Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Ighwana Sari
"Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh myobacterium tuberculosis yang menyerang organ terutama paru-paru. Indonesia menjadi negara peringkat ketiga penyumbang beban kasus baru TB sebesar 566.000 kasus atau 8% dari 67% kasus di dunia. Angka penemuan kasus di Kecamatan Ciracas tahun 2010 65% dengan angka keberhasilan pengobatan <78% dan menurun tiap tahunnya 2009-2011, dan peningkatan putus berobat tiap tahun 2007-2009. Meskipun kasus TB yang tercatat tinggi, kasus yang tidak terdeteksi juga tinggi. Tingginya kasus TB dipengaruhi faktor akses jarak ke pelayanan kesehatan dan kepadatan penduduk. Akses ke pelayanan kesehatan akan mempengaruhi penemuan kasus TB dan kepatuhan berobat pasien. Analisis spasial untuk penemuan kasus secara aktif direkomendasikan WHO karena dapat menghindari biaya dan sumber daya yang tinggi serta tidak terfokus. Pemanfaatan system informasi geografis dengan analisis spasial dapat mengidentifikasi pola distribusi penyakit, memantau endemic dan evaluasi aksesbilitas ke faskes.
Tujuan: mengetahui gambaran penemuan kasus TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas dengan analisis spasial.
Metode Penelitian: menggunakan data primer untuk menentukan titik koordinat pasien TB dan puskesmas tahun 2019 & data sekunder untuk kepadatan penduduk, puskesmas, jumlah kasus TB Paru BTA positif, jumlah kematian, putus berobat, gagal, dan kesembuhan pasien TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas tahun 2018-2019. Dalam penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan analisis spasial menggunakan buffer dan overlay.
Hasil: Jumlah kasus TB Paru BTA positif berdasar wilayah tahun 2018-2019 mengalami kenaikan dengan kasus tertinggi di Kelurahan Susukan. Jumlah kasus TB Paru BTA positif berdasar puskesmas tahun 2018-2019 mengalami kenaikan dengan kasus tertinggi Puskesmas Kecamatan Ciracas. Tidak ada keterkaitan spasial antara kepadatan penduduk dengan jumlah kasus TB Paru BTA Positif di Kecamatan Ciracas. Karakteristik penderita TB Paru BTA Positif didominasi oleh laki-laki dan usia produktif 15-64 tahun. Pola distribusi spasial penyakit TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas yaitu acak. Penemuan kasus TB Paru BTA positif secara spasial paling banyak ditemukan pada jangkauan 50 m, 100 m, dan 150 m dari kasus indeks. Penderita TB paru BTA positif tidak mengalami kesulitan dalam mengakses jarak puskesmas terdekat, dimana sebagian besar pasien bertempat tinggal kurang dari 3,75 km dari puskesmas kecamatan dan kelurahan di Kecamatan Ciracas. Puskesmas Kecamatan Ciracas memiliki risiko sebagai tempat penularan TB Paru dari tahun 2018-2019 dari semua puskesmas di Kecamatan Ciracas.

Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by myobacterium tuberculosis which attacks organs, especially the lungs. Indonesia is the third largest country in the world to contribute to the burden of new TB cases with 566,000 cases or 8% of 67% of cases in the world. The case finding rate in Ciracas Subdistrict in 2010 was 65% with a treatment success rate <78% and decreased every year from 2009 to 2011, and an increase in dropouts every year 2007-2009. Despite the high number of TB cases, undetected cases were also high. The high number of TB cases is influenced by factors of distance access to health services and population density. Access to health services will affect TB case finding and patient adherence to treatment. WHO actively recommends spatial analysis for active case finding because it avoids high costs and resources and is unfocused. Utilization of geographic information systems with spatial analysis can identify disease distribution patterns, monitor endemics and evaluate accessibility to health facilities.
Objective: Describe the case finding of smear positive pulmonary TB in Ciracas Subdistrict using spatial analysis.
Research Method: This study uses primary data to determine the coordinates of TB patients and health centers in 2019 and secondary data for population density, health centers, number of positive smear smear TB cases, number of deaths, dropouts, failures, and recovery of smear positive pulmonary TB patients in Ciracas District 2018-2019 years. In this study using an ecological study with spatial analysis using buffer and overlay.
Results: The number of smear positive pulmonary TB cases by region in 2018-2019 has increased with the highest cases in Susukan Village. The number of smear positive pulmonary TB cases based on the 2018-2019 health center has increased with the highest case in the Ciracas District Health Center. There is no spatial relationship between population density and the number of smear positive pulmonary TB cases in Ciracas District. The characteristics of smear positive pulmonary TB patients are dominated by men and productive age 15-64 years. The spatial distribution pattern of smear positive pulmonary TB in Ciracas District is random. The patient of smear positive pulmonary TB mostly found in catchment areas of 50 m, 100 m, and 150 m from the index cases. Patients with smear positive pulmonary tuberculosis have no difficulty in accessing the closest primary health center, where most of the patients live less than 3.75 km from sub-district and village of primary health center in Ciracas District. In 2018-2019, Ciracas Subdistrict Health Center has the highest risk of being a place for pulmonary TB transmission from all puskesmas in Ciracas District.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sefti Fazila
"TB merupakan penyebab utama kematian yang kedua setelah Human Imunnodeficiency Virus (HIV). Sekitar 80 % dari kasus TB yang dilaporkan, terjadi di 22 negara pada tahun 2013. Di pasar minggu kasus TB terus meningkat secara signifikan. Pada tahun tahun 2014 terjadi 332 kasus TB paru BTA (+). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Pada Tahun 2015, meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status ekonomi, status gizi, kepadatan serumah dan sekamar tidur, ventilasi rumah dan kamar tidur, cahaya matahari masuk rumah dan kamar tidur, sumber penular, dan perilaku merokok.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus kontrol, sampel penelitian adalah penderita TB Paru BTA positif berusia ≥ 15 tahun dan tercatat dalam buku register TB dari seluruh puskesmas di Kecamatan Pasar Minggu pada bulan januari - September 2015, dan tetangga terdekat dari kasus (penderita TB) yang berusia ≥ 15 tahun. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Dari hasil analisis bivariat, variabel yang berhubungan signifikan secara statistik dengan kejadian TB adalah jenis kelamin (OR=3,07), status ekonomi (OR=5,71), status gizi (OR=23,58), dan, cahaya matahari masuk kamar (OR=5,3).

TB is the second leading cause of death after Imunnodeficiency Human Virus (HIV). Approximately 80% of TB cases were reported, occurred in 22 countries in 2013. In the Pasar Minggu of TB cases continued to rise significantly. In the year 2014 occurred 332 cases of pulmonary TB BTA (+). This study aims to identify factors related to the incidence of pulmonary TB smear positive in Puskesmas Subdistrict Pasar Minggu In 2015, included age, sex, occupation, education, economic status, nutritional status, overcrowding at home and roommates sleep, ventilation houses and bedrooms, solar light into the house and bedroom, a source of transmitting and smoking behavior.
This research was conducted with the approach of case-control studies, the study sample was patients with pulmonary TB smear-positive individuals aged ≥ 15 years and recorded in the register of TB from all health centers in the district Pasar Minggu in January ? September 2015, and the nearest neighbor of cases (TB) which aged ≥ 15 years. Data was analyzed using univariate and bivariate analyzes. From the results of the bivariate analysis, the variables associated with a statistically significant incidence of TB is gender (OR = 3.07), economic status (OR = 5.71), nutritional status (OR = 23.58), and, incoming sunlight room (OR = 5.3).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athalia Aghani
"Penyimpanan merupakan salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas. Penyimpanan obat pada gudang obat program di Puskesmas Kecamatan Ciracas dinilai belum memenuhi prinsip 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) dikarenakan banyaknya kotak-kotak obat yang berada di luar lemari penyimpanan, banyaknya barang-barang yang bukan kepentingan obat program berada di gudang yang mengakibatkan ruangan gudang terlihat tidak rapi atau tidak teratur. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi terhadap gudang obat program yang terdapat di unit farmasi dan melakukan implementasi perbaikan tata letak ulang terhadap lemari-lemari dan meja yang ada. Kondisi gudang obat program yang sekaligus menjadi ruang konseling setelah dilakukan tata letak ulang memenuhi prinsip 5R yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien saat konseling maupun bagi tenaga kesehatan yang melakukan pengambilan obat di gudang tersebut. Apoteker bertanggung jawab untuk memastikan prinsip 5R agar selalu diterapkan terutama dalam penyimpanan obat di gudang sehingga diharapkan selalu tercipta kondisi bersih dan nyaman sehingga mutu obat di dalamnya juga tetap terjaga.

Storage is a form of management of pharmaceutical preparations at the Puskesmas. Drug storage at the program drug warehouse at the Ciracas District Health Center was assessed as not fulfilling the 5R principles (concise, neat, clean, caring, diligent) due to the large number of medicine boxes outside the storage cupboard, many items that are not of program drug interest are in warehouse which causes the warehouse space to look untidy or disorganized. The method used is to observe the program drug warehouse in the pharmacy unit and re-implement the layout of the existing cabinets and tables. The condition of the program drug warehouse which also serves as a counseling room after the re-layout meets the 5R principles which can increase patient comfort during counseling as well as for health workers who pick up drugs in the warehouse. Pharmacists are responsible for ensuring that the 5R principles are always applied, especially in storing drugs in warehouses so that it is hoped that conditions will always be clean and comfortable so that the quality of the medicines inside is also maintained."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rizkiyani
"Menurut data WHO,Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Cina untuk jumlah terbanyak kasus TB di dunia. Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB karena banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan sehingga pada tahun 1995 program Directlyb served Treatment Shortcourse (DOTS) diberlakukan termasuk di Indonesia dan angka kesembuhan nasional adalah 85%. Berdasarkan laporan tahunan tahun 2006 Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Barat, angka kesembuhan TB Paru BTA positif masih 69,1% dan di Kecamatan Palmerah baru mencapai 64,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kesembuhan penderita TB paru BTA positif di puskesmas wilayah Kecamatan Palmerah tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari kartu pengobatan TB (TB-01) di puskesmas yang ada di Kecamatan Palmerah dengan desain studi crosssectional. Sampel penelitian berasal dari seluruh penderita TB paru BTA positif yang tercatat dalam formulir TB-01 pada tahun 2006. Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi variabel dependen (kesembuhan) maupun variabel independen. Sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk menjelaskan besarnya risiko (prevalenceratio) antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasilnyamenunjukkanbahwasebagianbesaradalahpenderitausiaproduktif(87,6%),penderita laki-laki (60,8%), penderitabaru (89,7%), penderita yang teratur berobat (83,5%), penderita yang taat memeriksakan dahak ulang (55,7%), penderita yang memiliki PMO (85,6%), penderita yang PMOnya berasal dari keluarga (96,4%), dan penderita yang jarak tempat tinggalnya dekat dengan puskesmas (91,8%). Sedangkan kekuatan hubungan yang paling besar untuk menentukan besarnya risiko adalah variabel keteraturan berobat (PR=9,9;CI=1,5-66,4).
Peran PMO sangat penting untuk proses kesembuhan seorang penderita TB BTA positif karena hanya TB BTA positif yang dapat menularkan penyakit tuberkulsis ke orang lain. Sehingga penyuluhan yang efektif untuk penderita maupun PMO sangat diperlukan, dan diharapkan petugas kesehatan lebih selektif dalam memilih PMO, jadi pemilihan PMO bukan hanya untuk dijadika nformalitas saja."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisi Praista
"Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis Sensitif Obat (TB-SO) dapat ditanggulangi dengan meminum obat dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT) yang terdiri dari rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid selama 6 bulan dengan 2 bulan pertama fase intensif dan 4 bulan fase lanjutan. Apabila pengobatan terputus, maka tuberkulosis sensitif obat (TB-SO) akan berkembang menjadi tuberkulosis resisten obat (TB-RO). Untuk mencegah kekosongan obat tuberkulosis sensitif obat (TB-SO) diperlukan metode perencanaan yang tepat. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan dan ketersediaan obat tuberkulosis sensitif obat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode Bulan Januari – Desember 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan pengambilan data primer. Hasil yang didapatkan adalah penggunaan kombinasi dosis tetap (KDT) untuk anak-anak dan dewasa mengalami pada fase intensif tidak konstan setiap bulannya selama 1 tahun, namun mengalami peningkatan dan penurunan.

Tuberculosis is a lung infection caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. Drug Sensitive Tuberculosis (TB-SO) can be treated by taking medication in the form of a fixed dose combination (KDT) consisting of rifampicin, isoniazid, ethambutol and pyrazinamide for 6 months with the first 2 months of the intensive phase and 4 months of the continuation phase. If treatment is interrupted, drugsensitive tuberculosis (TB-SO) will develop into drug-resistant tuberculosis (TBRO). To prevent drug shortages for drug-sensitive tuberculosis (TB-SO), appropriate planning methods are needed. The aim of this research is to determine the use and availability of drug-sensitive tuberculosis drugs at the Duren Sawit District Health Center for the period January – December 2022. The method used in this research is literature study and primary data collection. The results obtained were that the use of a fixed dose combination (KDT) for children and adults experienced an intensive phase that was not constant every month for 1 year, but experienced increases and decreases."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasti Luftyanie Mustopa
"ABSTRAK
Angka keberhasilan pengobatan (Success rate) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penanggulangan TB serta untuk mengevaluasi pengobatan pasien TB secara nasional. Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Purwakarta dengan angka keberhasilan pengobatan TB terendah se-kabupaten dan masih dibawah target nasional yakni sebesar 69,77%. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi angka keberhasilan pengobatan TB, salah satunya adalah faktor dari pasien itu sendiri, faktor pelayanan kesehatan, serta faktor keberadaan pengawas menelan obat selama masa pengobatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB paru BTA+ di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta tahun 2019. Data yang digunakan adalah data register pasien TB dan Form pasien TB01 di Puskesmas Jatiluhur dari bulan Januari hingga Desember tahun 2019. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Angka keberhasilan pengobatan pada pasien baru TB paru BTA+ di Kecamatan Jatiluhur tahun 2019 adalah sebesar 67,34%. Hasil analisis uji chi square menunjukkan bahwa penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya hubungan antara faktor karakteristik pasien (usia dan jenis kelamin), tipe pengobatan, dan peran PMO dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA+ (p-value > 0,05).

Treatment success rate is a national indicators that use to measure the success of tuberculosis control programme and to evaluate treatment outcomes of tuberculosis patients. Jatiluhur subdistrict is one of the subdistricts in Purwakarta Regency with the lowest TB treatment success rate among all subdistricts in Purwakarta and still below the national target at 69,77%. Many factors can influence the success rate of TB treatment, such as factor of the patient himself, health care provider, and the presence of patient’s drug supervisor during the treatment period. This study used a cross sectional design aimed to determine independent factors in affecting treatment success rate of smear-positive pulmonary tuberculosis patients at Jatiluhur Subdistrict 2019. The data used is data on register TB patients in Jatiluhur subdistrict public health center who strated treatment between January-December 2019. The analysis used is univariate and bivariate. The results of success rate of smear-positive pulmonary tuberculosis patients 2019 is at 67,34%. The results of the chi square test analysis of the relation between independent factors, such as patient characteristics (age and gender), type of treatment, presence of patient’s drug supervisor, and success rate of smear-positive pulmonary tuberculosis patient there is no significant difference (p-value > 0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nadya Putri
"Pengelolaan obat di puskesmas sangat penting dalam menjamin ketersedian dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif, efesien dan rasional. Kekosongan stok obat dapat mengindikasikan buruknya manajemen persediaan dan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya kekosongan stok obat, maka perlu dilakukan evaluasi dan penentuan stok optimum persediaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif observasional, dengan menggunakan data dari Lempar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Analisis data dilakukan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung stok optimum. Hasil evaluasi dan penentuan stok optimum obat melibatkan stok kerja, stok selama waktu tunggu dan stok pengaman. Perhitungan evaluasi stok optimum untuk tahun 2022 dan penentuan stok optimum tahun 2023 berbeda karena terjadi perpanjangan waktu tunggu pemesanan obat hingga empat minggu karena kelangkaan obat di distributor. Namun, kekurangan stok obat dapat diatasi melalui peminjaman obat dari puskesmas lain. Penetapan stok optimum dapat membantu dalam upaya perbaikan kondisi manajemen logistik obat dan pengendalian stock out obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Effective drug management in puskesmas (community health centers) is crucial to ensure the availability and accessibility of effective, efficient, and rational drug services. Drug stockouts can indicate poor inventory management and compromise healthcare quality. To prevent drug stockouts, an evaluation and determination of optimal drug stock levels were conducted at Ciracas Subdistrict Community Health Center. A quantitative descriptive observational method was employed, utilizing data from the Drug Usage and Request Form (LPLPO). Data analysis was performed using Microsoft Excel to calculate optimal stock levels. The evaluation and determination of optimal drug stock involved working stock, stock during waiting time, and safety stock. The calculation of optimal stock evaluation for 2022 and the determination of optimal stock for 2023 differed due to an extension of the drug ordering waiting time to four weeks caused by drug shortages at distributors. However, drug stock shortages were mitigated through borrowing drugs from other health centers. Establishing optimal stock levels can aid in improving drug logistics management and controlling drug stockouts at Ciracas District Community Health Center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Buntara
"ABSTRAK
Pada tahun 2010, Periode Prevalence Tuberkulosis DKI Jakarta berada di
peringkat kelima se-Indonesia. Angka Penjaringan Suspek, CDR, dan Angka
Konversi Tuberkulosis di Jatinegara mengalami fluktuasi selama 2009—2012.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara keberadaan penderita
serumah, kepadatan penghuni, ventilasi, dan fisik bangunan rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru BTA Positif. Desain penelitian ini adalah kasus-kontrol
dengan jumlah sampel masing-masing 58 orang. Kasus adalah penderita
tuberkulosis paru BTA Positif yang datang berobat ke puskesmas. Kontrol adalah
penduduk yang tidak menderita tuberkulosis dan tinggal bertetangga dengan
kasus. Ada hubungan bermakna antara kepadatan penghuni dalam rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru BTA Positif {p=0,015; OR=2,709 (95%CI: 1,273—5,767)}.

ABSTRACT
In 2010, Tuberculosis Period Prevalence of Jakarta ranked 5 in Indonesia. Suspect
Detection Rate, CDR, and Conversion Rate of Tuberculosis in Jatinegara was
fluctuating in 2009—2012. Purpose of this research is to find the relationship
between relative with tuberculosis, household density, ventilation, and house
building condition with smear-positive pulmonary tuberculosis incidence. A casecontrol
study is undertaken with 58 samples for each group. Case is defined as all
patients diagnosed with smear-positive pulmonary tuberculosis and treated at
public health centre. Control is defined as persons having no history of
tuberculosis and live at the same neighborhood with case group. There is a
significant relationship between household density and smear-positive pulmonary
tuberculosis incidence {p=0,015; OR=02,709 (95%CI: 1,273—5,767)}."
Universitas Indonesia, 2014
S53770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audia Jasmin Armanda
"Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mikrobakterium Tuberkulosis. Kasus TB paru di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2015 ditemukan 203 penderita dengan BTA (Basil Tahan Asam) (+). Penelitian ini bertujuan agar diketahuinya faktor yang mempengaruhi (meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, status gizi, pendidikan, status merokok, jumlah rokok yang dihisap, pengetahuan, sikap, perilaku, kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi, suhu, dan kelembaban) terhadap kejadian TB paru BTA(+) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2016.
Penelitian ini menggunakan studi kasus-kontrol, sampel penelitian adalah penderita TB Paru BTA(+) yang berobat di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada April-Mei 2016 sebagai kasus, dan pasien non-TB sebagai kontrol. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuisioner teruji. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat (uji regresi logistik).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kejadian TB paru BTA+ adalah Status gizi (p=0,000, adjusted OR=6,329), dan Sikap (p=0,003, adjusted OR=4,529). Disarankan agar responden memperoleh asupan gizi seimbang setiap harinya.

Tuberculosis disease is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. There were 203 new cases of AFB (Acid-Fast Bacilli) (+) pulmonary TB in Pesanggrahan District Community Health Centers in 2015. The purpose of study was to known the factors influenced (which include age, sex, occupation, income, nutritional status, education, smoking, number of smoked, knowledge, attitude, behaviour, populous household, house lights, ventilation, room temperature, and humidity) the incidence of AFB(+) pulmonary TB in Pesanggrahan District Community Health Centers, South Jakarta, in 2016.
The method used in this study was a case-control study, have done within April-May 2016, the cases is AFB(+) pulmonary TB patients registered in Pesanggrahan District Community Health Centers, with other non-TB patients as the control. The data was collected with interview using tested questionnaires. Data analysis was performed with univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis (logistic regression test).
Multivariate analysis shows that variables with significant impact on AFB(+) pulmonary TB are nutritional status (p=0,000, adjusted OR=6,329), and attitude (p=0,003, adjusted OR=4,529). Recommended to respondent get nutrition that contain balanced nutrition every day.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>