Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pande Made Kusuma Ari Astuti
"Perhitungan mengenai jumlah saham yang optimal untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik sangat diperlukan bagi investor sebagai pedoman awal berinvestasi saham dengan aman. Hal ini penting terutama bagi mereka yang tidak memiliki informasi mengenai risiko dan dampaknya dimasa depan. Tesis ini membahas berapa jumlah saham yang diperlukan untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi pada pasar modal Indonesia dalam dua periode yang berbeda, serta mengukur kemampuan saham pada masingmasing periode dalam membentuk portofolio yang terdiversifikasi. Penelitian dilakukan pada periode krisis moneter serta periode normal, dengan menggunakan metode single index model (Model Indeks Tunggal).

Knowing how many stocks to hold in order to create diversified portfolio are important for Investor as a starting point to invest in capital market safely. It is important especially for them that do not have information about risks and its effect to them in the future. Therefore, this thesis's topics are to know how much stock to hold in order to create well diversified portfolio in Bursa Efek Indonesia in two different time period, the global crisis period and after global crisis period. It is also measuring stocks ability in two different time period on creating diversified portfolio. Single index model were used as the model."
Lengkap +
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarore, Fredio Oktavianus
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan diversifikasi terhadap tingkat efisiensi bank umum di Indonesia pada periode sebelum dan selama krisis keuangan global. Penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis untuk memperoleh nilai efisiensi profit dari bank umum di Indonesia. Selanjutnya, digunakan metode panel dengan data tahunan selama 9 tahun (2001-2009) untuk mengetahui pengaruh kegiatan diversifikasi terhadap tingkat efisiensi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kegiatan diversifikasi dapat meningkatkan efisiensi dari bank umum di Indonesia. Faktor lain seperti tingkat permodalan bank juga memberikan pengaruh pada peningkatan efisiensi. Selain itu, faktor-faktor lain seperti ukuran bank dan krisis keuangan global memiliki insignifikansi terhadap tingkat efisiensi.

This research aims to determine the effect of diversification towards the efficiency of commercial banks in Indonesia before and during the global financial crisis. This research uses Stochastic Frontier Analysis to obtain the profit efficiency value of commercial banks in Indonesia. Furthermore, panel method is used along with annual data for 9 years (2001-2009) to determine the effect of diversification towards efficiency level. This research found that diversification can improve the efficiency of commercial banks in Indonesia. Other factor like the level of bank capital also gives an impact on increased efficiency. In addition, other factors like the size of banks and the global financial crisis are insignificant on the efficiency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Diaz Clements Binsar
"Penelitian ini menguji validitas pecking order hypotheses pada tingkat investasi yang berbeda dari 51 perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2019 yang ditinjau berdasarkan kinerja per kuartalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi kuantil untuk menentukan opsi pendanaan yang lebih dipilih oleh perusahaan apakah menggunakan pendanaan internal atau pendanaan eksternal, baik berupa utang ataupun saham. Temuan empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa pecking order hypotheses cenderung tidak valid untuk pilihan pendanaan perusahaan-perusahaan pertambangan dan sensitivitas terhadap dana eksternal meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat investasi perusahaan yang merepresentasikan nilai pengeluaran modal. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi bahwa Pecking order hypotheses hanya valid untuk perusahaan-perusahaan pertambangan subsektor logam dan mineral, sedangkan untuk perusahaan dengan leverage rendah dan profitabilitas rendah, hypotheses tersebut hanya valid pada salah satu rung, sedangkan apabila ditinjau baik berdasarkan kepemilikan maupun ukuran perusahaan, pecking order hypotheses ini mutlak tidak valid. 

This research tests the validity of the pecking order hypothesis at different investment levels from 51 mining companies on the Indonesia Stock Exchange from 2011-2019, which are reviewed based on quarterly performance. The method used in this research is the quantile regression method to determine the funding option preferred by the company, whether to use internal funding or external funding, either in the form of debt or shares. The empirical findings of this research indicate that the pecking order hypotheses tends to be invalid for mining companies' funding choices, and sensitivity to external funds increases as the company's investment level increases, representing the value of capital expenditure. This research also provides information that the Pecking order hypothesis only applies to mining companies in the metal and mineral subsector. In contrast, for companies with low leverage and low profitability, this hypothesis is only valid on one rung of the ladder, whereas if we look at it well based on ownership and ownership. Company size, the pecking order hypothesis is invalid."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvineke Pramaresi
"Menggunakan metode regresi data panel dengan fixed effect model, penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor bank spesifik dan faktor makroekonomi terhadap profitabilitas bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode sebelum (2004-2007), selama (2008-2010), dan sesudah (2011-2019) krisis keuangan global. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 28 bank umum yang terdaftar di BEI pada periode 2004-2019. Hasil penelitian menemukan bahwa kecukupan modal, ukuran bank, risiko kredit, serta pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas bank pada periode sebelum, selama, dan sesudah krisis keuangan global. Sementara itu, pertumbuhan bank, profitabilitas satu tahun sebelumnya, biaya manajemen, dan inflasi berpengaruh terhadap profitabilitas bank hanya pada dua periode dari tiga periode berbeda yang telah ditentukan.

Using panel data regression method with fixed effect model, this study aims to examine and analyze the effect of bank specific factors and macroeconomic factors on the profitability of commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period before (2004-2007), during (2008-2010), and after (2011-2019) the global financial crisis. The sample in this study consisted of 28 commercial banks listed on the IDX in the period 2004-2019. The results of the study found that capital adequacy, bank size, credit risk, management costs, and economic growth affected bank profitability in the period before, during, and after the global financial crisis. Meanwhile, bank growth, lagged one profitability, cost management, and inflation affected bank profitability only in two periods out of three different periods that had been determined."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrie Wibowo Witjaksono
"Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap future earnings dan return saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini, juga membandingkan future earnings dan return saham pada periode pra krisis global dan krisis global dengan memisahkan antara winners stocks dan losers stocks. Penelitian menunjukkan variabel keuangan berkorelasi negatif dengan return saham pada periode pra krisis global, namun berkorelasi positif terhadap future earnings. Sedangkan pada periode krisis global, variabel keuangan berkorelasi positif baik untuk return maupun future earnings. Secara keseluruhan hasil tersebut menyimpulkan bahwa variabel keuangan fundamental yang buruk memberikan sinyal negatif kepada return dan future earnings perusahaan dan sebaliknya, variabel keuangan fundamental yang baik memberikan sinyal positif kepada return dan future earnings perusahaan.

This research examines the impact of fundamental analysis on future earnings and return stock of listed company in LQ45 Indonesia Stock Exchange. This research also compares return stock and future earnings before global crisis and during global crisis by separating winners stocks and losers stocks. This research shows financial variable has a negative correlation with return stock before global crisis, but has a positive correlation with future earnings. While during global crisis, financial variable has a positive correlation with return stock and future earnings. Overall, the results conclude that bad fundamental financial variable gives negative signal to firm stock return and future earnings, on the contrary good fundamental financial variable gives positive signal to stock return and firm future earnings."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T21738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Masiliana Bernadien
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap risiko bank umum pada periode krisis dan diluar krisis. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdapat di Bank Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi dengan variabel risiko diukur dengan proksi SDROA, SDROE dan Z score. Sementara unruk variabel independen utama yang digunakan adalah diversifikasi, pendapatan komisi dan pendapatan trading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel diversifikasi tidak memiliki pengaruh terhadap risiko bank. Sementara dilihat dari produk diversifikasi bank, diketahui bahwa trading memiliki nilai yang positif dan signifikan terhadap risiko. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan trading dapat meningkatkan risiko bank. Oleh sebab itu bank sebaiknya meningkatkan pendapatan komisi untuk meminimalisasi kemungkinan risiko bank.

The focus of this study is to investigate the relationship between income diversification with bank risk in commercial bank during and after global financal crisis period. The main data used in this study were generated from banks financial statement recorded in Bank Indonesia. Hypothesis testing was done by using regression model with SDROA, SDROE and Z score were used as proxy of bank risk. The main variables used in this research are diversificartion, commision income and trading income. The results shows that income diversification doesn`t affect bank risk. Result regarding product diversification shows the positive link between trading and bank risk. Concerning this findings it is implied that bank should increase its commision income to minimize level of bank risk."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Claudia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hipotesis income smoothing dengan menggunakan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP . Dengan menggunakan sampel 35 bank konvensional di negara-negara ASEAN 5 selama periode 2001-2015, penelitian ini tidak menemukan bukti kuat terhadap perilaku income smoothing dengan PPAP. Selain itu, praktik income smoothing dengan PPAP oleh bank cenderung tidak terpengaruh oleh peraturan minimum bank, periode resesi dan profitabilitas bank. Ketiadaan pengaruh tersebut dapat dikarenakan penetapan standar PPAP yang lebih konservatif, dimana ASEAN telah mengadopsi ketentuan PPAP yang lebih ketat dan manajemen risiko yang lebih kuat, sehingga hal ini tidak memberikan celah bagi manajer untuk melakukan praktik income smoothing dengan PPAP.

This study aims to examine the effect of income smoothing hypothesis using loan loss provisions. Using a sample of 35 conventional banks in ASEAN 5 countries during the period 2001 2015, this study found no strong evidence of income smoothing behavior using loan loan provisions. In addition, the practice of income smoothing with loan loss provosions by banks is less likely to be affected by minimum bank regulation, recession period and bank profitability. The absence of these effects could be due to the establiment of more conservative loan loss provision standards, which ASEAN has adopted stricter provisioning requirements and stronger risk management, so this does not provide a gap for managers to do income smoothing using loan loss provisions."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Binsar Zonaiderus Alto
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah merubah faktor-faktor fundamental pasar, seperti; lonjakan dalam nilai tukar rupiah atas USD, pergerakan IHSG yang mengalami trend bearish, laju inflasi yang sangat tinggi, dan pertumbuban GDP yang merosot dengan sangat tajam. Berbagai teori memperlihatkan bahwa terdapat korelasi antara faktor-faktor fundamental pasar tersebut dengan tingkat return maupun resiko dalam berinvestasi saham di bursa efek. Akan tetapi hal itu maslh tetap harus dibuktikan lagi secara statistik kebenarannya khususnya pada kondisi di Indonesia.
Pada sisi yang lain, resiko investasi dapat dikurangi dengan cara diversifikasi. Demikian pula halnya dalam berinvestasi saham dimana resiko tersebut berkurang dengan cara membentuk portofolio dan sejumlah saham. Akan tetapi proses diversifikasi masih tetap akan menyisakan suatu resiko yang disebut resiko sistematik, sedangkan reslko yang hilang akibat proses diversifikasi tersebut adalah resiko non sistematik. Pengurangan resiko akibat penambahan sejumlah saham kedalam suatu portofolio tersebut akan menghasilkan suatu pola penurunan resiko yang spesifik. Dengan demikian jika kita dapat membandingkan pola penurunan resiko antara periode sebelum krisis dan selama masa krisis berlangsung di Indonesia, maka hal tersebut sekaligus membuktlkan apakah perubahan faktor-faktor fundamental pasar akan juga merubah profil resiko dan berinvestasi saham di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati profil resiko yang berkuráng akibat pembentukan portofolio dari saham-saham yang tergabung dalam LQ-45. Sebagai bahan pembanding juga dilakukan pengamatan terhadap pengurangan resiko dan pembentukan portofolio seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dimana sebagai sample data penulis memilih 150 saham yang memiliki resiko terbesar selama periode pengamatan.
Penggunaan data indeks saham sebagai model pengamatan hanya menghasilkan suatu pola distribusi data yang tidak stationer sehingga sulit untuk dijadikan pengamatan. Sehingga pada akhirnya penulis menggunakan data return indeks yang memberikan pola data dengan distribusi normal. Pembuatan model regresi dan tiap data saham LQ-45 adalah menggunakan model Arbitrage Pricing Theory (APT) multifaktor dengan variabel bebas berupa return IHSG dan return kurs Rp/USD. Kedua variabel ini diuji signifikansinya terhadap return IHSI masing-masing saham LQ-45 tersebut, Selain itu penulis juga melakukan uji auto regresi dan model dengan menggunakan fasiitas correlogram (dalam EViews) yang bertujuan untuk membersihkan data dan adanya serial autokorelasi.
Tiap saham LQ-45 yang sudah memiliki model regresi selanjutnya diurutkan dari saham dengan IHSG terbesar sampai yang terkecil. Urutan ini merupakan prioritas dalam memasukan saham tersebut kedalam portofolio. Standar deviasi saham dengan urutan 1 merupakan resiko awal dan portoiblio yang akan dibentuk. Saham tersebut kemudian digabung dengan saham urutan 2 menjadi satu portofollo dengan proporsi investasi yang sama besar (1/2) dan sekaligus dilakukan pencatatan atas resiko portofolio yang dihasilkannya. Kedua saham ini selanjutnya diportofoliokan dengan saham urutan 3 dengan proporsi investasi masing-masing 1/3, dan seterusnya sampai seluruh 45 saham LQ-45 membentuk satu portofolio dengan proporsi investasi masing-masing 1/45. Dari setiap pembentukan portofolio selalu dilakukan pencatatan atas resiko portofblio yang dihasilkan.
Resiko-resiko tersebut di-indeksasi dengan nilai 100% adalah merupakan besarnya resiko awal portofolio (= resiko saham urutan 1). Indeks resiko ini kemudian di-plot-kan kedalam suatu grafik pengaruh penambahan jumlah saham terhadap resiko porto folio saham LQ-45. Sebagai bahan pembanding juga dilakukan pengolahan statistik dan seluruh data return IHSI saham-saham yang terdaftar di BEJ. Hasil ini juga diurutkan berdasarkan standar deviasi yang dimiliki oleh tiap saham yang sekaligus merupakan prioritas saham tersebut untuk dimasukkan kedalam portofolio. Portofolio pasar yang akan dibentuk adalah berasal dari 150 saham dengan resiko terbesar. Proses pembentukan portofolio maupun pengamatannya adalah sama seperti pembentukan portofolio dan saham-saham LQ-45.
Hal yang menarik dari hasil penelitian ini adalah meskipun terdapat peningkatan resiko sisa (resiko sistematik yang tidak hilang dan proses diversifikasi) selama masa krisis, kan tetapi jumlah saham minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan portofolio dengan dampak pengurangan resiko yang efektif adalah relatif sama banyak baik pada periode sebelum knisis maupun selama masa krisis berlangsung."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Azwar
"Penelitian struktur modal menarik untuk terus dilakukan, terlebih dengan menggunakan metode baru dalam pengujiannya. Pengujian kali ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia khususnya pada emiten Bursa Efek Jakarta pada periode sebelum dan setelah krisis moneter. Penekanan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Pecking Order Theory (POT) dan Static Trade-Off (STO) dengan pendekatan penelitian yang dilakukan sebelumnya
Pada pengujian POT digunakan proksi yang sama dengan David E. Allen dan Martyn R. Clissold menggunakan periode penelitian tahun 1994 - 1996 dan 1999 - 2001. Variabel yang digunakan sebagai variabel terikat adalah perubahan jumlah hutang jangka panjang serta variabel eksplanatori adalah defisit arus kas. Pada pengujian variabel yang menjadi determinan penetapan struktur modal menggunakan pendekatan penelitian yang dilakukan oleh Philippe Gaud et. al. Variabel yang digunakan sebagai dependent variable adalah rasio total hutang terhadap total asset, rasio hutang jangka panjang terhadap total asset dan rasio hutang jangka pendek terhadap total asset. Sedangkan untuk eksplantori digunakan variabel rasio ukuran perusahaan (size), rasio asset tetap (tang), rasio pertumbuhan (growth), rasio profitabilitas (prof) dan risiko operasional (risk).
Hasil pengujian POT diperoleh bahwa pada periode sebelum krisis moneter perusahaan tidak menggunakan POT dalam penetapan struktur modalnya (perubahan hutang jangka panjang perusahaan tidak signifikan dipengaruhi oleh defisit arcs kas). Sedangkan setelah terjadi krisis moneter perusahaan khususnya di BEJ menggunakan POT dalam struktur pendanaannya
Pada pengujian variabel yang mempengaruhi struktur modal sesuai STO dan POT menggunakan pooled cross section, ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan mempengaruhi seluruh rasio hutang dengan hubungan positif dan negatif Sedangkan tangibilitas hanya mempengaruhi rasio hutang jangka panjang pada periode sebelum krisis dan tingkat pertumbuhan signifikan negatif pada rasio hutang jangka pendek setelah krisis. Sedangkan risiko mempengaruhi rasio total hutang perusahaan secara positif. Pengujian dengan metode fixed effect memperlihatkan tingkat profitabilitas mempengaruhi seluruh rasio hutang kecuali rasio hutang jangka panjang setelah krisis.

Research for capital structure is still interest and continues to study, which use new method for testing. The objective of the test is to know determinant of capital structure in Jakarta Stock Exchange Company before and after monetary crisis. This paper focuses on Pecking Order Theory (POT) and Static Trade-Off (STO).
The POT test using the same model as David E. Allen and Martyn R. Clissold for period 1994 - 1996 and 1999 - 2001. Changes in long term debt as the dependent variable and internal funds flow deficit as the independent variable. Determinant variables in capital structure which is using research of Philippe Gaud et. al. The dependent variables for this test are total debt to total assets, long term debt to total asset and short term debt to total asset. Explanatory variables are firm size (size), tangibility (tang), firm's growth (growth), profitability (prof) and operational risk (risk).
Result of POT test shows that before monetary crisis, JSX Company did not use POT in their capital structure policy, but after monetary crisis the POT was used. Before the crisis, internal funds flow deficit is not significant to changes in long term debt, and after the crisis internal funds flow deficit shows positive significance.
Variables testing, which influence capital structure based on STO and POT using pooled cross section, shows that firm size and level of profitability significant to all type of debt ratio. While tangibility influence ratio of long term debt to total asset before crisis and firm growth negative significantly for ratio of short term debt to total asset after crisis. Firms risk influence only for ratio total debt to total asset positively. Research using fixed effect method shows that profitability influence for all type of debt ratio except for long term debt ratio after crisis.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutya Yustika
"Isu tentang pengungkapan Corporate Social Responsibility berkembang dengan cepat. Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial menghasilkan temuan yang berbeda. Berbeda dengan penelitian sebelumnya di Indonesia, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh dari perubahan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta krisis keuangan global terhadap perubahan pengungkapan Corporate Social Responsibility. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peningkatan pengungkapan Corporate Social Responsibility dan peningkatan Corporate Financial Performance periode berikutnya.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan 2010 yang laporan tahunannya berisi tentang aktivitas Corporate Social Responsibility dan dapat diakses melalui website BEI, yaitu sebanyak 55 perusahaan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan Corporate Financial Performance (profitabilitas), leverage, ukuran perusahaan, serta krisis keuangan global berpengaruh terhadap perubahan pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sementara itu, penelitian ini gagal membuktikan bahwa peningkatan pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap peningkatan Corporate Financial Performance periode berikutnya.

The issue of Corporate Social Disclosure or CSD grows widely. The researches on CSD find different results. In contrast to previous studies in Indonesia, this study is aimed to explain the effect of change in profitability, leverage, size and Global Financial Crisis on the Corporate Social Disclosure. In addition, this study is also aimed to investigated by examining how change in CSD is related to change in Corporate Financial Performance or CFP.
The sample in this study is Indonesian companies listed in 2007 until 2010 whose annual reports disclose CSR activities and can be accessed at Indonesian Stock Exchange website. There are 55 samples applying purposive sampling technique. The analysis technique used is descriptive analysis and statistical analysis.
The results of this study indicate that changes in Corporate Financial Performance (profitability), leverage, size, as well as the Global Financial Crisis affect the disclosure of changes in CSD. Meanwhile, the study failed to prove that the increased in CSD affect the CFP in the next period.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>