Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novini
"In a highly competing business and business environment uncertainty, firms are demanded to look for a right and perfect strategy to anticipate it. Unfortunately, not every firm has a strategy, especially small firms. PT. XYZ is a small family business that doing business in electrical and mechanical contracting for 28 years. In the last two years, the revenue of PT. XYZ has declined. To anticipate the continuous decline, PT. XYZ needs a strategy. Strategy for PT. XYZ is made through strategy formulation?s tools which are SWOT Matrix and SPACE Matrix that use input from EFE Matrix and IFE Matrix.

Tingginya persaingan dunia usaha dan ketidakpastian lingkungan usaha saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mencari strategi apa yang paling tepat dan sesuai untuk mengatasinya. Sayangnya, tidak semua perusahaan mempunyai strategi, apalagi perusahaan dengan skala kecil. PT. XYZ adalah sebuah perusahaan keluarga yang bergerak dalam bidang jasa Kontraktor Listrik dan Mekanikal dengan skala kecil yang sudah berdiri selama 28 tahun. Dalam dua tahun terakhir, pendapatan usaha PT. XYZ mulai menurun. Untuk menghindari turunnya pendapatan usaha yang berkelanjutan, PT. XYZ memerlukan sebuah strategi. Strategi untuk PT. XYZ dibuat dengan menggunakan alat formulasi strategi yaitu SWOT Matrix dan SPACE Matrix yang menggunakan input dari EFE Matrix dan IFE Matrix."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26545
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Moeharjo
"ABSTRAK
Manajemen strategik merupakan suatu seni dan ilmu dalam pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa
datang. Formulasi strategi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses strategic
management. Pada tahap formulasi strategi ini akan dikembangkan, dianalisa dan akhimya
dipilih strategi yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Agar dapat melakukan
formulasi strategi yang baik maka diperlukan tiga hal penting yang berhubungan dengan
keadaan organisasi itu sendiri. Yang pertama adalah posisi perusahaan pada saat ini, kedua
posisi yang dikehendaki dimasa yang akan datang dan yang terakhir adalah keadaan
lmgkungan bisnis organisasi tersebut dimasa yang akan datang.
Keadaan Iingkungan bisnis dimasa yang akan datang bersifat sangat dinamis,
mudah berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Dan hal ini terjadi di Indonesia pasca
krisis ekonomi, dimana segala sesuatu dapat berubah dengan cepat. Dengan demikian
diperlukan suatu perangkat analisa yang bisa mengakomodasi keadaan lingkungan yang
dinamis. Scenario Planning merupakan salah satu perangkat analisa yang mampu
mengakomodasi perubahan ? perubahan keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat
dan penuh dengan ketidakpastian. Karya akhir ini menganalisis formulasi strategi pada
PT. ?X? dengan menggunakan Scenario Planning.
PT. ?X? adalah distributor alat-alat industri HITACHI di Indonesia. Pemilik selaku
pengambil keputusan perusahaan memahami bahwa masa depan penuh dengan
ketidakpastian sehingga terus mencoba-coba (trial & error). Keputusan yang dibuat hanya
berdasarkan perkiraan harapan mereka saja. Sebagai akibatnya perusahaan saat ini tidak
mampu memperoleh market share yang signifikan walaupun brand yang dimiliki cukup
dìkenal ketangguhannya. Pertumbuhan perusahaan juga mandeg sehingga terkesan strategi
yang digunakan adalah survival strategy.
Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai posisi perusahaan
pada saat ini maka dibuat analisis remote environment, analisis key succes factors & audit
internal perusahaan.
Dalam analisis remote environment dianalisa vektor ? vektor perubahan yaitu
ekonorni (global & nasional), politik, teknologi dan sosial budaya. Dari analisis diperoleh
bahwa situasi politik di Indonesia pasca krisis ekonomi yang tidak stabil sangat banyak
mempengaruhi keadaan perekonomian pada umumnya dan bisnis khususnya.
Dalam perdagangan alat ? alat industri di Indonesia ternyata country of origin
memegang peranan peranan dalam mempengaruhi keputusan untuk membeli pelanggan.
Hal ini diperoleh dalam analisis key success factors yang diperlukan oleh perusahaan untuk
dapat masuk dan bertahan dalam persaingan. Semua key success factors dimiliki oleh PT
?X? namun belum digunakan secara intensif sehingga terlihat bahwa PT. ?X? hanya sebagai
follower saja.
Dari hasil audit internal terdapat kelemahan dalain struktur modal sehingga
mempengaruhi unjuk kerja keseluruhan PT.?X. Beberapa kompetitor sudah go public
sehingga dan segi ukuran PT. ?X? tertinggal dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan
adanya keterbatasan modal ini maka ada beberapa segmen pasar dan service yang
seharusnya dapat ditangkap namun tidak terlayani. Dengan adanya persetujuan pasar bebas
yang ditandatangani pemerintah Indonesia maka terdapat ancaman yang berasal dari
distributor alat industri semerek dan negara tetangga atau malah dan prinsipal sendiri.
Variabel kestabilan politik merupakan variabel eksternal yang dominan dan sangat
berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dari situasi internal menjadi variabel internal yang
utama. Hal ini terungkap dalam tahap pertama pembuatan skenario yaitu menentukan
variabel yang dominan. Kemudian dengan membuat kisaran ? kisaran asumsi dan variabel
internal dan eksternal serta operasi kombinasi dan masing ? masing kisaran asumsi maka
terbentuk empat buah skenario. Skenario ? skenario tersebut adalah Flight of Flaminggoes
(kestabilitan politik positif dan situasi internal menguntungkan), Lame Duck (kestabilan
politik positif dan situasi internai kurang menguntungkan), Icarus (kestabilan politik
kurang positif dan situasi internal menguntungkan) dan Ostrich (kestabilan politik kurang
positif dan situasi internal kurang menguntungkan).
Langkah selanjutnya dengan memperhatikan masing ? masing skenario dipilihlah
beberapa strategi generik yang sesuai dengan situasi. Dan pada akhirnya dipilih beberapa
strategi generik saja yang sesuai dengan situasi dan kondisi PT. ?X? pada saat itu. Seperti
market development dan market pene tration pada skenario flight of the Flaminggoes;
stabilitas, market penetration dan joint venture paLia skenario Lame Duck, stabilitas pada
skenarlo Icarus; serta likuidasi pada skenanio Ostrich.
Melihat perkembangan situasi politik yang membaik setelah pergantian presiden
yang baru lalu maka skenario Flight of the Flamingoes merupakan skenario yang paling
mungkin menjadi kenyataan setidaknya sampai dengan tahun 2004. Dengan demikian
strategi yang dipilih dan diterapkan pada PT. ?X? adalah market development dan market
penetration. Sebagai konsekuensi dan dipilihnya strategi ini maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti rnemperkuat jaringan distribusi yang ada dan adanya pasar yang
belum terjamah pada market development Menanibah tenaga penjual dan teknisi,
meningkatkan biaya ikian dan meningkatkafl promosi penjualan pada market penetration.
"
2001
T4766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetya Maytrea Brata
"Sejak 1993, Bumiputera telah memiliki dan menerapkan strategi bersaing Horizon 2000. Strategi tersebut dimaksudkan agar Bumiputera tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang terbesar, terkuat, paling menguntungkan dan paling disegani. Tahun 1997, teradi perubahan-perubahan lingkungan yang dipicu oleh krisis multidimensi yang dialami Indonesia, yang telah merubah kondisi pasar dan persaingan.
Melihat perubahan tersebut, maka permasalahan yang muncul adalah apakah selama ini Horizon 2000 telah membawa keberhasilan kinerja bagi Bumiputera, dan dimana letak permasalahannya sehingga mengalami kinerja sebagairnana tersebut di atas. Akibat perubahan-perubahan Iingkungan, apakah Horizon 2000 masih relevan digunakan dan diterapkan, dan penyempurnaan-penyempurnaan apa saja yang hams dibuat agar Horizon 2000 tetap dapat digunakan.
Studi tentang strategi Horizon 2000 dimaksudkan untuk mengetahui, mengevaluasi dan menyempurnakan strategi dan implementasinya, sesuai dengan kondisi eksternaí maupun internai saat ini. Penelitian dilakukan dengan studi kasus, membahas data internal dan eksternal yang diperoleh melaluj dokumen/laporan intern perusahaan, wawancara, diskusi kelompok studi kepustakaan, serta observasi dan pengalaman penulis. Responden terdiri dari direksi, kepala divisi, kepala departemen, kepala bagian, kepala seksi, staf fungsional, karyawan. pemegang polis, dan agen. Dari hasil studi, dapat diketahui:
  1. Kinerja Bumiputera menunjukkan perkembangan yang meningkat dibandingkan dengan sebelum Horizon 2000 dilaksanakan, namun dibandingkan dengan perkembangan kinerja pesaing dan industri, Bumiputera relatif lemah yang ditandai dengan penurunan pangsa pasar, pertumbuhan yang lebih Iambat dari industri dan pesaing-pesaing terbaik, dan belum best practice dalam operasi.
  2. Permasalahan terjadinya kinerja tersebut adaiah ketidakselarasan antara strategi dan implementasi strategi (kepemimpinan, budaya perusahaan, struktur, dan sistem). Lebih jauh lagi permasalahan terutarna terjadi pada implementasi strategi, dengan titik tumpu pada masalah kepemimpinan yang lemah dan konflik kepentingan.
  3. Berdasarkan analisis eksternal (lingkungan umum, lingkungan industri, posisi persaingan, tahapan daur hidup industri, faktor-faktor keberhasilan kunci), dan kondisi internal yang tidak jauh berbeda dengan keadaan sebelum Horizon 2000 lahir, maka Horizon 2000 masih relevan. Namun demikian, Horizon 2000 memerlukan penyempurnaan-penyempurnaan.
  4. penyempurnaan-penyempurnaan tersebut meliputi:
    • Visi dan pernyataan misi, antara lain memasukkan nilai-nilai yang akan dianut, seperti integritas, pengabdian, pelayanan, kerjasarna tim, dan penghormatan terhadap individu
    • Tujuan umum, antara lain memperhatikan pembangunan sustainable competitive advantage melalui pembentukan kapabilitas dan kompetensi inti
    • Strategi, antara lain meninjau kembali portofolio bisnis dan mengarahkan diversifikasi usaha ke bidang usaha yang berhubungan erat dengan penciptaan misi pada bisnis asuransi jiwa. kombinasi strategi penetrasi pasar dan pengembang produk, positioning strategy, brand management- pendekatan marketing dalam mengelola bisnis, HR Planning, Job Analysis dan Job Evaluation, Peninjauan kebijakan generated from within, dan prioritas pelatihan & pengembangan.
    • Pembangunan kompetensi dengan meningkatkan kapabilitas dalam menyediakan Service melalui produk dan pelayanan inovatif dan berkualitas secara cepat dan luas.
    • Implernentasi strategi, yaitu perubahan paradigma penyelesaian dan penyelarasan pada:
      • Kepemimpinan, dengan menggunakan kepemimpinan yang berprinsip.
      • Budaya perusahaan, dengan budaya yang lebih progresif dan sesuai dengan perubahan lingkungan usaha
      • struktur, terutama struktur manajemen tingkat atas dan tingkat bisnis yang mengacu kepada strategi
      • sistem, terutama sistem informasi, administrasi dan SDM.
Studi ini inemiliki keterbatasan data eksternal dan internal yang tidak terlalu rinci pada tingkat divisi/SBU untuk menghasilkan strategi bisnis di masing-masing divisi/SBU Pembahasan masalah dan pengembangan solusi lebih banyak dari sisi pemasaran dan SDM. Studi ini Iebih banyak berfokus kepada strategi bisnis dan strategi fungsional dengan pendekatan market based.
Diharapkann studi ini ditindaklanjuti dengan penelitian Iebih detail pada kinerja, kekuatan, dan kelemahan setiap unit kerja, sehingga dihasilkan gambaran mengenai titik-titik persoalan dan rumusan solusi yang lebih akurat.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Susatyo Kuncoro
"ABSTRAK
Saat ini perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi telekomunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat, perkembangan ini ditunjang pula oleh kemajuan
teknoIogi inovasi di berbagai bidang, sehingga dipastikan bahwa era masyarakat inforrnasi
akan terjadi. Di Indonesia dengan adanya deregulasi di bidang telekomunikasi pada tahun
1989, menjadikan perusahaan swasta boleh berperan aktif dalam pembangunan prasarana
dan sarana telekomunikasi yang menjanjikan masa depan yang cerah.
PT LA yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini, dengan adanya
deregulasi pemerintah di bidang telekomunikasi, ikut serta membantu program pemerintah
dalam membangun prasarana dan sarana telekomunikasi di Indonesia, dimana perusahaan ini
memiliki kegiatan bisnis utamanya yaitu pelayanan jasa aplìkasi jaringan dan komunikasi
data, yang membantu pelanggan mengkomunikasikan data atau informasi penting kepada
pihak yang diinginkannya melalui suatu jaringan komunikasi yang dirancang oleh PT LA.
Jasa yang diberikan kepada pelanggan adalah membangun sistem komunikasi secara total,
dalam arti PT LA dapat membuatkan program atau aplikasi komputer bagi pelanggsn,
menyediakan perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus juga menyewakan
saluran komunikasi yang dimilikinya sesuai dengan kecepatar) transfer data yang diinginkan
pelanggan.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PT LA tidak terlepas dari kemajuan teknologi
dalam bidang komputer dan telekomunikasi yang penuh dengan inovasi dan juga dibantu
pula oleh kebutuhan pasar yang pada saat tu sangat mengharapkan dapat mengirim dan
mengakses data-data perusahaan ke pihak lain secara cepat dan murah.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan PT LA penulis
mengadakan analisis terhadap strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dalarn beradaptasi
terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Setelah penulis mengetahui strategi bisnis
yang dijalankan perusahaan, maka penulis juga harus menganalisis laporan keuangannya
yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan perusahaan. Salah satu
cara untuk melihat kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan
keuangan melalui analisa rasio dan arus kas perusahaan.
Setelah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan perusahaan selama 5 tahun
dari tahun 1992 sampai 1996 termasuk didalamnya strategi differentiated yang dijalankan PT
LA dan juga kondisi keuangan perusahaan, maka penulis menyimpulkan PT LA telah
memiliki kekuatan internal yang merupakan competitive advantage perusahaan, yaitu:
? Memiliki hak konsesi khusus yang diberikan oleh pemegang saham yaitu pemanfaatan
jaringan terestrial dan pelayanan jasa aplikasi perbankan yang membuat pesaing sulit
untuk bersaing langsung.
? Ragam layanan produk / jasa yang lengkap dan cakupan wilayah usaha yang luas
membuat PT LA sanggup memberikan solusi secara total.
? Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kecendrungan yang baik, terlihat dan angka
rasio yang semakin mernbaik. PT LA juga dapat mempertahankan tingkat ROE dan
sustainable growth yang relatif stabil.
Sedangkan kelemahan-keIemahan internal yang ada pada PT LA adalah:
? ketergantungan infrastrukiur dengan badan penyelenggara(PT Telkom) membuat PT
LA sulit untuk mengkontrol kualitas yang diberikan kepada pelanggan.
? Diversifikasi produk mengkaburkan bisnis inti perusahaan. Jika tidak diwaspadai oleh
perusahaan, maka dengan adanya aneka ragam jasa yang ditawarkan membuat PT LA
tidak memiliki bisnis inti yang menjadi handalan PT LA.
? Kurangnya kegiatan pemasaran perusahaan. Hal ini terlihat selama 5 tahun nilai biaya
pemasaran rata-rata hanya 2 % dari total biaya usaha.
Walaupun PT LA memiliki kelemahan, PT LA juga menghadapi peluang-peluang
yang ada. Peluang-peluang tersebut adalah:
? Kebutuhan pokok akan teknologi informasi. Pada era informasi seperti sekarang ini
kemajuan bisnis usaha diperlukan sistem komunikasi yang dapat mentransfer data
secara cepat dan murah.
Pada akhirnya, ancaman yang perlu diwaspadai oleh perusahaan adalah:
? Kompetisi yang semakin meningkat Dengan munculnya era perdagangan bebas,
kemungkinan masuknya perusahaan asing dalam bentuk merger, joint Venture atau
global alliances akan mengancam pertumbuhan perusahaan. Juga jika hak konsesi
dihapus oleh Badan Penyelenggara maka akan menjadi ancaman yang serius bagi PT LA.
? PT LA masih memerlukan dana dari pihak pemegang saham untuk menyetor dana baik
dalam bentuk penjaman maupun setoran modal Para pemegang saham sudah pasti
memiliki keterbatasan dalam menyediakan dana yang dibutuhkan PT LA di masa
mendatang. Kondisi tersebut akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Saleh Amru
"Strategi manajemen merupakan suatu perangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan suatu rumusan dan penerapan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan keunggulan bersaing perusahaan.
Tulisan ini membahas strategi manajemen PT. Tranaco. PT. Tranaco adalah perusahaan konstruksi di bidang migas (minyak dan gas bumi) yang berdiri sejak tahun 1975. Perusahaan ini memiliki sekitar seratus orang pegawai tetap, dua puluh lima diantaranya merupakan merupakan tenaga ahli. PT.Missi Tranaco adalah untuk menjadi Salah satu perusahaan turn key kontraktor yang merniliki fasilitas DEPC (Design, Engineering, Procurement, Construction) untuk segala jenis proyek dalam industri migas.
Tulisan ini bertujuan untuk merumusnkan grand strategy dan generic strategy yang paling tepat bagi Tranaco. Grand strategy dan Generic strategy ini kemudian diterjemahkn kedalam langkah-langkah operasionil pada setiap jajaran fungsionil sebagai program tahunan. Analisis terhadap berbagai struktur organisasi ditakukan untuk mendapat struktur yang paling efektip dalam menerapkan strategi tersebut.
Disarankan agar manajemen PT. Tranaco membandingkan rumusan strategi dan struktur organisasi yang dihasilkan dalam tulisan ini dengan kebijakan strategis perusahaan saat ini.
Beberapa hal yang dirumuskan di sini sebenarnya telah dilaksanakan oleh Tranaco seperti joint venture, meningkatkan penetrasi pasar PSC, dan strutur organisasi matriks. Namun demikian ada juga yang tidak sesuai dengan arah strategi yang diambil seperti mengikuti tender pembangunan pipa di Malaysia, pembangunan Copper Melter di Jawa timur dan Keikut sertaan dalam proyek departemen perhubungan. Untuk menangani berbagai proyek yang-tidak termasuk dalam fokus pasarnya, Tranaco harus menyediakan sumber daya yang besar karena belum mengenal seoara dekal kondisi lingkungan, misalnya tentang "Contractor liabilities" di Malaysia. Analisis menunjukkan bahwa pemakaian sumber daya akan memberikan hasil yang lebih baik jika sementara ini tetap di fokuskan pada pasar yang telah dikenal dengan baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Riadi
"ABSTRAK
Dari catatan sejarah, profesi penilai ini berawal dari Inggris pada abad kelima belas.
Dengan berkembangnya daerah-daerah perkotaan, para pemilik harta semakin menyadari
perlunya suatu keahlian dalam mengurus harta-harta tanah mereka. Juru ukur tanah,
yang mana fungsi mereka mengukur dan mencatatkan hak milik harta tanah, dianggap
sebagai pihak yang ahli dalam mengurus harta tanah.
Setelah perang dunia pertama berakhir, minat untuk mendalami profesi ini bertambah
dan bagi institusi yang memberikan latihan teknis diberikan status universitas.
Organisasi yang bergerak dalam pengurusan estat dibentuk dan kursus-kursus yang
memberikan sertipikat dalam pengurusan estat mulai diperkenalkan di Universitas
Cambridge. Sejak saat itu banyak politeknik dan universitas di Inggris yang menawarkan
kursus dalam pengurusan real estat.
Perusahaan jasa penilai, yang memberikan layanan jasa penilaian, adalah merupakan
bagian dari pelaku ekonomi. Di Indonesia, penilaian sebagai suatu disiplin ilmu mulai
dikenal sekitar tahun 1970-an dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No.161/KpA/l/77 tentang Ketentuan Perizinan Usaha
Penilai.
Pada tahun 1976, untuk pertama kalinya berdirilah organisasi penilai yaitu API (Asosiasi
Penilai Indonesia), yang kemudian disusul oleh GAPINDO (Gabungan Profesi Penilai
Indonesia) pada tahun 1979. Pada tahun 1980 kedua organisasi tersebut digabung
menjadi satu organisasi yang dikenal sebagai GAPPI (Gabungan Perusahaan Penilai
Indonesia), yang merupakan organisasi perusahaan-perusahaan penilai di Indonesia. Sedangkan sebagai organisasi perorangannya dikenal sebagai MAPPI (Masyarakat
Profesi Penilai Indonesia) yang berdiri sekitar tahun 1980. Kemudian dibentuk Yayasan
Pendidikan Penilai Indonesia (YAPPI) untuk melatih para calon penilai menjadi penilai
yang profesional. Pada awalnya, jasa penilai terutama dipergunakan untuk menilai harta-harta yang akan
digunakan sebagai jaminan-jaminan terhadap pinjaman dari bank-bank atau lembagalembaga
keuangan. Dan kini, jasa penilaian telah meluas dari bidang yang sempit
tersebut kebidang yang lebih luas. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu
diberlakukannya Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.507/KMK.04/1996 tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi sejak pemerintahan orde baru, telah mendorong
peningkatan peranan industri jasa termasuk jasa penilai. Peningkatan yang terjadi
terutama terlihat pada jumlah perusahaan yang ada pada saat ini dan juga pada jumlah
penilainya tetapi belum diimbangi oleh kualitasnya. Untuk memenuhi permintaan
masyarakat yang semakin meningkat, perusahaan jasa penilai harus terus menerus
meningkatkan kualitas penilai-nya. Peningkatan kualitas penilai selain untuk memenuhi
tuntutan profesi juga untuk mencapai standar pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menilai suatu obyek yang lebih kompleks. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, ternyata perusahaan-perusahaan penilai
menghadapi berbagai kendala baik faktor intern maupun faktor ekstern seperti sumber
daya manusia, standar pekerjaan penilaian, belum memasyarakatnya profesi penilai dan
kurangnya sarana penunjang. Sumber daya manusia yang kurang profesional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
pendidikan, pengalaman kerja, mental para peniiai dan penguasaan bahasa asing. Belum
adanya standar penilaian yang baik menyebabkan masing-masing perusahaan peniiai
atau masing-masing tenaga peniiai yang ada dalam satu perusahaan memberikan
penilaian yang berbeda untuk obyek yang sama. Kondisi demikian jelas kurang
menguntungkan bagi perusahaan peniiai dalam menghadapi klien apalagi menghadapi
jasa peniiai asing. Kondisi ini diperburuk lagi dengan adanya kode etik peniiai yang mana
perusahaan peniiai dilarang beriklan serta belum adanya jalur formal pendidikan peniiai di
Indonesia. Pada awalnya, pengguna jasa yang utama adalah Bank-Bank pemerintah. Saat ini,
pengguna jasa tersebut telah meluas meliputi Bank-Bank swasta, BUMN, BUMD,
perusahaan-perusahaan asuransi, pengembang dan perusahaan-perusahaan lain yang
bergerak diberbagai bidang. Diberlakukannya Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
N0.57/KMK.OI 7/1996 tentang Jasa Peniiai, menunjukkan bahwa profesi peniiai semakin
diakui keberadaannya dan tentunya hal ini turut memperluas pasar pengguna jasa peniiai
karena profesi ini akan semakin dikenal masyarakat.
PT Jasa Advisindo Lestari merupakan salah satu perusahaan jasa peniiai. Jasa-jasa yang
diberikan meliputi :
1. Penilaian harta kekayaan baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak
berwujud (intangible)
2. Penilaian kelayakan usaha (feasibility study)
3. Penilaian pelaksanaan proyek (monitoring project)
4. Penelitian pasar (market research)
5. Evaluasi usaha (business evaluation)
6. Manajemen proyek (project management)
7. Manajemen properti (property management)
8. Agen properti (property agency)
9. Konsultansi pemasaran properti (property marketing consultancy)
10. Corporate Asset Management.
Sumber daya PT Jasa Advisindo Lestari yang dapat dipandang memiiiki keunggulan
relatif terhadap pesaingnya adaiah :
Tenaga marketingnya adaiah mantan pegawai Bank BNI sehingga memiiiki akses
yang baik untuk memperoleh informasi dari Bank tersebut.
Salah satu direksinya telah menyelesaikan pendidikan S2 bidang penilaian di
Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia, dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris
Jenderal MAPPI. Sebagai pengurus MAPPI, yang bersangkutan memiiiki akses
yang baik untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan usaha jasa
penilai.
Sebagian besar staf-staf perusahaan adaiah tenaga-tenaga penilai yang
berkualitas dan memiiiki pengalaman yang cukup dibidangnya, telah mengikuti
pendidikan penilaian dan telah terdaftar sebagai anggota MAPPI.
Selama ini perusahaan hanya dapat memasarkan 3 jenis jasa yaitu penilaian harta,
penilaian kelayakan usaha dan penilaian pelaksanaan proyek. Hal ini bukan disebabkan
karena kemampuan dan jumlah sumber daya yang terbatas tetapi lebih disebabkan karena pasar yang dilayani secara serius hanya 1 sehingga proyek-proyek yang diperoleh
tidak bervariasi. Hal ini didukung dari analisis sumber daya yang menunjukkan bahwa
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan cukup memadai untuk mengerjakan proyekproyek
yang iainnya.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pangsa pasar yang dimiliki oleh PT Jasa Advisindo
Lestari sangat kecil dan posisi bersaingnya juga lemah. Perusahaan harus memperbesar
pangsa pasarnya untuk memperkuat posisi bersaingnya. Untuk mencapai hal tersebut,
perusahaan harus menambah jumlah pasar yang dilayani. Semakin banyak jumlah pasar
yang dilayani, semakin besar pula peluang untuk memperoleh proyek.
Berdasarkan analisis lingkungan, posisi PT Jasa Advisindo Lestari berada di kuadran II
pada The Grand Strategy Matrix karena perusahaan ini berada dalam industri yang
sedang tumbuh tetapi memiliki posisi bersaing yang lemah. Dengan kondisi yang dimiliki
oleh perusahaan, strategi yang dapat dipilih untuk memperbesar pangsa pasar dan
memperkuat posisi bersaingnya adalah strategi penetrasi pasar. Strategi ini merupakan
strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan untuk jangka pendek dan menengah dalam
rangka meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pangsa pasar.
Penerapan strategi penetrasi pasar mempunyai dampak bahwa perusahaan harus
menambah tenaga pemasaran dan tenaga ahli yang berkualitas. Tambahan tenaga
pemasaran diperlukan untuk memasuki pasar-pasar yang baru, sedangkan tambahan
tenaga ahli yang berkualitas diperlukan untuk mengantisipasi proyek-proyek yang akan
diterima dan juga mempertahankan keunggulan kompetitif yang selama ini telah dimiliki
yaitu mutu pekerjaan dan reputasi perusahaan. Sebagian besar perusahaan penilai memiliki sumber daya dan kemampuan yang relatif
sama sehingga sangat sulit menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dalam pasar
tersebut. Strategi apapun yang dibuat untuk memperoleh keunggulan akan segera ditiru
oleh perusahaan lain. Jadi agar dapat bertahan, keunggulan kompetitif harus didukung
oleh sumber daya dan kemampuan yang langka dan imperfectly mobile.
Walaupun memiliki sumber daya yang langka dan immobile, perusahaan belum berada
pada posisi yang aman. Perusahaan harus melakukan mekanisme isolasi agar
keunggulan kompetitif yang telah dimiliki dapat bertahan. Mekanisasi isolasi yang dapat
dilakukan oleh FT Jasa Advisindo Lestari terdiri dari Impediments to Imitation dan Eariymover
Advantages. Mekanisme isolasi yang termasuk kedalam Impediments to imitation
adalah superior acces to input or customer dan causal ambiguity. Sedangkan
mekanisme isolasi yang termasuk kedalam Early-mover Advantages adalah reputasi dan
buyer switching cost.
Superior acces to input or customer dimungkinkan karena manajer pemasaran
perusahaan adalah mantan pegawai Bank BNI sehingga yang bersangkutan dapat
dengan mudah memperoleh informasi mengenai prospek proyek yang ada di Bank BNI.
Tenaga ahli yang dimiliki oleh perusahaan adalah tenaga ahli yang berkualitas dan
memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya. Kondisi ini termasuk causal
ambiguity yang merupakan salah satu jenis mekanisme isolasi untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif.
Perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam mengerjakan proyek-proyeknya. Hal ini
tercermin dari adanya beberapa pengguna jasa yang memanfaatkan jasa perusahaan
lebih dari satu kali. Bagi perusahaan-perusahaan tersebut, mengganti perusahaan penilai untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berikutnya akan mengandung resiko yang
digambarkan sebagai buyer switching cost karena mereka belum mengetahui reputasi
dari perusahaan yang baru tersebut.
PT Jasa Advisindo Lestari memiliki keunggulan kompetitif dan mekanisme isolasi yang
cukup kuat untuk menghambat agresifitas pesaing dan masuknya pendatang baru.
Namun demikian, tidak mustahil dalam waktu yang tidak terlalu lama iagi keunggulan
kompetitif tersebut dapat dinetralisir oleh para pesaing. Perusahaan harus
mengantisipasi keadaan ini dan mulai mempersiapkan langkah-langkah yang akan
diambil untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Jakarta: Salemba Empat , 2001
658.401 2 MUL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Najamudin
"Perkembangan lndustri elektronika masih diharapkan sebagai industri
penghasil devisa terbesar. namun daya saing komoditi eiektronika Indonesia
masih sangat rendah iika dibandingkan dengan negara ASEAN Iainnya. Hal
tersebut dapat diihat dari perkembangan nilai ekspor komoditi elektronika ke
pasar MEE yang masih relatif kecil dibandingkan 4 negara ASEAN Iainnya.
Untuk mengantisipasi kondisi persaingan yang semakin ketat terutama
dari negara anggota ASEAN, maka diperlukan analisis tingkat daya saing
dan strategi peningkatan daya saing induslri elektronika Indonesia. Dalam
menganaIisis tingkat daya saing industri elektronika, data skunder akan
diolah dengan pendekatan metoda ReveaIed Competitive Advantage (RCA)
dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil perhitungan RCA dan ISP
dapat digunakan untuk menganalisis tingkat daya saing produk elektronika
Indonesia, sehingga daya saing produk industli elektronika Indonesia di
pasar intemasional dapat ditingkatkan. Untuk melihat strategi yang
diperiukan dalam rangka meningkatkan daya saing industri elektronika ,
digunakan pendekatan Analitikal Hirarki Proses (AHP), dengan cara
mengolah data primer dari kuesioner _
Hasil analisis RCA dan ISP menunjukan daya saing komoditi
elektronika Indonesia ke pasar MEE dibanding 4 negara ASEAN lainnya
temyata sangat Iemah (hanya 3 komoditi yang bersaing dari 14 komoditi
yang RCA > 1). Hasil analisis AHP mernperlihatkan dari 3 altematif strategi
yang diajukan , temyata strategi yang diprioritaskan adalah memperkuat
industri pendukung I komponen.
Upaya - upaya yang dilakukan pemerintah dalam upaya
meningkatkan daya saing komoditi elektronika Indonesia khususnya ke
pasar MEE hendaknya mempertibangkan tingkat pertumbuhan industrinya
yang masih dalam tahap pertumbuhan tetapi daya saingnya kuat. Dengan
bertambah banyak industn elektronika yang masuk ke Indonesia, dimana
industri tersebut membutuhkan bahan baku, komponenlpart, maka
pemerintah harus memperioritaskan pertumbuhan industri ini didalam negeri
dengan berbagai fasilitas I ikilim usaha yang kondusif. Dalam era globalisasi
dan kemajuan teknologi infommasi, dimana terjadi perubahan pola investasi _
maka pemerintah harus membuat strategil kebijakan yang sesuai dengan
pelaku industri sezta berperan sebagai fasilitator."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hidayat
Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007
658.401 3 HID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>