Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis Sensitif Obat (TB-SO) dapat ditanggulangi dengan meminum obat dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT) yang terdiri dari rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid selama 6 bulan dengan 2 bulan pertama fase intensif dan 4 bulan fase lanjutan. Apabila pengobatan terputus, maka tuberkulosis sensitif obat (TB-SO) akan berkembang menjadi tuberkulosis resisten obat (TB-RO). Untuk mencegah kekosongan obat tuberkulosis sensitif obat (TB-SO) diperlukan metode perencanaan yang tepat. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan dan ketersediaan obat tuberkulosis sensitif obat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit periode Bulan Januari – Desember 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan pengambilan data primer. Hasil yang didapatkan adalah penggunaan kombinasi dosis tetap (KDT) untuk anak-anak dan dewasa mengalami pada fase intensif tidak konstan setiap bulannya selama 1 tahun, namun mengalami peningkatan dan penurunan.
Tuberculosis is a lung infection caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. Drug Sensitive Tuberculosis (TB-SO) can be treated by taking medication in the form of a fixed dose combination (KDT) consisting of rifampicin, isoniazid, ethambutol and pyrazinamide for 6 months with the first 2 months of the intensive phase and 4 months of the continuation phase. If treatment is interrupted, drugsensitive tuberculosis (TB-SO) will develop into drug-resistant tuberculosis (TBRO). To prevent drug shortages for drug-sensitive tuberculosis (TB-SO), appropriate planning methods are needed. The aim of this research is to determine the use and availability of drug-sensitive tuberculosis drugs at the Duren Sawit District Health Center for the period January – December 2022. The method used in this research is literature study and primary data collection. The results obtained were that the use of a fixed dose combination (KDT) for children and adults experienced an intensive phase that was not constant every month for 1 year, but experienced increases and decreases.