Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
618.32 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muripto
"Angka kematian perinatal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 45 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit Umum Banjar mempunyai angka kematian perinatal : 78,2 per 1000 kelahiran. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan diharapkan mampu membantu menurunkan angka kematian perinatal tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan AMP di Rumah Sakit Umum Banjar dapat mengintervensi upaya penurunan kematian perinatal.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 666 pada periode tahun 1994/1995 dan sebanyak 727 pada periode tahun 1996/1997.
Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang berarti pada : variabel input yaitu adanya kebijakan/SK, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta prosedur tetap. Pada variabel proses yaitu adanya pertemuan, diktat, penerapan protap dan pembahasan kasus berjalan lebih baik. Adapun variabel output dan outcome sesuai dengan adanya perbaikan pada variabel input dan proses.
Dan akhirnya saran kepada Rumah Sakit agar kegiatan AMP lebih dimantapkan dan ditingkatkan. Untuk Dinas Kesehatan dan instansi terkait agar lebih terjalin koordinasi, komunikasi dan kerjasama dalam rangka meningkatkan kegiatan AMP yang pada gilirannya dapat menurunkan angka kematian perinatal.

The Analysis of Maternal Perinatal Audit (MPA) Program at Banjar District HospitalPerinatal Death as one of health indiator, which is 45 per 1000 births in Indonesia, is still regarded high. In Banjar district Hospital, thits rate reaches a higher number which is 78,2 per 1000 births.
As a regerral center for the district area, Banjar hospital is expected to play role in decreasing this rate. To realize this the government has urged all district hospitals to conduct a program., calls : The Maternal and Perinatal Audit (MPA). This study aims to assess the conduct of the MPA program at the Banjar Hospital, by analyzing its 2 year activities : From April 1994 to March 1997 the approach was qualitative by which 25 hospital staff who are involved in the MPA Program were interviewed secondary data in the forms of annual and monthly reports were also analyzed. 727 medical records were assessed to see the output and the outcome of this MPA Program.
The conceptual framework used to analyze was the system approach, looking thoroughly at each aspect of input, process, output and outcome. The study shows that the input (The MPA decree , manpower, budget, facilities) is significant in making the program work. The press such as meetings, development and practice of standard procedures are the ones that make the program successful.
It is suggested to the hospital director to always support the MPA program : The District Health Offices, herely is encouraged to facilitate the hospital and the MPA program with better forum, conducive atmosphere., to better improve communications and coordination?s among the hospital MPA staff and other related sectors.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Amran
"ISK tidak bergejala sering terjadi pada wanita hamil dengan prevalensi di Indonesia sebesar 7,3%. ISK tidak bergejala pada wanita hamil yang tidak ditatalaksana dengan segera dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kultur urin sebagai diagnosis baku emas ISK membutuhkan waktu sekitar seminggu dan biaya yang cukup mahal. Oleh karena itu, uji mikroskopik urin dengan atau tanpa sentrifugasi menjadi salah satu pilihan untuk membantu diagnosis dini ISK. Penelitian uji mikroskopik dilakukan pada 74 sampel urin disentrifugasi dan tidak sentrifugasi, dari 317 sampel urin wanita hamil yang berobat ke enam Puskesmas di Jakarta dengan uji nitrit positif.
Hasil uji mikroskopik bakteriuria dan leukosituria dibandingkan dengan hasil kultur urin. Sensitivitas bakteriuria yang disentrifugasi menunjukan hasil yang paling baik dibandingkan dengan parameter uji mikroskopik lain, yaitu 74% dengan nilai p yang bermakna sebesar 0,009. Kombinasi bakteriuria dan leukosituria ≥3/LPB dan >5/LPB dapat meningkatkan spesifisitas uji dengan nilai 91,5% dan 93,6% pada urin yang tidak disentrifugasi.
Hasil ini menunjukkan bahwa bakteriuria pada urin yang disentrifugasi, merupakan metode yang paling baik untuk menbantu diagnosis dini ISK tidak bergejala pada wanita hamil. Uji kombinasi bakteriuria dan leukosituria, serta uji leukosituria ≥3/LPB dan >5/LPB dapat dimanfaatkan untuk membantu secara dini menyingkirkan orang yang tidak mengalami ISK.

Asymptomatic urinary tract infection commonly happened in pregnant women with the prevalence in Indonesia reached 7.3%. Untreated asymptomatic bacteriuria could affect maternal and fetal health. As gold standard diagnostic modality, urine culture took around a week and was not cost-effective. Therefore, microscopic examination using centrifuged or uncentrifuged urine sample is an option to support early diagnosis of UTI. Microscopic analysis was conducted in 74 centrifuged and uncentrifuged urine samples from 317 pregnant who came to six healthcare centres in Jakarta which showed positive result of nitrite examination.
The results of microscopic examination of bacteriuria and leukocyturia were compared with urine culture. Sensitivity of centrifuged bacteriuria was the highest among the other microscopic parameters, which was 74% with the p value of 0.009. Combination of bacteriuria and leukocyturia ≥3/HPF dan >5/HPF were increased the sepecificity with the value of 91.5% and 93.6% in uncentrifuged urine.
This result showed that the best method of microscopic examination for early diagnosis of asymptomatic urinary tract infection in pregnant women is detection of bacteriuria in centrifuged urine. Combination of bacteriuria and leukosituria test, as well as leukosituria ≥3/HPF and >5/ HPF can be used to rule out the diagnosis of UTI at an early stage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiah Salsabila
"Pendahuluan. Kepatuhan cuci tangan yang rendah merupakan masalah bagi banyak tempat pelayanan kesehatan. Hal ini bisa menjadi masalah karena praktik cuci tangan sudah terbukti efektif mencegah Healthcare-associated Infections (HAI). Riset ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan agar dapat membantu proses pembuatan program promosi cuci tangan yang lebih efektif.
Metode. Studi cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Penelitian ini dilakukan di Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Subyek penelitian adalah perawat yang sedang aktif bertugas. Setelah diobservasi, kuesioner dibagikan kepada subyek-subyek tersebut. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan Fishers Exact Test.
Hasil. Data dikumpulkan dari 89 responden. Seluruh responden adalah perempuan dan mempunyai usia rata-rata 31.79 tahun. Sebanyak 86.5% lulus D3 dan 93.3% mempunyai tingkat kepatuhan cuci tangan sedang. Hanya sedikit yang memiliki kepatuhan cuci tangan yang baik. Semua faktor yang telah diteliti, yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap) tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan cuci tangan.
Kesimpulan. Semua responden yang terkumpul adalah perempuan dan mayoritas lulusan D3. Pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap terhadap cuci tangan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Walaupun demikian, ditemukan bahwa mayoritas dari subjek penelitian menunjukkan kepatuhan cuci tangan yang sedang meskipun memiliki pengetahuan yang rendah tentang praktik cuci tangan. Hal ini dapat membuka diskusi mengenai batasan-batasan penelitian dan faktorfaktor lain yang dapat berhubungan dengan hasil penelitian ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mesak, Felix Melchizedech
"Topik penelitian ini berawal dari penelusuran kepustakaan melalui CD-ROM Medline dan CC Life Sciences pada tahun 1994. Ternyata salah satu persoalan kesehatan yang menarik untuk dipelajari ialah kasus-kasus penyakit ibu dan bayi yang berasosiasi dengan salah satu spesies mikoplasma, Ureaplasma urealyticum, atau singkatnya disebut ureaplasma.
Publikasi mengenai ureaplasma per tahunnya cukup banyak, misalnya pada tahun 1994 tedapat 26 laporan kasus klinik dari berbagai negara. Dalam dua tahun belakangan ini, tahun 1997 dan 1998, masing-masing tercatat 54 dan 53 publikasi. Medline (pusat data milik National Library of Medicine, National Institute of Health, Amerika Serikat) sendiri telah merekam 1130 publikasi mengenai urealyticum sampai bulan April 1999 ini, Diperkirakan 60 - 70 % di antaranya berupa laporan kasus-kasus klinik. Karena kasus-kasus klinik yang bermunculan berdampak luas pada kesehatan reproduksi dan perinatal, maka ureaplasma semakin mendapat perhatian luas di beberapa negara maju dalam kurun waktu sepuluh tahun belakangan ini.
Mikroorganisme ini tergolong mahluk hidup bebas terkecil dan berada dalam relung yang relatif sempit: selnya hanya dilapisi sebuah membran plasma, kisaran temperatur hidupnya hanya sekitar 37°C dengan ph optimum 6.0, hanya dapat hidup di dalam jaringan tubuh inangnya (komensal pada saluran urogenital manusia), dan mudah sekali kehilangan viabilitasnya.
Tetapi kasus-kasus klinik yang berasosiasi kuat dengannya sangat tidak terduga: kolonisasi saluran urogenital wanita dan pria yang berdampak pada kesehatan reproduksi dan morbiditas-mortalitas perinatal. Kasus-kasus tersebut antara lain: infertilitas, prostatitis, urinary calculi, dan uretritis pada pria (Taylor-Robinson, 1996; Xu et al., 1997; Li et al., 1997), uretritis dan endometritis pada wanita, dan (mungkin) mengakibatkan kegagalan konsepsi, aborsi, janin lahir prematur, berat bayi lahir sangat rendah, pneumonia dan infeksi akut saluran pernapasan bayi baru lahir dan malahan ditemukan kasus meningitis (Cassell et al,, 1993; Abele-Horn et al., 1997). Kasus lain yang berasosiasi erat dengan ureaplasma antara lain artritis (Horowitz et a1, 1994) dan bahkan Martinelli et al. (1998) dan Florio da Cunha et al. (1998) melaporkan terisolasinya ureaplasma dari pasien yang terinfeksi HIV. Nir Paz (1995) mendeteksi komponen membran yang diduga berperanan dalam aktivasi transkripsi yang dimediasi sekuen ulangan terminal panjang genom HIV. Sementara itu Hill (1998) mengungkapkan kemungkinan hubungan bacterial vaginosis yang salah satunya ureaplasma dengan mikroflora mulut. Jadi ureaplasma berhubungan erat dengan aktivitas seksual dan transmisinya secara seksual berperanan panting dalam terjadinya kasus-kasus di atas (Cassell et al., 1994; Koch et al., 1997).
Secara global bila penanganan dan manajemen kesehatan penyakit-penyakit infeksi yang berasosiasi dengan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi semakin baik lalu masih ditemukan gejala atau kasus seperti di atas, maka kemungkinan besar ureaplasma-lah yang menjadi dugaan paling akhir penyebabnya. Keberadaan ureaplasma selama ini tertutupi oleh organisme komensal dan patogen lainnya di traktus urogenital manusia. Cepat atau lambat, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan menghadapi persoalan yang lama. Antisipasi hanya dapat dilakukan bila Indonesia memiliki riset paralel dengan negara maju baik eksplorasi klinis maupun faktor-faktor patogenesis. Indonesia sebenarnya telah memiliki riset awal ureaplasma yaitu upaya untuk menemukan korelasi statistik antara infertilitas pria dan ureaplasma yang di deteksi dengan kit uji urease tanpa pembiakan (Tjokronegoro et at, 1993). Pemerintah Indonesia telah turut serta dalam komitmen internasional bahwa akses yang sepantasnya terhadap pelayanan kesehatan primer ialah menjamin daya hidup wanita dan anak-anak yang paling rentan. Komitmen internasional yang penting ini diadakan antara lain Safe Motherhood Initiative pada tahun 1987, World Summit pada tahun 1990, dan International Conference on Population and Development di Kairo pada tahun 1994 (Ministry of Health, 1999). Akses ini berarti tersedianya pelayanan berkualitas tinggi yang mampu menjangkau orang-orang yang sangat membutuhkannya. Secara spesifik, jenisjenis pelayanan kesehatan primer ini merupakan kerangka kerja yang menggunakan isu prioritas yang di adopsi dalam paket kebijaksanaan perawatan kesehatan reproduksi nasional .tahun 1996. Program ini mencakup empat isu esensial yang mempunyai dampak menyelurub terhadap terjadinya dan proses kehamilan dan kelahiran yaitu: (1) kesehatan ibu dan bayi; (2) kesehatan reproduksi remaja; (3) keluarga berencana, dan (4) penanganan penyakit-penyakit menular seksual. Kemudian isu tambahan yang penting selain ke empat program di atas ialah pemberdayaan potensi manusia usia lanjut yang berperanan dalam perubahan komunitas dan keluarga. Departemen Kesehatan dalam laporannya mencantumkan bahwa 40% wanita dari 486 peserta keluarga berencana di Jakarta?"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
D232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Aminullah, Author
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0161
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Widiyastuti
"ABSTRAK
Di seluruh dunia, kemalian bayi bam lahir (neonatus) merupakan 36%
kematian anak di bawah usia lima tahun. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005,
angka kematian neonatus Indonesia adalah 18 kemalian per 1000 kelahiran hidup,
tertinggi se-Asia Tenggara Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini,
morbiditas maupun mortalitas pada bayi baru lahir yang disertai penyulit dapai
ditekan. Unit perinatologi mempakan fasilitas yang terbilang baru di Iingkungan RS
Tugu Ibu dimana tingkat pemanfaatanya masih tergolong rendah. Berdasarkan data
rekarn medis tahun 2007, BOR unit perinatologi adalah 37,l6%. Agar dapat
memaksimalkan pemanfaatan fasilitas perinatologi ini, terlebih dahulu perlu
diketahui karakteristik pasien- pasiennya. Penelitian ini berlujuan untuk mengelahui
hubungan karakteristik pasien dengan pemanfaatan fasilitas perinatologi di RS Tugu
Ibu Depok tahun 2007.
Rancangan penelitian ini adalah studi potong Iintang dengan pendekatan
kuantitalif. Lokasi penelitian adalah unit perinatologi RS Tugu lbu, dan dilaksanakan
pada bulan Maret sampai Mei 2008. Data yang di gunakan adalah data sekunder yang
diperoieh dari buku register pasien perinalologi selama tahun 2007 dengan jumlah
sampel sebanyak 96. Daftar cocok (check list) digunakan sebagai instrumen
pengumpul data. Variabel independen dalam penelilian ini lerdiri dari faklor
predisposisi (umur, jenis kelamin, berat badan dan riwayal asal bayi serta tempat
tinggal orang lua), Faktor enabling (jenis pembiayaan) dan faktor (lama hari
rawat dan lindak Ianjut). Sebagai variabel dependen adalah pemanfaatan fasilitas
perinalologi (inkubator, alat fototerapi, ifgfizs pump. nasal canule dan nnsogaslric
lube). Dala kemudian dianalisa secara mivariat, bivariat (menggunakan uji Kai
Kuadral) dan multivarial (uji regresi logislik).
Dari hasil penelitian didapalkan 25% pasien meunanfaalkan fasilitas
perinatologi selama menjalani perawatan.Didapatkan hubungan yang bermakna
anlara variabel umur, berai badan, riwayat asal, lama hari rawat dan tindak lanjut
dengan pemanfaatan fasilitas perinalologi. Sedangkan variabel tindak lanjut
mempakan faktor dominan dalam pemanfaatan fasilitas perinalologi di RS Tugu Ibu
tahun 2007.
Saran yang dapat diberikan berkaitan penelitian ini adalah menetapkan suatu
kriteria tertenlu bagi pasien yang akan dirawai di unit perinalologi dan
mengembangkan unit perinatologi menjadi NICU (Neonami lntensive Care Unit).

ABSTRACT
Newborn mortality is 36% of under 5 children mortality over the world.
Based on WI-IO?s report in 2005, the newborn mortality in Indonesia was I8
mortalities of l000 live birth, which were the highest in South East Asia The
advance medical technology now days could reduce morbidity and mortality of` the
newborn that?s had trouble around their conditions. Perinatology unit in Tugu Ibu
Hospital was still underutilization. Based on medical report, Bed Occupancy Rate
perinatology unit was 37,16% in 2007. In order to maximize it, the identification of
patients characteristic was urgently needed. This study is to identify the relationship
between patienfs characteristic and utilization ot? perinatology facilities in Tugu Ibu
Hospital in 2007.
The study is quantitative study with a cross sectional design. The location of
this study is at pcrinatology unit in Tugu Ibu Hospital on March- May 2008. The
subject is perinatology patient?s register book in 2007 as a secondary data and the
sample is 96 data. Check list is used as an instrument of this study. Variables studied
are consisting of predisposing factors (age, sex and weight of the newborn; parents
address and referral history), enabling factors (type of financing) and need (length of
Slay and outcome). As a dependent variables is utilization of perinatology facilities
(incubator, phototheraphy device, infusion pump, nasal canule and nasogastric tube).
Data are analyzed by univariate, bivariate (Chi?s square test) and multivariate
(logistic regression test) analysis.
lt was fotmd that 25% patients use perinatology facility during their
treatment. The independent variables, which have significantly related to the
utilization of perinatology facilities are: age, weight, referral history, length of stay
and outcome. The multivariate analysis found that the dominant factor is outcome of
the utilization of perinatology facilities in Tugu Ibu Hospital in 2007.
Based on the study result, it is suggested that hospital must create a specific
criterias for newborn whose need perinatoiogy treatment and up grade this unit
become Neonatal Intensive Care Unit (NICU)."
2008
T31593
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Olivia Nastasya
"Newborn Early Warning System (NEWS) dapat mengidentifikasi tanda perburukan melalui proses sistematisdengan memetakan tanda-tanda vital pasien. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis optimalisasi   asuhan keperawatam pada sistem peringatan awal neonatus menggunakan NEWS melalui pendekatan Teori Konservasi Levine. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus. Terdapat lima kasus neonatus yang dirawat di ruang perinatologi yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Konservasi Levine. Aplikasi Teori Konservasi Levine memperhatikan empat konservasi yaitu energi, struktural personal dan sosial. Intevensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan evidence based dan intervensi lainnya. Peringatan awal dengan menggunakan NEWS terbukti efektif dalam mengidentifikasi bayi yang berisiko, memudahkan untuk melakukan intervensi secara tepat, meningkatkan kualitas hidup neonatus serta dapat meminimalkan morbiditas dan mortalitas

The Newborn Early Warning System (NEWS) can identify signs of worsening through a systematic process by mapping the patient's vital signs. The purpose of this scientific work is to analyze the optimization of nursing care in the neonatal early warning system using NEWS through Levine's Conservation Theory approach. The method of this scientific work is a case study. There were five cases of neonates who were treated in the perinatology room and were given nursing care using Levine's Conservation Theory approach. Levine's application of Conservation Theory pays attention to four conservations: energy, structural, personal, and social. Nursing interventions are based on evidence-based and other interventions. Early warning using NEWS has proven to be effective in identifying at-risk babies, making it easier to make appropriate interventions, improving the quality of life of neonates, and minimizing morbidity and mortality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Nirwana Handayani
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki ukuran vena yang sangat kecil sehingga memiliki resiko dilakukan pemasangan akses intravena perifer dengan beberapa kali penusukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pemasangan akses intravena perifer berulang pada BBLR. Desain penelitian menggunakan cross sectional melibatkan 211 responden di salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta dengan teknik consecutive sampling. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pemasangan akses intravena perifer berulang pada BBLR dengan peningkatan nyeri, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi nafas, penurunan saturasi oksigen, penurunan suhu tubuh, durasi menangis bayi, keterlambatan terapi, durasi pemasangan dan tingginya biaya perawatan dengan nilai (p<0,001). Pada penelitian ini, sebagian besar responden memiliki usia gestasi 32-36 minggu, berat lahir 1501-2499 gram, dan berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan tindakan preventif untuk mengurangi dampak pemasangan akses intravena perifer berulang pada bayi berat badan lahir rendah.

Low birth weight babies (LBW) have a very small size of vein so that they have the risk to do peripheral intravenous access by multiple insertion. This research aims to determine the impact of multiple insertion on intravenous access to LBW. The research design uses a cross sectional  involving 211 respondents in a referral hospital in Jakarta with consecutive sampling. The Spearman correlation test results show that there is a significant relation between multiple insertion on intravenous parifer in LBW with increased pain, increased pulse frequency, increased breath frequency, decreased oxygen saturation, decreased body temperature, duration of crying babies, delay in therapy, duration of installation and high cost of treatment with value (p<0,001). In this research, most of respondent have gestational age about 32-36 weeks, 1501-2499 grams of birth weight, and male sex. This research is expected to be used as a basis for developing preventive measures to reduce the impact of the multiple insertion on peripheral intravenous access for low birth weight babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Kurniaty Ika Sari
"Pemulangan bayi dengan pemakaian selang orogastrik dapat berisiko terjadinya masalah risiko gangguan pertumbuhan karena ketidaksiapan orang tua/pengasuh dalam perawatan bayi di rumah. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Roy terhadap asuhan keperawatan pada neonatus dengan risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi. Terdapat tiga kasus dengan masalah keperawatan risiko gangguan pertumbuhan yang didapat melalui pengkajian perilaku mode fisiologis dan interdependensi selama perawatan di ruang perinatologi. Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengelola stimulus untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku adaptif pada bayi. Hasil menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy dapat digunakan dalam asuhan keperawatan pada bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan melalui penggunaan media video tentang pemberian minum bayi melalui selang orogastrik sebagai sarana edukasi kepada ibu sebagai pengasuh utama bayi di rumah. Terjadi respons efektif pada mode interdependensi melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam pemberian minum bayi melalui selang orogastrik. Model Adaptasi Roy diharapkan dapat diterapkan dalam optimalisasi asuhan keperawatan bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi.

Infant’s discharge using orogastric tube could pose a risk growth failure due to the incapable of the parents/caregivers in caring for infant at home. This case study aims to provide an overview of the application of Roy's Adaptation Model in nursing care for infants at risk of growth failure in perinatology. There are three cases with nursing problems at risk of growth failure obtained through the assessment of physiological mode behavior and interdependence during hospitalization. Nursing intervention are carried out by managing stimuli to increase and maintain adaptive behavior in infants. The results show that Roy's Adaptation Model could be used in nursing care for infants with risk of growth failure through the use of video about infant feeding through an orogastric tube as media education for mothers as being main caregivers of infants at home. There was an effective response in the interdependence mode with the increasing mother's knowledge and skill in orogastric tube feeding. Roy Adaptation Model is expected to be applied in optimizing nursing care for infants with risk of growth failure in perinatology."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>