in young adult men with obesity.
Methods: This study used an experimental design with pre-post tests in one treatment group. The research subjects were obese men aged between 18-30 years who had not done regular physical exercise for the last 6 months. Subjects received HIIT intervention for 12 weeks and had SOD, MDA and body composition levels checked at the beginning and end of the intervention.
Results: There was an increase in SOD and a decrease in MDA but did not show significant changes (p=0.674 and p=0.562). Then there was a decrease in fat percentage but it was not significant (p=0.086).
Conclusions: Giving the HIIT program to young adult male subjects with obesity for a minimum of 12 weeks can reduce the average MDA level by 0.27µM, increase the average SOD level by 8.43U/mL, and reduce the percentage of body fat by 2.26%, but these changes not significant. No relationship was found between changes in fat percentage and changes in MDA and SOD levels after the intervention.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meidiati Sekarsari
"Pesatnya perkembangan dunia hiburan memungkinkan kita untuk mengetahui lebih jauh akan kehidupan sehari-hari selebriti favorit. Dengan kesempatan tersebut, kita kemudian merasa mengenal dan memiliki hubungan dengan selebriti favorit, yang disebut dengan perilaku parasosial. Beberapa karakteristik individu yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku parasosial adalah individu yang kurang dalam interaksi sosialnya dan memiliki self-esteem rendah. Kedua karakteristik tersebut ternyata juga merupakan karakteristik personal dari individu yang sering mengalami loneliness.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah loneliness berhubungan dengan kuatnya perilaku parasosial seseorang. Peneliti menggunakan UCLA Loneliness Scale ver 2. untuk mengukur loneliness dan Celebrity Attitude Scale untuk mengukur perilaku parasosial. Sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang wanita dewasa muda yang berusia antara 20 - 40 tahun. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara loneliness dan perilaku parasosial pada wanita dewasa muda.

The rapid change in the entertainment world give us the opportunity to know the daily lives of the celebrity. With that opportunity, we could then feel that we know the celebrity and have a relationship with that person, which can be called as parasocial. Some of the characteristics of an individual who have the tendency to do a parasocial behavior are having a lack of social interaction and low self-esteem. Both of those characteristics are also a personal characteristics of an individual who tend to experience loneliness.
The aim of this research is to know if loneliness would be linked to the strenght of one's parasocial behavior. The researcher used UCLA Loneliness Scale ver. 2 to measure loneliness and Celebrity Attitude Scale to measure paraosical behaviors. The sample of this research was 84 young adulthood women in the age range between 20-40 years old. The result of this research shown that there are significant positive relationship between loneliness and parasocial behavior in young adulthood women.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 MEI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thifalina Alam Aulia
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara seksual permisif dan religiusitas islam pada dewasa muda. Partisipan penelitian ini melibatkan 440 dewasa muda muslim yang berusia 20-30 tahun dan belum menikah se-Indonesia. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner online. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Premarital Sexual Permissivenes (untuk mengukur seksual permisif) dan Revised Muslim Religiosity Personality Inventory (untuk mengukur religiusitas Islam). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif signifikan antara seksual permisif dan religiusitas islam pada dewasa muda dengan koefisien korelasi sebesar r (438) = 0,385, p < 0,01. Hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi religiusitas Islam seseorang maka semakin rendah seksual permisif yang dimilikinya.

This study was conducted to determine the relationship between sexual permissiveness and Islamic religiosity in young adults. Participants of this study were 440 people with the age range of 20-30 years, muslim, and single in Indonesia. The data were collected through an online questionnaire. The instruments used were Premarital Sexual Permissiveness (measured Sexual Permissiveness) and Revised Muslim Religiosity Personality Inventory (measured Islamic Religiosity). The result showed a significant negative correlation between sexual permissiveness and Islamic religiosity in young adults with a correlation coefficient of r (438) = 0,385, p < 0,01. It means that the higher level of Islamic religiosity, the lower a person's sexual permissiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waheeda B. Abdul Rahman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebahagiaan wanita dewasa muda yang dibesarkan dalam keluarga poligami. Selain itu, untuk mengetahui keutamaan dan kekuatan yang dimiliki dan bagaimana mereka mengaplikasikannya di dalam kehidupan mereka untuk meraih kebahagiaan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif. Kuesioner VIA-IS juga digunakan untuk mengenal keutamaan dan kekuatan subjek penelitian.
Subjek penelitian terdiri dari empat wanita dewasa muda yang dibesarkan dalam keluarga poligami. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan merujuk pada hasil dari kuesioner VIA-IS, standar dan pendapat peneliti.
Dari analisis terhadap hasil wawancara dan perhitungan nilai dari kuesioner VIA-IS, disimpulkan bahwa: 1) gambaran poligami yang dilakukan ayah adalah rata-rata mereka hidup harmonis walaupun ada konflik tetapi tidak terlalu serius, hanya iri-irian; 2) gambaran penghayatan terhadap poligami yang dilakukan ayah adalah tidak mempermasalahkan perilaku tersebut; 3) semua subjek secara keseluruhan bahagia dengan kehidupan mereka karena hubungan interpersonal yang baik.; 3a) gambaran kebahagiaan mengenai masa lalu yang berpengaruh adalah emosi positif pride, gratitude dan forgiveness; 3b) gambaran kebahagiaan masa depan hanyalah emosi positif hope; 3c) gambaran kebahagiaan saat ini pleasure dan gratifikasi yang disesuaikan dengan keadaan di pondok pesantren; 4) gambaran penghayatan subjek mengenai keterkaitan antara poligami yang dilakukan ayah dengan kebahagiaan adalah pada awal mereka terpengaruh tetapi dengan berjalannya waktu, tidak terpengaruh; 5) keutamaan dan kekuatan yang dimiliki subjek adalah Forgiveness and Mercy dan Gratitude.
Hasil penelitian menyarankan data harus dari beberapa sumber; melakukan penelitian kuantitatif; mengacu pada teori yang khusus untuk kekuatan gratitude bersama forgiveness and mercy; meneliti gambaran proses pembentukan dan aplikasi kekuatan gratitude dan forgiveness and mercy; subjek penelitian diganti dengan mereka yang berada di luar pondok pesantren; melakukan penelitian cross-sectional untuk membandingkan kebahagiaan mereka yang dibesarkan di dalam keluarga bercerai dan keluarga poligami.

The focus of this study was to understand the authentic happiness among young adulthood women in polygamous families; as well as to identify their virtues and strengths and how they applied them in their lives to gain authentic happiness. This was a qualitative descriptive interpretive study. Questioner VIA-IS was also used to identify the virtues and strengths of the subjects in this study.
The subjects in this study were four young adulthood women from polygamous families. The data was acquired through deep interview and analysis was done referring to the results from questioner VIA-IS; and the standards and opinions set by the researcher.
From the analysis of the results of the interviews and the questioner VIA-IS, the conclusions were: 1) the descriptions of polygamous families were generally harmonious even though there were some minor conflicts mainly jealousies; 2) there were no hard feelings generated from the polygamies committed by their fathers; 3) all subjects were generally happy in their lives because of very good interpersonal relationships; 3a) positive emotions like pride, gratitude and forgiveness influenced their authentic happiness about the past; 3b) only hope influenced their authentic happiness towards the future; 3c) pleasure and gratification were adapted to their lives in a boarding school; 4) they were at first influenced by the polygamies but later accepted them; 5) Forgiveness and Mercy with Gratitude were the strengths that they made used of in their lives.
Suggestions made from the results of the study were that data should be from a few sources; quantitative research should be undertaken; must concentrate on specialized theories based on the strengths gratitude with forgiveness and mercy; research on the descriptive process of the formation and application of the strengths gratitude with forgiveness and mercy; subjects can be replaced with those not living in a boarding school; conduct a cross-sectional study to compare the authentic happiness of young adulthood women from divorced families and polygamous families."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frea Petra Maheswari
"Masa depan tidak akan dapat diraih apabila seseorang tidak dapat melakukan pemaafan. Pemaafan dibutuhkan seseorang untuk tidak menyimpan rasa dendam dan bersalah yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dewasa muda yang merupakan masa dengan banyak konflik dan peralihan hidup tentu mengalami hambatan yang terjadi disebabkan oleh diri mereka sendiri maupun hal-hal di luar diri mereka. Pemaafan diperlukan oleh dewasa muda agar dapat memaafkan hal-hal tersebut demi tercapainya cita-cita mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pemaafan dan kesejahteraan psikologis pada dewasa muda. Sebanyak 175 partisipan berusia 22-44 tahun mengisi kuesioner yang mengukur pemaafan Heartland Forgiveness Scale/HFS dan kesejahteraan psikologis Ryff rsquo;s Psychological Well-Being Scale/RPWB. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pemaafan dan kesejahteraan psikologis pada dewasa muda r=-0.620.

Future cannot be reached if one cannot do forgiveness. Forgiveness is needed to keep us from holding grudge and guilt caused by past events. Young adulthood is a phase of many conflicts and life transitions that obstructed by themselves or another person. Forgiveness is necessary to young adult so that they can forgive those underexpected things for the sake of achieving their aspirations.
The aim of this research was to examine the relationship between forgiveness and psychological well being among young adulthood. A total of 175 participants aged 22 44 completed questionnaires of forgiveness Heartland Forgiveness Scale HFS and psychological well being Ryff rsquo s Psychological Well being Scale RPWB . The result of this research showed that there is a significant and positive relationship between forgiveness and psychological well being among young adulthood r 0.620.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: R. R. Bowker, 1992
R 011.62 YOU II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: R. R. Bowker, 1992
R 011.62 YOU I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Sinta Nurcahya Hatta
"Penelitian ini didasari oleh pentingnya menabung bagi karyawan dewasa muda. Penelitian ini menjelaskan pengaruh literasi keuangan dan trait conscientiousness terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Sampel yang diambil berjumlah 434 orang karyawan dewasa muda secara accidental. Pengukuran literasi keuangan yang bernama Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) dibuat oleh Sjabadhyn, et.al (2016) berdasarkan teori Lusardi dan Mitchell (2014) Pengukuran trait conscientiousness menggunakan Big Five Inventory (BFI) dari John dan Srivastava (1999), sedangkan pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (F= 13.153 p < 0.01), yang berarti terdapat pengaruh dari literasi keuangan dan trait conscientiousness secara bersama-sama terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor literasi keuangan dan skor trait conscientiousness maka semakin tinggi intensi menabungnya. Dengan demikian, diharapkan agar pemerintah, instansi pendidikan, dan keluarga dapat memberikan pendidikan untuk melatih kontrol diri, kedisiplinan diri, serta perilaku cermat seorang individu.

This Study was based on importance of saving for young adult employees. This study explain the influence of financial literacy and conscientiousness as a together to saving intention among young adult employees. Participants counted 434 young adult employees with the accidental type. Measurement of financial literacy was using an instrument of Financial Knowledge Test (TPK) developed by Sjabadhyni, et.al (2016) based on the theories of Lusardi and Mitchell (2014). Measurement of conscientiousness was using Big Five Inventory (BFI) of John and Srivastava (1999), while measurement of the intention of saving was using an instrument developed by Ladhari and Michaud (2015).
The result of this study showed that the null hypothesis is rejected (F: 13.153 p < 0.01), which means there was an influence of financal literacy and conscientiousness as a together to saving intention among young adult employees. That means the higher someone score of financial literacy and conscientiousness, the higher saving it. Thus, it is expected that the government, educational institutions, and families to provide the education to exercise self-control, self-discipline and thrifty behavior of an individual.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>