Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Adelina
"Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Status gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran status gizi bayi usia 1,5-8 bulan di Jakarta Selatan dan hubungannya dengan jenis kelamin bayi, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan ibu, usia ibu saat melahirkan, morbiditas diare dan Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penelitian menggunakan studi cross-sectional dan dilakukan pada 88 responden yang memiliki bayi usia 1,5 hingga 8 bulan di Jakarta Selatan. Data didapatkan berupa status gizi bayi, jenis kelamin bayi, usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, penghasilan ibu, morbiditas diare dan ISPA, dan pemberian ASI yang akan diteliti hubungannya dengan status gizi bayi yang diuji dengan uji Chi-Square (p<0,05). Dari hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi wasted sebesar 4,5 % dan status gizi non-wasted sebesar 95,5 %. Dengan proporsi jenis kelamin bayi laki-laki 51,1%, dan perempuan 48,9%, pemberian ASI sebesar 30,7%, ibu bekerja 11,4%, diare dan ISPA bayi dalam kurun waktu 2 minggu terakhir masing-masing 14,8 % dan 60,2%, tingkat pendidikan ibu rendah 54,5%, sedang 34,1 %, dan tinggi 11,1%, tingkat penghasilan keluarga sedang 48,9% dan tinggi 51,1 %, semuanya tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Nutritional Status described how great individual physiological requirement has met. Nutritional stauus is corelated to many factors. This research’s aims are first, to know the frequency distribution of infants 1,5-8 months of age in South Jakarta and its corelation with babies’ sex, maternal education level, woking mother, familiy annual income, maternal age of giving birth, dierhea and upper respiratory track infection and eksclusive breast milk in infants.The study design of the research iscross sectional. The number of the respondent is 88. The respondents are mother who have baby 1,5-8 months of age in South Jakarta. The data that were collected are infants’ nutritional status, babies’ sex, maternal age of giving birth, maternal educational level, working mother, familiy annual income level, diarhea and upper respiratory track infection in infant and eksclusive breast milk in infants. All those variables were analyzed with Chi-square test (p<0,05). From this research, the percentage of infants with non-wasting nutritional status is 95,5 % and the percentage of wasting is 4,5 %. The percentage of boys is 51,1 % and girls is 48,9 %. Percentage of babies receiving eksclusive breast milk is 30,7%, working mother 11,4%, Dhiarhea and upper respiratory track infectin in infants rea 14,8% and 60,2%. And all of them show no significant correlation to nutriotional status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Marsa Nadhira
"Status gizi merupakan salah satu aspek penting kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Sayangnya, di Indonesia, status gizi terutama pada anak masih banyak memiliki masalah. Secara umum, status gizi memiliki hubungan dengan faktor internal, misalnya usia, kondisi fisik, dan infeksi; dan faktor eksternal seperti faktor-faktor sosiodemografi. Selain faktor-faktor di atas, status gizi juga berhubungan dengan perkembangan anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan status gizi dengan faktor-faktor sosiodemografi, yaitu usia, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, status ekonomi, dan besar keluarga, juga dengan perkembangan anak usia 6 sampai 60 bulan di Posyandu Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Setelah pengambilan data berupa pengukuran status antropometri dan pengisian kuesioner, hasil analisis bivariat menunjukkan p-value > 0,05 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi dengan faktor-faktor sosiodemografi dan perkembangan anak.

Nutritional status is one of the most important aspects of one?s health and welfare. Unfortunately, nutritional status especially among Indonesian children still faces many problems. In general, nutritional status is related to internal factors, such as age, physical condition, and infection; and external factors such as sociodemographic factors. Other than factors stated above, nutritional status is also closely related to children's development.
This research aims to seek for the relation between nutritional status with sociodemographic factors namely age, parents occupation, parents educational background, economic status, and family structures, also with development status on children aged 6 to 60 months old at Posyandu Kampung Melayu, East Jakarta. Data is taken through antropometry measurement and questionnaire filling, and then analyzed in bivariate which shows results of p-value > 0,05. This means that there is no statistically relevant relation between nutritional status with sociodemographic factors and children's developement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djasmidar A.T.
"Salah satu upaya agar memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di masa datang dengan memperhatikan keadaan gizi balita umumnya dan anak usia 6-17 bulan khususnya. Kemiskinan erat hubungannya dengan keadaan gizi balita, karena keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar antara lain makanan. Umumnya anak yang hidup di dalam keluarga miskin menderita gangguan pertumbuhan dan kurang gizi, tetapi kenyataannya dalam keadaan sosial ekonomi miskin masih terdapat anak-anak dengan status gizi baik, sehingga timbul pertanyaan faktor-faktor apakah yang menyebabkan anak keluarga miskin mempunyai status gizi baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi baik anak usia 6-17 bulan pada keluarga miskin di Jakarta Utara, kabupaten Bogor dan kabupaten Lombok Barat.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel yang diolah 479 orang anak dari 540 orang anak yang ada pada studi penyimpangan positif masalah KEP di Jakarta Utara, kabupaten Bogor dan kabupaten Lombok Timur.
Hasil penelitian melaporkan proporsi gizi baik pada anak usia 6-17 bulan di Jakarta Utara 64,7%,kabupaten Bogor 63,1%, kabupten Lombok Timur 59,3% dan secara keseluruhannya 62,4%. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p<0,05) asupan energi dan asupan protein dengan status gizi baik anak usia 6-1.7 bulan di Jakarta Utara, ada hubungan yang bermakna pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi baik anak usia 6-17 bulan di kabupaten Bogor, ada hubungan yang bermakna pola asuh anak dengan status gizi baik anak usia 6-17 bulan di kabupaten Lombok Timur dan ada hubungan yang bermakna pengetahuan ibu tentang gizi dan keadaan rumah dengan status gizi basi anak usia 6-17 bulan pada total di tiga lokasi penelitian.
Hasil analisis multivariat regresi logistik ganda juga menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan status gizi baik anak usia 6-17 bulan adalah asupan protein di Jakarta Utara, pengetahuan ibu tentang gizi di kabupaten Bogor, pola asuh anak di kabupaten Lombok Timur dan keadaan rumah pada total di tiga lokasi penelitian.
Dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proporsi gizi baik masih rendah dan adanya variasi faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi baik anak usia 6-17 bulan di daerah miskin. Untuk itu Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam perencanaan perbaikan status gizi anak usia 6-17 bulan di daerah miskin tidak disamakan di semua lokasi tetapi dibedakan dengan melihat faktor dominan dimasing-masing lokasi dan perlunya perbaikan lingkungan perumahan yang disertai dengan penyuluhan perilaku hidup sehat. Untuk Puskemas perlu meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi melalui program promosi gizi seimbang di masyarakat.

Factors Related to Good Nutritional Status of Children Age 6-17 Months Old Among Poor Families in Northern Jakarta, Bogor District, and Eastern Lombok District in 1999. (Secondary Data Analysis)Among others, concern on under five nutritional status in general and children age 6-17 months old in particular is one important effort to improve the quality of human resource in the future. Poverty is closely related to the nutritional status of under five due to limitation to fulfill basic needs including food In general, children live within poor families suffered from growth retardation and under nutrition. However, within the poor socioeconomic environment, children with good nutritional status still can be found. This raises questions on what factors contribute to good nutritional status among poor families. The aim of this study is to investigate factors related to good nutritional status of children age 6-17 months old among poor families in Northern Jakarta, Bogor district, and Eastern Lombok district in 1999.
Design of this study is cross sectional with number of sample of analysis 479 out of 540 children who were included in the positive deviance study on protein energy malnutrition in Northern Jakarta, Bogor district, and Eastern Lombok district.
The study shows the proportion of children age 6-17 months old with good nutritional status are 64.7% in Northern Jakarta, 63.1% Bogor district, 59.3% in Eastern Lombok and the overall proportion is 62A%. The chi square test exhibits. significant association (p<0.45) between energy and protein intakes with good nutritional status among children age 6-17 months old in Northern Jakarta, significant association between mother's nutrition knowledge with good nutritional status among children age 6-17 months old in Bogor district, significant association between child care practices and good nutritional status among children age 6-17 months old in Eastern Lombok district, and significant association between mother's nutrition knowledge and house condition with good nutritional status among children age 6-17 months old.
Multiple logistic regression analysis shows that the most dominant factors for good nutritional status among children age 6-17 months old are protein intake in Northern Jakarta, mother's nutrition knowledge in Bogor district, child care practices in Eastern Lombok district, and house condition for overall places.
The study result concludes that the proportion of good nutritional status is still low and there is variation of dominant factors related to good nutritional status among children age 6-17 months old in poor areas. District Health Service have to consider the variation of determinant by making the planning of improvement of nutritional status not similar to the other districts. The planning has to be based on the real situation and the determinants which have been identified as main caused of nutritional status in each districts. There is a need to improve mother's nutrition knowledge through promotion of balance of nutrition and through promotion of nutrition in Posyandu as well as innovation of affordable nutrition balance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cameron, Margaret
New York: United Nations, 1983
649.3 CAM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Gamanuari Zawati
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh antara status gizi ibu postpartum 0 bulan terhadap status gizi bayi 1-4 bulan dan status gizi ibu menyusui selama 4 bulan. Desain yang digunakan adalah cohort prospektif, melibatkan 21 pasang ibu-bayi yang masih menyusui ASI predominan dengan eksposur negatif adalah ibu dengan IMT postpartum 0 bulan kurus dan eksposur positif adalah ibu dengan IMT postpartum 0 bulan normal. Pada Maret-Juni 2014 dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, wawancara asupan makanan 1x24 jam, pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan) ibu serta bayi. Uji t-independent menunjukan bahwa terdapat pengaruh bermakna antara status gizi ibu postpartum 0 bulan terhadap status gizi ibu menyusui selama 4 bulan. Uji korelasi menunjukkan terdapat pengaruh bermakna antara berat bayi lahir terhadap status gizi bayi menurut BB/U dan IMT/U dengan tingkat keeratan rendah.

ABSTRACT
The objective of this study is to assess the effect of postpartum 0 month nutrition status to infant nutrition status (1-4 month) and breastfeeding mother during 4 month. Desain of this study is cohort prospective, which conducted on 21 pair mother-infant that still in predominant breastfed period with negative exposure is mother with lower BMI postpartum 0 month and positive exposure is mother with normal BMI postpartum 0 month. On March-June 2014 was used by purposive sampling. Data were collected through the questionnaire, 24 hours food recall, mother and infant anthropometric. Independent t-test showed that there was significant effect between postpartum 0 month nutrition status and breastfeeding mother during 4 month. Correlation test showed that there was significant effect between birth weight and infant nutrition status (weight-age and BMI-age) with low correlation level (r=0,5 and r=0,4)."
2014
S56078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Nur Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi ibu terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak usia 6-23 bulan menggunakan data 4.687 wanita usia subur berusia 15-49 tahun dari data SDKI 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa otonomi ibu signifikan mempengaruhi praktik pemberian makan bayi dan anak. Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak adalah umur anak, pendidikan, status kerja, akses ke media, antenatal care, status ekonomi rumah tangga, tempat tinggal, dan paritas. Faktor yang paling kuat berpengaruh terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak adalah status ekonomi rumah tangga.

This research aims to study the effect of mother?s autonomy on feeding practice of infant and young child aged 6-23 months using the data of 4.687 married/cohabiting women from Indonesia DHS 2012. The results of binary logistic regression show that mother?s autonomy has a significant effect on infant and young child feeding practice. Other factors affecting child feeding practice are child age, education, working status, access to media, antenatal care, household economic status, residence, and parity. The strongest factor affecting child feeding practice is the household economic status."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sukesi
"Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia disebabkan karena perbaikan gizi masyarakat. menurunnya tingkat kematian ibu dan angka fertilitas. Keadaan tersebut mengakibatkan angka harapan hidup dari umur 66,6 tahun laki-laki dan 69 tahun perempuan diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000.
Dari total penduduk Indonesia saat ini 6.8% berusia 60 tahun. Perubahan secara alami yang terjadi pada penduduk lanjut usia, dimana secara fisik kemampuannya mengalami kemunduran, serta peran di dalam masyarakat juga mulai menurun. Akibatnva akan mengalami krisis pada dirinya terutama apabila tidak disiapkan sebelumnya.
Dinamika pembangunan dan tingkat pendidikan mengakibatkan lanjut usia memilih Panti Werdha sebagai rumah lanjut usia, hal ini dipandang sebagai suatu kesatuan komunitas lansia. Lanjut usia yang tinggal di Panti Werdha pada umumnya mengalami status gizi kurang ataupun status gizi lebih, hal ini disebabkan karena fungsi organ-organ tubuh menurun serta adanya penyakit degeneratif dan pola makan. Pada umumnya lansia memilih makanan yang lunak dan rendah serat serta kalori tinggi, mengakibatkan kelebihan kalori, gemuk atau obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lanjut usia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Jakarta. Pengumpulan data-data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan data primer. Pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang dan pinggul.
Rancangan penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 66 responden yang berumur lebih dari 60 tahun tidak menderita sakit berat yang dinyatakan oleh dokter atau petugas kesehatan, tidak sedang menderita dimensinya. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan menggunakan uji tabulasi silang dan analisis regresi logistik. Analisis dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for Window versi 10.10.2000 untuk mengetahui kiasifikasi masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi lanjut usia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, status kawin, status pekerjaan, lama tinggal, ketuhan, status kesehatan. Dari semua variabel yang diteliti, ternyata yang berperan besar terhadap status gizi adalah jenis kelamin laki-laki mempunyai kecenderungan 6 kali (OR = 6.649) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan perempuan pada umur lebih dari 60 tahun, Status kawin mempunyai kecenderungan 4 kali (OR = 4.021) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan yang lansia yang tidak kawin.
Status kerja mempunyai kecenderungan 13 kali (OR = 13.001) lebih baik status gizinya dibandingkan dengan lansia yang tidak bekerja pada umur lebih dan 60 tahun setelah dikontrol dengan variabel lainnya. Dengan demikian ketiga variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan dengan status gizi.
Memperhatikan hasil penelitian tersebut bahwa status pekerjaan lanjut usia di Sasana Trisna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan berperan besar terhadap status gizi maka diperlukan penelitian lebih lanjut balk dilakukan di Sasana Trisna Werdha tingkat swasta rnaupun pemerintah sebagai uji banding lebih lanjut.
Daftar bacaan : 40 (1986-2000)

The increasing number of populations of the elderly is due to better communal nutrition, decreased rate of mother's mortality, and fertility. Such a condition generates life expectancy from 66.6 years of age in men and 69 years of age in women that can be projected to achieve more than 70 years of age by the year 2000.
Of the current total Indonesian population, 6.8% are 60 years of age. Natural change occurs in the elderly where their capacity and social roles degrade physically that it will lead to their self-crisis if not prepared previously.
Dynamics of development and educational levels make the elderly choose Panti Werdha as their group home as being viewed from a continum of the elderly community. The elderly that live in Panti Werdha generally experience malnutrition or over-nutrition due to their declining organic functions, degenerative diseases and food-consumption style. In general, the elderly prefer soft and lower-fibre and highly-contained calorie food that it may cause over-calorie or obesity.
This research aims to identify factors related to nutrition status of the elderly in Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Jakarta. Data set are collected by interview method with primary data, measurements of height, weight, hip and incomperence.
The research design is cross-sectional in manner which includes a number of 66 respondents of 60 years of age that do not suffer from serious diseases according to the medical examination by doctor, health-personnel of which they do suffer from their dimensions. Data analysis includes analyses of univariate, bivariate and multivariate by making use of cross-tabulation test and logistic regression analysis.
Results of research indicate that the nutrition-status of the elderly in STW Ria Pembangunan has a significant correlation among age, gender, marital status, work-status. duration of stay, complaint, health status. Of all the researched variables, the fact shows that nutrition status is greatly affected by male-gender with six time tendency (OR = 6.649) better than that of female-gender over 60 years of age. Marital status has 4 time tendency (OR = 4.021) better in their nutrition status than that in the unmarried elderly.
Work status includes 13 time tendency (OR = 13.001) better in their nutrition status than that in the unemployed elderly of over, 60 years of age after being controlled with other variables. Therefore, these three variables have significant correlation with the nutrition status.
Taking the results of research into account, it appears that the work status of the elderly in Sasana Trisna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan largely effects the nutrition status that it needs more research into Sasana Trisna Werdha at private or public level as a further comparative-test.
Reference : 40 (1986-2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Beku Lengu
"Data riskesdas (2007) Kabupaten Ngada-NTT mempunyai prevalensi sangat pendek dan pendek 46.8%, prevalensi gizi buruk 8.4%, prevalensi sangat kurus dan kurus 13.4%. pada lokasi ini belum terdapat informasi tentang status gizi,sehingga peneliti ingin melakukan penelitian di lokasi ini. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran status gizi pada baduta serta faktor-faktor yang berhubungan di tiga kecamatan di kabupaten Ngada. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 250 baduta (7-24 bulan).
Hasil penelitian menunjukan prevalensi status gizi gizi kurang dan gizi buruk 24.8% pendek dan sangat pendek 48% dan kurus dan sangat kurus 8.8%. Asupan energi kurang 44.8%, asupan protein kurang 62.6%, asupan lemak kurang 28.8%, asupan KH kurang 60.8%. riwayat BBLR 18.0%, PBL <48 cm 37.2%, tidak menyusui ASI ekslusif 66.8%, imunisasi tidak lengkap16.8%, yang menderita penyakit infeksi 71.6%.
Hasil bivariat menunjukan ada hubungan bermakna antara BB/U dengan asupan energi, protein, karbohidrat, berat badan lahir, panjang badan lahir, penyakit infeksi, penghasilan keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi. TB/U ada hubungan bermakna dengan dengan asupan energi, protein, lemak, berat badan lahir, ASI ekslusif, penyakit infeksi, penghasilan keluarga dan pengetahuan ibu tentang gizi. Sedangkan BB/TB mempunyai hubungan bermakna dengan asupan protein.

Riskesdas (2007) showed district Ngada- NTT had prevalence of stunting was 46%, wasting 13.4%, and severe undeweight 8.4%. In Ngada there was no information about nutrition status, so the study conducted in this place. The aim of the study was to describe the nutritional status under two children in district Riung West, Golewa and district Bajawa Ngada NTT province, as well as the factors that related it . It was cross-sectional study on 250 under two children.
The result showed prevalence of underweight 24.8%, stunting 48% and wasting 8.8%. Low energy intake was 44.8%, low protein intake of 62.6%, low fat intake 28.8%, low KH intake 60.8%. LBW 18.0%, Length birth <48 cm 37.2%, not exclusive breastfeeding 66.8%, immunization incomplete 16.8%, infectious diseases 71.6%.
The results showed there was significant relationship between underweight with energy intake, protein intake, carbohydrate intake, birth weight, length birth , infectious diseases, family income and mothers' knowledge of nutrition. There was significant relationship between stunting and energy intake, protein intake, fat intake, birth weight, exclusive breastfeeding, infectious diseases, family income and mothers' knowledge of nutrition. Wasting had a significant with the intake of protein.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai validitas dari FPA1 sebagai alat ukur
estimasi porsi di antara wanita usia subur (WUS)2 dan bayi usia 6-11 bulan.
Asupan makanan dari WUS dan bayi usia 6-11 bulan ditimbang menggunakan
metode WFR3, dan 24 hour food recall dengan bantuan FPA1 dan food model 3-
dimensi pada responden yang sama pada hari berikutnya. FPA1 mencakup 86.24%
dari semua makanan yang ditimbang. uji statistik Wilcoxon’s signed-rank
menunjukkan bahwa estimasi ukuran porsi menggunakan FPA1 pada sebagian
besar jenis makanan tidak berbeda secara statistik dengan berat porsi yang
sebenarnya metode WFR3 dibandingkan dengan estimasi porsi dengan bantuan
food model 3-dimensi.

ABSTRACT
This study aimed to assess the validity of FPA1 as tools of portion size estimation
among WRA2 and infants aged 6-11 months. Food intake of WRA2 and infants
age 6 – 11 months were weighed using WFR3, and then 24 hour food recall using
FPA1 and three dimension food models conducted in the same respondents on the
day after. FPA1 covered 86.24% of all weighed food items. Wilcoxon’s signedrank
test on the most of food items showed that estimated portion size using FPA1
were statistically similar with the actual portion size using WFR3 compared to
estimated using food model."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Atmadika Rahim
"Balita merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan mengalami masalah status gizi. Di Indonesia, prevalensi balita kekurangan gizi, pendek, dan kurus cukup tinggi, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain masalah status gizi, sebagian besar balita di Provinsi NTT juga mengalami kekurangan asupan protein. Asupan protein merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi balita dan hubungannya dengan tingkat pola asupan protein di Provinsi NTT. Desain penelitian yang digunakan adalah desain potong lintang analitik dengan jumlah sampel sebesar 564 balita berusia 12-59 bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebesar 47 subjek kekurangan gizi, 62,8 subjek pendek, dan 14,9 subjek kurus. Setengah dari jumlah subjek juga memiliki tingkat pola asupan protein yang kurang 50,4. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pola asupan protein dengan status gizi menurut BB/U p=0,001 dan TB/U p=0,041. Selain itu, juga terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat penghasilan keluarga dengan status gizi menurut BB/U p=0,019 dan TB/U p=0,002 serta tingkat pendidikan ibu dengan status gizi menurut TB/U p=0,011. Kesimpulannya, prevalensi kekurangan gizi, pendek dan kurus pada balita di Provinsi NTT tinggi dan secara signifikan berhubungan dengan tingkat pola asupan protein.

Under five children are one of group which is very vulnerable to nutritional status problem. In Indonesia, prevalence of underweight, stunting, and wasting among under five children is high, especially in Nusa Tenggara Timur. Besides nutritional status problem, most of under five children in NTT also had low protein intake. Protein intake is one of many factors that may influence nutritional status. The aim of this study is to determine nutritional status of under five children and its association with protein intake in NTT. Study design applied is analytical cross sectional with. sample of 564 under five children aged 12 59 months. The results showed that 47 subjects were underweight, 62.8 subjects were stunting, and 14.9 subjects were wasting. Half of subjects had insufficient protein intake 50.4. Bivariate analysis using Chi square test showed significant association between protein intake and nutritional status index of weight for age. 0.001 and height for age. 0.041. In addition, there were significant association between family income and nutritional status index of weight for age. 0.019 and height for age. 0.002. as well as mother rsquo. education and nutritional status index of height for age. 0.011. In conclusion, prevalence of underweight, stunting, and wasting among under five children in NTT was high and it significantly associated with protein intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>