Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200403 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayaturrohman
"Pokok masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar hubungan wara? dan kecerdasan emosional dengan tingkat konformitas santri Al-Inaayah Islamic Boarding School, Bogor. Ada tiga hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu: a) terdapat hubungan yang signifikan antara wara? dengan tingkat konformitas, b) terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan tingkat konformitas dan c) terdapat hubungan yang signifikan antara wara? dan kecerdasan emosional secara bersama dengan tingkat konformitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah santri Al-Inaayah Islamic Boarding School, Bogor yang berjumlah 80 orang, untuk menentukan sampel digunakan Tehnik Random Sampling. Berdasarkan salah satu teori penelitian, jumlah populasi yang kurang 100 orang dianggap cukup representatif bila diambil 20-25%, maka dalam penelitian ini diambil 40 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket (kuesioner) model Skala Likert dan diolah dengan tehnik analisa Alpha Cronbach.
Hasil analisa instrumen tersebut menunjukan validitas dan realibelitas yang cukup dengan r-hitung masing-masing variabel sebagai berikut: 1) variabel wara? (X1) r-hitung 0,779, b) variabel kecerdasan emosional (X2) r-hitung 0,726 dan c) variabel konformitas r-hitung 0,680.
Hasil penelitian dalam uji korelasi menunjukan bahwa besar hubungan variabel wara? dengan konformitas adalah -0.580 sedangkan besar hubungan variabel kecerdasan emosional dengan konformitas adalah -0.636, sedangkan nilai R Squer yang menunjukan determinasi atau presentase hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sebesar 0.410 yang berarti presentase hubungan X1 dan X2 dengan Y adalah sebesar 41 %. Sementara dalam uji regresi ditemukan hasil bahwa konstanta (a) sebesar 85.058, sedangkan koefisien regresi X1 sebesar -0.146 dan koefisien regresi X2 sebesar -0.437. Hal ini menunjukan bahwa variabel X1 dan X2 mempunyai hubungan negatif dengan variabel Y atau wara bisa mengurangi tingkat konformitas sebesar 14% dan kecerdasan emosional mengurangi tingkat konformitas sebesar 43 %.

The root of the matter in this research is what the relation of wara' and emotional quotient with level of conformity student Al-Inaayah Islamic Boarding School, Bogor. There are three hypothesises which will be tested in this research that are: a) there is significant relationship between wara' with level of conformity, b) there is significant relationship between emotional quotient with level of conformity and c) there is significant relationship between wara' and emotional quotient simultantly/together with level of conformity.
Population in this research is student Al-Inaayah Islamic Boarding School, Bogor which amounts to 80, to determine sample is applied by Random Sampling technique. Based on one of the research theory, number of populations that is less 100 is assumed by enough representative if taken by 20-25%, hence in this research taken 40 responders. Instrument applied to collect data is questionaire, Likert Scale and analyzed with Alpha Cronbach.
Result of the instrument analysis shows validity and reliability that is enough with r-statistic each variable as follows: 1) variable wara' ( X1) r-statistic 0,779, b) emotional quotient variable (X2) r-statistic 0,726 and c) conformity variable r-statistic 0,680.
Result of research in testing correlation shows that the relation of variable wara' with conformity is -0.580 while the relation of emotional quotient variable with conformity is -0.636, while assessing R Square which shows determination or percentage relation between independent variable and dependent variables 0.410 meaning the contribution of X1 and X2 with Y is 41%. While in testing regression is found by result that constanta (a) 85.058, while regression coefficient X1 equal -0146 and regression coefficient X2 equal ?0.437. This thing shows that variable X1 and X2 has the negative relation with variable Y or wara? can lessen level of conformity equal to 14% and emotional quotients lessens level of conformity 43 %."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Kevin
"Persaingan yang semakin ketat dalam dunia pemasaran mendorong merek untuk menerapkan strategi pemasaran yang unik demi memenangkan pasar. Terlebih bagi industri parfum, mengkomunikasikan produk berbasis aroma dalam media sosial bukanlah sebuah perkara mudah. Emotional marketing menjadi salah satu jawaban. Pemasaran dengan pendekatan emosional menjadi kunci untuk menyentuh perasaan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian (Robinette, 2001). Terdapat empat aspek penting dalam emotional marketing, yaitu: keterkaitan dengan memori, pemasaran soft selling, respons yang cepat, dan dorongan terhadap aksi (Hou, 2023). Jurnal ini membahas bagaimana Layr Fragrance membangun komunikasi melalui konten media sosial yang dirancang untuk menyentuh perasaan khalayak. Tulisan juga akan menganalisis dampak strategi pemasaran tersebut terhadap ketertarikan pembelian produk menggunakan model AIDA. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis konten untuk mengeksplorasi unggahan pada akun Instagram @layrfragrance dalam periode 2023-2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi emotional marketing berhasil membentuk minat dan ketertarikan khalayak terhadap produk Layr Fragrance.
The increasingly fierce competition in the marketing field encourages brands to implement unique marketing strategies to lead the market. Especially for the perfume industry, communicating aroma-based products on social media is not an easy task. Emotional marketing emerges as one of the answers. Marketing with an emotional approach is the key to touch consumers' feelings and to influence purchase decisions (Robinette, 2001). There are four important aspects in emotional marketing: connection to memory, soft selling marketing, quick response, and prompting action (Hou, 2023). This journal discusses how Layr Fragrance builds communication through social media content designed to touch the audience's emotions. The paper also analyzes the marketing strategy’s impact on purchase decision using AIDA model. The research employs a qualitative approach and content analysis method to explore posts on the @layrfragrance Instagram account during the period of 2023-2024. The analysis results show that Layr Fragrance's emotional marketing strategy successfully shapes interest and intrigue among the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dewi Nur Oktafia
"Penelitian mengenai emotional intelligence telah banyak dilakukan khususnya pada remaja ( misalnya Bracket & Katulak, 2006). Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA yang dikhususkan berdasarkan jurusan mereka di sekolah. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa tingkat emotional intelligence remaja, menentukan hasil prestasi akademik mereka (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran, perbedaan serta hubungan antara emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA kelas XI jurusan IPA dan jurusan IPS, serta untuk melihat perbedaan gender dalam emotional intelligence dan prestasi akademik. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, pada 236 orang siswa SMAN 71. Untuk alat ukur emotional intelligence, digunakan Self-Report Emotional Intelligence Scale (SREIS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara emotional intelligence dengan prestasi akademik pada siswa SMA pada jurusan IPA maupun IPS. Pada emotional intelligence tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan baik pada jurusan IPA maupun IPS. Sedangkan pada prestasi akademik, secara signifikan siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.baik pada jurusan IPA maupun IPS, dimana siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.

Research about emotional intelligence has been done especially among adolescents (look for example Bracket & Katulak, 2006). Unfortunately, until now there has been no research about the relationship between emotional intelligence and academic achievement among high school students. Several studies have described that the level of emotional intelligence in adolescents determines their achievement performance (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
This research aims to find the relationship between emotional intelligence and academic achievement among the high school students, and to determine whether or not there is gender difference in emotional intelligence and academic achievement. Using quantitative approach, 236 high school student from SMA 71 participated in this study. For emotional intelligence measurement, the Self- Report Emotional Intelligence Scale (SREIS) was used.
The result shows that there is no significant correlation between emotional intelligence and academic achievement. For the gender difference, there is no significant difference between male and female students on emotional intelligence, both among science major students and social major students. But significant differences on academic achievement were found between male students and female students academic score, both among science major students and social major students with females have higher scores.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goleman, Daniel
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
152.4 GOL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Dwiana
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara peran gender yang dimiliki oleh seorang individu dengan emosi malu dan bersalah dala konteks hubungan romantis pada kelompok dewasa muda Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedua variabel adalah Test of Self Consciousness Affect 3 TOSCA 3 untuk mengukur emosi malu dan bersalah serta Bem Sex Role Inventory BSRI untuk mengklasifikasikan peran gender yang dimiliki oleh individu Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mewakili kelompok populasi dewasa muda adalah 220 mahasiswa Universitas Indonesia yang terdiri dari 128 laki laki dan 98 perempuan Hasil dari penelitian ini membuktikan adanya korelasi antara peran gender dengan emosi malu dan bersalah dalam konteks hubungan romantis Lebih lanjut pada perbandigan nilai rata rata skor TOSCA tiap kelompok ditemukan bahwa hanya kelompok peran gender feminine dan kelompok peran gender maskulin saja lah yang memiliki perbedaan yang signikan diantara perbandingan empat kelompok peran gender

ABSTRACT
This study was conducted to see the correlation between gender role and shame and guilt in romantic relationship among Indonesian young adulthood Instruments that used in this study are Test of Self Consciousness Affect 3 TOSCA 3 for assessing shame and guilt variable and Bem Sex Role Inventory BSRI for classifying participant rsquo s gender roles 220 University of Indonesia collages which involve 98 female collages and 121 male collages have been used as samples in this study to represent young adulthood population The result indicates there is significant correlation between gender role and shame and guilt in romantic relationship context among young people In addition the study proposed that only masculine group and feminine group among four gender role groups that have significant difference in compared mean process "
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathanah
"Skripsi ini membahas hubungan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 66 mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner yang disebar melalui media internet. Kuesioner pertama adalah kuesioner resiliensi CD-RISC-10 yang dikembangkan oleh Campbell-Sills dan Stein (2007) yang telah dimodifikasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Kuesioner kedua adalah modifikasi Alat Ukur Bersyukur yang dikembangkan Arbiyah (2008). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia, dengan r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi resiliensi, maka semakin tinggi pula bersyukur pada mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia.

This study explore the relationship between resilience and gratitude among students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. This is quantitative research with correlational design. Two questionnaires, modification of CD-RISC-10, a resilience scale developed by Campbell-Sill and Stein, and modification of Alat Ukur Bersyukur (Arbiyah, 2008), were used to obtained data from 66 students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. Pearson Correlation Test indicate positive significant correlation between resilince and gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship, with r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. That means the higher resilience, the higher gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Allissah
"Fenomena perceraian orang tua yang semakin meningkat di masyarakat memiliki dampak pada anak khususnya, terutama pada hubungan romantis dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua. Skripsi ini disusun karena masih adanya kontradiksi pada literatur-literatur mengenai dampak perceraian orang tua pada anak dewasa muda. Tujuan dari skripsi ini ialah untuk mengetahui gambaran komponen cinta pada hubungan romantis dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua.
Hasil penelitian menghasilkan mean kelompok yang dijadikan acuan untuk mengkategorikan mayoritas jenis cinta yang dimiliki oleh dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua. Mayoritas dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua memiliki jenis cinta consummate love. Hasil ini merupakan hasil yang baik bagi dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua karena menurut Sternberg (1986), jenis cinta ini adalah jenis cinta yang paling lengkap karena seluruh komponen ada di dalamnya dan jenis cinta yang ingin diraih oleh seluruh pasangan. Kemudian, sebagian besar partisipan penelitian berada pada norma kelompok sedang pada komponen intimacy dan passion, sedangkan untuk komponen commitment berada pada norma kelompok tinggi. Hasil ini menandakan bahwa komponen cinta pada hubungan romantis dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua berada pada kondisi yang cukup baik.

Phenomena about parental divorce that increasing in the society have effect to the children specifically, especially in young adult romantic relationship who experienced parental divorce. This research been compose because there are still contradictive in the literature about the effect of parental divorce to young adult children. The aims of this research is to describe the components of love in romantic relationships of young adults who experienced parental divorce.
The results of the study resulted in mean group made reference to categorize the majority of the type of love that is owned by young adults who experienced parental divorce. The majority of young adults who experienced parental divorce had a type of love, consummate love. This result is a good result for young adults who experienced parental divorce because according to Sternberg (1986), this kind of love is the most complete kind of love because all components are on it and it is kind of love that want to be achieve by all couples. Then, most of the study participants were in the moderate group norms in the intimacy and passion component, meanwhile for commitment component were in the high group norms. This result indicates that the components of love in romantic relationships of young adults who experienced parental divorce are in fairly good condition.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S53531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Marizca
"ABSTRAK
Jaringan bisnis merupakan hal yang vital dalam usaha menjalankan bisnis secara efisien. Luasnya jaringan bisnis yang dimiliki seseorang akan membantu dalam menjalankan roda-roda bisnis individu. Menyadari perlunya jaringan bisnis individu terdorong untuk aktif membentuk jaringan bisnisnya. Akan tetapi di Iain pihak, ditemukan pula individu yang kurang tergerak memperluas jaringan bisnis atau dengan perkataan lain kurang aktif membentuk jaringan.
Henderson (1985) mengemukakan faktor emosional menjadi penentu seseorang membentuk jaringan. Akan tetapi hingga saat ini belum dilakukan penelitian mengenai faktor emosional seperti apa yang terkait dengan aktif tidaknya seseorang dalam membentuk jaringan bisnis.
Oleh karena itu penelitian ini mengangkat masalah perbedaan trait emosional apa yang terdapat pada individu aktif dan kurang aktif dalam membentuk jaringan bisnis. Dengan mengetahui hal ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai trait emosional yang mendukung berkembangnya jaringan bisnis. Gambaran tersebut selanjutnya akan membantu berbagai pihak berbenah diri dalam mengembangkan jaringan bisnisnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi komparatif yaitu membandingkan trait emosionai individu yang aktif dan kurang aktif dalam membentuk jaringan bisnis.
Pembagian kelompok aktif dan kurang aktif didasarkan pada skor individu pada alat untuk mengukur aktivitas pembentukan jaringan. Sedangkan untuk mengetahui trait emosional subyek digunakan Skala Pleasure-Arousa-Dominance (Mehrabian, 1996).
Dalam mengolah data penelitian dilakukan teknik statistik chi square, yang bertujuan membandingkan frekuensi antar kelompok daiam menentukan tipe temperament space individu aktif dan kurang aktif membentuk jaringan bisnis. Selanjutnya dipergunakan pula teknik statistik independent samples t-test. Teknik ini digunakan dalam menjawab permasalahan apakah ada tidaknya perbedaan trait emosionai antara kelompok aktif dengan yang kurang aktif membentuk jaringan bisnis.
Berdasarkan perhitungan ditemukan bahwa tipe exuberant menonjol pada kelompok aktif dan kurang aktif. Tetapi pada kelompok individu dengan tipe exuberant tersebut Iebih banyak ditemui subyek yang kurang aktif membentuk jaringan. Adapun ciri-ciri individu pada kelompok yang benipe exuberant yang secara umum berorientasi positif terhadap hubungan interpersonal (menyukai orang Iain, ingin bersama-sama, berusaha menunjukkan sikap menolong, tergantung pada orang lain, empati, bahkan simpati pada orang Iain. Tipe ini cenderung Iebih santai dalam interaksi sosial, suka mencari perhatian orang Iain, menyukai hal-hal dan pengalaman baru, gemar terhadap perubahan, suka terlibat dalam segala aktivitas dengan tujuan sekedar mencari kesenangan, rendah hati dan easy going. Dalam kelompok individu seperti ini Iebih banyak dilemukan subyek yang tergolong kurang aktif membina jaringan bisnis.
Sementara itu, dalam hal perbedaan trait emosional yang ditinjau melalui dimensi pleasure-displeasure, arousability dan dominance-submissiveness ternyata perbedaan signifikan hanya terlihat pada dimensi dominance-submissiveness dimana hasil menunjukkan bahwa individu yang Iebih akif membina jaringan bisnis tergolong Iebih dominan daripada individu yang kurang aktif membina jaringan bisnis. Mereka dinilai Iebih berpengaruh, Iebih kompeten dalam hubungan interpersonal serta Iebih berjiwa pemimpin. Sedangkan pada dimensi pleasure-displeasure dan arousabiiity tidak terdapat perbedaan signifikan.
Saran yang diberikan adalah menggunakan hasil penelitian datam membentuk pelatihan ketrampilan sosial, dalam hal ini untuk membuat jaringan bisnis. Tema-tema seperti networking competence, social competence dapat diangkat untuk dijadikan modul-modul pelatihan, termasuk untuk mengakomodasi trait-trait yang mendukung berkembangnya jaringan bisnis individu."
1998
S2946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>