Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baitil Atiq
"Demam merupakan manifestasi klinis yang sering muncul pada berbagai kondisi sebagai respon inflamasi. Pada anak, demam merupakan salah satu hal yang menjadi sumber kecemasan orangtua. Kecemasan tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orangtua mengenai demam yang akhirnya memicu orangtua untuk melakukan tindakan yang cenderung berlebihan untuk mengatasi demam pada anak, salah satunya dengan memberi antipiretik sebelum berobat ke dokter. Pada orangtua, pekerjaan merupakan lingkungan yang cukup berpengaruh dalam perilakunya sehari-hari. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk membantu upaya edukasi orangtua mengenai penggunaan antipiretik.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan pekerjaan orangtua.
Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode seksi silang menggunakan kuesioner terancang. Sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling.
Hasil dan kesimpulan: tidak terdapat perbedaan gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua mengenai pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat pada orangtua dengan jenis pekerjaan yang berbeda, sebagian besar orangtua dari setiap jenis pekerjaan memberikan antipiretik pada anak sebelum berobat.

Fever is a common clinical manifestation for many conditions resulting from inflammatory response. When it comes to children, fever is one of many reasons of parents? anxiety. The anxiety is mostly developed due to the parents? lack of knowledge about fever and results in overreacting to treat the fever, by giving the child antipyretics before seeing the family physician. For adults, including the parents, occupation is one of the most influential environment for their knowledge and behavior. Therefore, the objective of this study is assisting parental education program regarding the use of antipyretics.
Objective: to know the parental knowledge and behavior in giving antipyretics to the children before having medical advice based on parents? occupations.
Methods: This research is a descriptive study , questionnaires filled by patients? parents who came to Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM during May 2009.
Result and Conclusion: There is no differences of parental knowledge and behavior in giving antipyretics to children between parents with various occupations. Most of the parents give antipyretics to their children before having medical advice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uyun Mufaza
"Pengetahuan dan Perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sangat mencerminkan bagaimana dalam tatalaksana sehari-hari Pemberian antipiretik pada anak dengan demam, sering dilakukan sendiri oleh orang tuanya. Walaupun masih ada yang memberikannya dengan indikasi dan cara yang kurang tepat. Semua jenis antipiretik mempunyai efek samping oleh sebab itu, perlu diberikan informasi yang jelas tentang cara penggunaannya pada merekaTujuan: penelituan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat sosio-ekonomi, yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian deskriptif ini dengan desain cross sectional yang dilakukan pada orangtua pasien yang datang ke Poliklinik Umum Ilmu Kesehatan Anak, RS.Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada Mei 2009. Hasil: Pada penelitian ini ditemukan masih banyak juga indikasi pemberian antipiretik cenderung berlebihan bahkan diberikan pada suhu tubuh yang masih normal. Responden dengan tingkat sosio-ekonomi rendah menengah dan tinggi juga memperlihatkan persentase yang sama dalam penggunaan antipiritek dalam kehidupan sehari-hari. Antipiritek yang sering digunakan adalah asetaminofen. Sumber informasi penggunaan antipiretik terbanyak dari dokter. Kesimpulan: Frekuensi penggunaan antipiretik sudah benar dan dosis yangdiberikan juga sudah mengikuti dosis takar obat. Antipiretik yang sering digunakan adalah asetaminofen karena mudah didapat dan harga murah. Penggunaan antipiritek terutama didapat dari informasi tenaga medis maka diharapkan tenaga medis yang memberikan pelayanan primer memberikan informasi dengan tepat.

Fever has been a problem since long time age. It often causes a phobia to parents so that they often give antipyretic to febrile children without knowing the cause of the fever. Parents knowledge behavior also tape part in the giving of antipyretic to febrile children. There are still many parents who give antipyretics without knowing proper indication. Therefore, information about antipyretics needs to be given to them. Objective : This study is aimed to give the description about parents knowledge and behaviour in giving antipyretics to febrile children based on parents socio-economy level in order to rasionalize the giving of antipyretics to febrile children. Method : This study is a descriptive study whose design is cross sectional done by giving questionaire to parents whose children are patients at general polyclinic in pediatric health care department cipto mangunkusumo hospital in june 2009. Results : This study reveals that there aise still many parents who give antipyretic improperly. Responden who is in middle and high socio-economy level shows the same percentage in the use of antipyretics. The most common antipyretics used by parents is asetaminophen and most parents get the information about antipyretics from their doctors. Conclusion : The most common antipyretics used by parents is asetaminophen because it’s cheap and available everywhere most parents get the information about antipyretics from their doctors so the doctor expected to give the right information about antipyretics to the parents."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Asmara Jannati
"Pengetahuan dan perilaku merupakan interaksi dari berbagai faktor. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pendidikan, maupun dari informasi lingkungan sekitar dan media. Pengetahuan orangtua yang berbeda satu sama lain menimbulkan perilaku yang berbeda dalam menghadapi demam anak. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik kepada anak sebelum pergi mencari pertolongan di pelayanan kesehatan. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif yakni dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi langsung oleh reponden. Data dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS ver. 16.0. Hasil dan kesimpulan: Sebagian besar orangtua tidak mengetahui kandungan/zat aktif, efek samping, dan tidak menghitung dosis antipiretik yang mereka berikan kepada anak. Penggunaan antipiretik sebagai tindakan pertama saat anak demam dilakukan oleh sebagian besar orangtua. Perilaku orangtua tersebut sebagian besar dilakukan oleh orangtua dengan tingkat pendidikan menengah diikuti dengan tingkat pendidikan tinggi dan terakhir oleh orangtua dengan tingkat pendidikan rendah.

Knowledge and behavior are resulted from several factors interacted to each other. Knowledge can be gained either from education, information from others, or the media. Differences of parents’ knowledge in handling febrile children result in the differences of parents’ behavior in handling them. Therefore, this research is conducted to know about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care. Objective: Being knowledgeable about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care related to the parents’ level of education that can be used as an effort to rationalize the use of antipyretics in children. Methods: This study is a descriptive study by using questionnaire answered by the respondents without any interventions. Data gained are handled by SPSS Ver. 16.0. Result and Conclusion: Most of the parents use antipyretics as soon as they find their children get fever, but most of them do not know about the active ingredients, side effects, and the proper dose of antipyretics that they give to their children. That parents’ behavior does by most of parents who is in middle level education followed by those who is in high education level and low education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Siti Wahyuandari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas keabsahan keputusan Rapat Pembina Yayasan atas
pemberhentian Pengurus dan/atau Pengawas Yayasan sebelum jangka waktunya
berakhir dan sejauhmana kewenangan serta tanggung jawab Notaris dalam
pembuatan aktanya. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan yuridis
empiris, dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Dalam
penerapannya penelitian ini merupakan penelitian problem focused yang
menghubungkan penelitian murni dengan penelitian terapan, yaitu permasalahan yang
diteliti didasarkan pada teori atau dilihat kaitannya antara teori dan praktek. Hasil
penelitian menyarankan perlunya sosialisasi lebih mendalam mengenai Undang-
Undang Yayasan kepada seluruh pihak yang terkait termasuk para penegak hukum,
secara khusus mengenai Rapat Pembina Yayasan agar keputusan yang dihasilkan
ataupun keputusan yang akan dinyatakan dalam akta Notaris tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Undang-Undang Yayasan. Pemahaman akan kuorum
kehadiran dan kuorum pengambilan keputusan yang sah dalam Rapat Pembina
Yayasan menjadi hal yang cukup krusial karena dapat berakibat suatu keputusan
Pembina atau Akta Notaris dinyatakan batal demi hukum oleh putusan pengadilan.
Meskipun yayasan adalah badan hukum nirlaba yang mempunyai maksud dan tujuan
bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang pengelolaannya selama ini
dilandasi dengan kebiasaan, sejak diberlakukannya Undang-Undang Yayasan,
yayasan dituntut untuk menjadi lembaga yang professional dan transparan, sehingga
perlu menerapkan prinsip good corporate governance dalam pengelolaannya,
sehingga yayasan di Indonesia dapat menjadi sebuah noble-industry sesuai dengan
maksud dan tujuan pendiriannya.

ABSTRACT
This thesis discusses the validity of the statement of Foundation Board of Directors
Meeting on the termination of Foundation’s Executive and/or Superintendent before
his term ends and the extent of authority and responsibility of the Notary in making a
notary deed. This research is normative and empirical juridical, with the approach of
legislation and approach to the concept. In its application, this research is a problem
focused research which linking purely research with applied research, meaning the
problems of the research based on the theory or seen relation between theory and
practice. The results suggest the need to socialize more about the Law Foundation to
all relevant parties, including law enforcement, especially on Board of Directors
Meeting so that the resulting decisions or the statement that will stated in the Notary
deed does not conflict with the Foundation’s Statute and the Law. Understanding of
the quorum and the quorum of legitimate decision-making in the Board of Directors
Meeting will be quite crucial because it can result that a decision of the Board of
Directors or the Notary Deed declared null and void by a court ruling. Although the
foundation is a non-profit legal entity which has the sole purpose that are social,
religious and humanitarian whose management has been based on the habits, since
the enactment of the Law Foundation, the foundation is required to become a
professional, transparent and accountable, so it is necessary to apply the principles of
good corporate governance in its management so that the foundation in Indonesia can
become a “noble-industry” in accordance with its purposes and objectives."
2013
T36131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Retno Daru Dewi
"Penelitian ini berfokus pada kemampuan mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Kajian Strategik Penanganan Narkoba UI 2008 dalam studi kasus menelaah faktor ? faktor penyebab relapse dan perubahannya pada korban penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif, menggali informasi dari 3 informan yang pernah mengalami relapse berulang. Lokasi Penelitian dilakukan pada UPT T&R BNN LIDO.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang residen yang mengalami relapse berulang, berada di UPT T&R BNN Lido, pernah mendapatkan relapse prevention. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Tambahan data didapatkan dari 5 SDM UPT T&R BNN Lido terdiri dari Dokter,Psikolog, Konselor,Petugas Religi (Muslim dan Kristen) dan 2 keluarga residen yaitu ibu dari residen RD dan VT. Analisis dilakukan dengan merujuk pada kerangka teori dan analis hasil lapangan.
Dari analisis terhadap hasil wawancara, disimpulkan bahwa 1) faktor-faktor Penyebab relapse dan perubahannya baik tingkah laku (behavior), sikap (attitude), pola pikir (tought) dan perasaan (feeling). yang dialami oleh seorang penyalahgunaan narkoba bersifat personal. 2) faktor external dari penyebab relapse ternyata lebih kuat pengaruhnya dari pada faktor internal 3) dukungan baik dari internal, khususnya SDM UPT T&R BNN Lido maupun external mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap resiko terjadinya relapse.

This study focuses on the ability of students Postgraduate Studies Study National Resilience Strategic Review Handling of Drug UI in 2008 in the case studies examine the factors - the causes of relapse and updates on the victims of drug abuse. This research, including research with a qualitative descriptive design, dig information from 3 informants who had experienced a relapse repeatedly. Research conducted at the location UPT T&R BNN LIDO.
Informants in this study consisted of 3 persons resident who experienced relapse repeatedly, in UPT T & R BNN Lido, ever get a relapse prevention. Collection of data is done with a depth interviews. Additional data obtained from 5 HR UPT T & R BNN Lido consists of the doctor, psychologist, Councelor, officers Religion (Muslim and Christian) and 2 family resident is the mother of the resident RD and VT. Analize of data is done with to refer to teori and analize result in oprasional.
From the analysis of the results of the interviews, concluded that 1) the factors that causes relapse and changes experienced in behavior (Behavior), attitude (attitude), paradigm (tought) and feeling (feeling) by a former trespasser area. 2) external factors of the causes of relapse was stronger influence on the internal factors, 3) support both from internal, particularly human resources UPT T & R BNN Lido and external influences have a high risk of relapse."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Munir
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1996
631.44 MOC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triadi RD
"Meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba suntik di dunia dan khususnya di Indonesia telah turut juga meningkatkan jumlah tahanan dan narapidana di RUTAN Klas I Jakarta Pusat. Intansi RUTAN yang seharusnya menjadi tempat sementara dalam proses sistem pidana terpadu dan tempat menjalani pidana justru mendapat permasalahan baru yakni penyalahgunaan narkoba suntik yang dinakan secara bergantian di kalangan tahanan dan narapidana sehingga bahaya yang ditimbulkannya sangat tinggi seperti penyebaran berbagai penyakit berbahaya seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan lainnya yang harus segera di tanggulangi.
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan tesis ini adalah bagaimana penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik di kalangan tahanan dan narapidana RUTAN Klas I Jakarta Pusat saat ini?, apa saja kendala-kendalanya? dan bagaimana jejaring kerjasama RUTAN Klas I Jakarta Pusat dengan pihak-pihak terkait dalam penanggulangan penggunaan narkoba suntik dikalangan tahanan dan narapidana saat ini?
Dari hasil penelitian yang dilakukan dihasilkan temuan bahwa penanggulangan narkoba suntik yang dilakukan oleh intansi Rutan baru sebatas peanggulangan secara preventif dan refresif belum ada suatu treatmen khusus yang diterapkan, adapun strategi pendekatan penanggulangan baru sebatas suply reduction dan demand reduction belum ada porgram harm reduction. Penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik ini belum optimal karena adanya berbagai kendala seperti petugas dari segi kualitas maupun kuantitas kurang, sarana dan prasarana kurang, jumlah tahanan dan narapidana yang terus meningkat sehingga menimbulkan padatnya hunian, belum adanya dana operasional untuk penanggulangan narkoba, adanya stigma negatif bagi para penyalahguna narkoba dan mantan narapidana dan partisipasi dari masyarakat kurang, belum adanya aturan hukum, serta kurangnya kerjasama lintas sektoral dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik.
Dari pembahasan terhadap hasil penelitian disimpulkan, 1) Penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik yang dilakukan intansi RUTAN Klas I Jakarta Pusat belum optimal, 2) Adanya kendala-kendala yang dimiliki 3) dan belum optimalnya kerjasama lintas sektoral dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik. Hasil penelitian menyarankan suatu model perencanaan strategis yang komprehensif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik di kalangan tahanan dan narapidana RUTAN Klas I Jakarta Pusat.

The increasing of injecting drugs abuse in the world, especially in Indonesia has increase the amount of the prisoners in the First Class State Detention House of Central Jakarta. The Detention House Institution which intended to be the temporary place for the criminal synthesis system process and as the wolk on sentence place, on the contrary gets new problem as injecting drugs abuse which the injection is being used among the user ?the prisoners- so it caused a huge danger such as Hepatitis, TBC, HIV/AIDS and so on that has to be solved as soon as possible.
The problem that is brought up into the thesis is how to cope the injecting drugs abuse among the prisoners of the First Class State Detention House of Central Jakarta presently, including the obstacles and the networking of the Detention House with the concerned parties in terms of the cope of the injecting drugs abuse among the prisoners.
From the result of the research that has been done shows that the cope of the injecting drugs abuse in the First Class State Detention House of Central Jakarta was only on the preventively and repressively and not yet have a special treatment which is applied. Therefore the strategy of the cope is only supply reduction and demand reduction and not yet harm reduction program. The cope of the injecting drugs abuse is not as optimal as expected because of many obstacles, such as the quality and the quantity of the officers themselves, the limited facilities, the increasing amount of the prisoners which caused overcapacity, the un-available operational fund for drugs prevention, the negative stigma to the drugs users as well as to the prisoners, the less of participation of the community, the un-availability of law, the less of the multi-sector cooperation in terms of the cope of the injecting drugs abuse.
From the result of the research can be concluded that: 1) The cope of the injecting drugs abuse in the First Class State Detention House of Central Jakarta is not maximum yet, 2) A lot of problems which are faced, 3) The networking for the cope of the injecting drugs abuse is not maximum yet. And finally, the result of the research suggested a model of a comprehensive strategic planning in terms of the cope of the injecting drugs abuse among the prisoners of the First Class State Detention House of Central Jakarta."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Setianingsih
"Kenyataan bahwa banyak yayasan yang bergerak di berbagai bidang dengan berbagai macam maksud, dan tujuan telah terlihat pada masyarakat Indonesia, namun demikian belum ada perundang-undangan yang mengatur khusus tentang yayasan, sehingga hanya hukum kebiasaan dan yurisprudensi saja yang mengatur tentang yayasan. Akibat dari hal ini, banyak yayasan yang dipakai sebagaikedok untuk berbisnis, dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian yayasan mula-mula. Menanggapi hal yang demikian, maka pemerintah menganggap perlu untuk membuat suatu kepastian hukum tentang yayasan yang diwujudkan dengan adanya Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, penulis akan memaparkan dalam skripsi bagaimana sebenarnya pengaturan hukum yayasan di Indonesia sebelum diundangkannya undang-undang, tersebut dan bagaimana pengaturan setelah hadirnya Undang-undang tersebut, unsur-unsur persamaan dan unsur-unsur perbedaan apa yang ada sebagai hasil perbandingan antara keduanya. Dipaparkan juga bahwa unsur-unsur perbedaan tersebut membawa akibat-akibat hukum bagi yayasan yang telah berdiri sebelum Undang-undang tersebut ada seperti wajib penyesuaian anggaran dasar yayasan dan wajib pemberi tahuan penyesuaian tersebut kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam jangka waktu tertentu dengan pembubaran yayasan sebagai sanksi terhadap pelanggaran ketentuan undang-undang tersebut Sebagai penutup, penulis menyarankan bahwa yayasan dapat beralih ke bentuk badan hukum lain sebagai alternatif bagi yayasan yang tidak mau menyesuaikan diri dengan Undang-undang baru tersebut."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
S21051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Thanur
"Sebelum berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2001, telah banyak yayasan yang didirikan di Indonesia namun dari segi formal maupun dari segi material pendirian yayasan teraebut belum seragam. Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2001 tersebut timbul permasalahan pokok yaitu syarat-syarat. apakah yang harus dipenuhi agar suatu yayasan memperoleh status badan hukum, bagaimana status hukum yayasan yang didirikan sebelurrmya dan penyesuaian apakah yang harus dilakukan.
Dalam tesis ini penulis mencari jawaban atas permasalahan pokok tersebut dengan melakukan penelitian hukum normatif yang berdasarkan penelitian kepustakaan ditunjang dengan penelitian yang beraifat empiris yang berdasarkan observasi penulis dalam praktek selaku notaris.
Dari hasil penelitian penulis dapat disimpulkan bahwa agar suatu yayasan memperoleh status sebagai badan hukum maka harus dipenuhi syarat formil yaitu yayasan didirikan dengan akta notaris, disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia dan syarat material yaitu anggaran dasar yayasan harus disesuaikan dengan ketehtuan Undang-Undang nomor 16 tahun 2001. Pada prinsipnya Undang-Undang nomor 16 tahun 2001 mengakui yayasan yang didirikan sebelumnya sebagai suatu badan hukum dengan beberapa pembatasan dan harus mel akukan penyesuaian anggaran dasarnya terutama yang berkenaan dengan nama dan tempat kedudukan yayasan, maksud tujuan dan kegiatan usaha yayasan, jangka waktu pendirian, kekayaan yayasan, organ yayasan, perubahan anggaran dasar yayasan, penggabungan dan pembubaran yayasan, tahun buku dan laporan tahunan yayasan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T16692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radita Dwi Putera
"Penggunaan platform crowdfunding berbasis donasi di Indonesia masih belum optimal, meskipun negara ini dikenal sebagai salah satu negara yang paling dermawan di dunia. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan platform donasi di Indonesia, yaitu persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, kepercayaan terhadap platform, norma subjektif, dan gamifikasi. Persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan menjadi perhatian karena masyarakat masih mengalami kendala administrasi dan proses penggunaan. Kepercayaan terhadap platform menjadi faktor penting karena adanya kekhawatiran terhadap pelanggaran yang terjadi dalam platform, yang tercermin dalam reputasi dan kualitas informasi. Norma subjektif terkait dengan komunitas yang telah memulai menggunakan platform donasi dengan jumlah donasi yang signifikan. Tantangan lain dalam penggunaan platform donasi adalah keterlibatan dan retensi pengguna yang rendah, yang dapat ditingkatkan melalui gamifikasi. Hasil penelitian ini terdapat 11 dari 13 hipotesis diterima yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan, persepsi manfaat, dan kepercayaan terhadap platform berpengaruh positif terhadap niat perilaku, dan niat perilaku memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi crowdfunding. Sementara itu, faktor norma subjektif tidak berpengaruh langsung terhadap niat perilaku, melainkan dimediasi oleh persepsi kegunaan. Gamifikasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku, tetapi memiliki pengaruh signifikan terhadap implementasi crowdfunding, yang berarti bahwa gamifikasi akan berguna untuk meningkatkan retensi pengguna daripada menarik pengguna baru. Hasil penelitian ini diolah dengan kerangka kerja untuk menentukan skala prioritas atau daftar fitur yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kinerja penggunaan platform donasi. Penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pengembang platform donasi untuk meningkatkan penggunaan platform crowdfunding berbasis donasi di Indonesia.

The use of donation-based crowdfunding platforms in Indonesia is still not optimal, despite the country being known as one of the most generous in the world. This study discusses the factors that influence the use of donation platforms in Indonesia, namely perceived ease of use, perceived usefulness, platform trust, subjective norm, and gamification. Perceived ease of use and perceived usefulness are of concern because the public is still hindered by administration and platform use. Platform trust is an important factor because of concerns over violations that occur on the platform, reflected in reputation and information quality. Subjective norm is related to communities that have started using donation platforms with a potential significant number of donations. Another challenge of using donation platforms is low user engagement and retention, which can be improved through gamification. The results of this study 11 of 13 hypotheses accepted show that the perceived ease of use, perceived usefulness, and platform trust have a positive effect on behavioral intention, and behavioral intention has a significant effect on crowdfunding implementation. Meanwhile, the subjective norm does not directly affect behavioral intention, but mediated by the perceived usefulness. Gamification does not have a significant effect on behavioral intention, but has a significant effect on crowdfunding implementation, meaning that gamification will be useful for increasing retention rather than attracting users to adopt. The results of this study are processed with the VIKOR method to determine the priority scale of alternative strategies that can be developed to improve the performance of the donation platform. This study can be a guide for donation platform developers to increase the use of donation-based crowdfunding platforms in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>