Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cook, Mark
New Jersey: Wiley-Blackwell, 2009
658.311 2 COO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Klinvex, Kevin C.
New York: McGraw-Hill , 1999
658.311 24 KLI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Holdsworth, Roger F.
London: Brithis Institute of Management, 1972
658.311 HOL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evandra Ricky Prakasa Subagyo, Author
"Ancaman teror yang kini semakin beragam dan semakin banyak di Indonesia mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak lebih efektif dan juga melatih serta memilih personel dengan tepat sehingga ancaman teror di Indonesia dapat teratasi. Dengan ancaman teror yang semakin meningkat, dibutuhkan personel yang lebih banyak untuk mengatasi hal ini. Unit dari Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab atas ancaman teror dan bom adalah Sat I Gegana dari Korps Brigade Mobile (Brimob).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sistem rekrutmen dan seleksi personel Brimob menjadi Sat I Gegana (Detasemen B). Penelitian ini menguraikan sistem rekrutmen dan seleksi yang diterapkan oleh Brimob untuk menarik dan menyaring personel untuk ditempatkan di Detasemen B Sat I Gegana yaitu unit Penjinak Bom atau sering disebut Jibom. Penelitian ini juga melihat kendala yang ada dengan sistem yang diterapkan oleh Brimob dalam hal ini.
Penelitian ini menggunakan teori Model Manajemen Sumber Daya Manusia untuk menguraikan sistem yang diterapkan oleh Brimob secara rinci. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif sehingga data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka.
Penelitian ini menemukan bahwa rekrutmen dan seleksi personel Sat I Gegana (Detasemen B) memiliki banyak tahapan dan proses penyaringan dengan penilaian yang cukup ketat, serta Sat I Gegana (Detasemen B) masih menghadapai banyak kendala seperti kekurangan personel jika ditimbang dengan beban kerja dan tugas di lapangan.

The threat of terror is now more diversed and more frequent nowadays in Indonesia. This encourages law enforcement agencies to act more effectively and also train and select personnel appropriately so that terror threats in Indonesia can be resolved. With the increasing number of terror threats, comes the need for increased number of personnel fighting these threats. Part of the Indonesian National Police that is responsible for terror and bombs threats is Sat I Gegana of the Mobile Brigade (Brimob).
This study aims to look at the recruitment and selection process of personnel within Sat I Gegana (Detachment B). This study outlines the recruitment and selection system applied to Brimob personnel to recruit and select personel to be placed in Detachment B bomb squad. This research also outlines the problems that exist within the system implemented by Brimob.
This study uses the Human Resource Management Model to describe the system implemented by Brimob in detail. The method used in this study is qualitative research methods and the data is obtained through interviews and literature.
This study concludes and finds that the recruitment and selection of personnel Sat I Gegana bomb squad (Detachment B) has many stages as well as a handful of screening process, and Sat I Gegana (Detachment B) is still experiencing a shortage of personnel when weighed with the workload and tasks in the field.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2016
S64556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Harvard Business School Press , 2004
658.311 HAR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Budiarty
"ABSTRAK
Industri ISIC 384 adalah industri alat-alat pengangkutan di Indonesia yang keberlangsungannya telah cukup lama. Dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap industri ini sampai pada kesimpulan bahwa industri ini tidak efisien. Hasil yang sama diperoleh dari temuan studi "Analisis penyerapan pekerja ditinjau dari produktivitas, dan skala ekonomis, serta elastisitas subtitusi pada industri alat-alat pengangkutan ISIC 384".
Berdasarkan temuan studi ketidakefisienan dalam industri 384 diindikasikan dengan merosotnya laju kemajuan teknologinya atau dengan kata lain semakin tidak efisiennya input dalam menghasilkan output. Ketidakefisienan tersebut mencerminkan pemanfaatan input yang ada belum optimal. Merosotnya laju kemajuan teknologi menjadi penyebab utama dari kemunduran atau kelesuan produktivitas total, Akibatnya arah dan laju kemajuan teknologi lebih banyak menentukan arah dan besarnya laju perkembangan produktivitas total. Sementara itu, skala ekonomis hanya menentukan besarnya skala produksi minimum yang paling efisien. Dengan demikian skala ekonomis hanya menentukan besarnya laju kemajuan dan kemunduran produktivitas total.
Gejala kecenderungan menurunnya dugaan skala ekonomis dalam industri 384 menunjukkan semakin membesarnya skala produksi sehingga didapatkan skala ekonomis. Membesarnya skala produksi diikuti penurunan penyerapan pekerja dan peningkatan pemanfaatan barang modal. Prinsip subtitusi terjadi dalam industri ini, nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan elastisitas subtitusi parsial antara barang
modal dan pekerja produksi, dalam identitas industri manapun, besaran elastisitas secara parsialnya selalu lebih besar satu. Dari hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa pekerja produksi dan barang modal mempunyai kemampuan subtuitusi paling tinggi
Peningkatan pemanfaatan barang modal yang cenderung mengurangi penggunaan pekerja terutama pekerja produksi mengimplikasikan terjadinya penurunan permintaan pekerja dalam industri ini. Dengan kondisi negara yang kelebihan penawaran tenaga kerja keadaan ini sungguh tidaklah menggembirakan. Mengingat setiap industri diharapkan dapat membantu terlaksananya kebijakan padat karya. Untuk itu perlu pemikiran langkah-langkah untuk mempertahankan penyerapan pekerja dalam industri 384 dengan meningkatkan laju kemajuan tehnologi, yang tidak hanya terwujud pada barang modal saja tetapi juga pada pekerja, perbaikan manajemen industri, investasi sumber daya manusia pada karyawan diluar yang menangani mesin-mesin baru atau pemakaian alat-alat yang dapat membantu efesiensi kerja. Sementara itu diharapkan tidak terjadi peningkatan harga pekerja produksi, mengingat peningkatan harga akan mengurangi pangsa biaya pekerja produksi dan pada harga pekerja produksi tetap akan mengurangi permintaan pekerja produksi. Selain kedua hal diatas perlu pemikiran pula untuk memperluas output industri ISIC 384, perluasan output akan mengurangi pangsa biaya barang modal dan meningkatkan pangsa biaya pekerja produksi dan akan terjadi efesiensi kapital. Perluasan output akan berimplikasi perluasan pangsa pasar industri dan dapat diupayakan pada industri yang berorientasi ke pasar dengan memperhatikan faktor: selera, daya beli dan jenis produk."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Ersi
"Penggunaan tes psikologi dalam seleksi tenaga kerja sangat signifikan oleh karena tes psikologi dapat mengevaluasi KSAOs seseorang untuk disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan sehingga pada akhirnya didapat orang yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan (person job fit). Namun penggunaan tes psikologi dalam seleksi tidak mudah mengingat jumlah orang yang diseleksi tidak sedikit, dapat berjumlah puluhan hingga ribuan orang. Ditambah lagi dengan prinsip penggunaan tes psikologi yaitu harus diberikan oleh qualffied examiner (Anastasi & Urbina, 1997) atau psikolog (HIMPSI, 2003). Hal ini menyebabkan perusahaan yang tidak memiliki tenaga psikolog menggunakan jasa Lembaga Konsultasi Psikologi untuk menyelenggarakan tes psikologi dalam seleksi karyawannya. Namun dalam penyelenggaraannya, masih memiliki kekurangan yang dapat membahayakan validitas dan realibilitas hasil tes. Hal ini terjadi karena tidak adanya persiapan dalam administrasi tes sehingga tes tidak terstandardisir. Padahal administrasi tes merupakan prinsip dasar dalam pemberian tes psikologi (Kaplan & Saccuzzo, 1989; Aiken, 2000). Setelah dilakukan wawancara, hal tersebut terjadi karena tidak adanya prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja. Sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini diusulkan rancangan prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja.
Prosedur kerja koordinator seleksi tes masal untuk tenaga kerja meliputi empat tahap, yaitu membuat rencana kerja, menyusun bahan briefing para tester, pengawas tes, dan korektor, melakukan briefing, dan merancang pengumpulan data dan laporan hasil pelaksanaan.
Agar mendapatkan hasil tes yang valid dan reliabel maka koordinator harus mematuhi prinsip dasar tes psikologis dan hal ini dapat ditolong dengan adanya prosedur kerja baginya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Wulandari
"Organisasi yang efektif turut ditentukan dan dipengaruhi oleh performa individu dalam organisasi. Untuk dapat mengenali individu yang kompeten, diperlukan suatu sistem seleksi yang dapat memilah tenaga kerja yang berkualitas dan berpotensi mendatangkan keunggulan bagi perusahaan.
Seleksi adalah proses mencocokkan karakteristik individual dengan apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu (Robbins, 2005). Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam sistem seleksi ialah melakukan seleksi berdasarkan kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai aspek-aspek pribadi dan seorang pekerja yang memungkinkannya untuk mencapai kinerja yang superior (LOMAs Competency Dictionary, 1998). Dalam meraih kesuksesan dalam suatu pekerjaan atau suatu situasi, kompetensi yang harus dimiliki oleh individu tidaklah cukup bila hanya satu kompetensi saja. Kumpulan kompetensi yang dimiliki pun harus sesuai dengan apa yang dipersyaratkan oleh pekerjaan, kumpulan kompetensi ini disebut sebagai model kompetensi.
Permasalahan yang terjadi di PT. X adalah tingginya turn-over karyawan Call Center Representative yang mencapai 25% sebelum tahun pertama pengangkatan mereka. Call Center Representative merupakan komponen yang panting dalam menjalankan operasional bisnis jasa pengiriman barang PT. X, karena 90% kegiatan operasional berlangsung melalui telepon yang ditangani oleh Call Center Representative.
Dan permasalahan tersebut yang harus dilakukan adalah menyusun suatu rancangan seleksi berdasarkan kompetensi. Menurut Spencer dan Spencer (1993) serta Shermon (2004), seleksi berbasis kompetensi dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi turnover karyawan (Sherman, 2004; Spencer & Spencer, 1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Rosdiana Safyanti
"Dalam era globalisasi, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang handal agar suatu perusahaan dapat menghadapi persaingan yang meningkat (Damanhuri, 2003). Agar dapat bersaing perusahaan harus memiliki karyawankaryawan yang berkualitas. Salah satu cara memperoleh karyawan yang berkualitas adalah melalui seleksi. Demikian halnya bagi rumah sakit, sebagai penyedia layanan kesehatan, rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien. Salah satu pemberi layanan dalam rumah sakit adalah tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan merupakan tenaga kerja yang paling besar jumlahnya dalam rumah sakit. Selain itu, perawat pelaksana memberikan perawatan bagi pasien setiap hari secara berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 1999). Sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan perawatan sangat berperan dalam menentukan kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Namun, sangat disayangkan, di rumah sakit C banyak pasien yang mengeluh mengenai pelayanan perawatan yang mereka terima.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memilih perawat yang memiliki kualitas pelayanan yang memuaskan adalah melalui seleksi. Dalam seleksi diperlukan prediktor yang memiliki nilai peramalan yang baik. Menurut Spencer dan Spencer (1993); Boultier, dkk (2003); Shermon (2005) kompetensi merupakan prediktor yang balk dalam meramalkan kinerja seseorang. OLeh karena itu perlu disusun model kompetensi bagi perawat pelaksana, dengan menggunakan teori Loma (1998). Model kompetensi ini akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun pedoman wawancara berbasis kompetensi, dengan menggunakan teori Berman (1999).
Untuk pengaplikasiannya, disarankan agar pewawancara memahami model kompetensi yang disusun, berlatih dalam melaksanakan wawancara berbasis kompetensi, melakukan validasi model kompetensi yang diusulkan, melakukan revisi model kompetensi secara berkala sesuai dengan perubahan eksternal maupun internal di Rumah Sakit C, dan menggunakan tes psikologi dalam seleksi agar dapat memperoleh infonnasi yang lebih lengkap mengenai kandidat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maduretno Puspitaningtyas
"Salah satu penentu keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi adalah faktor sumber daya manusia (5DM). SDM merupakan sumber pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. SDM merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, ketrampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Kompetensi 5DM yang ada dalam organisasi tidaklah selalu sesuai dengan apa yang dituntut untuk keberhasilan sebuah pekerjaan.
Untuk mendapatkan 5DM yang kompeten perlu adanya kriteria atau standar pengelolaan SDM yang jelas, salah satu caranya adalah dengan menetapkan kompetensi yang dibutuhkan oleh setiap pekerjaan. Kompetensi dapat diartikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkannya untuk mencapai kinerja yang superior (LOMAs Competency Dictionary, 1998). Adanya kompetensi yang terangkum dalam suatu model kompetensi dibutuhkan oleh pengelola SDM, dapat digunakan antara lain untuk seleksi, pelatihan dan pengembangan karyawan, evaluasi kinerja, evaluasi uraian pekerjaan, sampai untuk ganjaran dan pengakuan.
Seperti telah dijelaskan di atas, salah satu penerapan model kompetensi adalah untuk proses seleksi. Manfaat utama dari proses perekrutan dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat untuk suatu jabatan. Selain itu, menurut Shermon (2004), seleksi berbasis kompetensi dapat meningkatkan kinerja karyawan dan mengurangi turnover karyawan. Selama ini sudah banyak organisasi yang telah menyadari bahwa sistem seleksi berdasarkan kompetensi menghasilkan keputusan yang lebih akurat (Byham, 2004), namun belum semua perusahaan menerapkan sistem tersebut.
Permasalahan yang terjadi di PT. EPU adalah belum adanya sistem pengelolaan SDM yang jelas. Adanya karyawan yang kurang sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang ada di perusahaan seringkali menyebabkan keluhan pada beberapa karyawan yang merasa kinerja bagiannya terganggu dengan kinerja karyawan-karyawan baru yang kurang kompeten dalam pekerjaannya. Proses seleksi karyawan yang selama ini dilakukan oleh PT. EPU banyak menyimpang dari prosedur seleksi yang ditetapkan. Dengan kata lain, prosedur seleksi yang ditetapkan oleh PT. EPU merupakan sekedar formalitas. Pada proses seleksi, seharusnya perusahaan merekomendasikan calon karyawan untuk mengikuti serangkaian proses seleksi yang bertujuan untuk mempertimbangkan apakah calon karyawan yang bersangkutan memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan. Namun, hal ini tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh PT.EPU. Pihak manajemen PT. EPU belum memiliki kriteria yang objektif tentang persyaratan karyawan yang masuk ke perusahaan.
Akibat belum adanya sistem seleksi dengan kriteria yang objektif tersebut, PT. EPU mengalami berbagai permasalahan antara lain, rendahnya kinerja atau produktivitas pada jabatan yang penting, tingginya tingkat keluar masuk (turn over) karyawan, karyawan baru membutuhkan waktu belajar yang lama, dan adanya diskriminasi pada penerimaan karyawan baru.
Dari permasalahan tersebut yang harus dilakukan adalah menyusun suatu rancangan seleksi berdasarkan kompetensi. Pada penulisan ini akan diajukan rancangan seleksi kombinasi, berdasarkan kompetensi dan metode tradisional yang menggunakan tes-tes psikologis yang saat ini banyak digunakan dalam proses seleksi. Menurut Spencer & Spencer (1993), proses seleksi berdasarkan kompetensi dapat meminimalisasi rendahnya kinerja atau produktivitas karyawan, tingginya tingkat keluar masuk karyawan, dan juga diskriminasi yang seringkali terjadi dalam perekrutan karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>