Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Hidayat
"Penelitian ini menganalisa pengaruh harga bahan bakar minyak Eceran dan Industri (premium dan solar) terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK) dan pengaruh antar indeks harga tujuh kelompok komoditi tersebut. Dengan menggunakan Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VAR-VECM) untuk melihat pengaruh kejutan dan kontribusi tiap-tiap variabel terhadap respon dan variabilitas variabel lainnya pada periode bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan analisa impulse respon, harga bahan bakar minyak berpengaruh terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK). Pengaruhnya positif terhadap IHK rata-rata sebesar 1,263%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak premium eceran berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 1,263%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak premium eceran yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 1,052%. Kejutan harga bahan bakar minyak industri secara kumulatif mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,370%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak industri berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 0,370%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak solar yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,297 %. Berdasarkan analisa Variance Decomposition, kontribusi harga bahan bakar minyak industri kepada varian indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 7,82%. Kontribusi variabel harga bahan bakar minyak eceran lebih berperan dalam varian indeks harga kelompok komoditi dibandingkan harga bahan bakar minyak industri yaitu rata-rata sebesar 23,55%.

This study analyzed the influence of retail and industrial fuel prices (gasoline and diesel fuel) to the commodity group price index of forming index consumer price index (CPI) and the effect of inter seven commodity groups price index. Using Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VARVECM to see the impact of shocks and the contribution of each variable to The response and variance of the other variables in the period January 2004 until December 2008. Based on Impulse Response Analysis, the result is fuel prices influence the price index of commodity groups to forming the consumer price index (CPI). The influence is positive averaged 1,263 on the CPI. This means that retail premium fuel prices encourage positive average increase of CPI 1,263% . The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 1,052. Respond of commodities price index to industrial gasoline prices shocks average 0.370%. This means that industry fuel prices have encouraged positive CPI increased an average of 0.370%. The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 0.297%. Based on Variance Decomposition Analysis, the contribution of industrial fuel prices to variance of commodity group price index average 7.82%. The contribution of retail fuel prices a greater role in changing the variance of the commodity group price index compared to the industry in fuel prices which averaged 23.55%."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Kencana Ayu
"

Studi yang meneliti hubungan antara harga minyak dunia dan harga komoditi pangan di pasar domestik masih jarang ditemukan. Dengan membuat Model Panel Data dari 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2010-2017, studi ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh perubahan harga minyak dunia terhadap beberapa harga komoditi pangan lokal (kedelai,import, kedelai lokal, beras lokal, dan jagung lokal). Penelitian sebelumnya menemukan bahwa harga komoditi pangan lokal di beberapa negara tidak dipengaruhi oleh harga minyak dunia; akan tetapi, penelitian ini, dengan mengendalikan faktor – faktor lainnya yang dapat mempengaruhi harga pangan lokal, menemukan hasil yang berbeda. Hasil dari studi ini mengindikasikan bahwa harga minyak dunia dapat mempengaruhi harga pangan lokal di Indonesia melalui tingginya biaya pengiriman pada aktivitas impor. Selain itu, harga komoditi pangan dunia juga terbukti dapat mempengaruhi harga seluruh komoditi pangan lokal yang diteliti, yang mengimplikasikan bahwa harga komoditi pangan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi pasar internasional. Hasil dari studi ini memberikan masukan bagi pembuat kebijakan di Indonesia untuk mempertimbangkan perubahan harga minyak dunia dan harga komoditi global dalam menstabilkan harga komoditi lokal di Indonesia, terutama komoditi yang diimpor.

 


Globally, studies examining the nexus between global crude oil price and food commodity prices in domestic markets are scant. Employing panel data model of 34 provinces in Indonesia from 2010 - 2017, this study investigates the impact of global crude oil’s price change on some local food commodity prices (imported soybean, local soybean, local rice, and local maize). Previous studies found that local food commodity prices in some countries were not affected by global crude oil prices; however, this study, by controlling other factors which could affect local commodity prices, finds different results. This study’s findings indicate that global crude oil price could affect local commodity prices in Indonesia due to higher shipping cost in import activity. In addition, global commodity prices are also proved to affect all commodities examined in this study which implies that local food commodity prices in Indonesia are influenced by international market. The results of this study provide input to policymakers in Indonesia to consider the movement of global crude oil price and global commodity prices in stabilizing local food commodity prices in Indonesia, especially the imported commodities.

 

"
2019
T52885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Salahuddin
"Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebenamya merupakan salah satu pilihan kebijakan yang cukup dilematis bagi Pemerintah Republik Indonesia kenaikan ini mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat Hal ini menyebabkan kebijakan pemerintah yang tidak populer ini selalu menimbulkan reaksi negatif di hampir setiap kalangan, apakah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebagai representasi kepentingan publik maupun para ahli dalam bidangnya masing-masing dengan segala macam analisis dampak kenaikan harga BBM ini dari berbagai sudut tinjauan.
Bagi para pelaku pasar modal, dampak kenaikan harga BBM pada dunia ekonomi, dunia usaha serta iklim investasi di fndonesia, penting untuk disikapi agar perubahan return saham akibat kejadian atau event ini dapat tetap terkendaJi dan optimal.
Pada karya akhir ini dilakukan identifikasi reaksi pasar atas kenaikan harga BBM 2005 yang terjadi dua kali yaitu I Maret 2005"dan 1 Oktober 2005, penelitian ini dibatasi pada saham para emiten non-finansial LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Metodologi yang digunakan dalarn karya akhir ini terdiri atas dua tahapan analisis: time series dan event study. Tahapan analisis time series digunakan untuk pembentukan model peramalan expected return sebagai dasar pengukuran abnormal return. Selanjutnya dilakukan tahapan even/ sfudy untuk memperoleh infonnasi mengenai reaksi pasar terhadap event kenaikan harga BBM 2005 dan mengetahui keberadaan abnormal return selama periode penelilian.

Fuel price increasing was one of difficult choices which has to be taken by Indonesian
Government. The increasing of fuel price will effect to lower purchasing power. This
unfavorable government policy always return with a negative response from all level of society, from DPR who represents the public voices to experts with various analysis of the effects of fuel price increasing from every point of view.
For investors, fuel price increasing effect to the economy and the investment climate in Indonesia, it was a very crucial matter and needs to be put in to a high consideration in a way that investor has to maintain stock price in a balance level and provides an optimum return.
In this paper, writer is ,trying to analyze market reaction to the fuel price increasing by the Government, the 1st increasing (Event 1) on march 1, 2005 and the 2nd increasing (Event 2) on October 1, 2005. The analysis was limited to non-financial LQ-45 Stocks in Bursa Efek Indonesia.
Analysis method which wa used in this paper can be diyjd into two stages: time series and event study. The time serles analysis was used to do forecasting of the stocks expected return and later to be used to measure abnormal return. The next stage is event study analysis, this is to obtain information of the market reaction to the fuel price increasing in 2005 and to check any abnormality during the event period.
Estimation window period which was used is twenty one week, event window period is 4 week before the increasing and 4 week after.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
MMJA 8(1-2)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Amalia Benjamin
"Karya Akhir ini membahas pengaruh perubahan harga miyak dunia (West Texas Intermediate) terhadap stock return sepuluh indeks sektoral dan indeks gabungan di Indonesia. Penelitian ini bersifat time series dengan periode penelitian adalah tahun 2000 sampai dengan 2014. Pengolahan data yang digunakan adalah Vector Autoregression (VAR) dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari VAR menunjukkan bahwa perubahan harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap seluruh indeks, baik indeks sektoral maupun indeks gabungan. Sedangkan hasil dari OLS menunjukkan bahwa perubahan harga minyak berpengaruh signifikan positif hanya terhadap indeks sektor pertambangan dan indeks gabungan.

This research is aimed to identify the influence of oil price movement (West Texas Intermediate) to stock return of ten sectoral indexes and composite index in Indonesia. This is a time series research that use data from 2000 to 2014. Reseach method used in this research is Vector Autoregression (VAR) and Ordinary Least Square (OLS). The result of VAR shows that oil price movement has not significant influence to all of indexes, neither sectoral index nor composite index. While the result of OLS shows that oil price movement has positive influence only to mining setor and composite index"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verra Damayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel makro ekonomi yaitu variabel Pendapatan Domestik Bruto (PDB), suku bunga SBI dan nilai tukar Rupiah terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Jakarta. Penggunaan variabel PDB didasarkan pada pertimbangan variabel ini digunakan untuk mengukur besarnya transaksi yang terjadi dalam perekonomian atau untuk mengukur tingkat pendapatan dengan memperhitungkan transfer dan transaksi dari asset keuangan serta barang-barang. Penggunaan suku bunga SBI didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk mengukur rate of return dari asset sebagai alternatif portofolio dapat digunakan suku bunga jangka pendek, selain itu penggunaan SBI juga didasarkan pertimbangan bahwa SBI merupakan indikator yang digunakan untuk mempengaruhi kebijakan moneter yang langsung berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan penggunaan variabel nilai tukar didasarkan pada pertimbangan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia di mata internasional.
Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data time series dan cross section bulanan periode 2000:01 sampai dengan 2004:12 atau 60 pengamatan yang diperoleh dari berbagai sumber penerbitan. Untuk menganalisis data cross section dan time series digunakan alat analisis pooled data dengan metode Seemingly Unrelated Regression (SUR).
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa variabel PDB, SBI dan REER berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Jakarta. Jika dilihat secara sektoral, pengaruh tersebut berbeda-beda tergantung dari kondisi sektoral masing-masing saham. Indeks harga saham yang paling terpengaruh dengan adanya perubahan variabel makro ekonomi adalah indeks harga saham pertambangan sedangkan yang paling kecil dipengaruhi adalah indeks harga saham properti.
Upaya menjaga indeks harga saham agar tetap stabil tentunya sangat tergantung dari upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan variabel-variabel makro ekonomi agar tidak menurun dari kondisi sebelumnya. Dengan dernikian, kondisi pasar modal di Indonesia diharapkan dapat berkembang dimasa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Hastuti
"Runtuhnya sistem kurs baku atau kurs tetap Bretton Woods tahun 1971, mendorong para ekonom melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara nilai tukar dan perdagangan internasional. Pengaruh langsung nilai tukar (exchange rate pass-through/ERPT), bisa diartikan sebagai persentase perubahan harga (baik harga domestik, impor maupun ekspor) karena satu persen perubahan nilai tukar antara dua negara. Peranan ekspor komoditi kayu lapis (plywood), kayu gergajian (KGG) maupun pulp terhadap ekspor non-migas Indonesia yang cukup besar, semakin memperjelas peranan komoditi kayu dalam perdagangan internasional Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek antara nilai tukar Rupiah dengan harga ekspor masing-masing komoditi. Untuk mengetahui hubungan jangka panjang dilakukan uji kointegrasi menurut prosedur Johansen, sedangkan untuk mengetahui hubungan jangka pendek dibuat model koreksi kesalahan. Tahapan analisis data didahului dengan melakukan uji unit root dan menentukan derajat integrasi masing-masing variabel. jika semua variabel terintegrasi pada derajat yang sama maka dapat dilakukan uji kointegrasi Johansen. Langkah selanjutnya, bila ada hubungan keseimbangan jangka panjang atau terkointegrasi, adalah membuat representasi model koreksi kesalahan (Error Corection Model/ECM) untuk mengevaluasi hubungan dinamis antara nilai tukar dan harga ekspor. Kemudian untuk mendapatkan model koreksi kesalahan yang terbaik dilakukan uji diagnostik sehingga model koreksi kesalahan tersebut babas dari masalah heteroskedastisitas dan otokorelasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kayu gergajian secara statistik memiliki kekuatan pasar pada pasar ekspor dunia sedangkan komoditi pulp Indonesia mempunyai posisi yang lemah pada pasar ekspor dunia. Untuk komoditi kayu lapis nilai koefisien ERPT tidak signifikan sehingga secara statistik harga ekspor kayu lapis Indonesia tidak ditentukan oleh nilai tukar tetapi oleh harga ekspor dunia. Nilai Error Correction Term (ECT) dari ketiga komoditi tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi satu kali shock maka harga ekspor komoditi pulp akan paling cepat kembali ke keseimbangan kemudian diikuti oleh harga ekspor komoditi kayu gergajian dan harga ekspor komoditi kayu lapis yang paling lambat kembali ke keseimbangan.
Secara keseluruhan studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa Indonesia memiliki posisi yang kuat pada pasar ekspor untuk komoditi kayu gergajian. Implikasi kebijakan yang bisa disarankan adalah tidak ada salahnya jika Indonesia berspesialisasi untuk memproduksi komoditi kayu gergajian dibandingkan dengan komoditi kayu lapis dan pulp."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Indratmo Nugroho
"Risk premium merupakan kompensasi yang dapat diukur dengan selisih antara aset berisiko dan tingkat bunga, dimana secara umum seorang investor akan memperhatikan kompensasi positif bila berinvestasi pada aset berisiko terutama saham. Sedangkan volatility merupakan total risiko yang terdiri dari risiko sistematis dan risiko non sistematis yang dapat diukur dengan standard deviation. Kedua variabel tersebut merupakan fokus utama bagi pengambil keputusan dalam investasi di pasar modal.
Penelitian ini membahas hubungan antara risk premium dan volatility indeks pasar (IHSG) serta 10 saham industri berkapitalisasi terbesar menurut data statistik BEJ bulan Desember 2004 antara periode Januari 1997 sampai dengan Desember 2004. Berdasarkan pengujian unit root didapatkan kedua variabel risk premium dan volatility dari IHSG dan 10 saham industri stasioner pads pada tingkat level kecuali variabel volatility saham HM. Sampoema (HMSP) dan saham Bumi Resources (BUMI) stasioner pada tingkat first different. Dan berdasarkan pengujian panjang lag didapatkan seluruh model jatuh pads lag 1 kecuali model saham Astra International (ASH) jatuh pada lag 2.
Dengan menggunakan metode vector autoregressive (VAR) didapatkan adanya direction Granger causality pads parameter kg-volatility-in-mean untuk saham Indosat (ISAT) dan parameter lag-mean-in-volatility untuk IHSG, saham Telekomunikasi (TLKM), saham HM. Sampoema (HMSP), saham Bumi Resources (BUM), dan saham Indocement (INTP). Disamping itu juga terdapat hubungan contemporaneous secara signifikan berkorelasi positif pada saham Indosat (ISAT) dan saham International Nickel (INCO).
Dengan impulse response function dan variance decomposition didapatkan untuk saham Astra International (ASH) terdapat kemungkinan bahwa dinamika pergerakan volatility pada periode mendatang akan dipengaruhi oleh besarnya premi risiko dan pergerakan volatility secara berimbang. Sedangkan untuk IHSG dan saham industri lainnya yang tercakup dalam penelitian ini didapatkan bahwa dinamika besamya premi risiko dan pergerakan volatility akan lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika dari variabel itu sendiri.

Risk premium is a compensation represented by a difference between risky asset and interest rate, where an investor requires positive compensation for holding a risky asset especially stocks. On the other hand, volatility is actually a total risk which consists of systematic and non systematic risks measured as standard deviation. Both variables mentioned above are the main focus for decision maker to invest in capital market.
This paper studies the relationship between risk premium and volatility of market index (IHSG) and 10 industrial companies having the largest market capitalization as per December 2004 statistics of the Jakarta Stock Exchange. The statistics for the said month describes the period from January 1997 to December 2004. Pursuant to testing the unit root, empirical evidence show that variables of risk premium and volatility of the IHSG and 10 industrial stock are stationary at level, except volatility variable in HM Sampoema stock (HMSP) and Bumi Resource stock (BUMI) are stationary at first difference. With regards to examination of lag length test, empirical evidence show that the whole models are having one lag length, except Astra International stock (ASH) that has two lag length.
Applying the vector autoregressive (VAR), the result shows the existence of direction Granger causality at parameter of lag-volatility-in-mean for Indosat stock (ISAT) and parameter of lag-mean-in-volatility for market index, Telekomunikasi stock (TLKM), HM. Sampoema stock (HMSP), Bumi Resource stock (BUMI), and Indocement stock (INTP). In a ddition, there is a contemporaneous relationship by significantly have positive correlated at Indosat stock (ISAT) and International Nickel stock (INCO).
With impulse response function and variance decomposition, the result empirically show the probability that ASII future dynamics volatility will be influenced proportionately by the magnitude of risk premium and movement of volatility. While IHSG and other industrial stocks discussed in this research are influenced by the dynamic movements of their respective risk premium and volatility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amroussy Djaja Teruna Marsis
"ABSTRAK
Didapatkan informasi dari hasil penelitian ini inflasi harga rata-rata bahan makanan di RSU Al-Kamal baru mencapai 9,97 % setelah 2 tahun 3 bulan. Sedangkan dampak inflasi harga rata-rata tersebut memberikan kontribusi kenaikan total biaya pada periode akhir penelitian ini besarnya 11,33 % total biaya periode basis . Sementara kewajaran harga dengan substitusi harga survai RS Benchmarking - nya RSU Al-Kamal yaitu RSUD PR, ternyata harga RSU Al-Kamal lebih menghemat total biaya sebesar 6.57 % total biaya basis dibandingkan dengan menggunakan substitusi harga RSUD PR. Sayangnya pada peneltian ini tidak dilakukan substitusi harga dengan RS Benchmarking dari swasta dengan kriteria terbaik berdasarkan Neraca dan Laporan Sisa Hasil Usaha / Rugi Laba. Dengan substitusi harga berbagai sumber pasar ternyata harga " Makro " memang lebih hemat dari harga RSLT Al-Lanni dengan perbedaan senilai - 18.63 % total biaya basis, pasar tradisional lebih hemat dengan perbedaan senilai - 15.76 % total biaya basis, dengan " Tip Top " lebih hemat dengan perbedaan senilai -9.17 %, dengan "Ramayana" lebih hemat senilai -8.46 %. Sayangnya pada penelitian dengan substitusi harga survai Pasar ini tidak memperhitungkan perbedaan biaya pemesanan satu sama lainnya.
Bervariasinya nilai efisiensi kontribusi penggunaan terhadap total biaya belanja bahan, terhadap produksi pelayanan makanan dan sasaran pelayanan makanan pada tiap periode : Pada Juli Agustus September 1996 nilai efisiensi penggunaan bahan makanan untuk produksi inefisien dengan nilai 0.64 % total biaya basis sementara sasaran keseluruhan naik 2.67 % sasaran periode basis. Sedangkan pada periode Juli Agustus September 1996 lebih efisien dengan nilai - 8.1 % total biaya sementara sasaran pelayanan makanan keseluruhan turun - 4.09 %. Sedangkan pada periode April Mei Juni 1997 lebih efisien namun nilainya cuma - 0.06 % sementara sasaran pada waktu itu naik 0.06 %. Dapat diinterpretasikan adanya kecenderungan dalam penggunaan bahan makanan Instalasi Gizi RSU Al-Kamal lebih cost efissien dalam situasi penurunan jumlah sasaran pelayanan.
Sebagai saran penggunaan metode indeks harga ini dilanjutkan dan dilakukan pada keseluruhan bahan belanja operasional lainnya seraya melengkapi keterbatasan pada penelitian ini. Hasil pengukuran hendaknya didiskusikan dengan segenap karyawan untuk meningkatkan Cost Awareness segenap karyawan rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi rumah sakit termasuk efisiensi belanja bahan operasional rumah sakit dengan tanpa mengurangi mutu dan penerimaan pelayanan rumah sakit oleh karyawan rumah sakit. Agar kelak rumah sakit dapat meraih keunggulan kompetitif dengan dukungan segenap karyawannya bagi kemajuan rumah sakit dan kemajuan mereka.

ABSTRACT
Average of inflation rate of food supply purchasing price in this research to Al-Kamal Hospital below 9.97 % as long as two years three months since the base period or the first quarter of 1995. The contribution of the current inflation of total cost in the same period are 10.19 % of total cost in the base period. Meanwhile the level price in the current period with the substitution of survey benchmarking Al-Kamal Hospital with Pasar Rebo Jakarta Public Hospital (Pasar Rebo Hospital), actually Al-Kamal Hospital food supply price more efficient around of 6.57 % of the total cost Al-Kamal Hospital for dietary purchasing supply in the base period if compared with the substitution price of Pasar Rebo Hospital in the same current period. Unfortunately in this research did not applied price substitution with benchmarking private hospital with the best criteria that shown in the financial statement (balance sheet and profit or loss statement). It is recommended for the next time survey to the other surveyor.
Substitution price of several market showed that "Makro" price more efficient than the Al-Kamal Hospital food supply price, the difference around .-18,63 % of total cost in the base period. The Traditional Market price more efficient than the Al-Kamal food supply purchasing price, the difference around ? 15,76 % of the total cost price in the base period. The `Tip Top' market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around -9.17 % of the total cost price in the base period. The "Ramayana" market price more efficient than the Al-Kamal food supply price, the difference around - 8.46 % of the total cost price in the base period. Unfortunately, no order cost were included in substitution price in the market survey. It is recommended for the next survey to compare order cost too.
The contribution of efficiency value are variance upon the total cost price for each period , such as : in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were inefficiency around 0.64 % of total cost in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 2.67 % in the same period. Than in July, August and September 1996 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency around - 8.1 % total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily decreased - 4.09 %. Than in April, May and June 1997 efficiency value of usage food compare with total value of production food were efficiency only - 0.06 % of total cost price in the base period, meanwhile the objective of total consumer daily increased 0.06 %. It could be interpreted that the use of total cost price in usage food supply for production food more cost efficiency in the decrease of total consumer daily than the increased of total consumer daily.
The recommendation of the price index method in this survey could be continued not limited hut to all of the hospital purchasing material supply. The result of total cost, price, usage, production and consumer daily measurement with price index method have to be discussed to all employee involved in the hospital, to increase their Cost Awareness to the development of the hospital efficiency included efficiency in purchasing material supply without decrease in quality and delivery of hospital services by them self; to reach the best competitive advantage for them and their hospital, etc.
References : 19 (1977 - 1996)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herfina Wilyaniswandi
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh hari libur terhadap imbal hasil dan volatilitas pada Indeks Harga Saham Kompas100 selama 8 tahun dari Januari 2008 hingga Desember 2015. Indeks Kompas100 merupakan indeks yang terdiri dari 100 saham likuid dengan menggunakan imbal hasil harian dalam penelitian ini. Model analisis yang digunakan ialah dengan model GARCH. Hasil pada penelitian ini menujukkan bahwa tidak adanya pengaruh hari libur kalender di Indonesia baik imbal hasil maupun tingkat volatilitasnya. Hal ini dilihat dari tidak adanya signifikansi antara satu hari perdagangan sebelum hari libur dengan hari-hari perdangan biasa.

ABSTRACT
This researches to analyze the impact of holidays effect to returns and volatility of Kompas100 Index overeight years from January 2008 until December 2015. The Kompas100 index is an index that consists of 100 company which liquid shares with using daily return in this reseach. The analysis model using GARCH model. The result of this research is showed that there is no effect of the holidays in Indonesia either in return and volatility. It is evidence from the value of probability is not showed the significance between one trading day before the holiday and the regular trading.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>