Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Palupi Kusumowardani
"Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum sistem pengukuran dan pengendalian kinerja bagi perusahaan kecil menengah khususnya pada perusahaan budidaya udang. Penelitian ini merupakan studi kasus pada divisi aquaculture pada PT. X. Hasil penelitian menemukan bahwa divisi aquaculture memiliki kekurangan pada perencanaan. Faktor kunci kusuksesan dalam pengelolaan industri udang terletak pada penerapan prosedur operasi standar tentang teknik budidaya yang benar dan manajemen yang baik. Fokus utama adalah pada pengendalian biaya. Untuk melakukan pengendalian digunakan sistem anggaran, analisa varians biaya pakan dan varians volume penjualan serta kerangka balanced scorecard sesuai dengan faktor kunci sukses dan daur hidup usaha agar mendapatkan pengukuran yang komprehensif
This thesis aims to obtain an overview of performance measurement and control systems for small and medium companies, particularly in shrimp farming company. This research is a case study on aquaculture division of PT. X. Results research found that division have a lack in planning. Key success factor in this business lies in application of standard operating procedures regarding proper aquaculture technique and good management. The main focus is to control costs. To control can use budget systems, variance analysis of costs and sales volume variance and balanced scorecard framework in accordance with the key success factors and business life cycle in obtain comprehensive measurement."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricko Ilham Saputra
"Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi sistem pengendalian manajemen menggunakan four levers of control pada perusahaan kontraktor minyak dan gas. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus dan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa belief system berupa visi dan misi selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan walaupun secara deskripif pernyataannya dinilai masih umum. Perusahaan jarang mengkomunikasikannya kepada karyawan dalam sebuah pertemuan. Boundary system dari etika kepegawaian telah membatasi perilaku kerja karyawan. Namun, batasan dari pedoman Pertamina menemui kendala pada proses progres pelaporan proyek dan penetapan klien. Pada diagnostic control system, karyawan mengetahui target yang ditetapkan pada indikator kinerja perusahaan. Namun, perusahaan belum maksimal dalam melakukan monitoring dan evaluasi dalam memantau capaian kinerja secara aktual. Strategic uncertainties berasal dari perubahan isi pedoman Pertamina yang menyebabkan perubahan seperti penggantian standartisasi dan komponen item proyek hingga perubahan perangkat teknologi di mana supplier dan vendor yang dimiliki perusahaan belum tentu dapat memenuhinya secara cepat. Selain itu, force majeure akibat perubahan iklim dan pandemi Covid 19 telah mempengaruhi kelancaran kegiatan bisnis perusahaan. Interactive control system diimplementasikan dengan terbukanya manajemen puncak pada ide baru dari karyawan. Namun, inisiasi debate and dialogue masih bergantung pada instruksi dari manajemen puncak.

This study aims to analyze the implementation of a management control system using four levers of control in oil and gas contractor. This study uses a case study strategy and qualitative methods. Data was collected by means of interviews and documentation. This study shows that belief system in the form of a vision and mission is in line with the company's strategy and goals, although descriptively the statement is considered general. Companies rarely communicate it to employees in a meeting. Boundary system of staffing ethics has limited employee work behavior. The limitations of Pertamina's guidelines encounter obstacles in the project reporting progress process and client determination. Diagnostic system, employees know the targets set on the company's performance indicators. The company has not been maximal in conducting monitoring and evaluation in actual performance achievements. Strategic uncertainties stemmed from changes in the contents of Pertamina's guidelines which led to changes such as the replacement of standardization and component project items as well as changes in technology equipment where suppliers and vendors owned by company were not necessarily able to fulfill them quickly. Force majeure due to climate change and Covid 19 has affected the smooth running of the company's activities. Interactive system is implemented by opening up top management to new ideas from employees. Initiation of debate and dialogue depends on top management instructions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid
"Dengan sistem pengendalian, manajemen dapat memastikan efisiensi dan efektifitas pengalokasian dan penggunaan sumber daya perusahaan, serta mengevaluasi sejauh mana kebijakan dan strategi perusahaan telah berjalan. Pengendalian manajemen tersebut berdasar pada evaluasi atau penilaian atas kinerja perusahaan yang dapat dilihat dengan membandingkan kinerja aktual yang dicapai dengan kinerja yang diharapkan. Penilaian kinerja mencakup dua masalah pokok yaitu efektifitas dan efisiensi. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut penulis melakukan analisa terhadap penilaian kinerja yang diterapkan PT. "X" terhadap kantor-kantor cabangnya, yang menjadi landasan bagi pihak manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian terhadap kantorkantor cabang tersebut. Penilaian terhadap kinerja mencakup aspek finansial dan non finansial. Berdasarkan aspek finansial, penilaian dilakukan dengan menggunakan anggaran dan analisa profitabilitas ROA, residu income. penilaian dilakukan yaitu Dari dengan pengukuran ROI/ aspek non finansial, dengan melakukan evaluasi terhadap struktur organisasi atau mengukur tingkat produktifitas pegawai. Kedua metode ini akan saling melengkapi dalam melakukan analisa dan evaluasi kinerja. Penilaian kinerja yang dilakukan PT "X" terhadap kantor-kantor cabangnya didasarkan pada pencapaian target anggaran masing-masing kantor cabang (aspek keuangan). Perlu diperhatikan bahwa penilaian berdasarkan profitabilitas akan menjadi masukan yang berarti dalam evaluasi kinerja, terutama dalam menganalisa tingkat efisiensi kantor cabang. Oleh karenanya dijadikan melakukan kantor cabang terlebih dahulu harus sebagai pusat-pusat laba.PT "X" telah pula penilaian terhadap struktur organisasi dan tingkat produktivitas pegawai (aspek non-keuangan)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Guntur P. F.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Johantri
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis manajemen pemeliharaan pada Politeknik Keuangan Negara ndash; STAN PKN STAN dengan Maintenance Management Framework, dan mengaplikasikan life cycle cost aset untuk mendapatkan perkiraan anggaran biaya pemeliharaan. Penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi kondisi. Analisis dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara manajemen pemeliharaan yang ada dengan kriteria dalam maintenance management framework. Perhitungan anggaran pemeliharaan dilakukan aset berdasarkan kondisi aset dan life cycle cost. Hasil penelitian menunjukkan belum ada kesesuaian manajemen pemeliharaan yang dilakukan dengan maintenance management framework. Perhitungan kebutuhan anggaran pemeliharaan menunjukkan bahwa anggaran yang ada saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan.

ABSTRACT
This research is a case study aimed at analyzing the maintenance management of Financial Polytechnic State STAN PKN STAN with maintenance management framework, and application of asset life cycle cost to get the maintenance budget estimations. The study was conducted by interviewing and observing the condition. The analysis is done by comparing the fit between the existing maintenance management with the criteria in maintenance management framework. The calculation of the maintenance budget is based on the life cycle cost of assets according to the existing conditions. The results showed that the maintenance management done is not in accordance with the maintenance management framework. Calculation of the maintenance budget shows that the current budget is not sufficient to meet the maintenance requirements."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Andreas
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Desy Karoline
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Herlingga
"Proses pengeljaan suatu ptoyek bungunnn diawali dengun berbagai tahapan pengexjafm. Hal pertarna yang harus djkexjakan sebelum suatu proyek bexjalun udalah dengan menciptakzm suntu gagusan/konseptual tentung pereneanaan pcmbzmgunan proyek lersebul. Selelah itu, tnhap pengumpulzm data dan diikuti dengan pendesainan. Kemudian, setelah SEITIUB lalwpau sclesai proyek baru dupal dilaksanaknn sesuni dengan penjadwalan yang teluh ditentuknn dan dengan prosw pemeliharun dan opemsional bangunan terebut.
Penggambaran proses lersebut mempaknn sistem kelja yang tmjadi dulam induslri konstruksi. System kerja yang dini]ni sukses udnlah sys!em yang dapat memberikan hasil yang optimum dengan biaya dan beban kexja sedikit. Oleh karenanya dnlnm mengelola system kerja yang baik hams merrq>erhnlikan metoclologi kezja yang sesuai dengan yang dibxuuhkan.
Dalam industri konstruksi, metodologj kerja yang dapat menyesuuikan system kelja deugau apa yang dibutuhknnnya adnlah metodologi value engineering. Uniuk mengatur keseluruhnn perencanaan proyek, pereneana sebajknya rnemasukan prinsip value engineering unluk mendapatkan perencanann yang optimum. Dengnn value engineering, selmuh biaya proyek yang tidal; diperlnkan (Umxecessary cost) dapat dihilangkan ,karena dengan value engineering perencana dapat mengembangkan berbagui altematif penyelesaian untuk mendaputkan biaya yung mumh dengan kuzllitas yang lmrnpir same.
Dalam value engineering, unluk mengetahui sebempa besar ketidak efek1iEun biayu yang ierpakai adnlah dengan mengguunknn rnetode Life Cycle Costing Analisis. Mewde ini dupul memberikan annlisispcdmndingan eslimnsi nilai dari selunxh pendcsaiuan nltematif _ Hnsil yang diambil merupakan pilihan terbaik dari segi efisiensi waktu, material, pemlataxg konslruksi, perlengknpun dan metode.
Tahup penumn dari melode ini ndnluh dengun memecnh proyek menjadi bebempa komponen. Setelah itu mendefinisikan keseluruhan biaya-biaya yang termnsuk kedalnm musing-musing kompouen. Tahap kedun ini menlpukan mlmp cstimnsi nilni. Dcngun adnnyn eslinmsi nilai ini perencana dapat melnbandhmgkan estimasi seluruh aitematif kornponen-komponen yang lelah dinnalisis.
Keselumlmnn proses ini merupaknu proses yang panjnng dan memakan waktu apabila dikerjakan secara manual. Oleh karenanya, tujuan daripndn skripsi ini adnluh uniuk meneliti bugnimnnn proses pengambilan keputusnn yang dibuntu dengan program kompuier dapat menenluknn biaya siklus hidup proyek yang paling ekonomis dan efiisien.

There are many steps to have a successlill in project development. And it begin in many kinds of procedural steps that should be work with the right procedure. Every projects have a part frame of work such as Concept, Planning, Development planning (Design), Construction, Operation, and Maintenance. All of these parts are related one each other, and the result can be success if these parts work correctly.
First, innovation are the most important things to have a great result, a good innovation can create a successful development project planning. Secondly, are the steps when the consultant should collecting data and do the design. And finally if all of those procedural steps is done, the project can be started as it schedule before, and ending by doing maintenance and using the result.
The description of those process are work system in construction industry. A success work system is a system that give an optimum result with a less cost. For the reason, in managing a work system a consultant should really pay attention in the methodologies work matching with which is required.
In construction industry, activity methodologies able to accomodate system work by what requiring of it to be is methodologies of value engineering. To arranging a project planning, a plan should have a value engineering principal that can help to get an optimum result. With a value engineering all of the project cost that not needed (unnecessary cost) can be eliminated, with value engineering the can be develop in various altemative ways of solution so we have the most less of cost with a good quality of result.
Value engineering also can show the effectiveness cost that already used by using Life Cycle Costing Analysis. This method can show analysis comparison of value estimation from all altemative design. The asses result of which is taken which is represent best choice of time efficiency facet, material, equipment, construction, method and supply.
First phase of this method is by breaking project become some component. Afterwards define the overall of costs which including into each component. this [bothf second] Phase represent value estimation phase. With existence of estimation assess this planner can compare estimation entire/all components altemative which have been analyzed.
Overall of this process represent long process and eat time if done manually. For the reason, target of than this slaipsi is to check how assisted decision-making processes with computer program can detennine the expense of cycle live the project of most economic and emsien.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukartono
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada dekade terakhir ini menunjukkan
peningkatan yang cukup baik. Peningkatan ini merupakan hasil dari kebijakan
makro di bidang ekonomi seperti penggalakkan ekspor non migas, kemudahan
investasi, pengembangan sumber daya manusia, deregulasi dan sebagainya. Di
bidang investasi, Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang menarik
. untuk realokasi . industri. Persetujuan investasi yang diberikan oleh BKPM dari
tahun ke tahun juga menunjukkan perkembangan yang mengembirakan. Untuk itu,
diperlukan berbagai sarana pendukung seperti sarana transportasi, listrik,
telekomunikasi, air bersih, sarana jalan dan sebagainya agar mampu menjadi
penunjang pertumbuhan ekonomi yang selama ini telah dicapai.
Peningkatan investasi yang terjadi diikuti dengan meningkatnya populasi
kendaraan, sementara penambahan panjang jalan relatif lebih kecil. Pemerintah
menghadapi kendala dalam hal penyediaan dana untuk menambah panjang jalan
yang ada. Urituk itu diambil suatu kebijakan yaitu membangun jalan tal yang dapat
dioperasikan secara komersial. Pengelolaan jalan tol di Indonesia diserahkan
kepada sebuah BUMN, tetapi pemerintah juga membuka peluang kepada investor
swasta untuk membangun dan mengoperasikannya. Minat investor swasta ini
ternyata cukup baik dan saat ini bisnis jalan tol termasuk bidang usaha favorit.
PT. "X" merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan jalan tol
yang mengalami pertumbuhan cukup pesat. Hal ini ditandai dari ruas jalan tol yang
dikelola semakin lama semakin panjang. Dengan makin besarnya perusahaan
maka masalah-masalah yang muncul juga menjadi kompleks. Sistem
pengendalian yang diterapkan PT. "X" meliputi perencanaan jangka pendek yang
dituangkan dalam anggaran tahunan. Sedangkan perencanaan strategik
dituangkan dalam rencana jangka panjang yang mencakup periode lima tahun.
Untuk melaksanakan sistem pengendalian tersebut, ditetapkan adanya
pendelegasian wewenang dari manajemen yang lebih tinggi kepada level
manajemen dibawahnya. Unit-unit kerja yang ada dikelompokkan ke dalam
berbagai pusat pertanggungjawaban, dan cabang-cabang yang merupakan ujung
tombak perusahaan ditetapkan sebagai profit center.
Pengukuran kinerja yang dilakukan pada PT. "X" adalah penilaian prestasi
kerja pegawai yang dilakukan secara periodik dan berjenjang. Untuk kepala
cabang penilaian dilakukan direksi. Fokus penilaian adalah sasaran kerja yang
hendak dicapai seorang pegawai pada satu periode. Nilai prestasi yang diperoleh
kepala unit kerja merupakan cerminan dari rata-rata nilai akhir para manajer
dibawahnya. Untuk perusahaan secara keseluruhan, penilaian kinerja dilakukan
setiap akhir tahun buku berupa : (1) perbandingan antara realisasi dengan
anggaran dan (2) kesehatan perusahaan. Tingkat kesehatan perusahaan diukur
dari nilai terbobot yang terdiri dari rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, profit margin,
efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. Penilaian kinerja ini dilakukan oleh auditor
eksternal. Ditinjau dari sistem pengendalian manajemen, pengukuran ini belum
mencukupi untuk menilai prestasi kepala cabang maupun prestasi cabang secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan penilaian kinerja tersebut tidak menggunakan
laba sebagai tolok ukur suatu profit center.
Laba merupakan indikator penting dalam pengukuran kinerja suatu profit
center. Diantara berbagai pengukuran kinerja untuk menilai pusat
pertanggungjawaban, pengukuran kinerja efektivitas layak dipertimbangkan dalam
penilaian kinerja cabang-cabang PT. "X". Pengukuran tersebut, disamping menilai
kinerja . kepala cabang sebagai seorang manajer, juga menilai kinerja cabang
secara keseluruhan. Untuk keperluan ini daftar laba-rugi konvensional harus
disesuaikan ke dalam bentuk divisional. Berdasarkan laba-rugi divistonal tersebut,
penilaian kinerja kepala cabang dapat dilakukan dari angka controllable
contribution. Sedangkan untuk cabang secara keseluruhan dapat dilakukan dari
angka divisional controllable. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kinerja kedua
kepala cabang dan kinerja masing-masing cabang secara keseluruhan
menunjukkan hasil yang sama. Hal ini dapat diartikan bahwa kedua kepala cabang
mempunyai prestasi yang sama baiknya dalam mengelola sumber daya yang
menjadi tanggungjawabnya: Dengan menerapkan metode pengukuran kinerja ini,
diharapkan akan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada para kepala
cabang. Di sisi lain penilaian ini cukup adil dalam menilai prestasi yang diraih oleh
masing-masing cabang. Pengukuran ini dapat melengkapi pengukuran yang
selama ini telah dilaksanakan yaitu penilaian prestasi kerja kepala cabang.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan oleh internal auditor yang mempunyai
tugas membantu direksi perusahaan dalam bidang pengawasan intern
Pengukuran kinerja merupakan salah satu aspek penting dalam sistem
pengendalian manajemen. Kinerja dari suatu unit usaha I pusat
pertanggungjawaban akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, manajemen harus memiliki acuan yang representatif dan handal
agar pusat pertanggungjawaban dapat dievaluasi secara tepat dan obyektif.
Kesimpulan tentang pelaksanaan penilaian kinerja unit-unit kerja di atas berikut
saran-saran yang telah diuraikan di muka semoga dapat menjadikan sistem
penilaian kinerja . di PT "X" semakin baik, efisien dan efektif sebagai alat
pengendalian manajemen."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>