Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Armando Yonathan
"Informasi yang terdapat saat ini tidak hanya terbatas disimpan dalam bentuk dokumen teks saja, tetapi banyak juga dalam bentuk dokumen suara. Banyaknya informasi yang disimpan dalam bentuk dokumen suara menyebabkan diperlukannya teknik perolehan informasi yang dapat diterapkan kepada koleksi dokumen tersebut. Pendekatan yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan hasil pengenalan suara oleh Sistem Pengenalan Suara Otomatis (SPSO). Tetapi, hasil pengenalan suara oleh SPSO tidak sepenuhnya benar sehingga menurunkan tingkat akurasi perolehan informasi dokumen suara. Pada penelitian ini penulis mencoba empat jenis hasil pengenalan suara untuk melakukan perolehan informasi dokumen suara, yaitu 1-best output, n-best word output, n-best pronounciation output, word posterior lattice. Selain itu, penulis juga mencoba tiga jenis kueri pada penelitian ini, yaitu kueri satu kata, kueri frase dua kata dan kueri kalimat. Hasil yang didapat pada penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan 1-best output pada perolehan informasi dokumen suara menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan penggunaan hasil pengenalan suara yang lain. Mean Average Precision (MAP) hasil eksperimen dengan 1-best output lebih besar 0.64% dibandingkan penggunaan n-best output , 8,88% lebih besar dibandingkan penggunaan word posterior lattice dan lebih besar 92.68% dibandingkan penggunaan n-best pronounciation output. Pada eksperimen dengan kueri frase, sistem dengan akurasi terbaik adalah sistem yang menggunakan word posterior lattice. Pada eksperimen dengan kueri satu kata dan kueri kalimat, sistem yang menggunakan n-best word output menghasilkan kinerja terbaik.

The information today is not only limited in the form of text documents, but also in the form of spoken documents. The growing number of those spoken documents requires the information retrieval techniques to make the retrieval process easier. The approach for spoken documents retrieval is using automatic speech recognition (ASR). However, the results of the speech recognition by ASR are not entirely correct, so reduce the level of accuracy of information retrieval of spoken documents. This experiment uses four types results of the speech recognition by ASR, the 1-best output, n-best output, n-best pronunciation output, word posterior lattice. In addition, this experiment also investigates the effect of the use of query types (phrase, single word and sentence). Results obtained from this experiment concluded that the use of 1-best output on spoken document retrieval produces better performance results than the use of other results of the speech recognition. Mean Average Precision (MAP) results of experiments with 1-best output is 0.64% higher than the use of n-best output, 8.88% higher than the use of word posterior lattice and 92.68% higher than the use of n-best pronunciation output. In phrase based query experiment, the best accuracy is word posterior lattice while the best accuracy in single word query and sentence query is n-best word output."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yans Sukma Pratama
"Dokumen legal Indonesia memiliki karakteristik yang membedakannya dengan dokumen umum. Karakteristik tersebut ada yang kasat mata seperti struktur penulisan dan ada pula yang tidak kasat mata seperti frekuensi kata dan sebaran kata dalam dokumen. Adanya karakteristik tersebut membuat perolehan informasi pada dokumen legal berbeda dengan dokumen teks biasa, misalnya isu pemanfaatan struktur dokumen legal sebagai unit perolehan informasi dan penggunaan stopwords khusus dokumen legal. Dalam penelitian tugas akhir ini, dikembangkan sistem perolehan informasi untuk dokumen legal Indonesia. Sistem yang dikembangkan mencakup tiga komponen utama dalam perolehan informasi, yakni pengindeksan, pencarian, dan pemeringkatan hasil. Pengindeksan dilakukan dengan menggunakan dua buah pendekatan: pengindeksan elemen terbesar dan pengindeksan elemen yang dianggap berharga sebagai unit perolehan informasi, yaitu elemen bab dan elemen pasal. Pendekatan ini diambil dengan tujuan memanfaatkan struktur penulisan pada dokumen legal. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan koleksi dokumen legal yang sudah ditandai dengan tag XML. Isu penggunaan stopwords khusus dokumen legal tidak ditangani dalam penelitian ini, mengingat kata-kata yang umum muncul dalam dokumen legal direpresentasikan dengan tag-tag XML. Sejumlah ujicoba dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana kinerja setiap jenis pendekatan. Data yang digunakan sebagai ujicoba adalah undang-undang Republik Indonesia yang diundangkan mulai tahun 1983 hingga 2009. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa elemen terbesar, yakni elemen undang-undang merupakan unit perolehan informasi terbaik dibanding elemen bab dan elemen pasal. Sementara itu, elemen pasal merupakan elemen yang memiliki dokumen relevan terbanyak dalam hasil pencarian.

Indonesian legal documents have some characteristics that differs it from general documents. The characteristics can be classified into two types: characteristic that can be seen clearly and characteristic that can be detected only by using statistical linguistic methods. The structural writing of legal document is a subset of the first type characteristic while words frequency and words distribution among collection can be included into the second type. Existence of those characteristics made information retrieval in legal document has differences compare to retrieval in general text collection, such as using document structure as a retrieval unit and using special stopwords for legal document. In this undergraduate thesis, we developed information retrieval system for Indonesian legal document. The system employed three information retrieval main components: indexing, searching, and ranking. We used two approaches in indexing step: made biggest element and valuable element (chapter and article) as an indexing unit. The approaches taken have a purpose to exploit the structural writing of legal document. We used legal document which has been tagged with XML syntax to make it easier to afford the purpose. The issue of using special stopwords for document legal were omitted in this research because it has been replaced by XML syntax. Finally, we conducted some experiments to evaluate performance of each indexing types. We used Indonesian law documents which released from 1983 until 2009 as experiments data. We conclude that the biggest element is the best indexing unit among others. Beside that, we found that article element is the most frequent element which occur in search result lists."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sutanto Sugii Joji
"Semakin banyaknya dokumen pembicaraan menimbulkan kebutuhan untuk melakukan pencarian terhadap dokumen pembicaraan. Akan tetapi, metode perolehan informasi untuk dokumen teks tidak dapat langsung diterapkan pada dokumen pembicaraan. Isi dari dokumen pembicaraan adalah sinyal suara. Sinyal suara ini harus diproses terlebih dahulu agar didapat isi dari pembicaraan. Proses ini dinamakan pengenalan pembicaraan. Sistem perolehan informasi pembicaraan adalah sebuah sistem yang mengimplementasi teknik-teknik perolehan informasi dan menerapkannya kepada dokumen pembicaraan. Sinyal suara yang ada pada dokumen pembicaraan diproses terlebih dahulu dengan proses pengenalan pembicaraan agar didapat teks transkripsi pembicaraan. Sistem perolehan informasi pembicaraan melakukan pembuatan indeks berdasarkan teks pembicaraan hasil pengenalan pembicaraan.
Penelitian ini menggunakan tiga koleksi dokumen. Koleksi pertama berisi 250 dokumen pembicaraan yang didapat dari pembicaraan telepon. Koleksi ini telah dibersihkan dari noise. Koleksi kedua berisi 100 dokumen pembicaraan yang didapat dari pembicaraan radio Pro3 Radio Republik Indonesia. Koleksi ketiga berisi 29.575 dokumen yang berasal dari pembicaraan telepon. Koleksi ketiga tidak dibersihkan dari noise. Word Error Rate dari tiap-tiap koleksi adalah 26.50%, 28.40%, dan 74.20%. Teknik-teknik yang diujicobakan adalah pembuatan indeks dengan masukan hasil pengenalan pembicaraan (Transkripsi), lima alternatif kata hasil pengenalan (Transkripsi-5), alternatif kata hasil pengenalan dengan probabilitas tinggi (Transkripsi-AB), pemetaan kata hasil pengenalan terhadap kamus pengucapan untuk mendapatkan rangkaian fonem (Transkripsi-Fonem), dan rangkaian fonem 3-gram (Transkripsi-3-gram). Selain dengan pengenalan pembicaraan, penelitian ini juga mencoba memberikan variasi pembuatan indeks dengan masukan dari hasil pengenalan pembicaraan yang telah dimodifikasi agar dapat mengenali fonem (Fonem). Setelah mendapatkan hasil fonem, rangkaian 3-gram juga dibuat dari hasil fonem yang didapat (Fonem-3-gram). Penelitian ini juga melakukan eksperimen dengan cara penggabungan indeks kata dan indeks."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Linggakusuma Wardhana
"Tersedianya sumber informasi yang tidak terbatas pada saat ini, menjadikan perolehan informasi melibatkan banyak sumber informasi. Hal-hal tersebut memicu penelitian mengenai metode peringkasan dokumen yang semula ditujukan untuk membuat sebuah ringkasan dari sebuah dokumen menjadi metode peringkasan yang ditujukan untuk menghasilkan ringkasan dari banyak dokumen. Peringkasan multi-dokumen merupakan suatu metode yang ditujukan untuk menyampaikan informasi-informasi utama dari banyak dokumen dalam ringkasan. Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini merupakan penelitian dengan topik peringkasan multi-dokumen untuk dokumen berbahasa Indonesia. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua buah teknik peringkasan multi-dokumen yaitu centroidbased summarization dan k-means-based summarization. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengaplikasikan kedua teknik tersebut untuk membuat ringkasan dari dokumen berbahasa Indonesia.
Untuk mengukur kualitas ringkasan yang dihasilkan oleh kedua teknik tersebut, penulis membuat ringkasan referensi untuk masing-masing sumber dokumen yang dibuat secara manual sebagai perbandingan. Hasilnya adalah pada teknik centroidbased summarization, kualitas ringkasan yang dihasilkan akan semakin bagus jika kelompok dokumen yang digunakan sebagai masukan berisi dokumen-dokumen yang relevan terhadap topik. Sedangkan pada teknik k-means-based summarization, kualitas ringkasan yang dihasilkan akan semakin bagus jika kelompok dokumen yang digunakan sebagai masukan merupakan kelompok dokumen yang besar (lebih banyak mengandung dokumen/kalimat). Evaluasi terhadap kualitas ringkasan juga dilakukan dengan menggunakan juri/penilai manusia. Hasilnya adalah pada teknik centroid-based summarization, para juri menilai ringkasan yang dihasilkan sudah bagus. Pada teknik k-means-based summarization dengan 10% compression rate, para juri menilai bahwa ringkasan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
"Tujuan dari penelitian ini untuk mencari gambaran mengenai pola pencarian informasi mahasiswa asing pada Program BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing) FSUI. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi pola pencarian informasi mahasiswa asing dalam mendukung kegiatan belajar yang meliputi sumber-sumber informasi yang digunakannya, dan hambatan-hambatan yang dialami.
Pengumpulan data terbagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama berupa pengisian kuesioner dan self report selama 5 hari yang dilanjutkan dengan wawancara. Tahap kedua dilakukan untuk mengetahui situasi problematik dengan menggunakan teknik wawancara timeline. Pengumpulan data dimulai 20 September s/d 10 Nopember 2001.
Penelitian ini menggunakan metode kajian pemakai. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample. Sampel diambil sebanyak 11 prang mahasiswa BIPA. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survai. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian memperlihatkan faktor pribadi turut menentukan pola pencarian informasi karena diri individu merupakan asal munculnya berbagai permasalahan situasional. Permasalahan situasional yang dialami mahasiswa BIPA terdiri dari permasalahan belajar dan permasalahan bukan belajar. Strategi pencarian informasi yang digunakan dipengaruhi oleh jenis situasi. Strategi yang umum digunakan dalam situasi belajar adalah penggunaan buku teks BIPA. Strategi pada permasalahan bukan belajar berupa penggunaan sumber informal seperti dengan teman, media massa, dan sistem. Hambatan yang ditemui pada umumnya disebabkan oleh faktor internal (dari dalam individu) dan eksternal (hubungan sosial). Sumber yang digunakan dipengaruhi oleh permasalahan situasional. Buku teks BIPA digunakan oleh seluruh responden sebagai sumber belajar utama. Pada situasi bukan belajar, teman digunakan sebagai sumber informasi utama. Dengan demikian poia pencarian informasi mahasiswa asing yang belajar pada program BIPA FSUI dalam penelitian ini secara umum dipengaruhi oleh faktor konteks yang bersifat situasional, institusional, dan sosial.

The purpose of this research is to examine information seeking pattern in the context of foreign student at BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing) program at the Faculty of Letters University of Indonesia. The research is focusing on information seeking pattern based on situation factor.
The data collected in two ways. First, interview and questioner technique on 10 respondents. Second, timeline interview with 6 respondent. The aim of this interview find out situational problems affecting the respondent information seeking. This research were conducted in September 20`'' until November 10'h 2001.
The sampling technique was purposive. Survey was used as data collecting method that divided in questionnaire and depth interview. The data analyzed based on individual factors (constitute individual characteristic, experience in living, language) and situational factors (situational problem. strategy, barrier, and source). The data were analyzed individual factors and situational factor
The results show that individual factors affect user in seeking information. The situation that respondent were facing were divided into situational problem in study situation and non study situation. In study situation, most respondent found difficulties learn Bahasa Indonesia especially grammar, listening and speaking and practicing the language. The students saw the usefulness of BIPA textbook as a primary source. They also reported that in information seeking process come from internal and external factors_ They consider textbooks of BIPA as primary source in study situation. In non-study situation, they usually ask help from significant others, used mass media and the systems. In brief information seeking pattern of foreign students at BIPA program is influenced by situational, institutional, and social context."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Zainal Arifin
"Pada tulisan ini akan dijelaskan berbagai teknik sistem temu kembali informasi dan rancangan integrasi sistem ke basis hiperteks. Sistem pengindeksan yang dijelaskan adalah pengindeksan dengan pembobotan berdasarkana frekuensi dan berdasarkan rumus Savoy [1]. sedangkan teknik temu kembali informasi yang dijelaskan adalah teknik Boolean biasa, teknol Boolean berperingkat dan teknik Extnded Boolean.Kinerja berbagai pengindeksan di ukur dengan menampilkan dokumen yang terambil berikut bobot peringkatnya.
Sistem ini dapat digunakan sebagai "bencmarking tool" untuk mengukur kinerja berbagai teknik yang digunakan dalam sistem temu kembali informasi"
2001
JIKT-1-2-Okt2001-44
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Yusuf
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem temu-kembali informasi dengan melakukan perluasan terhadap sistem temu kembali informasi berbasis jaringan inferensi dengan menerapkan metode clustering. Metode Clustering yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian Magdalena [MAG96]. Uji coba dilakukan pada kumpulan dokumen koleksi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Pemilihan nilai ambang dari cluster yang digunakan dalammpembentukan jaringan inferensi mempengaruhi dokumen yang terambil dari kueri yang diberikan terhadap sistem yang diuji.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa perluasan sistem temu kembali informasi jaringan inferensi model dasar dengan metode clustering mempengaruhi jumlah dokumen yang terambil (retrieved). Nilai ambang clustering berbanding terbalik dengan jumlah dokumen terambil untuk sistem temu kembali jaringan inferensi dengan additional evidence yang menerapkan metode clustering. Semakin tinggi nilai ambang maka jumlah dokumen terambil semakin berkurang."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
S1507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Rizki
"Tema sentral dari penelitian ini adalah ?Perolehan Informasi Lintas Bahasa? yang merupakan salah satu cabang dari perolehan informasi yang berhubungan dengan masalah dalam menyajikan suatu kueri dari satu bahasa dan memperoleh dokumen dalam satu bahasa ataupun beberapa bahasa yang lain. Penelitian ini mempelajari pengaruh teknik-teknik perolehan informasi lintas bahasa pada proses penerjemahan kueri. Teknik tersebut digunakan untuk mengurangi keambiguan pada kueri terjemahan sehingga dapat mendekati proses perolehan informasi satu bahasa. Teknik yang digunakan terdiri dari teknik perbaikan kueri sebelum penerjemahan, perbaikan terjemahan oleh kamus, dan pengelompokan dokumen, serta teknik perbaikan kueri dengan melakukan perluasan. Teknik perbaikan kueri sebelum penerjemahan menggunakan teknik pengelompokan kata. Teknik perbaikan terjemahan kamus terdiri dari penerjemahan langsung, penerjemahan dengan menggunakan terjemahan yang muncul berulangkali pada setiap kamus, dan teknik pengelompokan dokumen. Teknik perluasan kueri menggunakan umpan balik relevan semu. Teknik-teknik tersebut berbasiskan teknik perolehan informasi lintas bahasa Inggris-Indonesia menggunakan kamus dwi-bahasa. Teknik-teknik yang diterapkan untuk perolehan informasi lintas bahasa Inggris-Indonesia tidak dapat mendekati hasil perolehan informasi satu bahasa (Indonesia). Secara keseluruhan, hasil yang dicapai pada teknik untuk mengurangi keambiguan terjemahan mencapai hanya 63.84% terhadap perolehan informasi satu bahasa. Sedangkan penerapan teknik perluasan kueri hanya mencapai 47.56% terhadap perolehan informasi satu bahasa. Penerapan teknik perbaikan terjemahan mempergunakan kamus dwi-bahasa Inggris-Indonesia hanya dapat menghasilkan nilai hasil perolehan informasi tertinggi sebesar 60.80% terhadap hasil perolehan informasi satu bahasa (Indonesia). Pada penerapan teknik perbaikan kueri sebelum penerjemahan yang dikombinasikan dengan teknik perbaikan terjemahan oleh kamus, dapat ditemukan peningkatan nilai hasil perolehan informasi antara 2.63% - 2.84% bila dibandingkan dengan hasil perolehan informasi untuk teknik perbaikan terjemahan oleh kamus. Pada penerapan perluasan kueri menggunakan teknik umpan balik relevan semu terhadap hasil penerjemahan dengan teknik-teknik lain, dapat ditemukan bahwa teknik ini tidak dapat menaikkan hasil perolehan informasi. Hasil terbaik yang diperoleh pada perluasan kueri adalah pada teknik yang menggunakan kombinasi perluasan kueri pada perbaikan kueri sebelum penerjemahan dan perluasan kueri pada perbaikan hasil penerjemahan yang mencapai hasil perolehan informasi sebesar 47.56% terhadap perolehan informasi satu bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia
"Untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi yang banyak dalam waktu yang singkat, teknologi informasi terus menerus dikembangkan. Saat ini informasi menjadi lebih mudah didapat melalui internet. Pengguna internet terdiri dari berbagai macam orang dengan berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Dokumen yang dapat diakses melalui internet juga terdiri dari berbagai bahasa.
Untuk memudahkan pencari informasi mendapatkan informasi yang mereka inginkan tanpa terhalangi faktor bahasa, maka dikembangkan teknologi perolehan informasi lintas bahasa. Perolehan informasi lintas bahasa adalah perolehan informasi atau dokumen yang ditulis dalam bahasa yang berbeda dari bahasa kueri. Teknologi perolehan informasi lintas bahasa yang berkembang saat ini antara lain adalah dengan menggunakan mesin penerjemah, dengan kamus dwibahasa, dan berdasarkan korpus. Teknologi perolehan informasi lintas bahasa berdasarkan korpus dapat menggunakan korpus paralel atau korpus yang sebanding. Pada penelitian kali ini, dicoba teknik perolehan informasi berdasarkan korpus yang sebanding dengan menggunakan penghitungan statistik phi square dan koefisien korelasi Pearson.
Hasil dari eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja dari perolehan dokumen lintas bahasa dengan menggunakan teknik phi square dapat mencapai 494% dari kinerja kamus dwi-bahasa, sedangkan kinerja korelasi Pearson dapat mencapai 510% dari kinerja kamus dwi-bahasa. Kinerja dari perolehan dokumen lintas bahasa dengan menggunakan teknik phi square dapat mencapai 117% dari kinerja mesin penerjemah Transtool, sedangkan kinerja korelasi Pearson dapat mencapai 121%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Budiyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan informasi para peneliti bidang IPSK-LIPI dan menggambarkan perilaku pencarian informasi para peneliti tersebut dengan menerapkan pola perilaku pencarian informasi dari Ellis (1993). Responden dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dan ditetapakn 97, sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner.
Penelitian ini merupakan penelitian survai dilihat dari pendekatannya, sedangkan dari tingkat penjelasannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yang menjelaskan kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi para peneliti yang bekerja di empat Puslitbang di lingkungan Kedeputian IPSK-LIPI. Oleh karena itu penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Kebutuhan informasi para peneliti disebabkan adanya kondisi yang dialami peneliti berupa kesenjangan pengetahuan antara yang dimiliki dengan yang dibutuhkan. Kondisi kesenjangan pengetahuan tersebut diakibatkan pekerjaan peneliti (tugas penelitian dan pengembangan) dan kondisi tersebut menjadi masalah bagi para peneliti, karena menghambat kegiatan peneliti dalam melaksanakan tugas.
2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut, para peneliti membutuhkan bantuan dan layanan informasi berupa:
a. Layanan penelusuran dengan alat bantu penelusuran yang terbacakan komputer (OPAC).
b. Koleksi literatur sebagai sumber informasi.
c. Kerjasama antarperpustakaan bidang IPSK yang bermanfaat bagi masing-masing perpustakaan untuk saling melengkapi dan saling tukar informasi.
d. Pustakawan yang dapat mengenali karakteristik setiap peneliti.
e. Layanan sirkulasi yang merupakan salah satu jasa utama perpustakaan.
3. Perilaku pencarian informasi ditunjukkan dengan strategi pencarian informasi, berupa aktivitas yang terdiri dari: cara yang ditempuh untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi, cara peneliti menyeleksi informasi yang diperoleh, cara peneliti memantau perkembangan informasi, cara peneliti memanfaatkan informasi yang terkumpul, dan Cara peneliti mengatasi hambatan/kendala pada saat mencari informasi.
Penelitian ini menerapkan langkah-langkah pencarian informasi dari Ellis (1993), di mana peneliti bidang IPSK umumnya hanya melakukan empat langkah dari enam langkah yang dirumuskan Ellis. Empat langkah tersebut adalah: Pertama melakukan pencarian informasi pada bidang potensial yang diminati (browsing), kedua melakukan seleksi hasil temuan atau informasi yang terkumpul (differentiating), ketiga melakukan pemantauan perkembangan informasi pada bidang terkait (monitoring), keempat mengikuti perkembangan yang terjadi pada bidang yang ditekuni (extracting).
Berbagai sumber informasi digunakan para peneliti dalam menjalankan strategi pencarian informasi, berupa literatur (primer dan sekunder) dan individu/manusia (rekan peneliti dan pustakawan). Para peneliti selalu menggunakan media cetak untuk memperoleh informasi, sedangkan media lain yang tersedia (koleksi CD-ROM dan koleksi bentuk mikro) relatif sedikit penggunaannya dibanding media cetak. Para peneliti memanfaatkan informasi untuk melaksanakan tugas dan mengikuti perkembangan yang terjadi pada bidang yang ditekuni, dengan Cara membaca dan membuat kutipan pada kartu. Hambatan yang dialami para peneliti pada saat melakukan strategi pencarian informasi umumnya berhubungan dengan layanan informasi yang disediakan perpustakaan bidang IPSK-LIPI.

This research is aimed at describing information needs of social science and humanities researchers in Indonesian Institutes of Sciences and describing their information retrieval behaviors by adopting the models of information retrievals of Ellis (1993). Ninety-seven respondents are chosen using simple random sampling technique, while questionnaires were distributed to collect data
This research employs survey and descriptive approach to explain the need of information and retrieval behavior of researchers who work for four research centers under the Department of Social Sciences and Humanities. This descriptive research use independent variable, without any comparison or correlation to other variables.
The results indicate that:
1. Information needs of researchers rooted from experienced situation where there is a gap between their available knowledge and their need; such situation derives from their job in research and development, and it is becomes a problem for them, because they considers that it hampers them is carrying out their jobs.
2. In order to meet their information needs, they request information services as follows: (a) Information retrieval with Online Public Accessed Catalogue (OPAL), (b) collections of social science and humanities in libraries as information resources, (c) mutual cooperation amongst social science and humanities libraries for information exchange, (d) librarians of social science and humanities who well acquaintance with every researchers' characteristics, (e) circulation service of social science and humanities as the library's main service.
3. The information retrieval behavior is exercised by information retrieval strategy, which comprises of methods to obtain and collect information, method of selecting obtained information, and strategies to overcome their problems in retrieving information.
This research applies information retrieval steps developed by Ellis (1993), in which social sciences and humanities researchers are carrying out four of six steps, i.e., first is browsing, doing retrieval of potential subject they like; second is differentiating, to select the result of retrieval or collected information; third is monitoring the development of related information; the forth is extracting, to keep abreast their subject.
Researchers in doing information retrieval strategy use various information resources: primary and secondary resources. They usually use printed media to get information, other available media such as CD-ROM and Microforms are relatively less used than printed media. The researchers use information to do their job and to follow the development of their subject by reading and making reference card_ They are facing difficulties in developing search strategies, and have problems with information services provided by Social Science and Humanities library of Indonesia Institute of Sciences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T11629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>