Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal C. Airlangga
"Skripsi ini membahas tentang dinamika lembaga kemahasiswaan di kampus Universitas Indonesia (UI) sepanjang tahun 1986 - 1992. Sebagian besar penelitian ini menguraikan penyikapan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yaitu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), tentang Panduan Umum Organisasi Kemahasiswaan. SK ini bermaksud antara lain untuk menghidupkan kembali organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, yaitu dengan konsep Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Namun dalam penerapannya, kebijakan SK. 0457 (SMPT) ini mendapat penolakan dari mahasiswa melalui Forum Komunikasi Mahasiswa UI (Forkom UI) karena SK tersebut dianggap tidak memenuhi aspirasi mahasiswa. Forkom UI sendiri merupakan wadah informal yang dibentuk pada tahun 1986 dengan beranggotakan para ketua SM dan BPM fakultas. Skripsi ini juga menguraikan tentang perubahan sikap Forkom dari penolakan menjadi penerimaan SK.0457. Dari telaah sumber diketahui bahwa perubahan sikap Forkom UI ini disebabkan adanya proses negosiasi dan sejumlah pertemuan antara Forkom UI dengan pimpinan UI untuk mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam ?Memorandum SMUI. Dengan dasar memorandum inilah, Forkom UI bersama pimpinan UI berperan penting dalam pembahasanpembahsan SK.0457 sampai dengan terbentuknya SMUI yang disahkan melalui SK Rektor No. 121/1992.

This study discusses the dynamics of institutions in the campus Student, University of Indonesia (UI) during the year 1986 - 1992. Most of this research penyikapan students construe the policy against the government decree from the Minister of Education and Culture, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), General Organization of the Student Guide. This policy means, among others, to revive the organization in the university level Affairs, the Student Senate with the concept of Universities (SMPT). But in its application, the policy SK. 0457 (SMPT) this rejection of the students get through the UI Student Communication Forum (Forkom UI) because the policy is not considered to meet the aspirations of students. Forkom UI itself is a vessel that was formed informally in 1986 with the chairman of the BC faculty and BPM. This study also decompose the change of attitude of rejection Forkom a reception SK.0457. Assessment of the source is known that changes attitudes Forkom UI is due to the negotiation process and a number of meetings between leaders Forkom UI with the UI to reach an agreement, which was then poured in the "Memorandum SMUI. With this basic morandum, together with leaders Forkom UI UI plays an important role in the discussion-pembahsan SK.0457 up with the SMUI that passed through the Rector's Decree no. 121/1992."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12636
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roomilda
"PR serves as a boundary spanner (link) including the 'bridge' between the public, both external and internal, in terms of accessibility of information, share aspirations, etc. Activity boundary spanner as a liaison officer or as a source of information formalized through the channels of advanced information technology with management information system which managed a rapid, precise, accurate and informative. UI news in the media tend to increase in 2011-2012 composed of positive news, negative news and neutral news or without giving positive and negative implications for the perception of UI. The role of PR as a boundary spanner and buffer (silencer) views of the PR UI's efforts detects and process information about the changes that occur. Purpose of research, wants to know students perceptions of the role of PR University internal conflict management. Design research Positivist quantitative with stratified sampling techniques, research population of UI students with year range between 2009-2012.

PR berfungsi sebagai boundary spanner (penghubung) termasuk ?menjembatani' antara publik UI, baik eksternal maupun internal, dalam hal aksesibilitas informasi, menyalurkan aspirasi, dsb. Aktifitas boundary spanner sebagai pejabat penghubung atau penyediaan informasi diformalisasikan melalui saluran teknologi informasi canggih dengan model sistem informasi manajemen yang dikelola secara cepat, tepat, akurat dan informatif. Pemberitaan UI di media tahun 2011-2012 cenderung meningkat terdiri dari berita positif, berita negatif dan berita netral atau tanpa memberikan implikasi persepsi positif maupun negatif untuk UI. Peranan Humas sebagai boundary spanner dan buffer (peredam) dilihat dari upaya Humas UI mendeteksi dan memproses informasi mengenai perubahan yang terjadi. Tujuan penelitian ingin mengetahui persepsi mahasiswa tentang peran Humas sebuah Universitas dalam manajemen konflik internal. Desain penelitian kuantitatif positivisme, teknik sampling berstrata, populasi penelitian adalah mahasiswa UI angkatan 2009-2012."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Yulie
"Pada masa kini, informasi dan pengetahuan berkembang sedemikian pesat sehingga menimbulkan perubahan di berbagai bidang. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan tersebut, individu perlu memiliki berbagai pengetahuan yang diperlukan dalam hidup. Pengetahuan yang dimiliki bukan hanya sekadar pengetahuan sesaat, melainkan pengetahuan yang bertahan lama. Pengetahuan yang dapat dipahami dan dapat diterapkan setiap waktu ketika dibutuhkan. Dalam upaya memperoleh pengetahuan tersebut diperlukan kemampuan untuk mengontrol proses perolehan. Kemampuan ini disebut sebagai self regulation. Terdapat 3
komponen penting dalam self regulation yaitu, strategi-strategi kognitif, metakognitif dan usaha-usaha mengelola proses belajamya. Selain tiga komponen ini diperlukan komponen lain yaitu, komponen motivasi, sebagai komponen pendorong keberhasilan belajar (Pintrich dan Groot, 1991).
Self regulation merupakan kemampuan yang berkembang, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial melalui pngalaman khusus. Self regulation bukanlah suatu kemampuan yang terberi sejak lahir melainkan, suatu kemampuan yang berkembang dan dipengaruhi oleh lingkungan atau suatu pelatihan untuk memaksimalkan hasil belajar. Berdasarkan beberapa
hasil penelitian diketahui, bahwa terdapat perbedaan self regulation dalam belajar setelah pelatihan berlangsung, namun terdapat pula hasil yang memperlihatkan perbedaan yang tidak signifikan.
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan self regulation dalam belajar mahasiswa baik sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan PDPT UI - II. Selain itu, penelitian ini bertujuan ingin melihat gambaran penggunaan strategi-strategi kognitif dan metakognitif pada mahasiswa baik sebelum maupun setelah mengikuti perkuliahan. Subyek penelitian adalah mahasiswa enam fakultas yang mengikuti perkuliahan PDPT UI - II pada tahun ajaran
2003/2004 dan berusia antara 17 - 20 tahun sejumlah 218 mahasiswa. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Motivated Strategies of Learning Quesionnare yang dibuat oleh Pintrich dan Groot (1990) yang telah diadaptasi oleh Pudjiati (2002) dalam bahasa Indonesia.
Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa terdapat perbedaan self regulation dalam belajar pada setiap kelompok mahasiswa setelah pelatihan PDPT UI - II berlangsung. Dalam penggunaan strategi-strategi, sebagian besar kelompok subyek lebih sering menggunakan strategi-strategi kognitif daripada strategl-strategm metakognitif. Dari hasil tambahan diketahui, terdapat pengaruh komponen motivasi secara signifikan terhadap sefregulation dalam belajar, kecuali pada kelompok Fakultas Teknik. Nilai-nilai intrinsik (intrinsic values) merupakan komponen motivasi yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap self regulation dalam belajar pada semua kelompok mahasiswa. Test anxiety (TA) tidak berpengaruh terhadap self regulation dalam belajar mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Badan Otonom Pers Suara Mahasiswa Universitas Indonesia, 1992
UI-SUMA 5-6(1996-1997)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Pujiono
"ABSTRAK
Sejak dahulu mahasiswa banyak terlibat dalam masalah sosial,
termasuk melakukan kritik dengan melakukan demonstrasi. Akhir-akhir ini
banyak sekali media yang memberitakan penanganan tindak kejahatan oleh
Polisi, ada yang berkesan positif maupun negatif. Salah satu kesan
negatifnya adalah banyak kasus kejahatan besar yang membeku, seperti
Marsinah, Edi Tansil, wartawan Udin, dan sebagainya. Tapi mahasiswa
jarang atau tidak mengkritik hal tersebut, mereka lebih sering mengkritik
terhadap hal-hal yang berbau politik praktis.
Perilaku mahasiswa yang kurang atau tidak mengkritik Polisi ini bisa
dilihat dari segi psikologi, salah satunya adalah studi persepsi. Kalau
persepsi mahasiswa baik atau netral memang bisa menyebabkan tidak
melakukan kritik (demonstrasi).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa
mengenai peran Polri dalam menangani tindak kejahatan. Sampel diambil
menggunakan metode incidental berjumlah 100 mahasiswa Universitas
Indonesia. Untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa tersebut digunakan
perhitungan skor rata-rata (mean) dari setiap aspek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran persepsi mahasiswa
Universitas Indonesia adalah cenderung netral yang berarti tidak positif
juga tidak negatif. Dari 7 aspek ada 2 yang mempunyai mean positif, yaitu
aspek penyitaan dan pembuatan BAP, dan 5 mempunyai mean negatif,
yaitu aspek penyelidikan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
pemeriksaan. Dilihat dari karakteristik sampel, mahasiswa yang tidak
pernah ikut demonstrasi mempunyai nilai mean lebih besar dari mahasiswa
yang tidak pernah ikut demonstrasi, tapi perbedaannya tersebut tidak
signifikan. Demikian juga mahasiswa yang tidak aktif kegiatan
kemahasiswaan mempunyai mean lebih besar dari mahasiswa yang aktif
kegiatan kemahasiswaan, namun perbedaan tersebut tidak signifikan.
Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan sebagai anggota
mempunyai mean lebih besar dari mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan sebagai pengurus, tapi perbedaannya juga tidak signifikan. Ditemukannya hasil persepsi mahasiswa netral (tidak positif maupun
negatif) ini membenarkan bahwa jika persepsi mahasiswa positif atau netral
cenderung untuk tidak melakukan demonstrasi terhadap Polri dalam
perannya untuk menangani kasus-kasus kejahatan. Untuk perbedaan antara
mahasiswa aktif dan tidak aktif, antara mahasiswa yang pemah demo dan
tidak pemah demo, walaupun tidak signifikan perbedaan tersebut
disebabkan oleh faktor yang berpengaruh dalam proses persepsi, baik orang
yang mempersepsi, obyek yang dipersepsi maupun situasi saat persepsi
dilakukan. Stereotipi juga dapat menyebabkan timbulnya perbedaan
persepsi tersebut."
2003
S3207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Redaksi Jurnal UI untuk bangsa, 2010
UI-UBSH 1(2010) (1)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Redaksi Jurnal UI untuk bangsa, 2010
UI-UBKST 1(2010) (1)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Nurjaman
"Fokus Tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan pembentukan makna dalam identitas Aktivis Dakwah Kampus dan bagaimana dinamikanya dengan konteks dan agen-agen sosial lainnya dalam lingkup kehidupan kampus. Tulisan ini mengangkat studi kasus di Lembaga Dakwah Nuansa Islam Mahasiswa Kampus Universitas Indonesia dengan mengamati berbagai ritual-ritual keagamaan dan sosial sebagai bentuk dari kumpulan simbol-simbol keagamaan. Tidak hanya melihat pada pembentukan identitas saja, tulisan ini juga menggambarkan bagaimana relasi antara identitas keislaman yang hadir di kalangan mahasiswa dalam lingkungan Masjid Kampus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi dengan menekankan pada konsep immersion dan inscription. Dinamika identitas yang diangkat dalam tulisan ini digambarkan dalam bentuk narasi ilmiah yang disajikan secara nyata bagaimana sebuah identitas dibentuk, dipertahankan terhadap konteks dan agen-agen sosial lain yang hadir dalam lingkup kehidupan kampus dengan kerangka agency.

The focus of this paper is to describe the formation of meaning in the identity of Campus Da'wah activists and how its dynamics with the context and other social agents within the scope of campus life. This paper raised a case study in the nuances of Student Da?wah Campus Organization Nuansa Islam Mahasiswa University of Indonesia by observing various religious rituals and social as a form of a collection of religious symbols. Not only look at the formation of identity alone, this paper also illustrates how the relationship between Islamic identity among the students who attended the mosque campus environment. This research was conducted using ethnographic methods with emphasis on the concept of immersion and the inscription. The dynamics of identity raised in this paper are described in the scientific narrative form presented a vivid account of how identity is formed, maintained on the context and other social agents that are present within the scope of campus life with a framework agency."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S42218
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>