Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pendidikan kesehatan tentang cara mencegah perilaku kekerasan dapat meningkatkan kemampuan klien dan selanjutnya memperpendek lama hari rawat secara bermakna."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rerata lama hari rawat yang tinggi yatu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah klien dengan diagnosa skizofrenia. Data rumah sakit jiwa pusat Bogor 2001, menunjukkan rerata lama hari rawat adalah 115 hari dan untuk klien perilaku kekerasan 42 hari. Penelitian ini bertujuan mengurangi lama hari rawat klien skizofrenia dengan perilaku kekerasan dengan meningkatkan kemampuan klien mencegah perilaku kekerasan. Metoda: Metoda penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan disain multipel seri ganda. Penelitian dilakukan di RSJP Bogor, dengan 152 responden (75 orang kelompok intervensi dan 77 orang kelompok non intervensi). Pendidikan diberikan kepada kelompok intervensi tentang cara mencegah perilaku kekerasan. Hasil: Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rerata lama hari rawat klien kelompok intervensi adalah 23 hari dan kelompok non intervensi 40 hari. Klien kelompok intervensi yang mempunyai kemampuan mandiri 86,6% dan kemampuan dengan bantuan 13,4% dalam mencegah perilaku kekerasan. Klien kelompok non intervensi semuanya tidak mempunyai kemampuan mengendalikan perilaku kekerasan. Klien dengan kemampuan mandiri dalam mencegah perilaku kekerasan mempunyai lama hari rawat yang lebih pendek secara bermakna dibandingkan dengan klien yang tidak mempunyai kemampuan (p-value 0.025). Kesimpulan: Disimpulkan, pendidikan kesehatan tentang cara mencegah perilaku kekerasan dapat meningkatkan kemampuan klien dan selanjutnya memperpendek lama hari rawat secara bermakna.

Abstract
Aim: In average, the length of hospital stay in mental hospitals in Indonesia is 54 days, the longest of which occur on schizophrenic clients. In Bogor Mental Hospital, the average length of stay is 115 days. Those with schizophrenic and violence behavior have 42 days length of stay. The purpose of this study was to reduce length of stay for schizophrenic clients by enhancing their abilities to control violence behavior. Methods: This is a quasi experimental study with multiple series design. Study was conducted in Bogor Mental Hospital with 152 respondents (75 intervention and 77 non intervention). Training was given to the intervention group about the ways how to control violence behavior. Results: The results of this study showed that the average length of stay in the hospital for the clients in intervention group was 23 days and non intervention group was 40 days. There were 86.6% of clients in intervention group that independently (without assistance) could control their behavior, whereas 13.4 % still need assistant. All clients in non intervention group had no abilities to control their violence behavior. Clients who were independent in controlling violence behavior had significantly shorter length of stay compared to non independent clients (p < 0.05). Conclusion: Hence, the training control violence behavior can increase the abilities of the clients in controlling their violence behavior and resulting in shorter length of stay in hospital. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
G. Sri Redjeki
"Kelurahan Kemirimuka terletak di Kabupaten Depok Propinsi Jawa Barat, mempunyai penduduk sebanyak 18.276 orang dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 4.713 KK. Jumlah balita yang ada di wilayah kelurahan Kemirimuka Depok sebanyak : 3505 balita, dan diperkirakan anak usia 1 - 3 tahun sebanyak 1.181 anak (33,6 % dari jumlah balita).
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, untuk itu perlu suatu upaya untuk menciptakan generasi yang sehat, kuat dan cerdas sehingga dapat mengembangkan masyarakat dan bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80 % pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur.Ibu merupakan orang terdekat dan terlama berinteraksi dengan anak. Sehingga ibu merupakan orang yang paling tepat untuk melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain quasi experimental pretest - posttest with control group yang mempunyai tujuan untuk membuktikan adanya peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) ibu dan tingkat kepuasan ibu terhadap pendidikan kesehatan mengenai stimulasi perkembangan anak usia toddler di Kelurahan Kemirimuka Depok. Pengambilan sampel berdasarkan cluster sampling dengan populasi semua RW yang ada di Kelurahan Kemirimuka Depok yaitu sebanyak 20 RW. Sampel ditentukan berdasarkan random sampling sebanyak 20 % sehingga diperoleh sampel RW 01, RW 14 sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah responden sebanyak 46 ibu dan RW 03. RW 11 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah responden sebanyak 47 ibu yang semuanya ditentukan berdasarkan kriteria inklusi.
Proses penelitan dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada kedua kelompok sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan diberikan pendidikan kesehatan dengan metoda ceramah, diskusi dan simulasi serta diikuti dengan pendampinggan dirumah masing masing responden. Setiap responden dari kelompok perlakuan diberikan buku pedoman sebagai bagan bacaan.Untuk membuktikan adanya peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) ibu antara pretest - posttest, data dianalisis dengan menggunakan dependent samples test paired t-rest. Untuk membuktikan adanya perbedaan peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) ibu antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol digunakan analisis independent samples t-test. Untuk membuktikan adanya kepuasan ibu terhadap pendidikan kesehatan. data dianalisis dcngan menggunakan dependent samples test paired t-test. Dan untuk melihat hubungan antara karakteristik ibu dengan peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) ibu dan tingkat kepuasan ibu, data dianalisis dengan menggunakan regresi linier ganda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang bermakna pada kemampuan (pengetahuan, sikap dan perilaku) ibu kelornpok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Pada kelornpok kontrol terjadi peningkatan yang bermakna pada kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku, sedang kemampuan yang berkaitan dengan sikap terjadi peningkatan yang kurang bennakna (p-value 0,724). Dari hasil analisis dependent samples lest paired t-lest diperoleh tingkat kepuasan ibu yang bermakna (p-value 0,003). dan distribusinya 60,9 % ibu merasa sangat puas dan 39,1 % ibu merasa puas terhadap pendidikan kesehatan mengenai stimulasi perkembangan anak usia toddler.
Hasil penelitian yang melihat hubungan antara karakteristik ibu dengan tingkat kemampuan ibu dan tingkat kepuasan ibu kelornpok perlakuan sesudah intervensi pendidikan kesehatan, menunjukkan basil perbedaan yang tidal( bermakna dengan nilai p > 0,05. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan ibu terjadi karena pemberian pendidikan kesehatan dengan materi yang cukup sederhana, metoda yang tepat dengan pendampingan untuk ibu-ibu, pemberi materi yang adekuat serta waktu yang sesuai dengan waktu responden, akan memberikan hasil yang baik yang berupa peningkatan baik pengetahuan, sikap maupun perilaku responden. Metoda ini bisa diterapkan dimasyarakat luas dengan lebih dahulu melakukan sosialisasi dan melakukan monitoring selama proses berlangsung.

Kelurahan Kemirimuka, which is located in the regency of Depok West Jawa, has population of 18.276 with 4.714 families. The number of children under age of five is as many as 3.505 children and 1.181 of them are of 1 - 3 years of age ( 33,6 % of the whole amount of kids).
Children are the prospect generation of nation, for the reason we need to take certain measures to create a health, strong and intelligent generation so as to develop both the society and nation as well. The development of child could come to 80 % at the age of 3 if the development stimulation is done regularly. A mother is the closest person to the child and the longest to interact with it. Accordingly a mother is the best person to carry out the child stimulation development. For this reason, too, the mother's knowledge needs upgrading through health education. This research is a quasi experimental pretest-posttest with controlled group which is aimed to prove that there are increasing abilities (knowledge, attitude, behavior) of mothers' and degree of mother's satisfaction towards health education about children stimulation development in toddler age, at Kelurahan Kemirimuka, Depok. Samples were taken from all 20 RWs in Kelurahan Kemirimuka, Depok based on cluster sampling. Samples based on random sampling are 20% so RW 01, RW 03, RW 11 and RW 14 were taken as samples , 93 mothers appointed as respondent were chosen on inclusive regular basis.
Reaserch process was done by giving pretest and posttest to each group before and after intervention to the experimental groups. In experimental groups, health education was given to each respondent with lecturing, discussion, simulation methods and also followed by individual home visit. Each respondent of experimental group was given reference book as reading materials. To prove that there was been improvement of ability (knowledge, attitude, behavior) of mothers' between pretest and posttest , the data were analyzed by means of dependent samples test paired t-test. To prove that there are differences in the improvement of ability (knowledge, attitude, behavior) of mothers' between experimental groups and control group, the data were analyzed by means of independent sample t-test. To see the characteristic the correlation between the characteristic of mothers with improvement of ability of mothers( concerning knowledge, attitude and behaviour) and mothers' satisfaction, the data was analyzed by means of double linier regression.
The result of research shows there has been significant improvement in mothers' abilities before and after the health education was carried out. In controlled group, there is significant progress related to abilities in the knowledge and behavior, while the abilities related to attitude had less significant improvement with p-value 0.724. From dependent samples test paired t-test analysis, we can get the significant mothers' satisfaction value with p-value 0.003 and with the distribution of 60.9% of mothers feel very satisfied and 39.1% feel satisfied with the health education about children stimulation development in toddler age.
The result of analysis which shows the connection between characteristic of mother and the level of abilities and satisfaction in experimental group after intervention of health education, show no significant differences with p value >0.05. So the conclusion is the improvement of mothers' abilities happened because of the health education with simple material, correct method with mothers being accompanied adequate material given also the suitable timing for respondents, will bring about good result in knowledge, attitude and behavior of respondent. This method can be applied in the society if we socialize it in advance and monitor it when the process is thinking place.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedet B. Utoyo
"Pos Yandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, yang menciptakan komitmen masyarakat terutama para ibu, dalam mengembangkan kesejahterasn keluarga terutama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya-upaya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan di Pos Yandu memerlukan partisipasi seluruh masyarakat di wilayah cakupan Pos Yandu, baik partisipasinya dalam bentuk idea, tenaga, sarana dan biaya. Pada kenyataannya masih banyak Pos Yandu yang tumbuhnya tersendat-sendat karena tidak adanya biaya untuk melaksanakan kegiatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu-ibu istri Kepala Keluarga diwilayah cakupan Pos Yandu dalam pendanaan Pos Yandu.
Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan sample yang diambil secara purposive. Dari 6 faktor yang diteliti, hanya. 3 faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Faktor pendidikan, faktor pengetahuan dan faktor sikap mempunyai hubungan yang bermakna dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu yang terlihat dalam hasil uji chi kuadrat dan analisa korelasi. Disamping itu ditemukan adanya kolinieritas yang bermakna dari ketiga faktor tersebut.
Setelah dilakukan analisa regresi berganda biner, faktor tingkat pendidikan sedang, faktor sikap kurang baik dan sikap bali terhadap keniatan Pos Yandu ternyata yang paling berpengaruh dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu tersebut. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pekerjaan ibu, faktor jumlah balita dan faktor pendapatan per kapita keluarga tidak mempunyai pengaruh bermakna, baik dalam uji chi kuadrat, uji korelasi maupun dalam uji regresi berganda.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu yaitu faktor tingkat pendidikan sedang ibu, sikap kurang baik dan sikap baik dari ibu terhadap kegiatan Pos yandu; sedangkan faktor lain walaupun tidak bermakna pengaruhnya, tetapi mendukung teniadinya partisipasi dalam pendanaan Pos Yandu. Untuk ini disarankan pentingnya disarnpaikan modul tentang penatalaksanaan pembiayaan Pos Yandu pada setiap penataran leader, tokoh maupun pembina Pos Yandu agar kesadaran terhadap Pos Yandu, tidak hanya sekedar tentang tujuan , manfaat, kegiatan dan sasaran saja, tapi yang paling penting adalah bagaimana menghimpun pembiayaan Pos Yandu, agar lebih dapat menciptakan kemandirian dalam pengelolaan Pos Yandu.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam pendanaan Pos Yandu serta dalam populasi yang berbeda dan dengan sampel yang lebih besar, agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander M. Butman
New York: Mosby Lifene, 2006
616.007 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Dwilani Susantya
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan praktik dalam konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas 4 di SDN 04 Ciangsana Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan desain non eksperimental, sampel penelitian ini berjumlah 65 siswa. Dari hasil pengolahan data diketahui pola konsumsi buah dan sayur responden masih rendah. Selain itu, diketahui faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan konsumsi buah dan sayur yaitu pengetahuan, latar belakang etnis ibu, uang saku responden, dan dukungan eksternal. Diharapkan pihak sekolah, Puskesmas, dan Dinas terkait UKS dapat meningkatkan kerjasama dalam mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah.

This research discusses the description about knowledge, attitudes, and practices In fruit and vegetable Consumption in 4th grade students at SDN 04 Ciangsana District of Bogor Year 2012. The type of this research is descriptive quantitative with non-experimental design, sample of this research were 65 students. From the results of the data processing is known consumption pattern of fruits and vegetables are low. It is also known that there are several factors that have significant associations observed with the consumption pattern of fruits and vegetables, there are the knowledge of respondents, respondent’s mother's ethnicity background, pocket money respondents, and external support. It is hoped the school, the health center, and UKS-related agencies can enhance cooperation in developing health promotion programs in schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Rachmania
"Permasalahan mengenai kesehatan reproduksi banyak dialami oleh hampir semua negara di dunia seperti Angka Kemarian Ibu (AKI), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, perilaku seks bebas, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome), dan lain-lain.
Permasalahan rnengenai kesehatan reproduksi tersebut tidak terlepas dari Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Saat ini remaja membutuhkan sumber informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi remaja. Dan di sekolah yang akan berperan dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja adalah guru. Di Indonesia terdapat beberapa program yang mendukung program-program kesehatan reproduksi remaja yang akan melibatkan para guru dalam hal ini Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dikembangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Dcpkes RI) pada tahun 2002 dan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI pada tahun 1998. Di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor, program PKPR dan PKRR belum berjalan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor terhadap pendidikan kesehatan reproduksi remaja.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor. lnforman pada penelitian ini adalah guru biologi, guru agama, guru Bimbingan Konseling (BK), kepala sekolah dan siswa-siswi. Pengumpulan data diambil dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam dan djskusi kelompok terarah yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh asisten peneliti. Selanjulnya data dianalisis dengan menggunakan analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa PKRR itu merupakan pendidikan atau pengenalan mengenai alat-alat reproduksi. Dan hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa sekolah merupakan tempat di mana PKRR dapat diberikan, mereka juga menyatakan bahwa PKRR bisa diberikan di Iuar sekolah seperti di rumah dan di masyarakat. Mengenai tujuan PKRR, hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa tujuan PKRR adalah agar remaja mengetahui alat dan fungsi reproduksi. Menurut informan guru dan kepala sekolah, siswa-siswi atau remaja merupakan sasaran yang paling utama.
Informan guru dan kepala sekolah berpendapat bahwa guru biologi merupakan guru yang dapat berperan dalam PKRR, selain guru biologi mereka juga menyebutkan guru lain seperti guru BK/BP, agama, Bahasa Indonesia, PPKN, dan sosiologi. Mengenai bentuk dan cara penyampaian, diskusi merupakan jawaban yang banyak disebutkan oleh informan guru dan siswa-siswi dalam pelaksanaan PKRR di sekolah. Menurut informan guru dan siswa-siswi, pembahasan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa berupa alat-alat dan sistem reproduksi, perubahan fisik, gangguan-gangguan pada alat reproduksi, cara menjaga reproduksi, penyakit-penyakit reproduksi, menstruasi, perubahan hormon, onani, asupan gizi, pergaulan remaja, pacaran, seks bebas, kehamilan, dan aborsi.
Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi mendukung apabila di sekolahnya dilaksanakan PKRR. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor dan bahan masukan bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor. Bagi kepala sekolah SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor hasil penelitian ini dapat menyiapkan guru dan siswa-siswi dalam menerima program PKRR. Bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru yang berperan dalam program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di lingkup Dinas Pendidikan Kota Bogor dan sekolah menengah di wilayah Kota Bogor dan menyiapkan perangkat yang dapat mendukung pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah khususnya SMA di kota Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T21115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Badaryati
"Salah satu Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang perlu dicermati adalah penyakit infeksi saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Hampir 90 % perempuan di Indonesia pernah mengalami keputihan, gejala keputihan juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja puteri berumur 15-24 tahun (SKRI 2007) adalah sebanyak 31,8 %. Penelitian ini adalah non-eksprimental dengan pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), populasi siswi di SLTA / sederajat tingkat Kabupaten di SMA Negeri 2 dan tingkat Kecamatan SMK Negeri 3 wilayah Kota Banjarbaru tahun 2012. Adapun jumlah sampel 200 (100 di SMA Negeri 2 dan 100 di SMK Negeri 3) dengan teknik stratifikasi yang proporsional.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan gambaran perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis antara SMA Negeri 2 dengan SMK Negeri 3. Juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis baik di SMA Negeri 2 maupun di SMK Negeri 3 Kota Banjarbaru. Dengan menggunakan uji Chi-Square, dan analisa multivariat dengan regressi logistik model Prediksi. Analisa bivariat diperoleh hasil di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 3 perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis siswi dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, persepsi , dan keterpaparan informasi (dengan nilai P < 0,005).
Analisa multivariat diperoleh hasil faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap persepsi dan keterpaparan informasi. Sehingga disarankan semua pihak yang terkait dapat memfasilitasi remaja agar dapat berperilaku sehat terhadap pencegahan dan penanganan keputihan patologis, bagi dinas kesehatan untuk dapat mengoptimalkan program pelayanan kesehatan peduli remaja di seluruh puskesmas Kota Banjarbaru, dengan demikian dapat mengetahui langsung permasalahan kesehatan pada remaja.
One of adolescent reproductive health problems that need to be observed is a disease of reproductive tract infections one of which is whitish. Nearly 90% of women in Indonesia have had vaginal discharge, vaginal discharge symptoms experienced by unmarried women or girls aged 15-24 years (SKRI 2007) is as much as 31.8%. The study was a non-eksprimental with a cross-sectional data collection (cross sectional), the population of students in high school / high school equivalent degree in State District 2 and level 3 Vocational School District Banjarbaru City area in 2012. The number of samples 200 (100 in SMA Negeri 2 and 100 at SMK Negeri 3) with a proportional stratification techniques.
The purpose of this study was to determine differences in the behavior description of prevention and treatment of pathological vaginal discharge among high school SMK Negeri 2 to 3. Also what factors are affecting the behavior of pathological vaginal discharge prevention and response in both the SMA Negeri 2 and in the SMK Negeri 3 Banjarbaru City. By using the Chi-Square test, and multivariate analysis with logistic Regression prediction models.
Bivariate analysis of the results obtained in the SMA and SMK Negeri 2 3 behavioral prevention and treatment of pathological white girls influenced by the knowledge, attitudes, perceptions, and exposure information (with a value of P <0.005). Multivariate analysis of obtained results the dominant factors that influence healthy behaviors is knowledge, attitudes, perceptions and information exposure. So advised all parties concerned to facilitate the youth to behave well towards the prevention and treatment of pathological vaginal discharge, the health department to be able to optimize health care programs throughout the adolescent clinic Banjarbaru City, as such health problems can learn directly in adolescents.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
"Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80% pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur. Ibu merupakan orang paling tepat melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design yang bertujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler yang diberikan dan tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak toddler yang sedang dirawat di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan concecutive sampling. Analisis efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan (p=l,000) dan sikap (p=0,732) ibu sebelum intervensi dan ada perbedaan pengetahuan (p=0,002) dan sikap (p=0,039) ibu setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0,002) dan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol (p=l,000). Tidak ada pengaruh karakteristik ibu pada pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi. Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur diharapkan ibu dapat berpengetahuan baik dan bersikap positif dalam stimulasi perkembangan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara pendekatan terbaik yang dapat diterapkan di masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikapnya terhadap program stimulasi perkembangan anak dengan melibatkan berbagai unsur termasuk keluarga. Perawat anak dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan tepat, maka perlu bekeijasama dengan berbagai kalangan yang ada di daerah setempat.

Children are the prospect generation of nation. The development of child could come to 80% at the age of 3 if development stimulation is done regulariy. A mother is the best to carry out the child stimulation development. For this reason, the mother’s knowledge needs upgrading through health education. This research was aimed to explore the effectiveness of health education on mother,s knowledge and attitude toward children stimulation development in toddler. The research was quasi experimental design, with pretest-posttest non-equivalent control group design that aimed to explore the difference in mother’s knowledge and attitude toward children stimulation development between control and experimental group. The participants in the intervention group were given health education wheareas the control group were’nt given the health education. The population of this research were mothers in Zainoel Abidin general hospital Banda Aceh whose had sick toddler in hospital. The samples were 34 devided into 2 group, with 17 participants respectively. Data were analized by chi-square test. The result showed that there was no significant difference in mother knowledge (p=1,000) and attitude (p=0,732) toward children stimulation development before intervention and there was significant difference in mother knowledge (p=0,002) and attitude (p-0,039) after intervention in both of groups. There was significant difference in mother knowledge and attitude before and after intervention in intervention group (0,002). There was no significant difference in mother knowledge and attitude before and after time of intervention in control group (p=l,000). There was no influence of characteristic of mother in knowledge and attitude. By regular heath education, it is hoped that the mother will have positive attitude and good knowledge toward children stimulation development in toddler. Health education is one of best approach that can be applied in community in order to improve knowledge and attitude in children stimulation development program by involving various sectors. Pediatric nurse can give the proper health education can collaborate with many sectors including local government."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
"Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bandung. Insiden kejadian penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 yaitu sebesar 37,82 per 1.000 penduduk. Angka Bebas Jentik (ABJ) di beberapa wilayah pun masih dibawah 95 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti (di 12 wilayah puskesmas percontohan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta di Kabupaten Bandung). Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner tentang pengetahuan (vektor penular, tempat perkembangbiakan nyamuk, dan upaya pencegahan penyakit), sikap tentang PSN DBD, dan perilaku (pemeriksaan tempat penampungan air dan PSN DBD). Data keberadaan jentik dikumpulkan melalui observasi pada tempat- tempat perkembangbiakan nyamuk. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit DBD dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan nilai p=0,016 (OR: 2,674 95% CI: 1,263-5,658).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang memiliki hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti hanyalah pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit.

Dengue haemorraghic fever is still a serious public health problem in Bandung Regency. Incidence of dengue haemorraghic fever in Bandung Regency in the year 2010 is 37,82 at 1.000 inhabitants. Number of free larvae in some region is still under 95%.
The aims of this study is to know the relationship between knowledge, attitude, and behavior of the community with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae (in 12 regions of pilot public health center Large Office of Environmental Health Engineering and Disease Control Jakarta in Bandung Regency). This study using a cross sectional design. Data collected by live interview using a questionnaire. The questionnaire consisted of questions about knowledge (vector transmitter, mosquito breeding site, and disease prevention efforts), attitude about mosquito nest eradication of dengue haemorraghic fever, and behavior (container inspection and mosquito nest eradication of dengue haemorraghic fever). Data about the presence of mosquito larvae collected by a direct observation of mosquito breeding site. Bivariat analysis shows there is a meaningful relationship between knowledge about disease prevention efforts with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae with a value of p=0,016 (OR: 2,674 95% CI: 1,263-5,658).
The conclusions of this research is, variable that has a relationship with the presence of Aedes aegypti mosquito larvae in only knowledge about disease prevention efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>