Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchtaruddin Mansyur
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
613.1 MUC r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nurhadi Sucipto
"Persepsi tentang perempuan yang bekerja dan aktivitas domestik yang melekat, kini mulai bergeser ke ranah publik. Kedua persepsi atas peran tersebut seringkali berbenturan sehingga menyebabkan perempuan mengalami kondisi lelah secara fisik dan emosional yang memicu terjadinya konflik. Konflik kerja-keluarga dapat dipandang sebagai salah satu penyebab isu kesehatan mental seperti burnout dan stres. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan menggunakan metodologi exploratory research. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2021 pada 1.063 subjek, yaitu perempuan yang bekerja dan memiliki setidaknya satu tanggung jawab domestik, yaitu anak, suami, orang tua, ataupun saudara. Penelitian menggunakan metode purposive sampling dan penggunaan kuesioner berbasis online untuk menjangkau subjek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 15 model yang dibandingkan setiap variabel domestiknya. Adapun dari 15 model tersebut, hanya 13 model yang lulus uji validitas dan reliabilitas. Hasil menunjukkan perempuan tidak mengalami konflik kerja-keluarga saat menjalankan aktivitas domestik. Sebaliknya, saat menjalankan aktivitas pekerjaannya, mereka mengalami konflik kerja-keluarga. Konflik terbukti berpengaruh terhadap masalah kesehatan mental perempuan. Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan pandangan bagi perusahaan terkait isu masalah kesehatan mental bagi perempuan dan penyusunan kebijakan aturan kerja yang ramah keluarga.

Perceptions about working women and the domestic activities attached to them, are now starting to shift to the public domain. Both perceptions of these roles often clash, causing women to experience physically and emotionally exhausted condition that triggers conflict. “Work-family” conflict can be seen as one of the causes of mental health issues such as burnout and stress. This research is quantitative and conducted using exploratory research as methodology. Data collection was conducted from April to May 2021 in 1,063 subjects, with women who work and have at least one domestic responsibility, ie. children, husbands, parents, or siblings. The research used a purposive sampling method and used online-based questionnaires to reach the subjects. In this research, there were 15 models which were compared to each of their domestic variables. From the 15 models, only 13 models passed the validity and reliability tests. The result show that is women do not experience work-family conflict when carrying out domestic activities. On the other hand, when carrying out their work activities, they experience work-family conflict. The conflict has been shown to have an effect on women’s mental health problems. With this research, it can provide insight for companies regarding to mental health issues for women and the formulation of policies for family-friendly working rules."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjono Puro
"Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan industri jasa konstruksi maka kebutuhan akan pekerjaan pondasi juga meningkat. Namum peningkatan kebutuhan akan pondasi dalam sering mengalami kendala atau permasalahan yaitu keterlambatan pada pelaksanaan.
Waktu penyelesaian pelaksanaan konstruksi proyek adalah merupakan pertimbangan penting bagi pemilik proyek dan bagi pelaksana konstruksi atau kontraktor, sehingga dalam setiap perjanjian kerja antara kontraktor dan pemilik proyek, waktu penyelesaian konstruksi menjadi salah satu bahasan utama.
Pada penelitian digunakan metode analisa deskriptif dengan bantuan program Excel untuk menghitung indeks dan varian. Dari besarnya indeks dan Varian dapat ditentukan rangking tiap kelompok dan tiap varilabel dari penyebab keterlambatan. Dari hasil analisis yang dilakukan penyebab keterlambatan tertinggi berdasarkan kelompok adalah Owner dengan variabel : Permintaan perubahan, Estimasi yang tidak akurat, Campur tangan owner, Lambatnya persetujuan perijinan, Lambatnya proses persetujuan gambar.
Untuk penyebab keterlambatan tertinggi berdasarkan variabel : Kerusakan alat. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan : Menyiapkan syarat-syarat perijinan, Segera diterbitkan konuak yang jelas, Melakukan negoisasi perubahan waktu yang diakibatkan oleh beberapa hal yang akan berpengaruh terhadap produktivitas.
Sedangkan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan : Selalu mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses pekerjaan pondasi baik mulai dari persiapan sampai dengan selesai, Melakukan evaluasi setiap item pekerjaan yang telah dikerjakan, Melakukan evaluasi metode konstruksi termasuk alat pendukung kerja, Menambah jam kerja, Memeriksa dan memperbaiki alat kerja secara berkala, Mengganti peralatan, Updating schedule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Kinanti Putri Utami
"Latar Belakang: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan penyebab tersering terjadinya kekerasan terhadap pasangan (KTP) karena ketidakseimbangan antar gender yang telah telah berlangsung sejak lama. Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat 280.710 kasus KDRT pada ibu rumah tanggatahun 2014. Faktor-faktor penyebab terjadinya KDRT antara lain faktor risiko individu, keluarga, komunitas, dan lingkungan sosial. Data yang diperoleh oleh dokter forensik dapat digunakan mencari faktor risiko KDRT guna melakukan tindakan preventif.
Tujuan: Menentukan hubungan antara faktor risiko individu dan keluarga dengan kejadian KDRT yang diperiksan di PKT RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case controldi Departemen Forensik RSCM. Sampel penelitian adalah istri yang mengalami KDRT yang diperiksa di PKT RSCM selama tahun 2013-2014. Data pada kelompok kasus diambil dari rekam medik periode Januari 2013-Desember 2014 menggunakan formulir kekerasan dalam rumah tangga Guidelines WHO 2003. Kelompok kontrol adalah istri yang bukan korban KDRT yang merupakan pasien di Gedung A RSCM selama bulan September-Desember 2015. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data diuji menggunakan uji Chi-square dan hasil dinyatakan bermakna apabila nilai p<0,05 dan selain itu dilakukan pula analisis regresi logistik.
Hasil: Didapatkan 125 subyek untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang mempengaruhi kekerasan terhadap perempuan adalah istri tidak berpendidikan (OR 0,23 IK95% 0,08-0,62), istri tidak bekerja (OR 0,18 IK95% 0,12-0,45), suami tidak bekerja (OR 26,49 IK95% 3,51-199,85), dan penggunaan alkohol (OR 13,50 IK95% 6,08-29,97).
Kesimpulan:Faktor-faktor yang berpengaruh bersama-sama terhadap kejadian kekerasan pada perempuan adalah istri yang tidak berpendidikan, istri tidak bekerja, suami tidak bekerja, dan penggunaan alkohol.

Background: Domestic violence is the most common cause of intimate partner violence because of gender inequality that has last for a long time. Indonesian National Commission on Violence against Women has recorded 280.710 domestic violence cases in housewives in 2014. Factors contributing for domestic violence are individual, family, community and social risk factors. Data obtained by forensic doctors can be used to identify domestic violence risk factors therefore useful for preventive measures.
Aim: To know the relationship between individual and family risk factors toward domestic violence cases which examined at Integrated Crisis Center in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Method: This study use case control design in Department of Forensic at Cipto Mangunkusumo Hospital. Samples are housewives who have experienced domestic violenceand examined at Integrated Crisis Center in Cipto Mangunkusumo Hospital between period of 2013-2014. Data from case group were taken from medical record between period of January 2013-December 2014 using WHO Questionnaire Guideline 2003. Control group consisted of housewives who never experience domestic violence before and also a patient at Gedung A Cipto Mangunkusumo Hospital between period of September-December 2015. Samples were taken using purposive sampling technique. Analysis were done using Chi-square test and logistic regression for multivariate analysis and considered significant when p<0.05.
Result: There were 125 subjects for each case and control group. Multivariate analysis result showed that domestic violence toward female is influenced by wives with low education status (OR 0.23 95%CI 0.08-0.62), unemployed wives (OR 0.18 95%CI 0.120.45), unemployed husbands (OR 26.49 95%CI 3.51-199.85), and alcohol consumption (OR 13.50 95%CI 6.08-29.97).
Conclusion: The factors which contribute in domestic violence toward female were wives with low education status, unemployed wives, unemployed husbands, and alcohol consumption.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Perempuan beraktivitas di sektor publik bukan hal baru . Bahkan kecenderungan perempuan menjadi tulang punggung keluarga juga menjadi fenomena yang sudah umum...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nizfan
"Penelitian ini membahas tentang manajemen risiko pada proses pengoperasian gardu listrik baru dengan tipe beton yang dikerjakan oleh Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Tegangan Menengah 20 KV di PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang Area Cikokol pada tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif semi-kuantitatif dengan menggunakan metode yang bersumber dari AS/NZS 4360:2004. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan level risiko yang berbeda pada setiap tahapan kerja setelah dilakukan pengendalian oleh pihak perusahaan, kemudian dilakukan pembahasan dari hasil penelitian berupa rekomendasi pengendalian untuk menurunkan nilai risiko.

This research to discuss about risk management of operational process new electricity sentry box with concrete type on 20 KV Worked In Voltage Condition Unit at PT. PLN (Persero) Jakarta and Tangerang distribution Cikokol zone in 2012. Design of this research is descriptive with semi-kuantitative using AS/NZS 4360:2004 method. Based on result of research it founded different risk level in every work step after the company make controlling, and then discuss about controlling recommendation to reduce risk value."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Mekanisme pasar memaksa pendududk, khususnya perempuan dan anak-anak , membayar layanan kesehatan dengan harga yang jauh dari kemampuan ekonomi mereka. akibatnya, banyak perempuan dan anak-anak tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan mati dini. tidak mengherankan jika tingkat kematian ibu di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN. indikator ini menunjukan burukya akses terhadap layanan kesehatan bagi perempuan. padahal generasi yang sehat (otak dan fisiknya) hanya dilahirkan oleh perempuan yang sehat. undang-undang tentang sistem Jaminan Ssial Nasional , yang mencakup jaminan kesehatan untuk semua penduduk sudah diundangkan sejak oktober 2004. Sayangnya pemerintah tidak punya kemauan politik menjalankannya. Akibatnya , puluhan juta perempuan kehilangan hak kesehatannya. Perempuan harus bekerja keras agar UU tersebut dijalankan secara konsisten"
306 JP 73 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Partrijunianti Gularso
"ABSTRAK
Pada tahun 1981, Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah No.43 th 1981, dan dalam kurun waktu 18 tahun, Depok menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No 15, atas dasar tuntutan dan aspirasi masyarakat maka Kotif Depok diangkat menjadi Kodya Daerah Tk II Depok dan ditetapkan pada tgl 20 April 1999.Perkembangan kota Depok semakin pesat dan meluas ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.Pembangunan perumahan, pembangunan perkantoran, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, pembangunan pasar tradisional semi modern, dan bermacam-macam pembangunan pelayanan umum dilaksanakan hampir di seluruh wilayah secara bersamaan. Dengan semakin meluasnya perkembangan pembangunan di segala bidang, sudah barang tentu membutuhkan lahan untuk mengaktualisasikannya.Lahan penduduk kampung yang semula merupakan lahan pertanian, dan perkebunan buah-buahan, menjadi menyusut karena dijual untuk kepentingan tersebut.Kondisi ini berdampak pada terjadinya suatu perubahan di berbagai aspek kehidupan penduduk kampong Rawakalong yang mengaku dirinya sebagai orang Betawi di wilayah Kodya Depok. Mereka kemudian mengubah pekerjaannya semula sebagai petani, menjadi pekerjaan lain di sector informal seperti bekerja sebagai tukang ojek, srabutan, tukang bangunan, dan pemilik rumah petak yang disewakan. Pekerjaan di sector informal tidak memberikan penghasilan tetap dan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan mereka merespons kondisi ini dengan cara adaptif dimana para suami mengijinkan isteri mereka untuk bekerja di luar rumah dengan beberapa syarat yang tidak jauh menyimpang dari kebudayaan mereka. Dan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh para perempuan di kampung ini adalah sebagai pekerja rumahtangga. Bentuk respons lainnya terjadinya konflik antara pasangan suami dan isteri karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Konflik yang berkepanjangan bisa berakhir dengan suatu perceraian, dan kemudian terjadi perkawinan baru dengan perempuan lain. Oleh karena itu kawin?cerai menjadi suatu hal yang biasa terjadi di kampong ini. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan penelitian kualitatif, terhadap beberapa orang informan yang bisa mencakup berbagai usia dan status perkawinan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan menggunakan pengalaman hidup mereka (life history method).

ABSTRACT
In 1981, the government established the Administrative Town of Depok through Government Decree No.43 of 1981, and within 18 years, Depok showed considerable development. In 1999, based upon Legislation No.15 as well as the aspirations of its citizens, the Administrative Town of Depok was elevated to the Regional Municipality of Depok on April 20, 1999. The rate of development of Depok increased and spread to the surrounding areas. The development of housing, office complexes, retail centers, semi-modern traditional markets, and other public service facilities went underway almost at once throughout the area. The increase in growth and development in every area required space. Land held by kampong residents that was previously utilized as farmland and orchards decreased in area through their sale for development projects. The impact took the form of change in many aspect of life among the people of the kampong of Rawakalong,who identify themselves as Betawi of the Municipality of Depok. The people left their farmwork for other occupations in the informal sector, such as motorcycle taxis (ojek ), construction work, and tenement leasing. Work in the informal sector does not provide a steady income, nor does it cover family needs, and their response is adaptive. Husbands allow their wives to takes jobs outside the home, under certain conditions that do not break from their cultural norms. The job must often sought by the women of the kampong is as domestic help. Another response involves conflict between spouses, due to an inability to adapt to the changes occurring . A prolonged conflict may end in divorce, which may lead to re-marriage. Thus divorce and re-marriage has become common in this kampong. Data was collected through qualitative research among informant of varying age and marital status, with observation, in-depth interviews and the use of the life-history method."
Depok: 2012
D1305
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>