Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elly Matulimah
"Algoritma propagasi balik merupakan algoritma yang memiliki akurasi yang cukup bagus dalam sistem klasifikasi. Akurasi yang cukup bagus pada algoritma propagasi balik dalam batasan data yang menjadi data masukan adalah data yang ideal, dalam artian tidak ada outlier didalamnya. Outlier adalah data yang muncul dan memiliki karakteristik unik yang jauh berbeda dari data observasi-observasi lainnya dan memiliki nilai ekstrim. JIka terdapat outliers dalam data ujicoba maka akurasi algoritma propagasi balik akan menurun. Dalam penelitian ini dikembangkan metode untuk menentukan outlier pada algoritma propagasi balik sehingga dapat mengurangi kelemahan algoritma propagasi balik dalam menentukan data outlier.
Metode yang dikembangkan adalah mahalanobis distance outliers determination (MDOD) yaitu motode untuk menentukan outlier pada algoritma propagasi balik dengan menggunakan perhitungan jarak mahalanobis dan fuzzy distance outliers determination (FDOD) yaitu metode untuk menentukan oulier berdasarkan perhitungan jarak fuzzy. Dari percobaan dalam penelitian ini menujukkan sistem penentu outlier mampu meningkatkan akurasi pengenalan algoritma proagasi balik yang mengunakan data uji meliputi data outlier hingga mencapai dua kali dari pengenalan propagasi balik biasa. FDOD memiliki akurasi yang cukup bagus dibandingkan dengan MDOD dengan data set yang sama FDOD memiliki akurasi sebesar 84.64% sedangkan MDOD memiliki akurasi sebesar 78.21%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dino Caesaron
"Tesis ini meneliti tentang persepsi jarak baik pada lingkungan nyata maupun maya dalam jarak exocentric pada ruang peri-personal. Sepuluh partisipan melakukan 72 estimasi jarak antara 10 sampai dengan 50 cm, pada enam tata letak sasaran yang berbeda dan juga dikombinasikan dengan tiga parallax yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan dua macam target, maya dan nyata yang dilihat dengan menggunakan kacamata tiga dimensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kompresi atau penurunan estimasi jarak pada ruang peri-personal dalam jarak exocentric yang mengkombinasikan antara dua macam target, maya dan nyata. Hasil tersebut berbeda dari penelitian sebelumnya pada jarak egocentric dalam ruang peri-personal yang sama. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah hasil yang konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan teknologi High Mounted Display (HMD), khususnya permasalahan kesalahan pada bidang pandang, ketika kita menempatkan target atau objek nyata pada bagian bawah terhadap objek lainnya, yaitu terjadi penurunan estimasi jarak. Meskipun hasil yang kita dapatkan konsisten dengan penelitian sebelumnya, penyebab mengapa hal ini terjadi masih belum dapat diketahui. Dengan memahami permasalahan ini seharusnya dapat memberikan perbaikan yang lebih baik kedepannya di bidang teknologi maya. Meskipun demikian, pada penelitian ini berdasarkan metode ANOVA yang kita lakukan, teknik bagaimana kita menempatkan sasaran baik nyata maupun maya (tata letak) mempengaruhi akurasi dari estimasi jarak, F(5,45) = 7.285 dengan p
< .05, dan, parallax juga mempengaruhi akurasi dari estimasi jarak F(2,18) =
4.934 dengan p = 0.02.

The present study investigated distance perception both in virtual and real environments within exocentric distance at peri-personal space. Ten participants estimated 72 target distances between 10 cm and 50 cm in six different target positions combined with three different parallaxes. The study examined virtual targets seen through the 3D glasses, and combined real and virtual objects. The results give evidence that the exocentric distance of virtual and combined real and virtual objects is underestimated at peri-personal distance, a different result from a previous cross study that has been found in egocentric distance in the same peri- personal space. The interesting aspect of this finding is that our result is consistent with a previous study, regarding the implication of a misleading field of view when real object placed in lower side. This result indicates the same degree of underestimation when showed both the real + virtual environments with HMD technology. Although, the results show that participants underestimated the distance for exocentric within peri-personal space, the reason why this happened remains unknown. Understanding these issues should lead to useful and applicable virtual reality technology improvement. However, the ANOVA result shows that the way we positioned a real and virtual target (layout) is affecting the accuracy of estimation, F(5,45) = 7.285 and p < .05, while, the parallax also has effect on the accuracy of distance estimation F(2,18) = 4.934 and p = 0.02."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Novitasari R.
"Manusia cenderung tidak sensitif pada jarak temporal yang lebih jauh (370 hari) ketika pembandingnya adalah jarak yang cukup jauh (365 hari) atau disebut dengan temporal discounting (Thaler, 1981). Memadukan kecenderungan tersebut dengan Construal Level Theory (Trope & Liberman, 2010), penelitian ini melihat pengaruh jarak spasial terhadap sensitivitas akan jarak temporal. Melalui Studi 1 terbukti bahwa jarak spasial jauh mengurangi sensitivitas terhadap jarak temporal. Di sisi lain, persepsi individu akan jarak temporal dipengaruhi oleh selfconstrual (Spassova & Lee, 2013). Maka, Studi 2 menguji efek moderasi selfconstrual pada hubungan antara jarak spasial dengan sensitivitas akan jarak temporal. Sesuai dengan prediksi, self-construal terbukti memoderasi hubungan jarak spasial dengan sensitivitas akan jarak temporal. Individu dengan self-construal interdependen memiliki sensitivitas temporal yang lebih tinggi daripada individu dengan selfconstrual independen, dalam jarak spasial jauh.

People less sensitive to further temporal distance (370 days) when the comparison to far time (365 days), known as temporal discounting (Thaler, 1981). , On the basis of this notion and on Construal Level Theory (Trope & Liberman, 2010), Study 1 examines the influence of spatial distance to sensitivity of temporal distance. As predicted, the result shows that spatial distance decreases sensitivity to temporal distance. Nevertheless, people perception of temporal distance is influenced by selfconstrual (Spassova & Lee, 2013). Studi 2 examines the moderation effect of selfconstrual on the relationship between spatial distance and sensitivity to temporal distance. As predicted, self-construal moderate the relationship between spastial distance and sensitivity to temporal distance. Interdependent self-construal has higher sensitivity to temporal distance than independent, on distal spatial distance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Syifa Agatha
"Mahasiswa keperawatan di masa pandemi COVID-19 mengalami transisi kegiatan pembelajaran tatap muka yang beralih ke pembelajaran jarak jauh. Perubahan pembelajaran ini membuat fleksibilitas waktu mahasiswa terhadap tidur juga berbeda tiap individu. Penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dengan metode cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efektivitas pembelajaran jarak jauh dengan kualitas tidur mahasiswa keperawatan pada masa pandemi COVID-19. Jumlah responden sebanyak 84 orang Mahasiswa Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2019-2021 yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index dan instrumen efektivitas pembelajaran jarak jauh yang dimodifikasi dari penelitian Hung, et al. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan efektivitas pembelajaran jarak jauh yang cukup efektif. Selanjutnya hasil uji t independen menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara efektivitas pembelajaran jarak jauh dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan (P=0.389, a=0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi faktor lain yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran jarak jauh dan kualitas tidur.

Nursing students during the COVID-19 pandemic experienced a transition from face-to-face learning activities to distance learning. This learning change makes students' time flexibility to sleep different for each individual. This dedescriptive correlational quantitative research with cross sectional design method aims to identify the relationship between the effectiveness of distance learning and the sleep quality of nursing students during the COVID-19 pandemic. The number of respondents was 84 undergraduate students of the Faculty of Nursing, University of Indonesia, class 2019-2021 who were selected using a stratified random sampling technique. The instrument used is the Pittsburgh Sleep Quality Index and the effectiveness of distance learning which was modified from the research of Hung, et al. The results showed that the majority of respondents had poor sleep quality and the effectiveness of distance learning was quite effective. Furthermore, the results of the independent t test showed that there was no significant relationship between the effectiveness of distance learning and sleep quality in nursing students (P=0.389, a=0.05). Future research is expected to identify other factors related to the effectiveness of distance learning and sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Diah Tjandrawati
1985
S2144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine
"Remaja dalam menyongsong masa depannya. memeriukan pendampingan dari orang-orang yang iebih tua dan berpengalaman. Pendampingan diperlukan remaja untuk mengarahkan keinginan dan cita-cita mereka secara optimal. Program bantuan seperti itu, telah diberikan di Sekoiah Menengah Umum, yang dikenal dengan program Bimbingan dan Konseling. Namun. dan penelitian terdahulu dan hasil wawancara singkat pada beberapa siswa SMU, dirasakan keberadaan program yang penting ini, tidak begitu mendapatkan perhatian siswa. Oleh karena itu, peneliti hendak mengetahui bagaimana siswa mempersepsikan program BK sesungguhnya. Dalam peneletian ini juga akan dilihat perbedaan yang muncul antar kelompok jurusan program studi IPA dan IPS serta antar kelompok konsep diri tinggi dan rendah pada aspek kemampuan fisik. aspek daya tarik penampilan, aspek hubungan sosial dan aspek kemampuan dalam mata pelajaran sekoiah. Penelitian dilakukan pada 80 siswa/i SMU, yang duduk di kelas 111 dan sudah mendapalkan program BK selama dua tahun. Pengambrlan data dilakukan dengan penyebaran kuesloner. bertipe skala Liked.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMU mempersepsikan program BK panting dan bermanfaat, namun dalam pelaksanaannya program ini masih kurang diberikan eecara menarik, sehingga adakalanya menyebabkan srsvra metasa bosan dan mengantuk. Berdasarkan jurosan program studi, ditemukan perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap manfaat BK dan pelaksanaan BK di sekolah. Namun, dalam persepsi tentang peranan BK di bidang bimbingan ptibadi-sosial, bimbingan belajar dan bimbingan kanr, tidak ditemukan adanya perbedaan yang slgnifikan.
Berdasarkan konsep dm, ditemukan tidak adanya pedtedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap program BK antar kelompok konsep din tinggi dan rendah dalam aspek kemampuan fisik. Dalam ketlga aspek konsep din lainnya, yaHu aspek daya tank penampilan, aspek hubungan sosial dan aspek kemampuan daiam mata pelajaian sekolah, tidak ditemukan perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap guru pembimbing BK, dan peranan BK dalam kehidupan siswa d, bidang bimbingan pnbadi-sosial dan bidang bimbingan beiajar. Walaupun daiam ketiga aspek tersebut, ditemukan juga ada perbedaan yang slgnifikan pada persepsi siswa terhadap manfaat BK, metode pelaksanaan BK dan peranan BK di bidang bimbingan karir."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ali Nina Liche Seniati
"Dalam situasi bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada organisasi. Allen dan Mayer (1990) menyatakan bahwa komitmen pada organisasi merupakan suatu bentuk keikatan karyawan pada organisasi yang ditampilkan dalam komponen komitmen afektif, komitmen rasional serta komitmen normative.
Dari beberapa penelitian terbukti bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap komitmen karyawan pada organiasi. Dalam penelitian ini akan dilihat sumbangan pengelolaan sumber daya manusia sebagai salah satu bentuk pengalaman kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi. Yang dimaksud dengan pengelolaan sumber daya manusia adalah serangkaian proses, aplikasi dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan aktualisasi sumber daya manusia dalam rangka mengoptimalkan performa dan kontribusi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumbangan yang akan dilihat adalah sumbangan pengelolaan sumber daya manusia dalam bentuk persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia serta diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Secara khusus pengelolaan sumber daya manusia akan dilihat dari fungsi pengelolaan pengembangan karyawan, pengelolaan penilaian karya serta pengelolaan hubungan kerja.
Penelitian dilakukan terhadap 288 responden yang telah bekerja minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun; memiliki latar belakang pendidikan minimal SLTA; bukan anggota keluarga atau teman dekat pemiliki, direksi ataupun komisaris perusahaan; berasal dari bnerbagai bidang kerja dan jabatan, serta merupakan karyawan dari perusahaan kelas menengah yang memiliki bagian sumber daya manusia maupun bagian personalia saja.
Berdasarkan hasil pengelolaan data terlihat bahwa komitmen karyawan pada organisasi berada pada derajat cukup tinggi. Jika dilihat dari komponen terlihat bahwa komitmen afektif berada pada derajat cukup tinggi, komitmen rasional berada pada derajat rendah, sedangkan derajat normative berada pada derajat agak tinggi. Harapan karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong tinggi, persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong rendah, sehingga diskrepansi antara harapan dan persepsii karyawan tergolong besar. Jika diurutkan, fungsi pengelolaan pengembangan karyawan dinilai paling tinggi, diikuti dengan fungsi penilaian karya, dan yang dinilai paling rendah adlah fungsi pengelolaan hubungan kerja.
Berdasarkan hasil analisa regresi berganda ditemukan beberapa hal:
a. Yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi antara harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia.
b. Jika dilihat dari masing-masing fungsi pengelolaan sumber daya manusia terlihat bahwa yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan penilaian karya dan pengelolaan pengembangan karyawan
c. Ada perbedaan skor komitmen organisasi dan skor persepsi karyawan atas penglolaan sumber daya manusia yang bermakna berdasarkan beberapa karakteristik personal responden dan karakteristik perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T38185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Suprihatini
"Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai potensi untuk maju kearah modernisasi. Namun untuk mewujudkan negara yang dicita-citakan, banyak faktor-faktor yang menghambat misalnya: masalah pendidikan, ekonomi, sikap mental, masalah integrasi dengan lain penduduk, juga masalah bangsa yang beraneka warna. Dampak dari faktor-faktor diatas sangat terasa khususnya di dalam pembangunan di tingkat daerah.
Dalam masyarakat multimajemuk sebagaimana yang ada di Indonesia, interaksi sosial yang terjadi sering menimbulkan adanya ketegangan, pertentangan atau konflik. Apabila kondisi demikian ini tidak dicari jalan pemecahannya, niscaya integritas sebagai salah satu indikator untuk menuju pada tingkat modernisasi sulit dapat terwujud.
Sebagai responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa Nasional, masyarakat Jawa Islam, dan masyarakat Jawa Samin. Namun fokus penelitian lebih ditujukan kepada masyarakat Samin, dikarenakan adanya berbagai "Cap" yang diberikan oleh masyarakat luar kepada masyarakat Samin. Karena adanya berbagai "Cap" atau "label" pada masyarakat Samin, dalam penelitian ini ingin diketahui stereotip masing-masing kelompok terhadap kelompok lainnya; pendapat masing - masing kelompok mengenai jarak sosial diantara mereka; faktor-faktor yang mempengaruhi stereotip dan jarak sosial, dan ada tidaknya hubungan antara stereotip dan jarak sosial.
Berdasarkan observasi serta melihat kondisi masyarakat yang akan diteliti dimana mayoritas masyarakatnya berpendidikan rendah, memiliki adat istiadat dan nilai budaya yang berbeda, maka digunakan jenis penelitian yang sesuai yaitu metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan wawancara tak berstruktur dan mendalam terhadap informan non -Formal yang mempunyai peranan dan pengaruh pada warga desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa interaksi antara ketiga kelompok masyarakat tersebut diwarnai aleh adanya stereotip, rasa curiga dan etnasentris. stereotip - stereotip ini ternyata juga mempengaruhi jarak sosial diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut. Dalam arti keterdekatan hubungan atau penerimaan kelompok luar untuk menjadi anggauta kelompoknya secara tidak langsung disebabkan karena stereotip yang telah lama ada. Meskipun stereotip positip banyak diberikan kepada masyarakat Samin, namun hal ini tidak mempengaruhi keberhasilan komunikasi atau lebih jauh lagi keberhasilan program pembangunan. Hal ini disebabkan masing-masing kelompok kurang atau tidak mau memahami budaya kelompok lainnya, mempunyai persepsi yang berbeda, merasa lebih "superior" daripada kelompok lainnya.
Adanya stereotip dan jarak sosial juga menimbulkan adanya "jarak" yang cukup lebar diantara mereka, dalam arti jarak yang mengarah kepada ketidakintiman hubungan diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut . Dari hasil analisa, nampaknya masalah "agama" merupakan masalah utama, disamping masalah sikap, perilaku, Bahasa, pendidikan, adat istiadat, sistem nilai, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan persepsi yang mempengaruhi adanya stereotip dan jarak sosial. Dampak dari adanya stereotip dan jarak sosial mengakibatkan adanya pertentangan diantara ketiga kelompok masyarakat tersebut.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi S. Kahar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan karyawan dan masyarakat tentang kebijakan perubahan organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pandangan antara karyawan dan masyarakat terkait dengan perubahan tersebut serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat bagi organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina.
Untuk menganalisis permasalahan tersebut metodologi yang digunakan adalah dengan teknik deskriptif dan uji statistik. Metode deskriptif dilakukan dengan Cara mendeskripsikan item-item pernyataan dalam kuesioner berdasarkan tanggapan responden. Sedangkan untuk uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t, yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pandangan karyawan tentang kebijakan perubahan organisasi. Sampel penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 43 orang karyawan dan 43 orang masyarakat yang diambil dengan teknik simple random sampling.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa secara umum perubahan organisasi dari direktorat MPS menjadi BP Migas menghasilkan tanggapan yang cukup baik, terutama menyangkut adanya inovasi, efektivitas dan ef isiensi, produktivitas, daya tanggap terhadap situasi eksternal, kreativitas karyawan, penerapan strategi, perbaikan proses bisnis, pengembangan sistem organisasi dan tingkat pelayanan. Namun, mengenai masalah margin keuntungan, antisipasi terhadap situasi bisnis yang tidak pasti dan kerjasama antarkaryawan dinilai belum berjalan secara optimal. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara karyawan dengan masyarakat mengenai perubahan kebijakan di Direktorat MPS Pertamina. Sementara itu mengenai strategi perngembangan yang dilakukan oleh Direktorat MPS Pertamina adalah dengan proses konsultasi pembentukan tim kerja yang solid.
Terkait dengan hasil penelitian tersebut sebaiknya BP Migas mulai menyusun perencanaan organisasi dengan perencanaan yang matang dan menipertimbangkan aspek kemampuan pegawai, mendesain proses bisnis dengan mempertimbangkan aspek eksternal yang mengacu kepada kompetensi intinya di bidang perminyakan, mcminta bantuan konsultan agar pelaksanaan proses konsultasi lebih terarah dan perlunya dibentuk tim kerja yang didasari kebutuhan di organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>