Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Effendi
"Sistem Informasi pada saat ini sudah sangat di perlukan danmerupakan aset yang sangat penting pada suatu perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya dan dapat bertahan maupun memenangkan persaingan bisnisnya. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan diperlukan perencanaan strategis yang baik bagi perusahaan guna meningkatkan produktifitas serta menghasilkan benefit yang cukup besar bagi perusahaan tersebut, sehingga implementasinya dapat mendukung terhadap pencapaian tujuan yang sesuai dengan visi dan misi suatu perusahaan. Karya tulis ini merupakan studi kasus pada PT. Mahkota Aman Sentosa (Golden Crown), yaitu perusahaan swasta yang bergerak di bisnis entertainment. PT. MAS sendiri selain menjual produknya juga berfungsi memberikan pelayanan terhadap para customers.
PT. MAS sendiri juga di tuntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para tamunya. Oleh sebab itu di perlukan sistem informasi yang cukup handal guna tercapainya visi dan misi PT. MAS. Memang pada saat ini benefit perusahaan sudah dapat dikatakan lebih dari cukup, namun seiring dengan waktu serta kompetitor yang sudah cukup banyak yang bergerak di bidang yang sama seperti PT. MAS, maka PT. MAS harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Untuk itu studi yang dilakukan menitik beratkan kepada pemaksimalan sumber daya manusia (SDM) serta peng upgrade an sistem yang ada. Diharapkan perencanaan strategis ini dapat menjadi acuan dalam memformulasikan penggunaan teknologi informasi secara maksimal. Dalam kajian ini penyusunan Perencanaan Strategis Sistem Informasi terhadap proses bisnis di ujicobakan pada organisasi PT. Mahkota Aman Sentosa dengan menggunakan metodologi Ward & Peppard. Dari hasil kajian diperoleh gambaran tentang kondisi sistem informasi yang ada saat ini. Trend perkembangan sistem informasi yang potensial untuk dimanfaatkan yang di dasari oleh visi dan misi sistem informasi organisasi, strategi SI (sistem informasi) yang mencakup portfolio aplikasi SI serta strategi pengembangan SI. Pada proses perencanaan strategi SI tersebut, penentuan strategi SI dan identifikasi SI didasarkan pada konfigurasi kajian perumusan organisasi yang diuraikan dalam tujuan dan CSF (critical success factor) setiap divisi di dalam organisasi tersebut.

Nowadays, information technology (IT) system is urgently needed and very valuable for the company in order to run its business, maintain its endurance and win the competition. To implement a robust IT system within the company, a strategic plan should be properly conducted to improve the productivity and to gain significant benefits for the company itself. Therefore, the implementation of IT system is expected to align with the company?s vision and mission. This thesis is a case study for the company of PT. Mahkota Aman Sentosa (MAS), where its core business is entertainment.
PT. MAS is required to serve its customers an excellent service. Thus, they realize the significance of the robust IT system to align with their vision and mission and to anticipate any threat from their competitors. This case study emphasizes on the human resource (HR) along with the upgrade of the existing IT system within the company. This strategic plan is essential to maximize the formulation of IT system. In this assessment, the set up of Strategic Planning of Information System on the business process will be implemented on PT. MAS using the methodology of Ward & Peppard. This assessment shows the current condition of Information System. The trend to develop the information system on each organization should be aligned with the mission and vision of organization?s business that covers its application portfolio information system. Therefore, during the set up of Strategic Planning of Information System, we need to determine IS identification and strategy based on the organization?s configuration and address it using CSF (critical success factor) for each division within that organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafistrietman Corris
"Sekretariat Jenderal MPR Setjen MPR adalah lembaga pemerintah non kementerian yang merupakan kesekretariatan lembaga negara dan bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan MPR. Setjen MPR terus berusaha meningkatkan layanan kepada MPR dan alat kelengkapannya serta masyarakat dengan memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi SI/TI yang selaras dengan visi, misi dan sasaran strategis Setjen MPR. Namun pada kenyataannya, visi, misi dan sasaran strategis tadi belum tercapai karena kurangnya pemanfaatan SI/TI. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan strategis sistem informasi untuk mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis Setjen MPR. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan strategis sistem informasi Setjen MPR dengan metodologi Ward dan Peppard yang terdiri dari tahapan masukan dan keluaran. Penelitian ini melakukan wawancara dan diskusi kelompok terarah untuk pengumpulan data pada tahapan masukan, yang terdiri dari analisis kondisi internal dan eksternal bisnis dan SI/TI, di Setjen MPR. Data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan analisis tematik. Penelitian ini menghasilkan rumusan strategi SI, strategi TI, strategi manajemen SI/TI, portofolio aplikasi mendatang dan peta jalan sehingga dapat mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis Setjen MPR.

The Secretariat General of the People 39 s Consultative Assembly of the Republic of Indonesia hereinafter referred to as ldquo Setjen MPR rdquo is a non ministerial government institution as the secretariat of a state institution. It is directly responsible to The Heads of People 39 s Consultative Assembly of the Republic of Indonesia hereinafter referred to as ldquo MPR RI rdquo . Setjen MPR continues to strive improvement of its service to MPR RI, its supporting agencies, and the communities in term of the performance of information systems and information technology hereinafter referred to as ldquo IS IT rdquo in accordance with its vision, mission, and strategic objectives. However, in reality, it had not been achieved due to the lack of utilization of IS IT. Therefore, strategic planning for information systems is necessary to realize its vision, mission, and strategic objectives. This study aimed to develop strategic planning for Setjen MPR 39 s information systems using the methodology of ldquo Ward and Peppard rdquo which consists of input and output stages. The research is conducting interviews and focus groups discussion to collect data on the stage of entry, which consists of the analysis of internal and external conditions of business and IS IT in Setjen MPR. The data collected is processed by employing thematic analysis. The result of this research is the formulation of IS IT including its management strategy, the application portfolio, and roadmap in order to realize the vision, mission and strategic objectives of Setjen MPR."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Widhayanti
"PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penggunaan sistem informasi/teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting bagi PT. XYZ untuk mencapai target perusahaan. Kondisi saat ini pemanfaatan SI/TI tidak mendukung proses bisnis perusahaan secara optimal. Permasalahan yang terjadi adalah data yang tersedia tidak akurat dan tepat waktu, aplikasi yang terkotak-kotak (silo-silo), serta adanya keterlambatan proyek SI/TI. Penelitian ini dilakukan untuk membangun perencanaan strategis sistem informasi di PT. XYZ dan tidak termasuk anak perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggabungkan case study research dan policy research. Metodologi perencanaan strategis sistem informasi yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Ward and Peppard's Strategic Planning dengan menggunakan beberapa teknik analisis seperti Value Chain, SWOT, Critical Success Factor, Five Porter Forces, PEST, Mc Farlan Strategic Grid serta teknik lainnya. Selain itu standar prosedur ISO9001:2005, ISO 27001, dan kerangka kerja COBIT digunakan pada penyusunan strategi manajemen SI/TI.
Penelitian ini akan menghasilkan 3 (tiga) strategi yaitu strategi SI yang merupakan strategi perencanaan SI mendatang yang sesuai dengan strategi organisasi, strategi TI yang merupakan strategi infrastruktur TI yang dibutuhkan serta strategi manajemen SI/TI yang merupakan strategi yang diterapkan organisasi secara keseluruhan.
Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi strategi tata kelola SI/TI dengan menggunakan metodologi Weill dan Ross, yang mencakup keputusan apa yang harus dibuat, siapa yang membuat keputusan dan bagaimana keputusan dibuat dan dimonitor terhadap 5 (lima) domain yaitu IT principles, IT architecture, IT infrastructure strategies, business application needs dan IT investment.

XYZ is a company engaged in the field of Information and Communication Technology (ICT). The use of information systems / information technology became a very important case for XYZ to achieve its targets. In the current condition, the use of IS / IT does not support the company's business processes optimally. The problem that occured were data that available was not accurate and punctual,fragmented applications (silos), as well as IS/IT project delays. This study was conducted to establish the strategic planning of information systems at XYZ Company and excluding subsidiaries.
This research is a qualitative case study that combines case study research and policy research. Information systems strategic planning methodology used in this study refers to Ward and Peppard's Strategic Planning using several analytical techniques such as Value Chain, SWOT, Critical Success Factor, Porter Five Forces, PEST, Mc Farlan Strategic Grid as well as other techniques. In addition, the standard procedureof ISO9001:2005, ISO 27001, and COBIT framework was used in the preparation of IS/IT management strategies.
This research will produce 3 (three) strategies, namely SI strategy which is IS future planning strategies in accordance with the organization's strategy, IT strategy which is a strategy of IT infrastructure required and the IS / IT management strategy which is a strategy adopted by overall organization.
This study also resulted in strategic IS / IT governance recommendations by using the methodology of Weill and Ross, which includes what decisions should be made, who willmake thedecisions, and how decisions were made and monitored to 5 (five) domain, namely IT principles, IT architecture, IT infrastructure strategies, business application needs and IT investment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rostina
"Dengan adanya deregulasi dalam industri perbankan yang bertujuan untuk meningkatkan usaha perbankan mengakibatkan persaingan antar Bank menjadi sangat ketat. Bank perlu memiliki strategi operasi, pemasaran dan pengawasan internal. Untuk meiuilih strategi yang akan dijalankan perusahaan perlu
melakukan analisis faktor internal maupun faktor eksternal. Data/informasi yang akurat dan tepat waktu adalah bahan yañg diperlukan dalam analisis faktor-faktor tersebut dan yang sangat inenentukan kualitas analisisnya.
Teknologi Informasi bagi suatu jasa Bank adalah keseluruhan aktivitas informasi dan teknologinya yang merupakan suatu upaya yang dapat meinberikan data/informasi yang dapat dihandalkan dan diperlukan untuk niengelola perusahaan. Thjuan pemakaian Teknologi Inforniasi dalam perbankan dapat menun
jang:
- Peningkatan pelayanan kepada nasabah, untuk mendukung strategi pemasaran Bank.
- Peningkatan analisis keuangan dan administrasi untuk mendukung strategi pengawasan Bank yang terkendali.
- Untuk peningkatan/pengembangan daya jual produk/jasa perbankan untuk mendukung strategi operasional Bank.
Dengan bertambah kompleksnya organisasi perbankan dan
semakin banyaknya informasi yang diperlukan, maka akan menimbulkan ledakan informasi yang memerlukan suatu pengaturan. Sistim informasi manajemen mengatur aktivitas informasi dan teknologinya dalam menyedíakan kebutuhan data/informasi pemakainya sistim Informasi Manajemen dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkat manajenen stratejik. Manajemen pada tingkat ini lebih memusatkan perhatian pada perencanaan stratejik denqan tujuan jangka panjang. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen pada tingkat ini lebih banyak yang berasal dari luar perusahaan seperti informasi mengenai faktor ekononi, politik, sosial budaya, tehnologi, demografi dan ekologi. Informasi eksternal tersebut sangat diperlukan oleh manajemen stratejik untuk membantu dalam melakukan analisa perusahaan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang akan terjadi pada perusahaan.
2. Tingkat manajemen taktikal. Manajenien pada tingkat ini lebik banyak menggunakan informasi sebagai alat pengawasan dan pengendalian, disamping membantu manajemen tingkat stratejik dengan beberapa laporan-laporan yang mendukung keputusan tingkat stratejik.
3. Tingkat operasional. Cabang adalah salah satu pengguna Sistim Informasi pada tingkat operasional. Data/informasi yang dihasilkan pada tingkat ini adalah salah satu sumber yang harus disajikan kepada tingkat manajemen diatasnya. Kekeliruan yang dihasilkan pada tingkat ini akan berakibat fatal bagi keputusan yang akan diambil oleh tingkat manajemen taktikal dan stratejik. Kualifikasi data sangat ditentukan oleh accuracy, completeness, timeliness dan relevance. Keputusan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas, karena kualitas data yang buruk atau Garbage In akan menghasilkan Garbage Out (GIGO). Atau Information In Nothing Out (tINO), sehingga Sistim Informasi yang dimiliki tidak dapat menghasilkan apa?apa.
Sistim Informasi pada perusahaan harus dapat memberikan dukungan yang optimal kepada seluruh tingkat manajemen sehingga goals dan objectives perusahaan dapat dicapai.
Pada saat ini Bank X telah iuenipunyai suatu divisi
khusus yang bertugas inengelola dan mengembangkan data serta memelihara Sistim Informasi yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan yang dibuat oleh manajemen dan untuk meningkatkan pelayanan terhadap Nasabah. Sistim Informasi yang sudah dikembangkan dan sudah berprodtiksi dengan baik adalah Sistim Inforniasi Pinjaman, Sistim Informasi Ekspor dan Impor, Sistim Inforniasi General Ledger, Sistem Informasi Giro Rupiah dan Valas, Sistiin Informasi Tabungan, Si?tim Inforinasi Deposito berjangka, Sistim Inforinasi Transfer Rupiah dan Valas, dll.
Sistem yang ada pada saat ini telah inenghasilkan laporan Untuk tingkat stratejik, taktikal dan operasional. Laporan yang dihasilkan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oieh tingkat inanajeinen sehingga secara keseluruhan belum mampu mendukung keputusan manajemen seperti yang
diharapkan.
Dukungan Sistim Informasi untuk tingkat taktikal ðan
operaaional lebih detail bila dibandingkan dengan tingkat stratratejik, dimana laporan yang dihasilkan akan mendukung keputusan manaemen tingkat stratejik. Namun beberapa laporan yang telah dihasilkan Bank X belum relevan dengan kebutuhan pemakai, karena beberapa pengguna yang seharusnya memerlukan data/informasi rinci diberikan data/informasi yang
terlalu agregat atau sebaliknya, sehingga tidak efektif dalam pengqunaannya.
Saat ini Sistim Informasi yang terintegrasi baru dikembangkan mengenai Sistim Informasï financial perusahaan. Agar dapat memberikan dukungan yang optimal Sistem Informasi lain yang perlu diintegrasikan juga adalah informasi non finan
cial perusahaan seperti informasi inengenai keadaan sumber daya manusia perusahaan, manajemen perusahaan, pemasaran, ekonomi, politik, sosial budaya, perkembangan teknologi dalam industri perbankan dan informasi mengenai pesaing pada saat ini maupun potensial pesaing. Dengan adanya informasi ini, zoaka inanajemen dapat melakukan analisis internal maupun
eksternal. Melakukan analisis yang tepat dapat menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga dapat ditetapkan strategi yang harus dijalankan perusahaan, yang sesuai dengan kondisi pada saat ini maka perusahaan akan tampil lebih kompetltif.
Informasi mengenai sumber daya manusia merupakan hal
yang pentng bagi perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan suatu sumber daya yang paling menentukan di industri perbankan. Dengan adanya Sistim Informasi mengenai sumber daya manusia dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan adanya suatu sistim gaji dengan sistim inten
sif, sistim promosi dan sistim pelatihan yang tepat, dll.
Dengan semakin tingginya tingkat persaingan pada industri perbankan maka Sistim Informasi Pemasaran sangat dibutuhkan untuk mendukung keputusan yang dibuat oleh manajemen. Sistem Informasi Pemasaran dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan menyebarkan informasi yang tepat dan relevan pada waktunya. Informasi mengenai segmen pasar yang
akan dilayani oleh perusahaan merupakari informasi penting untuk menentukan jenis promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Kekeliruan dalam melakukan promosi, maka sasaran dalam usaha penetrasi pasar tidak efektif dan tidak efisien.
Untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan eksternal perusahaan, maka dapat dilakukan melalui survey dan riset pasar. Inforniasi yang diperlukan dibatasi pada kebutuhan yang relevan. Riset yang menghasilkan informasi ìauh lebih banyak dan kebutuhan yang diperlukan juga inenyebabkan tidak efisien dalam waktu dan biaya. Oleh sebab itu riset harus didukung oleh manajemen stratejik sebagai pengguna hasil niset. Para manajer pada tingkat stratejik harus nierumuskan niasalah yang dihadapi dan inforinasj yang dibutuhkan. Hasil riset kemudian
diolah oleh star ananajenien stratejik untuk menghasiikan suatu laporan Executive Information Systems dengan menggunakan model yang cocok yang disertakan dengan tingkat risiko yang akan dihadapi. Agar lebjh efektif dalam penggunaannya jika laporan dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan ratio sesuai dengan kebutuhan tingkat stratejik.
Dalam merancang sistim sebaiknya memenuhi kriteria?
kriteria sebagai berikut:
- membuat sistim yang terintegrasi.
- sistim harus mudah dipelajari dan dioperasikan
- Pembangunan sistim menggunakan metoda non-konvensional dengan memanfaatkan bahasa generasi keempat dan CASE sebagai tools untuk mempermudah dan mempercepat apabila ada perubahan program.
- menggunakan database yang terintegrasi sehingga pengembangan Decision Support Systems dan Executive Information Systems dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
- Pemasukan transaksi secara On Line Transaction
Processing sehingga dapat mengakses data secara online realtime.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah maka
perusahaan dapat melakukan :
- Pelayanan nasabah melalui telepon
- Pelayanan Automatic Teller Machine yang dapat dilakukan secara on-line (langsung ke rekeriing giro), atau offline (berdasarkan limit dan setiap nasabah).
- Pelayanan Giro dan Tabungan secara on-line di seluruh cabang yang ada.
Dalam hal pemilihan software dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli program paket atau membuat sendiri program aplikasi. Dalam hal ini harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian dan setiap kemungkinan. Hal yang harus dipertimbangkan bila membeli program paket adalah standar yang berlaku, karena pada umumnya paket dibuat di luar negeri dengan memakai standar yang berlaku pada negara tersebut. Sedangkan bila membuat sendiri akan mernerlukan waktu yang lama dalani membangun program dan waktu untuk melakukan uji coba sampai dapat berproduksi. Kemungkinan pemilihan yang akan dipilih perlu dibuatkan Cost and Benefit analisisnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nasri
"Peran IT Strategic Plan menjadi semakin vital karena semakin tergantungnya organisasi terhadap TI untuk mendukung seluruh kebutuhan bisnisnya. Organisasi dapat menciptakan ataupun menangkap peluang-peluang bisnis yang ada, investasi terhadap Teknologi Informasi dapat sejalan dengan tujuan organisasi, serta kemudahan dalam proses integrasi merupakan beberapa alasan mengapa organisasi memerlukan IT Strategic Plan. Dengan memiliki IT Strategic Plan, organisasi dapat menentukan prioritasi investasi pada TI dengan justifikasi yang lebih akurat. Tantangan selanjutnya setelah memiliki IT Strategic Plan adalah tahapan implementasinya. Penelitian ini ditujukan untuk memetakan sejauh mana kesiapan organisasi dalam menyongsong implementasi IT Strategic Plan. Selain itu, dilakukan juga proses identifikasi faktor pendukung, dan faktor penghambat dalam implementasi IT Strategic Plan. Identifikasi dilakukan mengacu kepada COBIT 4.1 sebagai best practices.

The role of IT Strategic Plan becomes more vital as organizations highly dependent in IT to support all of the business needs. Organizations may create and capture business opportunities, creating IT-business alignment, and integration issues are the reason why some organizations need IT Strategic Plan. With an IT Strategic Plan, the organization can determine investment in IT with a more accurate justification. The next challenge after develop IT Strategic Plan is the implementation phase. This reaserch is designed to measure IT maturity level in an organisation in order to implement IT Strategic Plan. It is also identify enabler and inhibitor factor for implementing IT Strategic Plan. This research is based on COBIT 4.1 as a framework to measure IT Process Maturity."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Widya Kusumo
"ABSTRAK
Laporan Gartner pada tahun 2014 merilis grafik Hype Cycle Technology dan tahapan era bisnis akibat dari perkembangan teknologi, terdapat enam era yaitu tahap analog, web, e-business, pemasaran digital, bisnis digital dan autonomous. Laporan Gartner mendefinisikan bisnis digital sebagai seperangkat teknik yang dimungkinkan oleh teknologi sehingga organisasi dapat terlibat dalam perkembangan bisnis yang dinamis dengan pelanggan, dan akhirnya untuk memperoleh target bisnis dan mempertahankan pelanggan. Laporan Gartner menjelaskan bahwa karakteristik bisnis digital adalah cepatnya organisasi melakukan adaptasi terhadap ketidakpastian lingkungan, proses yang berubah, dan target bisnis yang berubah. Menurut hasil survey Gartner menunjukan bahwa pendekatan kerangka kerja renstra SI/TI yang ada sampai saat ini belum mengakomodasi karakteristik bisnis digital. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan pendefinisian terhadap karakteristik bisnis digital dengan mencari penelitian-penelitian sebelumnya. Ketidakpastian lingkungan, proses dan target bisnis yang berubah dipengaruhi oleh faktor penentu manajemen perubahan. Teori manajemen perubahan yang digunakan adalah organizational development (Drucker, 2005). Penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan organizational development digunakan sebagai faktor penentu terhadap karakteristik bisnis digital, sehingga dihasilkan proses yang berubah dipengaruhi oleh faktor kemampuan TI (Azzahro, 2014) dan target bisnis yang berubah dipengaruhi oleh faktor organizational agility (Lu & Ramamurthy, 2011). Untuk ketidakpastian lingkungan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian lingkungan (Teo & King, 1997).
Hasil pendefinisian didapatkan 12 sub komponen ketidakpastian lingkungan, 35 sub komponen proses yang berubah dan 8 sub komponen target bisnis yang berubah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McGee, Morello dan Weldon (2014) menjelaskan enam langkah kunci sukses untuk masuk ke bisnis digital dan terdapat kriteria kemampuan organisasi, yaitu sustainability, agility, innovation, dan opportunity, yang kemudian dilakukan analisis kriteria kemampuan organisasi terhadap kumpulan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan renstra SI/TI maka dapat disimpulkan bahwa dalam iklim persaingan bisnis manfaat implementasi SI/TI kerap dikaitkan dengan konsep value dalam bisnis. Kerangka kerja renstra SI/TI yang digunakan adalah Be Vissta Planning (BVP). Hasil pemetaan kerangka kerja renstra BVP terhadap karakteristik bisnis digital adalah BVP memiliki kekurangan dan perlu penambahan/penyempurnaan terhadap Fase 1 BVP yaitu menelaah kebutuhan bisnis dan informasi, Fase 2 BVP yaitu menentukan target bagi SI/TI dan Fase 4 BVP yaitu rencana implementasi.

ABSTRACT
Gartner report 2014 released Technology Hype Cycle chart and the phases of the business era as a result of technological developments, there are six stages of the analog era: web, e-business, digital marketing, digital business and autonomous. Gartner's report defines a digital business as a set of techniques made possible by technology that makes organizations able to involve in the development of a dynamic business with customers, acquire a business target and retain customers. Gartner report explains that the characteristics of the organization?s digital business are the rapid adaptation to environmental uncertainty, process changes, and changing business targets. According to the Gartner survey, the IS/IT strategic planning framework approach does not yet accommodate the characteristics of the digital business. Under these conditions, the author defined the characteristics of digital business by comparing previous studies.
Environmental uncertainty, processes and changing business targets are influenced by determinants of change management. Change management theory used in this research is organizational development (Drucker, 2005). Previous studies related to organizational development used as determinants of the characteristics of the digital business. The result is changing process influenced by the ability of IT (Azzahro, 2014) and the changing business target is influenced by organizational agility (Lu & Ramamurthy, 2011). Environmental uncertainty is influenced by environmental uncertainty factors (Teo & King, 1997).
Definition acquired is 12 sub-components of environmental uncertainty, 35 sub-components of changing process and 8 sub-components of changing business targets. Research conducted by McGee, Morello and Weldon (2014) describes six key steps of successful entry into the digital business, these six steps are also the criteria of organizational capabilities: sustainability, agility, innovation, and opportunity. These criteria of organizational capabilities then compared to a collection of previous research related to the strategic plan of IS/IT. It can be concluded that in competitive bussiness climate, the benefits of the implementation of the IS/IT is often associated with the concept of value in the business. IS/IT Strategic planning framework used is Be Vissta Planning (BVP). The result of strategic planning framework BVP mapping on the characteristics of the digital business is BVP has shortcomings and needs additions / improvements in Phase 1 BVP which is examining the business needs and information, Phase 2 BVP which is setting targets for IS/IT and Phase 4 BVP which is implementation planning.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yususf Eka Saputra
"Deplu RI adalah salah satu instansi vital pemerintah yang memilik tugas penting untuk menjalankan diplomasi luar negeri RI. Namun dalam menjalankan tugas tersebut Deplu RI belum bisa memanfaatkan dengan maksimal potensi SI/TI untuk mendukung pencapaian tugasnya tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dicoba untuk membangun sebuah rencana strategis sistem informasi yang sesuai dengan visi dan misi Deplu RI. Proses perencanaan dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja perencanaan strategis sistem informasi oleh Ward & Peppard. Untuk melengkapi metodologi tersebut tersebut akan digunakan pola umum perencanaan strategis sistem informasi instansi pemerintah sebagai patokan dalam penyusunan dokumen rencana pengembangnya.
Dari hasil penelitian ini ditemukan sejumlah portofolio aplikasi yang strategis dan memiliki potensi yang sangat bermanfaat untuk dijadi kan sebagai panduan dalam rencana pengembangan sistem informasi di Deplu RI. Selain itu juga ditemukan beberapa perubahan dalamstruktur organisasi Deplu RI yaitu perlu di tingkatkannya status bidang pengembangan dan perencanaan sistem informasi Deplu RI (PPSI) menjadi pusat pengembangan dan perencanaan sistem informasi Deplu RI mengingat posisi SI/TI yang sangat vital dalam mendukung kesuksesan visi dan misi Deplu RI.
Departemen of Foreign Affair of the Republic of Indonesia is one the vital indonesian government institution to do diplomatic mission. But until now, Dept. of Foregin affair has not using maximum ability of IS/IT to support their mission. Because of that this paper will to try to make use of IS/IT as the driver to achieve Dept of Foreign affair goal and mission by inventing the strategic planning of information system that is fit and appropriate for Departemen of Foreign Affair of the Republic of Indonesia. Planning is conducting by using methodology from Ward and Peppard, SISP Framework. The methodology uses a general pattern analysis approach to look at the relationships among all of the planning ?core elements? as well as the strategic goals and objectives. To complement the result we are comparing different strategic information system planning from various govenrment agency in the state and abroad to find a generic pattern in building IS/IT document.
The result of the research is some application portfolio that has strategic and potential value to the Departemen of Foreign Affair of the Republic of Indonesia as guideline to develop their IS/IT. Another result is the need for upgrading their IT unit to a higher level so they have more power and strenght to enforce IS/IT policy in Departemen of Foreign Affair of the Republic of Indonesia
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yunus Habibi
"Hal yang menjadikan alasan diperlukannya perencanaan strategis : SI/TI di PEMDA yaitu surat edaran Menteri Kominfo no.65/M/KOMINFO/III/2002 tanggal 22 maret 2002, serta kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government yg dituangkan dlaam Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003. Hal lain yang memperkuat kebutuhan terhadap perencanaan strategis sistem informasi, antara lain adalah sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memicu terjadinya duplikasi data yang menyebabkan inaccurancy dan tidak adanya keterkaitan sumber informasi. Rendahnya manajemen informasi disebabkan oleh hal berikut, y.i unavailability, inconsistent, inaccurate, kondisi investasi SI/TI yang telah dilakukan di masa lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan organisasi. Kurang bermanfaatnya investasi SI/TI bagi organisasi disebabkan karena rencana strategis SI/TI yang lebih fokus pada teknologinya bukan berdasarkan kebutuhan bisnis. Permasalahan yg disebabkan investasi SI/TI dapat menyebabkan konflik antar bagian didalam organisasi. Dari hasil survey, Pemda Kabupaten Tegal belum optimal dalam upaya pemanfaatan TI untuk menyelesaikan berbagai masalah dilingkungan Pemda Kabupaten Tegal, belum adanya koordinasi serta penyimpanan data dan informasi yg sifatnya masih pulau-2, dimana setiap bidang mengembangkan kebutuhan sistem informasinya sendiri-2, tanpa mengacu pada suatu portofolio atau rencana pemanfaatan TI yang terpadu dan menyeluruh, sehingga kebutuhan informasi lintas bidang tdk dpt diperoleh secara cepat. Hal inilah yang menjadi kelemahan koordinasi anar bagian dilingkungan Pemda Kabupaten Tegal. Dari bebagai permasalahan yang terjadi, maka penelitian ini akan mengkaji Perencanaan Strategis SI/TI untuk meningkatkan keselarasan strategi bisnis dengan strategi informasi dengan pemanfaatan TI secara optimal. Penelitian ini akan melakukan pendekatan melalui metodologi Price WaterHouse, dari penelitian ini akan menghasilkan suatu perencanaan strategis untuk sistem informasi dan dpt diperoleh portofolio aplikasi yang baik dan dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan SI/TI di Pemerintah Kabupaten Tegal.
The reason was need the strategic planning for Information Systems in local government in a special delivey letter from Kominfo Minister no.65M KominfoIII/2002, date March 22,2002 and policy and national strategy development E-Government social by Inpres No.3, 2003.Beside that, the systems in not integrated, cause inaccurancy and irrelevant with information source. Weakness of information management is caused by unavailability, inconsisten, inaccurate. Leak of invest one of the reason which is obstructed the implementation of strategic of system information. Based on the survey result, Tegal Local Government is not optimum to use technology of information to solve the problem in Tegal Local Government environment. This is one of the weakness of Tegal Local Government. There is lack of coordination, then data and information is not saved in one place. Each department develop information system need themselves without referred to portofolio application or IT need planning, so we can not get fast information need. This is the caused of lack coordination between department in Tgal Local Government. From anykind problems happened. So this research will study IS/IT strategic planning for increase aligment organization strategy with information strategy with IT used optimum. The research will use Price Waterhouse methodology, the result of this research will get strategic planning for information system and we can get portofolio application and from the result it can make rereremced fpr IS/IT development in Tegal Government."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Jenny Sari
"Persaingan ketat dalam industri perbankan semakin hari semakin tinggi tingkatannya. Perubahan bisnis juga sangat cepat karena dipicu oleh globalisasi di bidang perdagangan. PT. BPR Bumi Asih sebagai salah satu lembaga keuangan dibidang microfinance harus melakukan pembenahan di segala lini bisnisnya. Pembenahan dilakukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan posisinya dari ancaman lembaga keuangan sejenis. Bank harus dapat menyusun strategi bisnis dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, guna mencapai keunggulan kompetitif. Strategi bisnis ini diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan dan kesempatan di masa mendatang serta memberikan arah dan tujuan bagi kegiatan bisnis perbankan. Pembenahan ini tidak lepas dari dukungan SI/TI yang mutlak diperlukan guna memenuhi kebutuhan kegiatan bisnis. Pengembangan SI/TI di PT. BPR Bumi Asih saat ini belum mempunyai acuan atau arah yang jelas, perencanaan atau implementasi SI/TI seringkali tidak sejalan dengan rencana bisnis perusahaan. Kondisi legacy system yang masih berdiri sendiri tidak terintegrasi dengan baik, sehingga menyebabkan effort yang berlebih. Data yang tidak akurat dan tidak cukupnya informasi membuat manajemen sukar mengambil keputusan bisnis secara cepat dan tepat. Karenanya diperlukan perencanaan strategis SI yang baik dan benar berdasarkan metodologi atau kerangka kerja yang umum digunakan. Dalam kajian ini digunakan metodologi yang dikemukakan oleh Ward dan Peppard sebagai konsep dasar perencanaan strategis SI, dan dikombinasikan dengan aplikasi-aplikasi praktis dari metodologi James Martin, Wetherbe, Tozer dan Be Vissta Planning. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu input, analisa dan output. Tahap input dilakukan identifikasi visi, misi dan pengumpulan data. Tahap analisis dilakukan analisis lingkungan bisnis dan analisis lingkungan sistem informasi. Terakhir tahap output dilakukan perumusan misi dan strategi SI/TI serta strategi manajemen informasi sistem. Penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh model perencanaan strategis SI yang tepat untuk BPR dengan studi kasus di PT. BPR Bumi Asih. Untuk itu dilakukan pengkajian terhadap lima dokumen perencanaan strategis SI milik lembaga perbankan dan pemerintahan, yaitu PT. Bank Mandiri, State Bank of Pakistan, Kwangju Bank, Nepal Rastra Bank, dan State of Maine. Dengan membandingkan model dan kombinasi metodologi tersebut, diperoleh model pengelolaan SI/TI yang diharapkan sesuai untuk diterapkan di PT. BPR Bumi Asih yaitu yang menyerupai model federal. Model kombinasi antara terpusat (centralized) yakni fungsi yang bersifat kebijakan dan strategis, dan tersebar (decentralized) yakni operasional SI/TI yang dilakukan di masing-masing unit kerja SI/TI. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi lembaga BPR lainnya, tentunya dengan melakukan penyesuaian sesuai karakteristik masing-masing.

Competition in banking industry is becoming tighter. Rapid business change is also triggered by the globalization at the trade sector. PT. BPR Bumi Asih as one of financial institutions in microfinance sector shall make some arrangement in every line of its business. The efforts are taken to maintain and improve its position to encounter any potential threats from other financial institutions. The bank shall formulate its business strategy by considering its strengths and weaknesses in order to achieve its competitive advantage. This business strategy is expected to be able to anticipate any problems and opportunities in the future and to determine the direction and goal of its banking business. The arrangement shall be done with the support of the Information System and Technology in order to meet its business requirement. The development of the Information System and Technology at PT. BPR Bumi Asih has not been well directed, planned and implemented, so the development frequently deviates from the company?s business plan. Its legacy system has not been well integrated, so it requires more efforts. Inaccurate data and lack of information has caused a difficulty to the management to make a proper and concise business decision. Therefore, PT. BPR Bumi Asih needs a good strategic planning of the information system on the basis of the generally applied methodology or framework. This study applies the methodology developed by Ward and Peppard as a basic concept of the strategic planning of the information system and combined with some practical applications of the methodology developed by James Martin, Wetherbe, Tozer and Be Vissta Planning. This research comprises of three phases, namely : input, processes and output. The input phases include the identification of the vision, mission and data collection. Then, the business and information system processes are analyzed. Finally, in the output phase, the formulation of the mission and strategy of the Information System and Technology and the management strategy of the information system. This research is aimed at identifying the proper model of the strategic planning of the information system for the BPR with a case study at PT. BPR Bumi Asih. Therefore, five documents of the strategic planning of the Information System owned by banking and governmental institutions, namely PT. Bank Mandiri, State Bank of Pakistan, Kwangju Bank, Nepal Rastra Bank, and State of Maine are studied. By comparing the model and the combination of the methodology, a proper model on the Information System and Technology management is obtained for an application at PT. BPR Bumi Asih, namely Federal Model. The Federal Model is a combination of the centralized model, namely, the policies and strategy and the decentralized model, in which the operation of the Information System and Technology is conducted at each working unit. It is expected that the result of this research can be used as a reference for other BPR, by making any adjustment in accordance with its respective characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholis Ramlan
"Pemanfaatan teknologi informasi telah menjadi keharusan bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan tata kelola pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik. Pemerintah Kabupaten Lebak memiliki sasaran strategis yaitu meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditempuh melalui beberapa kebijakan umum. Salah satu kebijakan umumnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang mendukung penyelenggaran pemerintahan dengan program prioritas optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi. Namun sampai saat ini beberapa permasalahan seperti belum optimalnya pemanfaatan SI/TI, terbatasnya sarana, prasarana dan sumber daya manusia SI/TI masih menjadi isu strategis organisasi. Beberapa faktor telah diidentifikasi seperti kurangnya integrasi antar aplikasi, investasi TI yang tidak mendukung tujuan bisnis dan kurangnya sumber daya manusia TI.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu perencanaan strategis sistem informasi Pemerintah Kabupaten Lebak yang selaras dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi. Kerangka kerja yang digunakan adalah Peppard dan Ward dengan alat analisis seperti Business Model Canvass, Value Chain, SWOT, Balanced Scorecard, Critical Success Factor, PEST Analysis dan McFarlan Strategic Grid. Sedangkan analisis tematik digunakan sebagai metode analisis datanya. Penelitian ini menghasilkan perencanaan strategis sistem informasi yang terdiri dari strategi SI, strategi TI dan strategi manajemen SI/TI yang selaras dengan tujuan bisnis organisasi.
Strategi SI yang dihasilkan berupa pembangunan dan pengembangan 37 aplikasi yang dapat mempercepat proses layanan, mengotomasi proses bisnis, memangkas birokrasi serta mudah di akses. Strategi TI yang diusulkan adalah pembangunan pusat data pada Dinas Komunikasi dan Informatika, penambahan infrastruktur serta peningkatan keamanan data dan jaringan internal organisasi. Sedangkan strategi manajemen SI/TI meliputi kebijakan SI/TI yang terpusat, perubahan struktur organisasi SI/TI serta penataan sumber daya manusia TI. Hasil tersebut diatas menjadi rekomendasi dalam melaksanakan prioritas pengembangan, sumber daya dan investasi TI terhadap pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Kabupaten Lebak.

Nowdays, information technology utilization has become a necessity for local governments in improving public service-oriented governance. The Government of Lebak Regency has a strategic objective of improving the performance of local government through several general policies. One of the common policies is to optimize the utilization of information technology that supports the implementation of government with priority program optimization of information technology utilization. But until now some problems such as limited facilities, infrastructure and human resources of IS/IT still become strategic issue of the organization. Several factors have been identified such as lack of integration between applications, IT investments that do not support business goals and lack of IT human resources.
This paper aims to create a strategic planning information system of Lebak Regency Government that aligns with the goals and objectives of the strategic organization. The Peppard and Ward framework was used with analytical tools such as Business Model Canvass, Value Chain, SWOT, Balanced Scorecard, Critical Success Factor, PEST Analysis and McFarlan Strategic Grid. While thematic analysis is used as a method of data analysis. This research resulted in strategic planning of information system consisting of SI strategy, IT strategy and management strategy of IS/IT that aligned with organizational business objectives.
The IS strategy is the development of 37 applications that can accelerate the service process, automate business processes, cut bureaucracy and easily access. The proposed IT strategy consist of the development of data centers at the Office of Communications and Information, the addition of infrastructure and increased security of data as well as internal network of the organization. While the IS/IT management strategy includes a centralized IS/IT policy, changes in organizational structure of IS / IT as well as IT human resource management. These become a recommendation in prioritizing IT development, investment and resources in order to achieve the goals and objectives of the Lebak Local Government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>