Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheyla Taradia Habib
"Penelitian ini meneliti penggunaan campur kode dalam Twitter di kalangan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia yang cenderung melakukan code mixing dalam percakapan sehari-hari karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris di lingkungan perkuliahan sehari-hari. Namun, fokus penelitian ini adalah komunikasi tertulis pada akun Twitter mereka. Penelitian ini memiliki dua poin utama. Pertama, penjelasan tentang code switching itu sendiri berdasarkan teori “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languanges” dari Hoffman (1991). Kedua, alasan mengapa mahasiswa melakukan code switching pada akun sosial media mereka, seperti Twitter. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari tweet sepuluh responden yang merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia. Selanjutnya, responden diwawancara terkait penggunaan campur. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa terdapat enam alasan penggunaan campur kode, yaitu talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (Inserting sentence fillers or sentence connectors), pride and limited Words or Unknown Translation. Akan tetapi, persentase penggunaan campur kode yang paling tinggi digunakan adalah interjection karena menurut responden, mereka dapat menunjukkan perilaku bahasa ini sengaja atau tidak sengaja dalam komunikasi tertulis untuk mengungkapkan perasaan mereka.

This paper examines the use of code mixing in Twitter among students of English Studies 2010 at Universitas Indonesia who tend to do code mixing in their daily conversation since they are used to speak English every day in their courses. However, this research focuses more on written communication in their Twitter account. There are two major points that this paper attempts to make. First, the description of code mixing itself according to the theory “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languages” given by Hoffman (1991). Second, the reasons why those students use code mixing in their media social account, such as Twitter. In order to get the result, descriptive qualitative method is used to analyzed the data from the twitter account of ten students of English studies 2010 at Universitas Indonesia. Moreover, a structured interview regarding the code mixing practised was conducted. The results of this research indicate that code mixing occurs among students for six reasons: talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (inserting sentence fillers or sentence connectors), indicating pride and limited words or not knowing the equivalent word in Indonesian language. However, the most common practice is of code mixing is the use of interjection because according to the respondents, they may show this language behavior accidentally or intentionally in written communication to express their feelings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Balda Zain Fauziyyah
"Dalam makalah ini, penulis menganalisa penggabungan dua bahasa secara bersamaan oleh para penutur dwibahasa. Penggabungan bahasa ini disebut campur kode. Makalah ini membahas penggunaan campur kode antara dua kelompok penutur yang berbeda dalam acara kompetisi memasak Master Chef Indonesia (RCTI). Dua kelompok tersebut terdiri dari koki amatir dan koki profesional. Para penutur tersebut mencampurkode kata, frase, klausa, dan kalimat dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Makalah ini bertujuan untuk membuktikan apakah kecenderungan pemakaian campur kode yang berbeda antara kedua kelompok penutur secara tidak sadar dimaksudkan untuk menunjukkan keakraban dan hubungan kuasa di antara mereka. Dalam pembuktian tersebut, penulis menggunakan pola-pola campur kode dari Musyken dan teori bahasa dan hubungan kuasa dari El-daly. Karena adanya hubungan sosial di antara mereka, yaitu hubungan guru-siswa, ditemukan bahwa koki profesional lebih cenderung menggunakan campur kode dan memiliki kuasa yang lebih tinggi daripada koki amatir dalam kompetisi tersebut.

In bilingual phenomenon in Indonesia it is very common that speakers especially who sn bilingual phenomenon in Indonesia, it is very common that speakers, especially who speak two languages, combine two languages altogether in one sentence. This language combination is called code-mixing. This paper discusses the use of code-mixing between two different groups of speakers in the cooking competition show Master Chef Indonesia (RCTI). They are amateur chefs and professional chefs. The speakers code-mix words, phrases, clauses, and sentences from Indonesian into English. The purpose of this paper is to examine whether the different tendencies of code-mixing between them are unconsciously meant to show their solidarity and power relation by utilizing Muysken's fundamental patterns of code-mixing and El-daly's theory of language and power relationship. Due to their social relationship which is teacher-student relationship, it is found that the professional chefs have more tendencies in using code-mixing and higher power than the amateur chefs in the competition show.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Katya Mazaya Kinanti Santoso
"Campur kode adalah penggabungan dua atau lebih bahasa ke dalam satu tindak tutur dengan syarat masing-masing unsur yang disisipkan sudah tidak lagi mendukung fungsinya sendiri. Memasuki era globalisasi, campur kode menjadi fenomena yang umum ditemukan dalam keseharian masyarakat, termasuk di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan membahas campur kode bahasa Inggris dalam tuturan bahasa Korea pada acara podcast ‘Unboxing’. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana wujud campur kode dalam acara podcast ‘Unboxing’. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pendekatan deskriptif-analitis. Sementara itu, pengumpulan data menggunakan teknik simak catat. Dari hasil penelitian, ditemukan 344 data campur kode yang terdiri atas 171 data berwujud kata, 102 data berwujud frasa, 64 data berwujud bastar, 3 data berwujud ungkapan atau idiom, 2 data berwujud reduplikasi kata, dan 2 data berwujud klausa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menambah wawasan pembaca, serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian terkait sosiolinguistik dan campur kode yang akan datang, khususnya terkait campur kode bahasa Inggris dalam tuturan bahasa Korea.

Code mixing is the mixing of two or more languages in one utterance under the condition that the elements inserted are no longer supporting their own function. Entering the globalization era, code mixing has become a common phenomenon in our daily life, including in South Korea. This research aims to discuss code mixing cases between English and Korean language found in the podcast show titled ‘Unboxing’. This research also answers the question regarding the forms of code mixing found in the podcast show ‘Unboxing’. The research is done using mixed method with descriptive-analytical approach. The datas are collected using observational note-taking technique. According to the result, there is a total of 344 code mixing cases classified as 171 data in the form of word, 102 data in the form of phrase, 64 data in the hybrid form, 3 data in the form of idiom, 2 data in the form of reduplicative word, and 2 data in the form of clause. Through the result of this research, it is hoped that it will provide readers with additional knowledge and reference materials for upcoming researches regarding sociolinguistics and code mixing, especially code mixing between English and Korean language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Satya Hermawan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penggunaan campur kode Jepang Inggris pada lirik lagu
theme song Detective Conan Movie Karya ini juga melihat campur kode pada
JPop dalam teori yang sedang berkembang yaitu sosiolkultural linguistik
Kemudian penelitian ini difokuskan pada ciri ciri dan fungsi stilistika dan campur
kode Jepang Inggris pada lirik lagu theme song Detective Conan movie dan
bagaimana latar belakang sosiokultural melahirkan hal tersebut Penelitian mi
memperlihatkan penggunaan campur kode Jepang Inggris yang mengubah ulang
diksi pada lirik lagu dan memperlihatkan bahwa sosiokultural merupakan pemicu
lahirnya hal tersebut.

ABSTRACT
This thesis discusses about the use of Japanese Enghsh code mixing m Detective
Conan Movie theme song lyrics It explores code mixmg m JPop (Japanese
Popular Music) m the light of recent theoretical development of sociocultural
hnguistic However this works focused on characteristic and styhstic functions of
Japanese English code mixing m Detective Conan Movie theme song lyrics of
how sociolinguistic are produced to construct new meamng This thesis shows of
Japanese English code mixing refashions diction m a song lyrics and draws
attention to the way that sociocultural becames a force to provoke such
refashiomng"
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Aulia Fachmi
"Penelitian ini mengkaji tentang campur kode yang terdapat pada lirik lagu ciptaan rapper asal Arab Saudi, yaitu Qusai Kheder. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui bentuk campur kode yang terdapat pada lagu-lagu Qusai dan faktor apa saja yang mempengaruhi campur kode dalam lirik lagu tersebut. Penulisan penelitian ini dilandasi dengan teori campur kode oleh Muysken (2004) dan Yen (2009). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan dianalisis secara deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode simak dan observasi tidak langsung melalui kanal YouTube dan situs-situs kumpulan lirik lagu. Dalam delapan lagu yang dianalisis, yaitu The Wedding, Beware, The Job, From Jeddah to LA, Yalla, Like Gold, dan That’s Life, ditemukan tiga bentuk campur kode menurut Muysken, yaitu Insersi, Alternasi, dan Leksikalisasi Kongruen. Bentuk campur kode yang terjadi berupa kata, frasa, dan klausa. Faktor-faktor yang menyebabkan campur kode dalam lirik lagu ciptaan Qusai adalah persepsi tentang latar belakang pencipta lagu dan sikap bahasa dalam lirik lagu tersebut sebagai usaha lokalisasi sekaligus globalisasi.

This final project analyzes about code mixing in the lyrics of songs by rapper from Saudi Arabia, Qusai Kheder. This research conducts in order to find out the forms of code mixing found in Qusai`s songs and what factors influence the code mix in the lyrics. The writing of this research is based on the mixed code theory by Muysken (2004) and Yen (2009). This research is a qualitative research with literature study and analysed descriptively. Data collection methods used are the method of listening and indirect observation through YouTube platform and song lyrics collection websites. In the eight songs analysed, titled The Wedding, Beware, The Job, From Jeddah to LA, Yalla, Like Gold, dan That’s Life, three forms of code mixing according to Muysken were found, those are Insertion, Alternation, and Congruent Lexicalization. Code mixing that occurs is in the form of words, phrases, and clauses. The factors that cause code mixing in the lyrics of the songs created by Qusai are perceptions about the background of the song’s writer and the language attitude in the songs` lyrics as an effort of localization as well as globalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Kusuma Dewi
"Penelitian ini membahas alih kode yang terjadi dalam ?Ini Talk Show? di NET TV yang difokuskan kepada tuturan dua pembawa acara, yaitu Andre dan Sule. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik penelitian dilakukan dengan cara mengamati ujaran-ujaran Andre (A) dan Sule (S) yang mengandung alih kode. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan jenis-jenis alih kode yang muncul dalam data, menjelaskan pola-pola bahasa yang muncul seperti apa, dan menjelaskan penyebab munculnya alih kode. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis alih kode, yaitu alih kode antarkalimat, alih kode ekstrakalimat, alih kode intrakalimat, dan alih kode kata tunggal. Alih kode muncul dalam berbagai pola, mulai dari pola bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, pola bahasa Indonesia ke bahasa daerah (Sunda dan Jawa) atau sebaliknya, dan pola bahasa Sunda ke bahasa Inggris atau sebaliknya. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan beberapa penyebab munculnya alih kode yang dilakukan oleh A dan S.

This study discusses code switching that occurs in NET TV program titled ?Ini Talk Show? focusing on two presenters of the show, Andre and Sule. The research uses descriptive qualitative method in which Andre (A) and Sule (S)?s utterances containing code switching throughout the show are observed. The purpose of this study is to further explain the types of code switching that appear in the result of data, explaining the patterns that appear in the data and explaining the causes of code switching. It is indicated that there are four types of code switching; inter-sentential, extra-sentential, intra-sentential, and single word. Code switching appears in a variety of patterns, ranging from Indonesian pattern to English and vice versa, Indonesian pattern to local languages (Sundanese and Javanese) or vice versa, and Sundanese pattern to English language and vice versa. Moreover, the reasoning behind the use of code switching performed by A and S are also found and discussed in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Fauziah Ariastuti
"Skripsi ini membahas aspek alih kode dan campur kode yang mencakup aspek gramatikal, fungsi dan jenis alih kode dan campur kode yang terdapat dalam novel Villette. Korpus data diperoleh dengan cara mengumpulkan dialog-dialog antar beberapa tokoh bilingual (dwibahasa_wan) yang mengandung kasus alih kode dan campur kode. Kasus alih kode dan campur kode yang terdapat di dalam korpus data tersebut kemudian dianalisis aspek gramati_kal, fungsi serta jenisnya berdasarkan teori-teori yang dipakai.
Hasil analisis menunjukkan bahwa frekuensi kemun_culan kalimat tunggal (simple sentence) menduduki peringkat tertinggi (32 %) dalam kasus alih kode, semen_tara kata nomina dan frase nominal merupakan jenis kata dan frase yang frekuensi kemunculannya sangat tinggi (total: 75,8 %) dalam kasus campur kode.
Mengacu pada teori yang digunakan, di dalam novel Villette hanya ditemukan 6 dari 12 fungsi alih kode dan pergeseran gaya yang ada. Keenam fungsi tersebut adalah: (1) identifikasi kelompok; (2) memperhalus atau memper_tegas permintaan atau perintah; (3) menimbulkan kesan lucu; (4) kutipan langsung; (5) mengasingkan seseorang dari pembicaraan ; (6) strategi perbaikan atau koreksi yang dilakukan ketika seseorang menyadari bahwa ia telah menggunakan kode yang salah.
Meskipun demikian ditemukan pula empat fungsi lain di luar kedua belas fungsi alih kode dan pergeseran gaya tersebut. Jenis alih kode yang banyak ditemukan di dalam novel Villette adalah metaphorical switching, dan hanya satu dari keseluruhan data yang menunjukkan jenis situational switching."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aike Rahayu Wirahadi
"Studi Kasus Alih Kode dan Campur Kode dalam Sebuah Keluarga Bilingual Indonesia-Jerman: Suatu Analisis dari Segi Kosa Kata. (Di bawah bimbingan Dr. Setiawati Darmojuwono, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian mengenai alih kode dan campur kode telah dilakukan dalam sebuah keluarga bilingual Indonesia-Jerman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris yang berbentuk studi kasus. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari sebuah keluarga bilingual Indonesia-Jerman yang terdiri dari bapak, ibu dan kedua anaknya. Sebagai landasan teori yang terutama diterapkan adalah teori dari Janet Holmes dan Joshua Fishman. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kosa kata bahasa Indonesia/Jerman dari ranah mana yang muncul dalam alih kode/campur kode, jika dikaitkan dengan teori unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode tersebut. Pola alih kode mana yang muncul jika dikaitkan dengan repertorium bahasa dan latar belakang pemerolehan bahasanya.
Hasilnya menunjukkan bahwa kosa kata yang muncul dalam alih kode/campur kode berkaitan erat dengan budaya. Selain karena faktor budaya, kosa kata yang muncul dalam campur kode juga banyak yang berupa adjektif dan partikel. Unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode dalam penelitian ini sesuai dengan yang ada pada teori, yaitu situasi, tempat, mitra bicara, peran sosial, fungsi/tujuan, topik dan repertorium bahasa penutur. Selain unsur-unsur penyebab terjadinya alih kode/campur kode diatas, alih kode/campur kode itu juga dapat terjadi karena seorang penutur sudah terbiasa atau cenderung memfavoritkan suatu kosa kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S14581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanah Amaliah
"Skripsi ini menganalisis strategi kesantunan dan prinsip kerja sama antara pemandu acara dan narasumber. Tujuannya adalah mengetahui strategi bertutur apa sajakah yang digunakan keduanya yang berimplikasi untuk menjaga dan melindungi ‘muka’ yang bersangkutan dari keterancaman. Dari penelitian ini diperoleh beberapa penggunaan strategi kesantunan dan pelanggaran yang terjadi dalam sebuah percakapan antara pemandu acara dan narasumber. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah strategi kesantunan yang lebih sering digunakan baik oleh pemandu acara maupun narasumber adalah strategi kesantunan positif sub strategi menghindari pertentangan dengan cara membatasi pendapat. Membatasi pendapat dengan menggunakan pemagar dilakukan keduanya sebagai penanda kehati-hatian atas tuturannya dan berimplikasi terbangunnya citra positif keduanya. Penggunaan strategi bertutur oleh narasumber berdampak terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama Grice. Pelanggaran yang sering dilakukan adalah pelanggaran maksim kualitas, namun pelanggaran maksim yang terjadi bukan berarti bahwa narasumber tidak mau bekerja sama dengan pemandu acara, melainkan untuk keperluan kesantunan dan menjaga hubungan sosial antara keduanya.

This thesis analyzes politeness strategies and principles of cooperation between the host and informant. The goal is to figure out a strategy tells what are the implications that they use to guard and protect 'face' in question from threat. From this study obtained some use of politeness strategies and the violations that occurred in a conversation between host and informant. The conclusion of the analysis is politeness strategy is more often used by both the host and the informant is a positive politeness strategy sub-strategies to avoid disagreement by hedging the opinion. Hedging opinion used by both as tools to protect their face and implies a positive image of the establishment of both. The use of a strategy tells the informant affects the occurrence of violations of the principles of cooperation Grice. Violations are often performed is a violation of maxims of quality, but violations of maxims that happens does not mean that the informant does not cooperate with the host of the show, but for the purposes of maintaining politeness and social relations between both."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>