Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Undang-Undang No.10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan Perundang-undangan tidak mengatur mengenai kebutuhan dibuatnya naskah akademik...."
INKABAP
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
R 378 Nas
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
R 378.053 UNI h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Zenithesa Gifta Nadirini
"Individu memiliki attachment awal dengan orang tua sebagai care giver-nya dan dapat beralih ke teman sebaya saat masa remaja. Remaja tidak terpisah dengan dunia pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembangunan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parent dan peer attachment dengan prestasi akademik remaja di SMA Labschool Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional pada 87 responden dipilih melalui teknik cluster sampling. Peneliti melihat attachment menggunakan kuesioner IPPA-R dan prestasi akademik menggunakan nilai rapor semester akhir.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50,6% responden memiliki insecure attachment dengan kedua orang tuanya dan 52,7% memiliki insecure attachment dengan teman sebaya. Sebanyak 51,7% responden memiliki prestasi atas rata-rata. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara parent attachment dan peer attachment dengan prestasi akademik (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan studi komparatif antara sekolah swasta dan sekolah negeri agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi.

Individuals have initial attachment with parents as their care giver and may switch to peers when they reach adolescent. Adolescents are inseparable from education with its important role for the development of the country. The aim of this research is to identify the relation between parent and peer attachment with adolescents’ academic achievement in SMA Labschool Jakarta. This research used analytic descriptive design with cross-sectional approach on 87 respondents was involved with cluster sampling technique. Researcher used IPPA-R questionnaire to study attachment and last semester grades to measure academic achievement.
The result showed that 50,6% respondents has insecure attachment with parent whilst 52,7% respondents has insecure attachment with peer. 51,7% respondents has above average academic achievement. Bivariate analysis result showed that there was no relation between parent and peer attachment on academic achievement (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). The future research should conduct comparative studies between private and public schools to get vary result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Salsabila Putri
"Penelitian ini merupakan analisis terhadap representasi perpustakaan akademik dalam novel dengan genre fiksi fantasi-sejarah berjudul Babel karya R.F. Kuang. Dalam novel ini banyak peristiwa yang terjadi di perpustakaan di Universitas Oxford. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggambaran konsep, fungsi dan peranan perpustakaan akademik sebagai pusat kegiatan keilmuan dan aktivitas nonakademik mahasiswa dalam novel Babel. Penelitian menggunakan metode analisis isi kualitatif milik Mariette Bengtsson terhadap teks novel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca secara ekstensif, dan menggarisbawahi kalimat atau paragraf yang sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa perpustakaan dalam novel Babel merupakan perpustakaan riset milik fakultas yang termasuk ke dalam kategori perpustakaan akademik. Perpustakaan memiliki fungsi dan peranan dalam mendukung kegiatan akademik mahasiswa melalui pemanfaatan ruang perpustakaan yang digambarkan sebagai learning commons, co-working space, dan makerspace, sehingga menjadi pusat kegiatan keilmuan dan praktik para akademisi. Namun ditemukan bahwa perpustakaan tidak bersikap netral dalam memberikan pelayanan dan cenderung membatasi cakupan penelitian mahasiswa dan pembatasan akses informasi dari publik. Selain itu, pemanfaatan ruang perpustakaan juga digunakan untuk kegiatan di luar lingkup akademis, seperti sebagai tempat pusat pengembangan ilmu dan pemanfaatan kekuatan ajaib; tempat pergerakan sosial berlangsung, dan pusat pergerakan aktivisme mahasiswa. Representasi perpustakaan dalam novel ini dipengaruhi oleh latar belakang sejarah dan pendidikan serta imajinasi penulis dalam menyampaikan kritik terhadap dunia pendidikan dan lembaga informasi di lingkungan akademik. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perspektif penulis, perpustakaan direpresentasikan sebagai pusat kegiatan keilmuan dan akademik mahasiswa, serta sebagai tempat yang terlibat secara langsung dalam kehidupan politik mahasiswa dan menjadi pusat pergerakan mahasiswa.

This study analyzes the representation of academic libraries in the historical-fantasy fiction novel ‘Babel’ by R.F. Kuang, where most of the stories are set in the libraries of Oxford University. It aims to understand how the concepts, functions, and roles of the academic library as centres of scholarly activities and student activities are portrayed in the novel. The research method used   a qualitative content analysis by Mariette Bengtsson. Data was collected through extensive reading and underlining sentences or paragraphs that match the research focus. The results found that the libraries in the novel are the faculties research library which counted in an academic libraries category. The library provided support for student academic activities by being portrayed as a learning commons, co-working space, and makerspace; hence they became the center of scholarly activities for scholars. However, the libraries are portrayed as being not neutral in providing services and tend to limit the scope of student research and public access to information. Otherwise, the library as spaces also used for non-academic activities, such as a source of production and knowledge development center of magical powers; where social movements take place, and the center of student activism movements. The study found that the representation of the library in this novel was influenced by historical and educational background and the author's imagination to deliver critiques towards the academic world and its information institutions. Therefore, based on the author’s perspective, the library is portrayed as a center for scholarly activities and a place directly involved in student political life as it becomes the center of student movements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di jenjang pendidikan tinggi seperti Universitas Indonesia kenyataannya masih terjadi dengan adanya data yang menunjukkan bahwa Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah untuk memiliki nilai/performa akademik yang tinggi. Dengan adanya situasi pembelajaran yang berubah menjadi jarak jauh secara daring, diperlukannya kemampuan adaptasi akademik yang baik sehingga dapat memiliki performa akademik yang baik dan terhindar dari perilaku kecurangan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek moderasi adaptasi akademik pada hubungan antara performa akademik dan kecurangan akademik dengan 350 mahasiswa program sarjana pada 14 fakultas di Universitas Indonesia selama menjalani masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester saat diberlakukannya PJJ (Genap TA. 2019/2020), dan Academic Adjustment Questionnaire. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara performa akademik dan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), serta adaptasi akademik memiliki efek yang signifikan dalam menguatkan hubungan kedua variabel (R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The academic cheating phenomenon in higher education such as in Universitas Indonesia still occurs with the data that showing Students of Universitas Indonesia commit academic cheating. This is done by students due to various factors, one of which is to have high grades/academic performance. With the transformation of learning situation that change to online, it is necessary to have a good academic adjustment so the students can have high academic performance and avoid academic cheating. The aim of this study is to look at the moderating role of academic adjustment in the relationship between academic performance and academic cheating with 350 undergraduate students from 14 faculties of Universitas Indonesia during distance learning period. This research was conducted online using three measuring tools, Academic Cheating Questionnaire by Septiana (2016), Grade Point Average during the implementation of distance learning (Even Semester of 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The analytical result using Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 Regression Analysis showed a significant relationship between academic performance and academic cheating (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), and also academic adjustment has a significant effect that strengthened the relationship between the two previous variables (R2 = 0,0997, p = 0,001). This research is expected to broaden society’s insights regarding academic cheating in Universitas Indonesia and expanding research regarding higher education topic in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilia Azhar Chinta Primadani
"Periode dewasa muda tidak terlepas dari munculnya berbagai kemungkinan, ketidakstabilan, serta ketidakpastian dalam prosesnya. Hal ini juga dapat terlihat bagi mahasiswa yang berkuliah di lingkungan akademik yang kompetitif seperti UI, ITB, dan UGM. Dalam hal ini, lingkungan kompetitif yang penuh dengan daya saing yang tinggi dapat menimbulkan adanya kecemasan yang didorong oleh tuntutan akademik, yaitu kecemasan akademik. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya kecemasan akademik, salah satunya adalah perbandingan sosial ke atas. Meskipun begitu, dampak negatif yang diberikan dari perbandingan sosial ke atas terhadap kecemasan akademik dapat dinavigasikan dengan penerapan self-compassion bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion sebagai moderator terhadap hubungan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik pad mahasiswa UI, ITB, dan UGM. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak 349 yang mengisi kuesioner penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi signifikan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik, serta self-compassion dan kecemasan akademik. Namun, self-compassion tidak dapat memoderatori hubungan antara perbandingan sosial ke atas dan kecemasan akademik. Penelitian berikutnya dapat mempertimbangkan untuk dan memodifikasi konteks self-compassion dalam lingkup akademik dan menggunakan faktor eksternal sebagai salah satu variabel moderator.

The emerging adulthood period is inseparable from the emergence of various possibilities, instabilities, and uncertainties within its process. The same can be seen among college students studying in competitive academic environments such as UI, ITB, and UGM. In this regard, competitive environments filled with high-competitiveness processes can lead to anxiety driven by academic demands, known as academic anxiety. Several factors contribute to the emergence of academic anxiety, one of them being upward social comparison. Nevertheless, the negative impact that upward social comparison creates on academic anxiety can be mitigated by implementing self-compassion among students. This study aims to examine the role of self-compassion as moderator in the relationship between upward social comparison and academic anxiety among UI, ITB, and UGM students. With a total of 349 college students responding to the research survey, the results show significant correlations between upward social comparison and academic anxiety, as well as self-compassion and academic anxiety. However, self-compassion was not found to moderate the relationship between upward social comparison and academic anxiety. Future research could consider modifying self-compassion context specifically for academic settings and utilizing external factors as one of the moderator variables.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Nisa Wiegati
"Berbagai seleksi dilakukan untuk dapat memprediksi kesuksesan akademik mahasiswa, namun belum ada seleksi yang yang berkaitan dengan kemampuan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Executive function terbukti berkaitan dengan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh executive function terhadap prestasi akademik pada mahasiswa. Partisipan berjumlah 144 mahasiswa Universitas Indonesia. Komponen-komponen executive function diukur dengan alat ukur Backward Digit Recall Test, Kelancaran Verbal Fonemik dan Semantik, Tower of Hanoi, dan Stroop Color and Word Test. Hasil perhitungan multiple regression menunjukkan secara bersama-sama komponen-komponen executive function tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Namun jika dihitung menggunakan simple regression, ditemukan bahwa tiga dari empat komponen executive function yang diteliti, yaitu working memory, generativity dan inhibition secara signifikan dapat memprediksi prestasi akademik. Cognitive flexibility ditemukan tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memanipulasi dan menyimpan informasi, memunculkan ide, serta menahan respon yang tidak sesuai konteks berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Various selection is done to be able to predict the academic success of students, but there is no selection with regard to the ability of self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. Executive function has been found associated with self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. This study was conducted to see the relationship between executive function and academic achievement in students. Participants are 144 students of Universitas Indonesia. The components of executive function was measured by Backward Digit Recall Test, Phonemic and Semantic Verbal Fluency Test, Tower of Hanoi, and the Stroop Color and Word Test. Results of multiple regression calculation shows that together the components of executive function can not predict academic achievement. However, if calculated using simple regression, it was found that three of the four components of executive function, which are working memory, inhibition and generativity significantly predicted academic achievement. Cognitive flexibility was found not able to predict academic achievement. Results of this study indicate that students' ability to manipulate and store information, generate new ideas, and holding the inappropriate response affect academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anisa Amidha
"Studi ini bertujuan untuk menguji dan membandingkan Skala Kegigihan yang telah dikembangkan (Nu Grit) dengan skala yang telah ada sebelumnya (Grit S). Tujuan lain dari studi ini adalah untuk mengukur Skala Kegigihan (Nu Grit) dengan skala-skala yang mengukur konstruk-konstruk lain, seperti ketelitian dan keberhasilan akademik. Hipotesis utama dari studi ini adalah skor tinggi pada skala Nu Grit memprediksi skor yang tinggi pula pada skala Grit S. Partisipan studi ini adalah dua ratus empat puluh delapan mahasiswa University of Queensland yang mengambil mata kuliah Measurement in Psychology (PSYC3020). Partisipan diminta untuk menyelesaikan survei online yang terdiri dari empat skala ukur yaitu Nu Grit, Grit S, skala validasi ketelitian (NEO Personality Inventories), skala validasi kontrol diri (Self Control Behavior Inventory), dan OP Score untuk memvalidasi keberhasilan akademik. Lalu jawaban dari survei tersebut dikumpulkan melalui Qualtrics. Cronbach Alpha dari studi ini adalah (𝛼 = .86) yang menunjukkan realibilitas skala Nu Grit tergolong tinggi. Selain itu, delapan belas dari sembilan belas item dalam indeks item diskriminasi memperlihatkan angka yang relatif baik. Sesuai dengan hipotesis utama, hasil dari studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada skala Nu grit juga akan memiliki skor yang tinggi pada skala Grit S (r = .69). Selain itu, hasil menunjukkan korelasi antara kegigihan dengan ketelitian (r = .70), serta korelasi antara kegigihan dengan kontrol diri (r = .60). Namun, studi ini menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kegigihan dan keberhasilan akademik (r = -.10). Dengan kata lain, hasil analisis dari studi ini mendukung korelasi Nu Grit dengan Grit S dan ketelitian, tetapi studi ini tidak menemukan korelasi antara Nu Grit dengan keberhasilan akademik.

This study is primarily sought to compare and test the newly constructed grit scale (Nu Grit) with the existing grit scale (Grit S). The study also intended to examine the relationships between Nu Grit with the scales that measure other constructs, such as, conscientiousness and academic performance. The main hypothesis of this study is that people who obtained high score in Nu Grit would also obtain high score in Grit S. In this study, 248 undergraduate students of University of Queensland who are enrolled in Measurement in Psychology course (PSYC3020) are involved as participants. The participants completed online surveys that contained four scales that include Nu Grit, Grit S, validating scale for conscientiousness (NEO Personality Inventories), validating scale for self-control (Self-Control Behavior Inventory), and OP Score to validate academic success. All answers of the survey were submitted to Qualtrics. In this case, the reliability of Nu Grit was considered high which could be observed through its Cronbach Alpha (𝛼 = .86). Moreover, 18 out of 19 items in item discrimination indices were found to be relatively good. In accordance to the main hypothesis, the result indicated that people who scored higher in Nu Grit also score higher in Grit S (r = .69). Moreover, the results are corresponding to the second and third hypotheses that grit correlates with conscientiousness (r = 70), and grit correlates with self-control (r = .60). However, the study found non-significant relationship between grit and academic success (r = -.10). To conclude, the findings of this study support the correlation between Nu Grit, Grit S, and conscientiousness, while it does not support the relationship between Nu Grit and academic success.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Djarwanto
Yogyakarta: BPFE, 1987
R 378.242 DJA p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>