Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121077 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangi Faridha Asiz
"Gated community merupakan contoh penyegregasian yang terjadi dalam skala urban. Area perumahan yang memisahkan dan mengelompokan diri dari lingkungan sekitar ini menimbulkan permasalahan yang tak hanya berdampak bagi perkotaan namun juga juga turut memberi pengaruh ke lingkungan sosial. Penyegregasian ini berdampak terhadap terpecah-pecahnya ruang urban perkotaan yang seharusnya dapat dinikmati oleh publik. Selain itu pemisahan kelompok berdasarkan kelas-kelas sosial ini juga meningkatkan kesenjangan sosial serta meminimumkan interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa itu Gated community dan bagaimana Gated Community dapat tumbuh kembang di perkotaan. Terdapat beberapa factor yang diduga menjadi penyebab tumbuhnya gated community, akan tetapi latar belakang penyebab tumbuhnya gated community di tiap negara ternyata berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan gated community yang ada di Indonesia? Hal ini akan dibahas dengan mengambil beberapa perumahan yang setipe dengan gated community sebagai kajian studi Kasus.
Gated community tumbuh sebagai dampak dari perkembangan kota. Kota yang semakin tak bersahabat memaksa segelintir orang untuk pindah ke area suburban yang dianggap memiliki kualitas daerah yang lebih baik bagi hunian. Namun, ternyata ada faktor lain di luar hal itu yang juga turut mempengaruhi. Hal itu adalah gaya hidup manusia itu sendiri. Perkembangan peradaban membuat manusia kini tak lagi banyak berhubungan dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Kehidupannya lebih banyak dipenuhi oleh aktivitas dan pekerjaan. Hingga akhirnya kebutuhan akan hunian saat ini tak lagi dianggap hanya sebagai tempat bernaung atau mencari perlindungan, akan tetapi juga sebagai sarana untuk ?menyendiri dan menunjukan diri? terhadap sekitarnya.
Hal ini kini tercermin dalam bentuk penyegregasian pola permukiman. Golongan mampu lebih memilih untuk tinggal dalam ?kantung? pemukiman ketimbang tinggal di tengah permukiman penduduk. Oleh karenya hal ini memang tak terelakan mengingat gated community saat ini telah menjadi kebutuhan. Namun sebenarnya terdapat beberapa desain gated community yang lebih ?ramah? bagi lingkungan sekitar, oleh karenanya dibutuhkan pengajian dan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Gated community is one of examples of urban scale segregation. Housing area which segregate them self from environment making any problems which are not causing cities only but also gives any problem to the social environment. This segregation impact the urban space which is devided it into many enclaves and make it secluded from public. In addition, the group based on social classes separation also increase social discrepancy and decrease social interaction between another in society.
The purpose of this writing is want to know what is gated community and how it can growcup in cities. There are several factors which is estimated as the cause of the gated community?s growing in cities. But, the background of gated community?s cause in each country is different. And then, how about the gated community in Indonesia? This question will be answeres by taking several housing which are typicalwith gated community as case studies.
Gated community?s growth is appear as an impact of city?s development. The city which is more and more unfriendly, forcing some people to move to suburban area which is known as a better place to live. But, there is another factor that also influence its growth. That is lifestyle of the human it self. The growing of human civilization make them having not relation anymore with their environment. Now, The city?s people life is much more loaded by jobs and activities. So then, the necessity of dwelling is not guessed as a place for shelter only, but also as tools for ?separated and show up? them self to their environments.
The attitude of ?separated and showing up? of human it self, now is seemed in a form of segregation in settlement pattern. Actually, remembering that gated community is now has changed as a necessity, this phenomenon is unavoidable. But actually, there are several design that can become more ?friendly? for the environment, so that the research and examination about the good design of gated community still needed.
"
2008
S48427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2002
R 363.5 TIM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Asmara Permana
"ABSTRAK
Gated community merupakan salah satu fenomena global mengenai pemukiman di daerah perkotaan dan sekitarnya. Namun perumahan gated community hanya dihuni oleh masyarakat kelas menengah ke atas sehingga semakin mencerminkan kesenjangan sosial. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana distingsi masyarakat kelas menengah dalam gated community dengan tinggal di dalamnya. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Hasil temuan menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah melakukan distingsi di dalam gated community untuk menekankan posisi sosial mereka. Penghuni memiliki habitus sebagai pekerja yang sibuk dari pagi sampai malam sehingga harus meninggalkan keluarganya di rumah. Penghuni juga memiliki modal untuk digunakan dalam arena sosial yaitu modal budaya dengan memiliki pendidikan tinggi, modal ekonomi dengan memiliki pekerjaan dan kepemilikan unit rumah, modal sosial sebagai anggota dalam ikatan perumahan, dan modal simbolik dengan identitas mereka sebagai penghuni gated community. Penghuni melakukan distingsi dalam arena sosial dengan habitus dan modal yang mereka miliki untuk menegaskan posisi kelas sosial mereka sebagai kelas menengah.

ABSTRACT
Gated community is one of global phenomenon about housing in urban area and its surrounding area. But gated community is only inhabited by upper middle class that increasingly reflect social inequalities. This study aims to explain how the distinction of middle class by living in it. The research approach in this study is qualitative approach.
The findings show that middle class do their distinction in gated community to emphasize their social position. Occupants have their habitus as busy worker that work from morning till night so had to leave their family at home. Occupants also have capitals to be used in social arena including cultural capital as highly educated person, economic capital as a worker and home ownership, social capital as a member of housing group, and symbolic capital as a resident of gated community. Occupants do their distinction in social arena with their habitus and capital to assert their class as middle social class.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius
"ABSTRAK
Kawasan permukiman yang berkembang saat ini dan diminati merupakan kawasan berupa mirip Komunitas Tergerbang. Komunitas tergerbang yang diperkenalkan di Amerika saat ini yang mendapat banyak kritik dari para perancang kota, karena menimbulkan segregasi dan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor.
Komunitas tergerbang merupakan lingkungan pemukiman yang fisiknya sama seperti lingkungan perumahan pada umumnya namun hak kepemilikan atas segala yang terdapat di dalam komunitas milik komunitas tersebut. Perumahan di Indonesia yang dibangun khususnya di daerah Tangerang, memenuhi peraturan pemberian fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa jalan ke pemerintah sehingga tidak dapat disebut sebagai komunitas tergerbang. Perumahan di Indonesia melakukan pembatasan hanya pada rumahnya sedangkan fasilitas umum dan fasilitas sosial berada di luar pagar. Sehingga istilah komunitas tergerbang di Indonesia sebenarnya sangat jauh dari komunitas tergerbang yang sebenarnya, walaupun ada komunitas tergerbang di Indonesia yang sesungguhnya. Komunitas tergerbang yang sebenarnya seharusnya adalah berbentuk sama seperti apartemen dengan hak milik privat tapi berupa lahan horizontal. Masalah yang ditimbulkan oleh komunitas tergerbang di Indonesia adalah permeabilitas dari sebuah kota bukan segregasi.

ABSTRAK
Housing project development like Gated Community is attract people today. Gated Community promising security and prestige to its resident. Gated Community is housing development from America which got many critics from urban planner because Gated Community makes segregation and increasement of automobile usage.
Gated Community basically is neighborhood but every facilities inside this community is private. Housing development by private developer used to give a part of their land as a responsibility to government as written on Indonesian regulation. That housing development can not be longer called gated community, yet developer in Indonesia not privatize its facilities, so strangers from outside the community can access and use facilities together with private residents. The term Gated Community in Indonesia provides misleading definition from Blakely and Snyder theory about Gated Community. Gated Community should be like an a horizontal apartment. Gated Community in Indonesia is not about segregation but permeability of the city.
"
2016
S64216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Lestari Olivia
"ABSTRAK
Gated Community adalah area yang dikelilingi oleh penghalang fisik berupa dinding, pagar atau lanskap pada area tempat tinggal pribadi, jalan, trotoar, dan fasilitas di dalamnya. Batasan tersebut berperan dalam menjaga keamanan dan membatasi akses umum untuk masuk. Sehingga mencegah non-penghuni dapat menembus dan membuat intervensi di dalamnya. Setiap gated community mempunyai karakteristik berbeda-beda yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan dan keadaan sosial masyarakat di daerah tersebut. Kota Wisata merupakan bentuk gated community yang berkonsep wisata. Pengaruh konsep ini menyebabkan batasan yang dimiliki perumahan Kota Wisata menjadi gagal dalam membatasi dan melarang akses publik untuk masuk. Hal ini juga berpengaruh pada pembentukan fasilitas publik yang dapat digunakan secara umum oleh masyarakat luar Kota Wisata. Tujuan skripsi ini adalah untuk menelusuri implikasi spasial dan sosial dari penerapan gated community pada perumahan dengan konsep berwisata pada Perumahan Kota Wisata.

ABSTRACT
Gated community is an area surrounded by physical boundaries such as walls, fence or landscape in private housing area, street, sidewalk and other facilities. The boundaries are used for keeping security and limiting entrance for public access to prevent from non-residents or stranger come through that causes intervention. Each gated community has various characterisctics whose backgrounds are from culture and social environment. Kota Wisata is gated community with tourism concept. This concept causes the boundaries inside Kota Wisata fail to work which are limiting and prohibiting public access to come. This concept also influences the forming of public facilities that are accessible for people who do not dwell in Kota Wisata. The purpose of this thesis is to figure out spatial and social implication from gated community implementation in private housing with tourism concept in Kota Wisata residence."
Universitas Indonesia,. Fakultas Teknik, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Rembulan Kinasih
"Kriminalitas menjadi salah satu permasalahan kota yang tak dapat dihindari. Hal inilah yang kemudian memicu inisiatif warga komunitas non-gated untuk menerapkan portal dan gerbang yang biasanya dilakukan oleh gated community di kawasan perumahannya. Penerapan portal dan gerbang yang ada dalam gated community sejatinya akan berbeda dengan kawasan yang sejak awal dirancang sebagai perumahan terbuka. Lingkungan sosial kedua komunitas ini, gated dan non-gated tentunya juga menjadi faktor pembeda. Oleh karena itu, kajian ini akan berfokus pada bagai mana kemudian non-gated community ini mendapatkan rasa aman yang mungkin dipengaruhi oleh sistem gated community yang kian makin marak terjadi maupun faktor penentu lainnya. Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat membuka wawasan mengenai bagai mana faktor spasial dapat ikut serta dalam meminimalisir kriminalitas.

Crime is one of the urban problems that happens often. It triggers the non-gated community to take an initiative in making changes in their residential areas. Portals and gates are implemented on their private road. However, their presence in a gated community will be different in an area that was originally designed as an open housing complex. Based on different types of community, gated and non-gated, neighborhood aspect will determine their distinctive in using portals and gated. Therefore, this study will focus on how this non-gated community gets a sense of security which may be influenced by gated community and other determinants. Hopefully, this study can open the knowledge about how spatial factors can participate in minimizing crime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Puji Sulystio Handayani
"Fenomena perubahan fungsi jalan di kawasan shopping street merupakan suatu fenomena baru yang diterapkan dalam penataan kawasan perbelanjaan. Perubahan fungsi jalan dari jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor menjadi jalur khusus pedestrian ini lahir dari tuntutan kebutuhan manusia terhadap kawasan perbelanjaan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah karena menurunannya kualitas lingkungan di kawasan perbelanjaan, dan karena area parkir yang tidak memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam menampung pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.
Fenomena pembahan fungsi jalan di lcawasan perbelanjaan ini membawa keuntungan bagi berbagai pihak, baik pengunjung, penjual, masyarakat sekitar maupun pemerintah sendiri terutarna karna menciptakan pengaturan sirkulasi yang lebih baik, menghidupkan perekonomian kawasan setempat, serta meningkatkan kualitas kondisi lingkungan fisik dan sosial. Hanya saja untuk menawarkan suatu ide baru yang membawa konsekuensi perubahan kultur dan kebiasaan dalam masyarakat tidaklah mudah. Maka sebelumnya diperlukan sosialisasi kepada masyarakat, agar mereka dapat memahami dan mendukung salah satu program pemerintah ini, dan juga kesiapan serta kesatuan antara pemerintah dan masyarakat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Nur Fadhilah
"Mencegah dan bertahan merupakan dua bentuk upaya manusia dalam melindungi diri maupun harta benda yang dimiliki. Begitu pula dengan mereka yang tinggal dalam hunian yang berada di dalam non-gated community. Ketiadaan fasilitas pengamanan yang diberikan oleh kawasan membuat hunian dalam nongated community membutuhkan sebuah desain hunian yang tidak hanya mampu mendukung aktivitas penghuninya, namun juga menghadirkan ruang berlindung dari ancaman tindak kejahatan yang sewaktu-waktu mungkin datang. Berdasarkan sebab-sebab yang mendasari kecenderungan pelaku tindak kejahatan dalam memilih target, didapat lima prinsip desain arsitektur yang berfungsi melindungi penghuni yakni menutup kesempatan terjadinya tindak kejahatan. Kelima prinsip tersebut berupa desain dengan penegasan batas teritori secara jelas (territoriality), desain yang menghadirkan upaya pengawasan (surveillance), desain yang menghadirkan pengontrolan akses (control access), desain yang memberikan kesan positif dan terawat melalui pengelolaan area teritori hunian (image and maintenance), serta lokasi hunian terhadap area disekitarnya (milieu/safe area). Kemudian, dalam menghadirkan desain arsitektur preventif yang tepat guna, dibutuhkan pemahaman mengenai permasalahan/titik kelemahan target, karakter masing-masing prinsip desain, dan kemungkinan terjadinya keterbatasan efektivitas desain terhadap waktu.

Prevent and survive are the two forms of human?s effort to protect themselves and their property. So does with the people who live in unprotected residential area (non-gated community). The absence of security facilities (that provided by a residential area manager) makes the residents need more than a design that able to support resident's activities, but also a design that could protect them from the threat of crime. Based on the causes of criminal's tendency in selecting target, there are five principles of architectural protection strategy which have function to block, to prevent residents from the crime opportunity. The five principles are: design with a clear assertion of territorial boundaries (territoriality), design that supports surveillance activity (surveillance), design that creates control of the access (access control), design that creates a positive, a well-maintained image to an outsider through the territoriality maintenance of the building (image and maintenance), and the residential location from its surrounding (milieu/safe area). Thus, in order to get an effective architectural preventive design, it needs a comprehensive understanding of the problem (the cause that creates crime opportunity), the character of each principle, and the possibility of limited design effectiveness due to the environmental changes over time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah febrina
"Rumah selalu menjadi kebutuhan primer dari seluruh manusia, sehingga diharapkan setiap masyarakat nantinya memiliki rumah untuk mereka bernaung. Beberapa tahun kebelakang, gated community atau perumahan bergerbang mulai menjadi salah satu tipe pilihan rumah yang paling digemari oleh masyarakat karena penawaran keamanan serta fasilitas yang lebih baik, namun dengan harga yang lebih mahal. Pengelompokkan golongan berdasarkan kelas sosialnya dan pembatasan ruang untuk orang-orang tertentu selalu menjadi salah satu dampak yang dikhawatirkan muncul ketika banyak gated community dibangun. Selain itu, kurangnya interaksi antar individu karena pembatasan ruang juga akan berdampak untuk suatu kota. Sehingga penulisan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe gated community dan perbedaan diantaranya serta keterbukaan penghuni maupun non-penghuni dari tiap tipe gated community tersebut. Pada penulisan ini akan diambil dua tipe area perumahan yang merupakan gated community, yaitu perumnas Depok I dan cluster anggrek 3, grand depok city. Terlihat bahwa kedua perumahan merupakan jenis gated community yang berbeda namun yang membedakan hanya keamanan pada pintu gerbang cluster yang lebih ketat. Untuk yang lain, seperti masalah fasilitas dan infrastruktur, keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Apabila dilihat dari keterbukaannya, rumah yang berada di dalam gated community anggrek 3 hanya diisi oleh orang dengan kelas sosial menengah ke atas serta keterbukaan terhadap publik yang sangat terbatas dibandingkan perumnas yang lebih beragam serta masih sangat terbuka untuk publik di waktu tertentu.

House has always been a primary need for all human beings, so it's every human right to have shelter for themselves. In the past few years, gated communities have become one of the most popular housing options because they offer better security and facilities even though at a higher price. It separates people based on their social classes and space restrictions for some people. In addition, the lack of interaction between individuals due to space restrictions is another impact. So that this writing is done to know the types of gated communities and the differences between them as well as the affordability of residents' and non-residents' of gated communities. Writer chooses two types of gated communities, Perumnas Depok I and Cluster Anggrek 3, Grand Depok City. The two housing estates are different types of gated communities, but the main distinguishes the tighter security at the cluster Anggrek 3 gate. The others, such as facilities and infrastructure, do not have significant differences. Based on the openness, the houses within the gated community of Anggrek 3 are only filled with people from middle to upper social classes, and access to the public is very limited compared to perumnas which are more diverse and are still very open to the public at certain times."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya
"Tahap desain adalah tahapan penting untuk proses pembangunan sebuah proyek konstruksi. Salah satu dasar penentuan apakah sebuah rencana pembangunan proyek dapat berjalan atau tidaknya dapat dinilai berdasarkan nilai ekonomis bangunan. Dalam tahap desain, diperlukan sebuah rupa untuk metode atau alternatif agar desain sebuah proyek konstruksi dapat menjadi seefektif mungkin tanpa mengurangi kekuatan sebuah bangunan secara struktur sehingga dapat menghasilkan nilai harga proyek yang paling ekonomis. Pada penelitian ini studi kasus yang digunakan adalah bangunan showroom karena dianggap mampu mewakili bangunan low rise dengan komponen struktur atas tipikal yaitu kolom, balok, dan pelat menggunakan material beton konvensional. Salah satu cara untuk mendapatkan biaya yang ekonomis adalah dengan melakukan efisiensi balok anak dan/atau memodifikasi ketebalan pelat sehingga dapat menurunkan biaya proyek. Penelitian ini dilakukan melalui pemodelan ETABS untuk struktur dan desain bangunan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan biaya konstruksi struktur bangunan.

Designing process is a crucial step in order to plan a construction project. One determining basic to help whether a construction plan is going to work according to plan or not can be judged by it’s economical value of the building project. For designing process, a model is needed to become a method of finding alternative so a project design can be as effective as possible without decreasing the building’s structural strength and so it can offer a cheaper cost or in other word is more economical. In this research, a showroom office is used as it is considered representative of low rise buildings with typical structural components which are columns, beams, and slab using conventional reinforced concrete material. One way to achieve economical project cost is to make secondary beam/joist uses reduced or in other words, more efficiently, and/or with modifying sab thickness so that it woud reduce project cost. This research used ETABS modelling software to observe the building’s structural and design aspects. Subsequently it’s structural components will be calculated in order to obtain project cost

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>