Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembacaan dan pengekstraksian data dari Lembar Isian Komputer (LIK) selama ini menggunakan alat pemindai khusus berteknologi Optical Mark Reader (OMR). Alat pemindai ini dapat memindai sekaligus mengekstrak data dari LIK. Namun OMR memiliki kelemahan utama yaitu ketergantungan kepada timing track. Tanpa timing track, OMR tidak dapat memproses LIK. Disamping itu kadangkala terjadi kesalahan seperti masukan LIK tidak pas di mesin, LIK kotor, basah, kusut, terlipat atau sejenisnya, sehingga LIK harus dimasukkan ulang ke mesin OMR. Jika sering terjadi kesalahan seperti disebutkan di atas, maka proses pemindaian LIK dapat memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan di atas, kami selaku tim pengembang pada proyek mahasiswa ini mengembangkan program yang berbasis pada pengenalan citra digital. Dengan teknologi ini, LIK terlebih dahulu dipindai dengan alat pemindai citra standar, untuk mendapatkan dokumen citra digital LIK. Selanjutnya program akan mengekstrak data dari dokumen citra digital LIK tersebut. Keunggulan program berdasarkan pengolahan citra adalah menghilangkan ketergantungan terhadap timing track dan waktu proses pengekstrakan yang lebih cepat dibandingkan dengan OMR. Laporan ini berisi dokumentasi proses pengembangan "Scanner Project" beserta perbandingan beberapa algoritma untuk mengembangkan program ini."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wijaya Kusuma
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA691
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat
"Kromosom memiliki peranan penting dalam menyimpan materi genetik setiap makhluk hidup. Salah satu faktor yang memengaruhi struktur kromosom adalah kation divalen termasuk ion tembaga (Cu2+). Hingga saat ini, belum terdapat penelitian yang menganalisis pengaruh Cu2+ terhadap struktur kromosom tumbuhan. Tumbuhan gandum (Triticum aestivum) merupakan organisme model terkait studi kromosom. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Cu2+ pada berbagai konsentrasi (0, 20, 40, 80, 160, dan 1000 µM) terhadap struktur kromosom gandum menggunakan mikroskop cahaya dan scanning electron microscope (SEM). Biji gandum direndam di larutan Cu2+ selama 4 jam, kemudian dikecambahkan selama 48 jam. Ujung akar gandum kemudian disinkronisasi dengan kolkisin 0,01% dan difiksasi dengan larutan Carnoy. Sampel yang akan diamati menggunakan mikroskop cahaya kemudian dihidrolisis dengan HCl 1N, diwarnai dengan aceto-orcein, dan diamati di bawah mikroskop. Sampel yang akan diamati menggunakan SEM diberi enzim 2,5% selulase-pektinase, difiksasi menggunakan 2,5% glutaraldehid, post-fiksasi menggunakan OsO4, dehidrasi dengan etanol, dikeringkan dengan HMDS, dan diamati di bawah SEM. Hasil kualitatif menunjukkan struktur kromosom mulai dari yang paling terkondensasi hingga tidak terkondensasi berturut-turut adalah 20, 80, 40, 1000, 160, dan 0 µM Cu2+. Hasil kuantitatif menunjukkan panjang+lebar kromosom dari setiap perlakuan 0, 20, 40, 80, 160, dan 1000 µM Cu2+ berturut-turut adalah 18,378+1,676 µm, 11,484+2,028 µm, 16,035+1,765 µm, 15,402+1,791 µm, 17,427+1,550 µm, dan 16,321+1,500 µm. Uji perbandingan Tukey dan Dunn menunjukkan bahwa konsentrasi Cu2+ memberi pengaruh yang signifikan terhadap panjang dan lebar kromosom, khususnya pada konsentrasi 20 µM. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Cu2+ memiliki peran penting dalam menjaga struktur kromosom gandum.

Chromosomes have an important role in storing the genetic material of every living creature. One of various factors that can affect the structure of chromosomes is divalent cations including copper ions (Cu2+). Until now, no research has analysed the effect of Cu2+ on plant chromosome structure. Wheat plants (Triticum aestivum) are a model organisms related to the study of chromosomes. This study aimed to determine the effect of Cu2+ at various concentrations (0, 20, 40, 80, 160, and 1000 µM) on wheat chromosome structure using a light microscope and scanning electron microscope (SEM). Wheat seeds were soaked in each Cu2+ solution for 4 hours and germinated for 48 hours. Root tips were then synchronized in colchicine 0.01% and fixed with Carnoy’s solution. For light microscope observation, the root tips were hydrolysed with 1N HCl, stained with aceto-orcein, and observed under the microscope. For SEM observation, the root tips were then treated with 2,5% cellulase-pectinase enzyme, fixed using glutaraldehyde, post-fixed using OsO4, dehydration using ethanol, dried with HMDS, and observed under SEM. The qualitative results showed that the chromosomes structure from most condensed to less condensed were 20, 80, 40, 1000, 160, and 0 µM Cu2+ respectively. The quantitative results showed that the length+width of the chromosomes from each treatment of 0, 20, 40, 80, 160, and 1000 µM Cu2+ were 18,378+1,676 µm, 11,484+2,028 µm, 16,035+1,765 µm, 15,402+1,791 µm, 17,427+1,550 µm, and 16,321+1,500 µm respectively. Tukey and Dunn comparison test showed that the concentration of Cu2+ significantly affected the length and width of chromosomes, especially at 20 µM concentration. The result of our study indicates that Cu2+ has an important role in maintaining the structure of wheat chromosomes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaenal Arif
"Fokus penelitian ini adalah kontibusi pemetaan lingkungan untuk kinerja organisasi dengan mengambil studi kasus Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2013-2015. Penelitian ini dilatarbelakngi terhadap eksistensi sebuah organisasi kepemudaan yang kurang bisa menjawab tuntutan masyarakat sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah. Factor-faktor eksternal dilibatkan dalam penelitian ini untuk bisa melihat apakah organisasi mampu menjawab permasalah eksternal yang serba tidak menentu. Penelitian ini menggunakan teori Hough dan White (2004) untuk melihat pemetaan lingkungan dengan tahap identifikasi, pengumpulan, mengolah dan menerjemahkan, sedangkan untuk melihat peluang dan ancaman peneliti menggunakan teori SWOT yang ditulis oleh Albert Humphrey (1960-1970) dengan melihat kecenderungan-kecenderungan penting sebagai salah satu sumber peluang atau ancaman untuk keberlangsungan organisasi dan pada akhirnya peneliti ingin melihat kapabilitas organisai dengan menggunakan teori Baker dan Sinkula (2005) untuk melihat keterampilan khusus, prosedur, dan proses yang dapat mempengaruhi anggota kedalam keunggulan kompetitif dalam pemetaan lingkungan di kepengurusan PB HMI Perode 2013-2015.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil informan pengurus aktif PB HMI Periode 2013-2015 yaitu ketua umum, ketua bidang sosial dan politik, ketua bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM), ketua bidang informasi dan teknologi, ketua bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat dan ketua korps HMI wati (KOHATI). Data didapatkan dengan metode wawancara mendalam. Pemetaan lingkungan menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi khususnya HMI untuk bisa mendeteksi sebuah sinyal agar dapat menjadi masukan para pemangku kepentingan dalam merumuskan kinerja apa yang akan dicapai untuk kedepan. Pemetaan yang efektif dengan melakukan metode yang benar akan bisa mengatasi kondisi lingkungan eksternal yang sangat cepat berubah. Studi empiris penelitian sebelumnya menjadi hal untuk bisa dikaji dan di implemetasikan dalam penelitian ini.

The Focus of this study is the contribution of environmental scanning to organizational performance by taking a case study of PB HMI period 2013-2015. The background of study of the existence of a youth organization are less able to answer the demands of society as a bridge between people and government. External factors were included in this study to see whether the organization is able to answer the external problems of uncertainty. This study uses the theory Hough and White (2004) to see the environmental scanning with identification, collection, processing and translating, while to look at the opportunities and threats SWOT researchers used the theory written by Albert Humphrey (1960-1970) with a view to important trends as a source of opportunities or threats to the sustainability of the organization and in the end the researchers wanted to see capabilities of organizations by using the theory of Baker and Sinkula (2005) to see more spesific skills, procedures, and processes can leverage resources into competitive advantage in an environmental scanning HMI management during the period 2013-2015.
This research using qualitative method by taking the informant active of PB HMI in period 2013-2015 who are head of HMI, the head division of the social and political fields , the head division of law and human rights ( HAM ), the head division of information and technology, head division of the economics and welfare and head division of women's associations in HMI. the Data is obtained by the method of indepth interviews. Environmental scanning becomes very important in an organization, especially HMI to be able to detect a signal in order to become the input of stakeholders in formulating performance of what will be achieved to the fore . Effective mapping by making the correct method to be able to cope with the external environment that is rapidly changing . Empirical Study of previous research into it to be assessed and in deployments in this study.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismoyo Suro Waskito
"MoS2 nanosheet-microsphere telah berhasil disintesis melalui metode hidrotermal dengan prekursor amonium heptamolibdat dan tiourea yang konsentrasinya campuran bervariasi 0,25 M, 0,5 M, 1,0 M dan 1,5 M. Struktur kristal, morfologi, ukuran partikel dan koefisien gesekan dan pembentukan tribofilm diamati sebagai pengaruh dari konsentrasi prekursor. Pola difraksi sinar-X menunjukkan struktur kristal heksagonal 2H-MoS2 dengan perbedaan kristalinitas medan (002) dan tidak ditemukan fase lain. Pengukuran Spektrometer Raman menunjukkan pergeseran frekuensi E1 2g dan A1g bersama dengan perubahan konsentrasi prekursor di mana MoS2 adalah dengan
konsentrasi prekursor dari frekuensi 0,25 M mendekati frekuensi massal MoS2 menunjukkan semakin banyak lapisan dan kristalinitas yang lebih baik. Pengamatan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) yang menunjukkan morfologi partikel lembar nano dengan puluhan ketebalan nanometer berkumpul untuk membentuk microsphere dengan diameter 1-3 μm. Pengukuran koefisien gesek dan pembentukan lapisan film menunjukkan efek kristalinitas partikel pada koefisien gesekan dan pembentukan lapisan film di mana partikel dengan kristalinitas lebih rendah menghasilkan nilai koefisien gesekan yang lebih kecil dan pembentukan lapisan film lebih cepat. Menguji koefisien gesekan dengan Rig Reciprocating Frekuensi Tinggi (HFRR) juga menunjukkan penambahan 2% berat dan 3% berat MoS2-1,5M mengurangi koefisien gesekan pelumasan Yubase 8 sebesar 30% dan 37,5%

MoS2 nanosheet microsphere has been successfully synthesized through the hydrothermal method with precursors of ammonium heptamolybdate and thiourea whose concentrations the mixture is varied 0.25 M, 0.5 M, 1.0 M and 1.5 M. Crystal structure, morphology, particle size and friction coefficient and tribofilm formation were observed as influences from precursor concentration. X-ray diffraction pattern shows the crystal structure hexagonal 2H-MoS2 with a difference in field crystallinity (002) and not found another phase. Raman Spectrometer measurements show E1 frequency shifts 2g and A1g along with changes in precursor concentration where MoS2 is with the precursor concentration of 0.25 M frequency approaches the bulk MoS2 frequency indicates more and more layers and better crystallinity. Observation with Scanning Electron Microscope (SEM) showing particle morphology nanosheets with tens of nanometer thickness gathered to form microsphere with a diameter of 1-3 μm. Measurement of coefficient of friction and formation film layer shows the effect of particle crystallinity on the coefficient of friction and the formation of a film layer where particles with lower crystallinity resulting in smaller friction coefficient values ​​and film layer formation faster. Testing the coefficient of friction with the High Frequency Reciprocating Rig (HFRR) also shows the addition of 2 wt% and 3 wt% MoS2-1.5 M can decreases the coefficient of lubrication friction Yubase 8 by 30% and 37.5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA258
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Hadi Setiawan
"Kerak pipa selalu terjadi pada pipa produksi pada pembangkit listrik yang memanfaatkan panas bumi. Kerak pipa dapat terjadi dalam waktu yang lama maupun dalam hitungan bulan. Hal ini dapat mempengaruhi diameter dalam pada pipa sehingga dapat mengurangi laju alir dan bahkan dapat menyumbat pipa. Pengukuran tebal kerak pipa dibutuhkan untuk dapat mengetahui seberapa besar kerak yang terjadi di dalam pipa. Gamma scanning merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis struktur di dalam suatu objek tanpa merusak atau membuka bagian objek tersebut sehingga dapat digunakan tanpa mengganggu jalannya operasi. Sistem Gamma scanning dalam penelitian ini dapat melakukan pemindaian secara otomatis dan dapat diinstall dengan mudah. Sumber radiasi Gamma Cs-137 digunakan sebagai pemancar foton gamma menembus objek yang kemudian akan dideteksi menggunakan detector sintilasi NaI(Tl). Sistem pengendali menggunakan Arduino dan Raspberry Pi 4 yang akan mengatur pergerakan secara otomatis dan juga pengambilan data serta pengolahan data. Data hasil rekonstruksi akan dianalisis untuk mengetahui ketebalan kerak di dalam pipa.

The growth rate of pipe scale always occurs in production pipes at power plants that utilize geothermal energy. This growth rate can occur in a long time or in a matter of months. This can affect the inside diameter of the pipe so that it can reduce the flow rate and can even clog the pipe. Measurement of the growth rate of pipe scale is needed to be able to find out how much scale occurs in the pipe. Gamma scanning is a technique used to analyze the structure inside an object without damaging or opening parts of the object so that it can be used without disturbing the operation. The Gamma scanning system in this study can perform scanning automatically and can be installed easily. Gamma radiation source Cs-137 is used as a gamma photon emitter to penetrate the object which will then be detected using a NaI(Tl) scintillation detector. The control system uses Arduino and Raspberry Pi 4 which will automatically regulate the movement as well as data retrieval and data processing. The reconstructed data will be analyzed to determine the thickness of scale in the pipe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Yunita Dewi
"Sistem tomografi pada industri memerlukan sistem akuisisi data yang cepat dan pengendalian proses scanning yang akurat dan presisi. Pada penelitian ini data tomografi diakuisisi dari sistem yang menggunakan berkas penyinaran radiasi fan beam dengan jumlah detektor sebanyak dua buah. Sistem tomografi yang dirancang terdiri dari: sumber radiasi gamma yang berasal dari isotop Cs-137 beraktivitas 30 mCi dan 80 mCi, detektor dengan kristal sintilasi NaI(Tl) yang dihubungkan dengan pencacah Ludlum M2200, serta sistem gerak yang terdiri dari pergerakan sumber dan detektor yang masing-masing membutuhkan 1 buah motor. Seluruh proses scanning dikendalikan melalui Arduino sebagai mikrokontroler serta LabVIEW sebagai software antarmuka dengan pengguna. Proses ini termasuk pengendalian motor, pembacaan encoder, serta komunikasi secara serial dengan pencacah Ludlum dan PC. Penggerakkan motor berhasil merotasikan sumber dan detektor hingga sudut terkecil 1° terhadap pusat rotasi dengan durasi yang dibutuhkan adalah 1 detik. Hasil pencacahan radiasi memiliki kesalahan statistik 1.47% untuk durasi 1 detik dan 0.99% untuk 2 detik. Gambar hasil rekonstruksi dengan ukuran piksel yang sama untuk data dari berkas kipas memberikan kualitas gambar yang lebih rendah dibandingkan berkas paralel. Namun untuk waktu pindai yang hampir sama yaitu ±30 menit, gambar dari berkas kipas memiliki kualitas yang lebih baik. Resolusi spasial kedua metode tomografi berhasil menunjukkan lubang pada phantom dengan diameter terkecil hingga 1 cm.

Industrial tomography system needs a fast data acquisition, as well as high accuracy and precision scanning control which is operated in an automated manner. In this research, the data was acquired from 2 detector-fan beam scanning method. This design consists of: gamma ray source from Cs-137 isotope having 30 and 80 mCi, scintillation detector made of NaI(Tl) crystal connected to Ludlum M2200 radiation counter, and motion system made up of source rotator and detector rotator with each motion corresponds to one motor. The whole process is controlled by Arduino as a microcontroller and LabVIEW as a graphical user interface. This process includes motor controlling, encoder reading, and serial communication with Ludlum counter and PC. Motor motions are able to rotate the source and detector with angle starting from 1° around the center of rotation and take time about 1 second per degree rotation. Radiation counting resulted in 1.47% statistical error for 1-second counting time and decreased to 0.99% as counting time is increased to 2 seconds. The reconstructed image with the same pixel size from fan beam method resulted in poorer quality than from parallel one. However, with nearly same total scanning time that is about ± 30 minutes, the fan beam method resulted in higher quality. Spatial resolution for both methods succeeded to show the holes which diameters are more than 1 cm within the phantom.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diwiya Aryyaguna
"ABSTRAK
Scaffold membran kitosan dan kitosan-RGD cangkang kepiting diproduksi oleh BATAN, untuk rekayasa jaringan pada rongga mulut. Sifat arsitektural kedua scaffold belum diteliti. Tujuan: Meneliti sifat arsitektural scaffold membran kitosan dan kitosan-RGD cangkang kepiting. Metode: Jumlah, ukuran, jarak antar pori dan porusitas dengan uji SEM dan analisis ImageJ. Daya serap dengan Swelling test. Hasil: Scaffold kitosan dan kitosan-RGD memiliki 225 dan 237 buah pori, berukuran 176.4mm dan 178.3mm, porusitas sebesar 12.8 dan 12.9 , jarak antar pori sebesar 94.7mm dan 93.3mm, serta daya serap sebesar 10.5mgH2O/mgScaffold dan 19.2mgH2O/mgScaffold. Kesimpulan: Sifat arsitektural scaffold membran kitosan RGD cangkang kepiting cenderung lebih baik.

ABSTRAK
Introduction Crab Shell Chitosan and Chitosan RGD membrane Scaffolds have been made by BATAN, for tissue engineering in oral cavity. Architectural properties of both scaffolds have never been analyzed. Purpose To analyze the architectural properties of both scaffolds. Methods Pore amount, pore size, interpore distance and porosity using SEM test with ImageJ analysis. Water absorption using swelling test. Results Chitosan and Chitosan RGD scaffolds have 225 and 237 pores, 176.4mm and 178.3mm sized pore, porosity of 12.8 and 12.9 , interpore distance of 94.7mm and 93.3mm, with water absorption of 10.5mgH2O mgScaffold dan 19.2mgH2O mgScaffold. Conclusions Crab shell chitosan RGD membrane scaffold has better architectural properties. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sung Endah Permatasari
"ABSTRAK
Radioterapi merupakan terapi kanker yang efektif, namun tidak spesifik dan dapat membunuh jaringan normal. Untuk mengatasi hal tersebut, bahan radioaktif dapat diikat pada suatu pembawa agar dapat menuju loka-aksi. Dalam penelitian ini, radionuklida I-131 diikat pada nanopartikel perak yang diketahui terakumulasi di hati sehingga senyawa berlabel AgNP-I131 dapat digunakan untuk radioterapi kanker hati. Nanopartikel perak disintesis menggunakan reagen AgNO3 0,0005 M, NaBH4 0,002 M, PVP 0,3 dan NaCl 1,5 M, kemudian dimurnikan dengan cara sentrifugasi. Karakterisasi terhadap hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengukur serapan optik, TEM untuk mengetahui ukuran partikel dan morfologi, PSA untuk mengetahui distribusi ukuran partikel dan Zeta-sizer untuk mengukur zeta potensial. Nanopartikel perak memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 398 nm, berbentuk sferis dengan diameter kurang dari 10 nm, indeks polidispersitas 0,455 dan zeta potensial -8 mV. Pelabelan dilakukan dengan menambahkan Na-I131 yang dioksidasi menggunakan Kloramin-T terimobilisasi ke dalam larutan koloidal nanopartikel perak, kemudian dilakukan uji kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia. Identifikasi radionuklida menggunakan Spektrometer Gamma menunjukkan tidak adanya radionuklida yang tidak diinginkan. Sistem elusi dengan hasil uji kemurnian radiokimia yang terbaik menggunakan fase diam kertas Whatman 1 dan fase gerak metanol : akuabides : amonium asetat 1:1:1 dengan hasil kemurnian sebesar 96.

ABSTRAK
Radiotherapy is an effective cancer therapy, but may affect normal tissue. To overcome this issue, radioactive is attached to a carrier targeting spesific organ. In this research, radionuclide I 131 was attached to silver nanoparticle which had known to be accumulated in liver. Therefore, radiolabelled compound AgNP I131 could be used as liver cancer therapy. Silver nanoparticle was synthesized using AgNO3 0.0005 M, NaBH4 0.002 M, PVP 0,3 and NaCl 1.5 M, then purified by centrifugation. Characterization was carried out through UV Vis spectroscopy for optical properties, TEM for particle size and morphology, PSA for particle size distribution, and Zeta sizer for zeta potential. The result showed the maximum absorbance on wavelength 398 nm, spheric with diameter less than 10 nm, polydispersity index 0.455, and zeta potential 8 mV. Radiolabeling was done by adding Na I131 which had been oxidized by immobilized Chloramine T to silver nanoparticle colloidal solution. Then identify the radionuclidic purity and radiochemical purity of AgNP I131. Identification of radionuclidic result showed there was no impurities. The eluting system that give the best radiochemistry purity was using Whatman 1 paper as adsorbent and methanol aquabidest ammonium acetate 1 1 1 as eluent resulting 96 purity."
2017
S66771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>