Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76388 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Aprilia
"Pasar telepon seluler sangat berkembang dan mengalami pertumbuhan yang tinggi tiap tahunnya. Persaingan merek-merek telepon seluler pun makin ketat. Maka amatlah penting bagi merek tersebut untuk mengetahui siapa konsumennya dan apa kebutuhan, keinginan dan motivasi yang membuat mereka membeli suatu merek.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa konsumen dalam pasar telepon seluler dan mengelompokkannya kedalam segmen-segmen berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka dalam membeli telepon seluler. Analisa ini didasarkan pada psikografis konsumen yaitu kepribadian, sikap, ketertarikan dan pendapat mereka akan telepon seluler dan didasarkan pada segmentasi archetypal.
Segmentasi archetypal adalah alat untuk menganalisa bagaimana sebuah merek dilihat oleh konsumennya dan mencoba memahami apa kebutuhan dasar dari konsumen yang dipenuhi oleh satu merek dan bukan merek lainnya. Akhirnya segmentasi archetypal ini dapat digunakan untuk memandu perusahaan dalam membentuk strategi pengembangan merek mereka
The market for mobile phone continues to experience high growth. And the competition is getting fierce. Therefore, it is important for mobile phone companies to know their consumers, their wants, needs and motivation behind their decision to buy the brand.
The objectives of this thesis are to analyze consumers in mobile phone category and group them to different segments based on their needs and wants in buying a certain mobile phone brand. This analysis is based on consumer's psychographic profiles which are their personalities, attitudes, interest and opinion. It is also based on their archetypal segmentation.
Archetypal segmentation is a tool to analyze how a certain brand is seen by their consumers and trying to understand how a certain brand fulfill consumer?s most basic needs that cannot be fulfilled by others. In the end this archetypal segmentation can be use by companies to guide them to shape and develop their brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ra`uf
"ABSTRAK
Peningkatan pertumbuhan konsumen seluler di Indonesia sudah melebihi populasi penduduk Indonesia. Hal ini memungkinkan dimana konsumen seluler bisa memiliki lebih dari satu kartu seluler (multi-kartu), yang digunakan pada berbagai gadget. Definisi gadget dalam hal ini antara lain: ponsel standar, smartphone, tablet atau modem internet. Analisa terhadap pasar konsumen multi-kartu relatif kurang mendapat perhatian. Maka amatlah penting bagi operator seluler mengetahui siapa konsumen multi-kartu, bagaimana kondisi pasamya, dan kondisi persaingan operator seluler terhadap pasar tersebut. Tujuan dari penelitian ini dengan menerapkan analisis two-step cluster dalam segmentasi konsumen seluler multi-kartu di Indonesia. Melalui penelitian ini diperoleh empat klaster (segmen) yang menunjukkan pola yang berbeda dalam profit demografi, psikologis dan perilaku. Keempat segmen yang diperoleh yaitu segmen eksklusif, segmen independen, segmen well-informed dan segmen konvensional. Keempat segmen tersebut kemudian diolah untuk mengetahui posisi operator seluler berdasarkan apa yang digunakan pada tiap segmen. Akhirnya dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi operator seluler untuk meningkatkan
strategi pemasaran yang mereka miliki.

ABSTRACT
Customer seluler in Indonesia has exceeded the population of Indonesia. This allows the service provider where the customer cellular can have more than one cellular card (Multi-Simcard), which is used in a variety of gadgets. Gadgets in this definition are standard phone, smartphone, tablet or internet modem. Analysis market of customer multi-simcard is relatively less attention. It is important for cellular operators to know who the customer Multi-Simcard, how the market conditions, and competitive conditions of the cellular operator market. The purpose of this research by applying a two-step cluster analysis in segmenting cellular customer that has two more simcards (number phone) in Indonesia. The findings suggest that four clusters (segments) exist; they exhibit distinct profile patterns in demographic, pshycological and behavioral. They are obtained the exclusive segment, the independent segment, the well-informed segment and the conventional segment. Then, the result is processed to determine the position of cellular operators based on who user in each segment. Finally, research is expected to be input for cellular operators to improve their marketing strategies."
2012
T44128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998
658.8 RHE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Karmawati
"ABSTRAK
Konsep segmentasi pasar merupakan konsep yang mulai banyak digunakan para pengusaha dalam melaksanakan usaha pemasaran suatu produk. Konsep ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa sulit bagi suatu produk dapat memenuhi keinginan maupun kebutuhan yang beraneka ragam dan berbeda-beda dari setiap orang. Oleh karena konsep ini menganggap penting bagi perusahaan untuk melaksanakan segmentasi pasar agar produk yang dihasilkan dapat diterima dan dapat memenuhi keinginan/kebutuhan sekelompok orang yang diperkirakan cukup homogen dan cukup potensial sebagai konsumen sasarannya. Majalah 'Mode Indonesia' (MI) dapat dikatakan merupakan majalah baru dalam segmen pasar remaja, namun dilihat dari perkembangan jumlah oplah yang berhasil diraihnya, menunjukkan bahwa majalah 'MI' dapat bersaing dengan majalah remaja yang telah lama ada dan memiliki oplah tertinggi seperti majalah 'Gadis' dan 'Hai'. Dasar-dasar apakah yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar majalah. 'MI' serta sejauh mana karakteristik konsumen sesuai dengan dasar-dasar segmentasi pasarnyi tersebut, maka skripsi ini akan mencoba menggambarkan permasalahan di atas. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan dan lapangan, dimana data lapangan diperoleh langsung dari perusahaan, dengan wawancara mendalam dan mengolah angket yang disebarkan majalah tersebut. Hasil penelitian menggambarkan bagaimana dasar-dasar segmentasi pasar majalah 'MI' ditetapkan dan hampir semua dasar-dasar segmentasi pasar tersebut sesuai dengan karakteristik konsumennya. Adapun ketidak/kekurang sesuaian yang ditemukan serta adanya pemusatan umur. dan jenis kelamin pada kelompok tertentu, diantaranya disebabkan karena isi dari majalah tersebut kurang mencerminkan kepentingan dan kebutuhan dari semua segmen sasaran yang ingin ditujunya secara proporsional. Oleh karena itu, saran yang dapat diajukan adalah majalah 'MI' agar menyempurnakan/memperbaiki isi dari majalahnya agar lebih sesuai dengan semua segmen sasaran atau mempersempit luasnya segmen sasaran, sehingga dapat memusatkan perhatian kepada kelompok konsumen sasaran yang terlihat paling potensial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larastika Rahmadanty Budiani
"Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam pengambilan data membuat perusahaan harus mampu mengambil informasi dari sekumpulan data pelanggannya. Hal ini berjalan paralel dengan peningkatan persaingan dalam industri mode muslim di Tanah Air. Pelaku usaha dalam industri mode muslim harus memiliki strategi dan cara yang tepat untuk dapat terus memimpin pasar. Perpaduan antara ilmu pemasaran dengan data mining penting dilakukan agar dapat menerjemahkan data pelanggan menjadi informasi berguna bagi perusahaan. Penelitian dilakukan pada salah satu perusahaan yang bergerak di bidang mode muslim. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan segmen pasar potensial dan menjadikannya target perusahaan dalam melakukan aktivitas pemasaran. Segmen yang terbentuk berasal dari variabel Length, Recency, Freuency, dan Monetary (LRFM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasterisasi dengan algoritme k-means untuk mendapatkan segmentasi pelanggan dan indeks validasi Davies Boulldin untuk menentukan jumlah k terbaik. Setelah terbentuk klaster, analisis masing-masing klaster akan dilakukan untuk menemukan target klaster pelanggan yang potensial. Hasil dari penelitian terbentuk lima klaster dan terpilih dua klaster pelanggan yang akan dijadikan target utama aktivitas pemasaran perusahaan

The increasing use of technology in the big data world is enabling companies to use consumers' information, which leads to increased competition in the modest fashion industry in Indonesia. Modest fashion business brands need the correct strategy in order to gain the market. The combination of marketing and data mining is translating consumers' data into marketing strategies. This research is being done at a modest fashion company in Indonesia to explore the market segment and target the segment to determine the marketing strategy then. The segmentation is based on Length, Recency, Frequency, and Monetary (LFRM) variable. It is using the k-means algorithm to segment consumers and Davies Bouldin validation index to determine the best k value. Once the cluster is formed, the analysis will be done to find potential customer segments to be the foundation of the marketing strategy. The potential segment is not limited to one segment. The main target of company’s marketing activities are the chosen potential segment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifelly Dewi Astuti
"Telepon selular sebagai alat komunikasi yang penting saat ini bukan hanya dipilih berdasarkan fungsinya saja, namun lebih dari itu ponsel juga telah dianggap sebagai alat untuk mengekspresikan diri, menigkatkan status sosial, dan gengsi seseorang. Produsen-produsen ponsel pun berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut, dengan menciptakan produk-produk yang dianggap mewakili diri seseorang, sehingga tidak mengherankan pertumbuhan pelanggan telepon selular meningkat dengan tajam, bahkan diperkirakan mulai tahun 2002 jumlahnya akan melebihi jumlha pelanggan telepon tetap. Oleh karena itu pengelompokkan atau segmentasi konsumen khususnya pengguna ponsel tidak lagi cukup jika hanya menggunakan pendekatan demografi, pendekatan secara psikografi dibutuhkan untuk dapat menajamkan pengetahuan produsen tentang konsumennya, sehingga dapat dibuat strategi-strategi pemasaran yang efektif. Salah satu alat yang dapat membuat segmentasi berdasarkan psikografi khususnya life style dan values adalah VALS 2 dari SRI, yang sudah digunakan untuk memetakan penduduk Amerika Serikat berdasarkan psikografinya. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di 4 perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Universitas Negeri Jakarta, dan Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, sebanyak 200 responden mahasiswa. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan 4 segmen dengan karakteristik yang berbedabeda secara psikografi, behavioral, dan demografi. Dengan hasil segmentasi ini maka penulis memberikan saran dan rekomendasi bagi strategi pemasaran khususnya pada program pengembangan produk dan promosi untuk para produsen ponsel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Afifi
"Pers Islam dalam sejarah pers nasional masih masuk dalam kategori "pinggiran". Dalam setting sosiologi, kenyataan ini cukup mengherankan, mengingat sekitar 80 % penduduk Indonesia beragama Islam. Mengapa pers yang dengan simbol-simbol Islam atau yang jelas-jelas menyebut dirinya pers Islam tidak mampu berkembang menjadi kekuatan yang signifikan, baik dari segi pengaruh politik maupun bisnis.
Penelitian ini bertitik tolak dari dua pandangan tentang segmentasi berdasarkan agama (segmentasi religius). Ada yang berpendapat tidak ada segmentasi Islam. Hal ini didukung oleh kenyataan banyaknya pers Islam yang gagal dan tidak mampu berkembang. Pendapat lainnya menyebutkan, segmentasi religius itu ada dalam pasar media. Pendapat ini memandang umat Islam di Indonesia adalah populasi, yang di dalamnya terdapat segmen-segmen.
Pemikiran yang menyebutkan bahwa Islam di Indonesia langsung disebut sebagai "segmen", bukan populasi, menyebabkan berkembangnya pendapat bahwa tidak akan ada media Islam yang memenuhi persyaratan sebagai pers Industri. Artinya media itu tidak akan untung karena pembaca "Islam" itu tidak cukup prospektif.
Penelitian ini menjawab pertanyaan mendasar tentang segmentasi religius : Apakah segmentasi religius itu benar-benar ada dalam pasar media di Indonesia, bagaimana keberadaannya dan sejauh mana posisinya dalam segmentasi media massa secara umum ? Bagaimana karakteristik produk (isi) pers Islam ? Bagaimanakah bentuk pasar sasaran dan segmentasi yang dilakukan pers Islam ? Apakah pers Islam telah membidik pasamya dengan jelas, dengan menetapkan segmen yang tepat ?. Bagaimana strategi segmentasi yang digunakan ? Bagaimanakah model dari segmentasi religius yang dilakukan pers Islam ? semua pertanyaan tersebut diharapkan dapat mendiskripsikan pers Islam secara komprehensif ?
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka konseptual tentang Pers sebagai Institusi Bisnis, Pers dan Khalayak, Segmentasi sebagai Strategi Bisnis Pers, Segmentasi Religius sebagai Strategi Menembus Pasar Muslim, Pers Islam di Indonesia, dan Masyarakat Muslim sebagai Khalayak Pers Islam.
Penelitian ini dilakukan dengan metode yang memiliki perspektif/pendekatan kualitatif. Perspektif ini dikenal sebagai pendekatan subjektif (dtasosiasikan juga dengan istilah-istilah hurnanisttk, interpetif, fenomenologis, konstruktivis, naturalistik, interaksionis^ induktif, holistik, eksploratori, mikro, interpretif, kontemporer dan dinamis. Perspektif yang digunakan berlandaskan pada phenomenologi yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian dalam suatu konstruksi ganda dan melihat obyeknya dalam suatu konteks natural bukan parsiaf. Pendekatan ini tidak bermaksud melakukan generalisasi secara universal, hasilnya sangat tergarttung pada konteks penelitian dilakukan.
Media-media yang menjadi objek kajian ini adalah : Harian Republika, Pelita, majalah Sabili, Ummi, Amanah, Aku Anak Sa/eh, Suara Muhammadiyah, Media Dakwah, dan Tabloid Fikri. Pemilihan media-media tersebut didasarkan atas pertimbangan eksistensi dan pengaruhnya sebagai pers Islam di Indonesia.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa temuan, diantaranya : walaupun yang dibidik pers Islam secara umum adalah masyarakat muslim, ada perbedaan segmen pembaca yang dibidik berdasarkan "tingkat keberagamaan" masyarakat muslim itu sendiri. Ada yang membidik kelompok masyarakat muslim yang telah memilikt komitmen keagamaan yang tinggi, dalam arti menjalankan ajaran Islam secara ketat (disebut juga sebagai Islam Kaffah/menyeluruh). Ada juga yang membidik kelompok sebaliknya, masyarakat yang penghayatan dan pengamalan keagamaannya masih "pas-pasan" (belum mendalam). Ada juga yang tidak terlalu memperhitungkan persoalan tingkat keberagamaan tersebut.
Fenomena tersebut dapat memperkuat argumen bahwa Islam di Indonesia bukan segmen melainkan populasi. Di dalam populasi tersebut terdapat segmen-segmen pembaca muslim yang didasarkan "tingkat keberagamaan". Beberapa pers Islam yang membidik segmennya secara tepat dengan karakteristik isi yang sesuai, relatif disebut berhasil, yaitu Harian Republika, majalah Sabili, Aku Anak Saleh dan tabloid Fikri.
Pers Islam yang tergolong gagal dam menjalankan industrinya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : segmentasi yang dilakukan terlalu umum, jalur distribusi yang digunakan hanya jalur distribusi umum, padahal jalur tersebut memiliki tingkat kompetisi yang ketat, dan gaya bahasa/ungkapan/sajian isi yang digunakan tidak sesuai dengan karakter segmen yang dipilih.
Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk praktisi pers Islam direkomendasikan agar melaksanakan segmentasi secara lebih tajam berdasarkan pemetaan kondisi keberagamaan masyarakat muslim yang ada. Segmentasi yang tajam merupakan salah satu kunci keberhasilan pers Islam. Hal ini telah dibuktikan dengan keberhasilan beberapa pers Islam dalam merumuskan segmentasi secara tepat dan menyajikan isi media sesuai dengan karakter pembacanya.
Untuk para peneliti media, khususnya yang tertarik mengkaji fenomena pers spesifik, dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengkaji beberapa hal yang belum terungkap dalam penelitian ini, seperti kecenderungan/orientasi isi pers Islam secara lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujud Swastoko
"Deregulasi di bidang penerbangan tahun |999 menambah persaingan yang semakin berat dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Jumlah penumpang pesawat terbang pada saat deregulasi digulirkan sebanyak 6,6 juta orang, pada tahun 2003 telah mencapai 16 juta orang, bahkan tahun 2004 diperkirakan bisa menembus angka 20 juta penumpang.
Sementara itu setelah kebijakan deregulasi penerbangan dilakukan, sudah 37 izin penerbangan dikeluarkan dan yang beroperasi 24 maskapai penerbangan. Dengan semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang mengoperasikan pesawat, khususnya untuk angkutan udara niaga berjadwal di dalam negeri, menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Agar perusahaan penerbangan nasional dapat bertahan, bahkan bisa melakukan ekspansi usaha dengan baik, mereka harus membuat strategi pemasaran dengan menetapkan segmen pasar yang menjadi target. Oleh karena itu, untuk menjawab kebutuhan tersebut dilakukan penelitian dengan mengambil 131 responden terpilih umuk dianalisis.
Dari hasil segmentasi dengan menggunakan analisis klaster terhadap variabel- variabel psikografi, terbentuk dua segmen pasar penerbangan yaitu "Peduli Harga" dan "Peduli Merck". Hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa variabel demografi pendidikan yang membedakan konsumen dalam memilih segmen tersebut. Sedangkan segmentasi terhadap variabel-variabel perilaku dengan menggunakan analisis klaster terbentuk dua segmen pasar, yaitu "Pelayanan Bagus" dan "Harga Tiket Murah". Dari hasil analisis diskriminan, faktor demografi tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih jenis pesawat terbang. Penciptaan nilai pelanggan untuk setiap segmen dilakukan dengan mengacu pada variabel-variabel psikografil perilaku yang membentuk segmen tersebut dan variabel-variabel demografinya.

Deregulation over aviation section in 1999 has tightened the competition in commercial aviation business in Indonesia. The amount of flight passengers has also increased from only 6.6 millions in 1999 - when the deregulation package was launched - to 16 millions in 2003, and it is predicted to reach 20 millions of passengers in 2004.
Meanwhile, after the implementation of the deregulation package, there have been 37 airline licenses given and 24 airlines start their operation. With the increasing number of commercial aviation company, especially the domestic scheduled-commercial air transportation, the competition is becoming more and more tight. For that reason, in order to be able to survive and even able to expand the business well, national aviation companies have to set certain marketing strategies by defining the targeted market. To answer the needs, a research has been conducted by taking 131 selected respondents to be analyzed.
The result of segmentation using cluster analysis toward psychographics variables has resulted two market segments of flight passenger; those are "Price-Concemed" and "Brand-Concemed". The discriminant analysis showed that the demographic variable "Educational Background" influences consumers in choosing the segments. On the other hand, segmentation toward behavioral variables by using cluster analysis has created two market segments; those are "Good Service? and "Low-Priced Tickets". The discriminant analysis over these segments showed that the demographic factors did not influence the consumer behavior in choosing the plane types. Creating customer value for every segment is conducted regarding to the psychographics, behavioral, and demographic variables that created the segments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Fauziah Syafarina
"Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peluang pasar untuk televisi segmen religi di Jakarta? Dengan adanya SK Menpen No. 111 tahun 1990, yang memberikan ijin bagi pengelolaan bagi televisi swasta di Indonesia, maka di mulailah era TV Swasta dan komersialisasi televisi. Siaran televisi swasta pada tahun-tahun pertama menguasai rating dari 20 acara yang pallng diminati pemirsa. Sementara itu, perolehan iklan melonjak dengan tajam. Meskipun demikian televisi swasta tidak terlepas dari berbagai kelemahan mendasar. Antara Iain porsi acara religi yang tidak dikemas secara maksimal, dan porsi serta penempatan acara yang terkadang pada jam-jam tertentu, membuat acara religi tidak menjadi acara yang diminati. Padahal dalam keadaan sebenarnya banyak pemirsa yang merasa membutuhkan penyeimbang dari semua acara yang ada. Hal ini terlihat dari fenomena acara manajemen qalbu di SCTV yang menduduki rating pertama dari semua acara yang ada baik hiburan maupun infomasi. Padahal acara tersebut ditayangkan pada jam-jam utama dari televlsi, yaitu minggu siang. Sehingga persepsi bahwa acara religi tidak menang dapat kita abaikan untuk tahap awal persepsi. Oleh sebab ltu, penelitian ini di dasarkan oleh keinginan untuk mengetahui karekteristik acara televisi dan apakah ada peluang pasar untuk televisi religi di Jakarta.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang pasar untuk televisi segmen religi masih kecil, Walaupun berdasarkan penelitian cluster menunjukkan besarnya peluang dan televisi segmen religi, setelah dimasukkan kedalam strulctur model anallsis, maka peluang tersebut menjadi lcecil. Besaran nilal hasil cluster menjadi ?Semu?, blla dikaitkan dengan penggunaan televisi untuk format acara agama, hal ini terlihat dari hasil akhir penelitian. Dimana penggunaan televisi untuk format acara keagamaan akan tinggi bila format acara agama tersebut diisi oleh figur masyarakat. Selain itu masih adanya ke-engganan dari produsen untuk lebih bagus mengemas acara religi, dan bila dari produsen telah mempunyai usaha untuk memperbaiki mutu kemasan tetap ada intervensi dari pihak penyelenggara televisi. Peluang untuk televisi segmentasi religi untuk tahap awal adalah di televisi sindikasi, sehingga secara operasional tidak akan besar untuk televisi segmeni religi.
Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya keseimbangan antara format acara hiburan, informasi dan agama di televisi, sehingga dapat memuaskan keinginan dari pemirsa yang terbagi dalam berbagai kelompok usia, tingkat sosial dan pendidikan. Temuan dari hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa keinglnan pemirsa televisi bukanlah faktor yang menentukan dalam industri televisi. Lebih kuat faktor dari advertising dan pemilik industri dibandingkan faktor pemirsa televisi. Sehingga program acara yang ada Iebih banyak menyesuaikan keinginan dari pihak-pihak pemegang modal. Oleh sebab itu, teievisi pada saat sekarang adalah suatu produk dari kapitalisme, dimana mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan agak mengabaikan beberapa faktor etika dalam banyak program acara yang di sodorkan kepada pemirsa televisi. Segmentasi yang dapat dibidik oleh para pernilik televisi nasional untuk saat sekarang adalah segmentansi yang luas, tidak terlalu spesifik namun untuk televisi daerah khususnya di Jakarta, masih dapat mengambil segmentasi yang spesifik dan pemirsa, dimana mereka memposisikan sebagai televisi ?Life Style" yang sangat identik dengan pola Kosmopolitan dari sebagian penduduk jakarta. Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya keseimbangan antara format acara hiburan, informasi dan agama di televisi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan pemirsa yang terbagi dalam berbagai kelompok usia, tingkat sosial dan pendidikan, yang tidak menghilangkan karakter bangsa. Dan pemerintah harus aktif untuk memonitor dan menjadi alat sensor bagi industri televisi, sehingga televisi swasta tidak menjadi kebablasan dan muncul situasi kondusif baik bagi televisi dan produsen, namun juga untuk pemirsa televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>