Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sastra Irawan
"Tesis ini berfokus mengenai Strategi Pengamanan dan Pencegahan Konflik Antar Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Kias I Cipinang Jakarta. Penelitian di dalam tesis ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penggalian informasi yang relevan dengan topik yang diteliti dilakukan melalui studi kepustakaan, observasi dan wawancara mendalam kepada informan yang memahami permasalahan yang sedang diteliti ataupun informan yang mengalami langsung situasi konfik di Lapas Kias I Cipinang. Informan penelitian yang dimaksud adalah warga binaan serta petugas Lapas.
Dari hasil temuan lapangan didapatkan bahwa terjadi sistem pengelompokan antar warga binaan berdasarkan etnis atau kesukuan merupakan potensi yang sangat rawan untuk terjadinya konflik. Pertentangan antar kelompok yang dikarenakan perebutan kekuasaan serta keinginan untuk mendominasi menyebabkan terjadinya gesekan-gesekan yang jika tidak diantisipasi akan memicu terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban. Faktor-faktor yang turut menjadi penentu terjadinya konflik antar warga binaan antara lain kondisi kelebihan daya tampung, terbentuknya kelompok-kelompok dalam Lapas, keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan penghuni, serta interaksi antara petugas dan penghuni.
Perumusan strategi yang efektif akan sangat membantu petugas dalam pelaksanaan tugas pengamanan. Strategi pengamanan yang ada di Lapas Kias I Cipinang cenderung melakukan reactive policing, dimana tindakan pengamanan baru dilakukan setelah terjadi pelanggaran.Selain reactive policing strategi pengamanan yang dilakukan adalah proactive policing, dimana petugas pengamanan memiliki mata-mata yang berasal dari narapidana sendiri yang selalu memantau seluruh kegiatan narapidana di blok dan melaporkannya kepada petugas. Untuk mengatasi konflik Lapas hendaknya dapat melakukan pembenahan terhadap strategi pengamanan dan penanganan konflik, dimana tindakan pengamanan tidak hanya dilakukan setelah terjadinya pelanggaran melainkan dilakukan langkah-langkah antisipasi terhadap timbulnya konflik. Antisipasi dapat dilakukan dengan merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan konflik, pengorganisasian kelompok-kelompok warga binaan, pengawasan terhadap seluruh kegiatan warga binaan, serta pengendalian terhadap seluruh kegiatan kelompok antar warga binaan.

This thesis focuses on how the Security Strategy and Conflict Prevention Among The Citizens in Prisons Penitentiary Built Class I Cipinang Jakarta. Research in this thesis is done with qualitative research methods with a descriptive design. Extracting information relevant to the topic under study is carried out through literature study, observation and depth interviews to informants who understand the issues being studied or informants who experienced the conflict situation in prisons Class I Cipinang. Informants referred to research that is a Citizen of the built and prison officers.
From the field findings can be concluded that the grouping system built among citizens based on ethnicity or tribalism is the most vulnerable potential for conflict. Conflicts between groups are due to power struggles and the desire to dominate the friction-causing friction that otherwise would trigger the occurrence of anticipated disturbances and order. Factors that contribute to determining the occurrence of conflicts among people, among others built excess capacity conditions, the formation of groups in Prison, limitations in fulfilling the needs of residents, and interacrion between staff and residents.
Formulation of effective strategies will greatly assist officers in the implementation of security tasks. Security strategy is in prison Class I Cipinang tend to reactive policing, in which new security measures carried out after the reactive policing security strategy taken is proactive policing, where security officials have a spy who came from the prisoners themselves who constantly monitor the whole inmate activities in the block, and report it to the officer. To resolve the conflict prisons should be to make corrections to the security strategy and the handling of conflicts, where security measures are not only done after the offense but do anticipate steps toward conflict. Anticipation can be done by planning activities related to conflict prevention, organizing Citizen groups built, supervision of all activities of citizens built. and control of all inter-group activities citizens built.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Santoso
"ABSTRAK
Pencegahan konflik di Lembaga Pemasyarakatan sudah seharusnya
menjadi prioritas utama dari Direktorat Jcndcral Pemasyarakatan, dimana
kondisi keamanan di Lapas menjadi barometer utama keberhasilan Lapas.
Untuk menjadikan kondisi Lapas aman, jauh dari konflik dihutuhkan
petugas Lapas yang mampu membaca situasi apabila kontlik di Lapas akan
terjadi. Untuk itu diperlukan suatu intcrvensi kepada petugas Lapas, berupa
intervensi peningkatan kapasims petugas Lapas dengan pelatihan mencegah
konhik, terutama konflik yang bersifat laten.
Pelatihan merupakan salah satu bentuk pilihan altemalif yang dirasa
paling efektif untuk meningkatkan kemampuan petugas, khususnya petugas
pengamanan. Adapun modul dari pelatihan tersebut menitik beratkan pada
4 (empat) hal yaitu; memahami konflik, strategi menangani koflik, metode
peringatan dan tanggapan dini (Earbz Warning System), Participatory
Action Research.
Penulis berharap agar intervensi yang penulis buat dapat dijadikan
sebagai acuzm untuk pelatihan pcnanganan kontlik, baik penanganan
konflik yang terjadi di Lapas Klas I Cipinang pada khususnya dan lembaga
pemasyarakatan Iainnya pada umumnya.

"
2007
T34077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Anwar Fauziani
"ABSTRAK
Fenomena overcapacity yang terjadi di Lapas / Rutan merupakan salah satu beban kerja yang berkontribusi pada tingginya tingkat stres kerja petugas Lapas. Stres dapat diredakan dengan mekanisme ketahanan yang dapat ditingkatkan dengan menggunakan koping yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan resiliensi pada petugas lapas. Penelitian analitik korelatif ini dilakukan di LP Klas I Cipinang, dengan teknik total sampling yang berhasil mengumpulkan 171 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah COPE Carver Brief dan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Hasil analisis korelatif menunjukkan adanya hubungan antara dua pilihan strategi coping dengan resiliensi, baik itu strategi coping yang berfokus pada masalah (p = 0,000) maupun strategi coping yang berfokus pada emosi (p = 0,000). Kekuatan hubungan antara strategi koping yang berfokus pada masalah dan ketahanan lebih besar (R = 0,502), dibandingkan dengan hubungan antara strategi koping yang berfokus pada emosi dan ketahanan (R = 0,436), namun selisih nilainya tidak terlalu besar. . Oleh karena itu, kedua jenis strategi koping tersebut efektif dan petugas lapas dapat menggunakan kedua strategi koping tersebut untuk meningkatkan ketahanan dalam menghadapi stres kerja.
ABSTRACT
The overcapacity phenomenon that occurs in correctional institutions / detention is a workload that contributes to the high level of work stress for prison officers. Stress can be relieved by resistance mechanisms that can be increased by using effective coping. This study aims to determine the relationship between coping strategies and resilience in prison officers. This correlative analytic research was conducted in Cipinang First Class Correctional Institution, with a total sampling technique that managed to collect 171 respondents. The research instruments used were the COPE Carver Brief and the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). The results of the correlative analysis showed a relationship between two coping strategy choices and resilience, both coping strategies that focused on problems (p = 0.000) and coping strategies that focused on emotions (p = 0.000). The strength of the relationship between coping strategies that focus on problems and resilience is greater (R = 0.502), compared to the relationship between coping strategies that focus on emotion and resilience (R = 0.436), but the difference in value is not too large. . Therefore, both types of coping strategies are effective and prison officers can use both coping strategies to increase resilience in dealing with work stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Nurasta Wibawa
2008
T 25012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Impiani
"ABSTRAK
Kajian ini menganalisis eskalasi konflik militer yang terjadi antara India dan Pakistan
pada periode setelah perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999. Setelah beberapa kali
terlibat perang besar, konflik militer di antara kedua negara ini terus berlangsung hingga
hari ini. Kajian terdahulu perihal konflik India-Pakistan hanya membahas perihal
penyebab konflik ini terjadi dan upaya penyelesaian konflik yang terbagi ke dalam tiga
sudut pandang besar yaitu keamanan, politik domestik dan ekonomi-politik, tetapi
belum ada yang menjelaskan bagaimana konflik ini nampaknya tetap bertahan. Dengan
menggunakan perspektif dilema keamanan sebagai kerangka analisis dan metode
penelitian causal-process tracing, kajian ini menunjukkan bahwa tindakan peningkatan
sistem pertahanan dan mengeluarkan kebijakan yang ofensif adalah pemicu kedua
negara terus terlibat dalam konflik militer. Analisis kajian ini juga menunjukkan
perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999 tidak dapat menghentikan konflik militer dan
permusuhan antara keduanya, karena India dan Pakistan saling melihat perilaku satu
sama lain seperti pembangunan kekuatan pertahanan dan pengembangan nuklir sebagai
ancaman sehingga keduanya selalu berada dalam situasi dilema keamanan.

ABSTRACT
This study analyses the military conflict escalation between India and Pakistan in the
period after 1999 Lahore Declaration. After several major wars, military conflicts
between the two countries continued to this day. Previous studies on the India-Pakistan
conflict only discussed the causes of this conflict and efforts to resolve conflicts. The
studies are divided into three major perspectives, namely; security, domestic politics,
and political economy, but none has explained how this military conflict is relatively
lasting. By using security dilema as an analytical framework and causal-process
tracing on research method, this study shows that actions to improve the defense system
and an offensive policy are the triggers for the two countries to continue to be involved
in military conflicts. The analysis of this study also shows that the Lahore Declaration
1999 cannot stop military conflict and hostility between India and Pakistan, because
they see each other's behaviors-such as the development of military defense capability
and nuclear weaponry development-as threats so that they are always remains in the
security dilema situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septu Haswindy
"Meningkatnya kebutuhan berbagai negara di dunia akan CPO berdampak pada meningkatnya tekanan terhadap produksi buah kelapa sawit. Konflik yang terjadi antara Korporasi dan masyarakat adat Suku Anak Dalam di Batang Hari merupakan konflik yang terjadi akibat perebutan akses terhadap sumber daya alam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk menganalisis hubungan pemerintah, korporasi dan masyarakat dalam penyelesaian konflik yang terjadi antara PT. Asiatic Persada dan masyarakat adat suku anak dalam.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam perspektif ekologi politik, konflik yang terjadi merupakan konflik dalam memperebutkan akses terhadap sumber daya yang membuat masyarakat menjadi landless dan termarjinalkan secara ekonomi dan sosial. Hubungan antara tiga aktor yang terlibat langsung dalam konflik memperlihatkan perusahaan lebih mendominasi dan berkuasa atas pemerintah dan masyarakat.

With the growing number of demands from nations across the globe for Crude Palm Oil is bringing result on the increase of pressure to the production of palm fruit. The conflict happened between corporation and indigenous people, suku anak dalam, in Batang Hari is a contest for the access to natural resource. This research was conducted by using qualitative method which inted to analyze the relation among government, corporation and society in resolving conflict between PT. Asiatic Persada and indigenous people, suku anak dalam.
The result of research reveals that in ecological politic perspective, the conflict occurred as the result of the contest for the access to natural resource which made suku anak dalam become landless dan marginalized economically and socially. The relation among the three stakeholders involved in conflict shows that corporation is more dominating and become more powerful than government and society.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Siagian, M.J.P.
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi pengamanan yang diterapkan Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor dalam mencegah berbagai pengaruh negatif sub kebudayaan penjara yang dapat menjadi pemicu timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban. Didasarkan pada fenomena di atas baik secara empiris maupun teoritis dapat diindikasikan bahwa dalam batas tertentu Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor mampu mencegah timbulnya pengaruh negatif sub kebudayaan penjara yang dapat menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban Lapas.
Penjagaan dan pemeliharaan keamanan merupakan salah satu tugas keamanan dan ketertiban, di dalam Lembaga Pemasyaratan dan Rumah Tahanan Negara agar berbagai kegiatan pembinaan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Keamanan dan pembinaan menjadi dua kepentingan yang sangat mendasar dalam proses Pemasyarakatan dalam usaha untuk mengembalikan warga binaan pemasyarakatan ke tengah masyarakat.
Dengan dasar latar belakang tersebut dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian yaitu : 1) Bagaimanakah strategi pengamanan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakan Klas II A Bogor dalam usaha mencegah pengaruh negatif sub kebudayaan penjara yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban ? 2) Apakah strategi pengamanan yang diterapkan telah memperhatikan hak-hak narapidana ?. Untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian yang terdiri dari penelitian kepustakaan dengan melakukan pengumpulan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai referensi, pendapat para ahli, karya ilmiah, data-data di lapangan yang berkaitan dengan penelitian dan penelitian lapangan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian serta melakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Dari data yang terkumpul dan fakta temuan di lapangan, maka dilakukan analisis hasil penelitian, yaitu : l) Adanya ciri kehidupan penghuni Lapas Klas II A Bogor yang didasarkan antara lain pendapat Donald Clemmer yang mengemukakan beberapa ciri kehidupan di dalam penjara, yaitu adanya bahasa kursus yang dipergunakan dalam berkomunikasi, adanya stratifikasi sosial di kalangan penghuni, adanya kelompok utama seperti kelompok karnar/blok, dan adanya pemimpin dalam kelompok utama. Namun demikian pengaruh negatif sub kebudayaan penjara dalam batas tertentu mampu ditangani sehingga tidak menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban yang meluas. 2) Pelaksanaan pengamanan. Lapas Klas H A Bogor adalah merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam rangka menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban dilakukan berdasarkan atas prinsip mencegah adalah lebih baik daripada menindak. Jumlah petugas pengamanan yang tidak seimbang dengan jumlah penghuni dan sarana pengamanan yang kurang memadai merupakan faktor penghambat yang signifikan. 3) Penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban yang dilakukan oleh Lapas Klas H A Bogor dilaksanakan dengan mengacu kepada peraturan dan prosedur tetap. Pengaruh negatif sub kebudayaan penjara yang sering terjadi antara lain adalah perkelahian dan pencurian, sedangkan pelarian walaupun terjadi secara signifikan tidak termasuk kategori pelanggaran keamanan yang sering terjadi. 4) Sepuluh Prinsip Pemasyarakatan yang dicetuskan oleh Dr. Sahardjo yang menjadi dasar filosofis dari sistem Pemasyarakatan. Implementasi Slandard Minimum Rules yang diterapkan dalam berbagai peraturan perundangan maupun peraturan tehnis Pemasyarakatan telah mencerminkan pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Pengamatan di lapangan, faktor penghambat belum sepenuhnya penghargaan terhadap hak-hak narapidana antara lain dengan kondisi kelebihan daya tampung yang tidak manusiawi dan terbatasnya sarana dan prasarana pembinaan.
Dari hasil penelitian, disarankan antara lain penyebarluasan informasi pelaksanaan hak-hak asasi bagi warga binaan pemasyarakatan dengan mengikutsertakan petugas mengikuti pelatihan atau kursus singkat, sehingga dalam melaksanakan tugasnya diharapkan petugas telah mengetahui hak-hak warga binaan pemasyarakatan yang harus dilaksanakan dan dihormati."
2007
T 20828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Poltak Partogi, 1963-
"Sebagai poros maritim dan negara kepulauan yang strategis dari perspektif geopolitik, Indonesia telah menetapkan tiga jalur ALKI untuk lintas damai pelajaran International, yang dijamin keberadaannya oleh hukum International. Hasil penelitian mengungkap beberapa tipe ancaman keamanan terkini yang cukup kompleks yang dihadapi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dan juga maritim, yang datang dari meningkatnya ketegangan dan ekkalasi konflik di laut China Selatan, serta terorisme global, intervensi asing, dan beragam kejahatan transnasional"
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat RI, {s.a.}
324 KAJ 20:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>