Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1993
641.1 WIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldy Hassanudin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuana Jatu Nilawati
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar faktor Perilaku Konsumen, Persaingan dan Teknologi mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri dengan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan model crosstabs. Sampel yang diperoleh sebesar 100 responden dengan populasi yang tidak diketahui.
Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequancy pada kedua factor sebesar 0,712, sedangkan nilai Barlett's Test of Sphericity mempunyai nilai 183.905 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Hal ini berarti semua faktor-faktor tersebut adalah valid mempengaruhi Fee based income di Bank Syariah Mandiri.
Dalam uji validitas kesemua factor yang diuji telah valid dikarenakan nilai R hitting > R tabel 0,444. Uji reliabilitas diperoleh nilai 0,898, diatas 0,6 berarti semua variabel adalah reliable.Berdasarkan hasil tabulasi silang yang menggunakan uji chi square, antara jenis kelamin dan faktor sesuai syariah, return yang tinggi, biaya dan akses memiliki hubungan yang signifikan: antara status dengan produk yang variatif sebesar 0,013 lebih dari 0,05 berarti Ho ditolak, antara dua variabel yang diuji ada hubungan.
Hasil dari analisa regrasi berganda didapat hasil R2 sebesar 0.573 yang berarti semua faktor independen yang di ambil peneliti mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri sebesar 57.3%. Dengan hasil bahwa Perilaku konsumen mempengaruhi secara positif terhadap fee based income di Bank Syariah Mandiri, Faktor persaingan berpengaruh negatif terhadap fee based income di Bank Syariah Mandiri sedangkan Faktor Teknologi tidak mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri secara signifikan, dilihat dari persamaan berikut ini :
Fee based income = 4.208 + 0.201 Perilaku Konsumen - 0.214 Persaingan + 0.01822 Teknologi

ABSTRACT
The goal of this research is to evaluate Consumer Behavior, Competition and Technology can influence Fee Based Income in Mandiri Syariah Bank Researcher uses double regression and crosstabs method, and researcher used 100 samples with unknown population.
KM4 (Kaiser-Meyser-Olkin) test Measure of Sampling Adequacy is 0.712 and value of Barlet's Test of Sphericity is 183.905 with 0.000 significant value. It means that all factors are valid to influence Fee Based Income in Mandiri Syariah Bank
At validity test, all tested factors are valid, because of the value of R counting > R table = 0.444. Reability test is 0.898 and more than 0.6 means all variable are reliable. Based on crossed tabulation value using chi square test between gender and Syariah method system factor. High return, cost and access have significant related between status and various product at 0.013, with is more than 0.05 means Ho regretted and there is a relation between two tested variables.
R2 at this research is 0.573 it means all independent factors influenced fee based income at 57.3%.The achievement are in Mandiri Syariah Bank Consumer Behavior influences positively to Fee Based Income, Competition Factor influences negatively to Fee Based Income and Technology factor has no influence to Fee Based Income significantly, based on this equation bellows :
Fee based income = 4.208 + 0.201 of consumer behavior - 0.214 of competition + (27.100) (11.043) (-11.055) 0.01822 of technology (0.689)
"
2007
T20687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Puspasari
"Perkembangan teknologi, khususnya teknologi swa layan, telah memberi dampak yang besar pada dunia pemasaran jasa, khususnya jasa perbankan. Dalam dunia perbankan, teknologi digunakan untuk menyarnpaikan layanan mereka kepada pelanggan. Pengaplikasian teknologi-teknologi tersebut dapat sangat membantu perusahaan, tetapi juga dapat menjadi boomerang bagi mereka. Karena konsumen secara bersamaan mempunyai pandangan yang baik maupun tidak baik tentang produk dan jasa yang berbasiskan teknologi. Beberapa individual mau mengadopsi teknologi sementara yang lain tidak, sehingga panting untuk melihat dasar terbentuknya sikap dan niat pelanggan untuk menggunakan teknologi swa layan, seperti sms banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah melihat dasar pembentukan sikap pelanggan terhadap teknologi swa layan sms banking yang diharapkan akan mengarah pada pembentukan niat mereka untuk menggunakannya, melalui evaluasi atas komponen ekspektasi nilai pelanggan terhadap teknologi tersebut dan adanya efek moderasi yang ditimbulkan oleh karakteristik personalitas mereka dan persepsi mereka terhadap faktor situasional yang mereka alami. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dabholkar dan Bagozzi (2002), dengan model Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Trait and Situational Factors. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah bank terbentuk, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya serta untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan niat nasabah untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai niat penggunaan sms banking pads nasabah Bank Mandiri, dengan jumlah responden 140 sesuai dengan batas minimum yang dikemukakan Hair et al. (1998) untuk pengolahan dengan metode regresi menggunakan SPSS 13.0. Jumlah responden didapatkan dari penyebaran kuesioner pada Bank Mandiri pusat Jl. Gatot Soebroto, Bank Mandiri cabang Cawang serta ATM Mandiri di kampus Psikologi U1.
Hasil pengolahan data menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa semua indikator pengukuran dapat mewakili variabel laten dari penelitian. Sedangkan basil pengujian hipotesis yang diusulkan menggunakan analisis regresi dengan metode GLM memperlihatkan bahwa sikap nasabah terhadap sms banking didapatkan dari komponen evaluasi ekspektasi nilai terhadap teknologi tersebut dengan membandingkan terhadap bentuk pelayanan lainnya. Komponen yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap tersebut adalah kemudahan penggunaan (ease of use) dan kinerja (performance) terhadap teknologi tersebut. Sedangkan karakteristik personalitas nasabah yang dapat memoderasi hubungan di atas adalah rasa percaya diri yang dimiliki nasabah dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan karyawan penyedia jasa. Faktor situasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara komponen ekspektasi nilai berupa kemudahan penggunaan dari sms banking dengan sikap yang terbentuk. Dan sejalan dengan penelitian Dabholkar (1994) bahwa sikap positif yang terbentuk terhadap suatu objek akan mengantarkan pada niat seseorang untuk menggunakan objek tersebut. Kunci dari penelitian ini adalah bahwa dengan semakin berperannya teknologi dalam suatu pelayanan dan mahalnya biaya yang diperlukan, maka perusahaan hares membangun sikap positif nasabah terhadap teknologi tersebut dan memilih target yang benar dan perlakkan yang sesuai untuk setiap target.

During the past decade, the growth in service delivery options based on technology has been remarkable. Much of technology-delivery service was initiated and carried out by consumer and involves no direct or indirect contact with representatives of service provider. Despite lots of benefits to the companies in offering service-delivery based on technology, they can also act as a boomerang for the companies. Customers have both positive and negative views on product or service based on technology. Some individuals want to adopt self-service technology (SST), while some others do not want. Therefore it is important to understand the processes underlying consumer attitude and how consumers make choices, because it is important in describing and predicting consumer behavior to use self-service technology.
This research investigates the core attitudinal model that is the processes underlying consumer attitude about SST, in sms banking case, and investigates how attitude can influences consumer intention to use that technology. The accelerating growth in SST today is also giving rise to questions about the acceptance of such forms of service delivery by all kind of consumers and under different situational context. This research also investigates the moderating effects of consumer traits and situational factors on the relationship within a core attitudinal model about SST. This research based on Attitudinal Model of Technology Based Self Service (TBSS): Moderating Effects of Consumers Traits and Situational Factors from Dabholkar and Bagozzi (2002).
This is a case study at Bank Mandiri. Total respondents were 140, which were gathered from Bank Mandiri Gatot Subroto Office, Cawang Office, and from Bank Mandiri's ATM in UL Data was analysed using regression with general linier method (GLM) with applicable for software package SPSS 13, 0,
The measurement results using factor analysis show that all of the measurement indicators can represent all of the latent variables in this research. The hypotheses test were conducted by estimating the hypothesized model found that consumer attitude about sms banking are affected by consumer's expectancy value components of sms banking by comparing with another service delivery. The components that influenced the consumer attitude include the ease of use and the performance of sms banking. Personality traits which moderate the relationships between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking are self efficacy and the need for interaction with service employee. The respondents perceived that situational factors can also moderate the relationship between consumer's expectancy value component and consumer attitude about sms banking. Finally, consumer's positive attitude about sms banking can affect the consumer's intention to use that technology.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahala Batara P.P.
"ABSTRAK
Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual adalah bagian yang penting dalam
pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di semua negara. Banyak hal yang
membuktikan bahwa dengan adanya perlindungan yang balk terhadap hak kekayaan
intelektual dari negara maka industri perangkat lunak dapat berkembang dengan baik. Hal ini
dapat terlihat di dalam pengurangan angka pengangguran dan peningkatan kekayaan negara
yang didapat dari sektor pajak. Walaupun demikian tidak banyak negara yang telah
memberìkan perlindungan yang memadai kepada industri ini. Hal ini disebabkan oleh banyak
hal, antara lain oleh kegagalan banyak negara lain untuk mensosiaiisasi dan menegakan
peraturan perundang-undangan untuk dipatuhi oleh segenap pelaku bisnis di wilayahnya.
Walaupun perlindingan atas HAKI secara jelas memberikan banyak keuntungan kepada
perekonomian suatu bangsa.
Proteksi terhadap perangkat lunak adalah lebib penting untuk negara-negara
berkembang karena industri perangkat lunak adalah salah satu bidang dimana pemain Iokal
dapat bersaing dengan pemain luar. Industri perangkat lunak tidak memerlukan akuisisi modal
kerja yang besar dari luar negeri. Bahkan sering kali pengusaha lokal dapat lebìh mengetahui
kebutuhan pasar lebih baik daripada pemain asing. Walaupun demikian tanpa adanya
perlindungan yang memadai terhadap hak kekayaan intelektual, pemain lokal akan
menemukan bahwa produk mereka dibajak dan mengurangi insentif bagi mereka untuk terus
berkreasi.
Perusahaan dalam karya akhir ini adalah suatu perusahaan yang terlibat di dalam
industri keamanan perangkat lunak. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sering dengan
semakin luasnya penggunaan perangkat lunak sebagai alat pembantu dalam berbagai
kelancaran proses usaha maka semakin sering pula terjadi pencurian terhadap kekayaan
intelektual ini. Industri keamanan perangkat lunak berkembang dan berusaha menjawab
tantangan tersebut. Namun seperti juga industri perangkat Iunak adalah industri yang masuk
kepada industri teknologi dengan segala kesulitan penilaiannya maka demikian juga dengan
industri keamanan perangkat lunak tersebut. Industri ini menggunakan teknologi paling baru
yang ada dan sering kali juga belum pasti nilai ekonomisnya. Pemain di dalam industri ini
dapat dikatakan banyak tetapi dengan produk maupun solusi yang sangat bervariasi dan
menawarkan solusi dengan berbagai macam teknologi yang sering kali belum pernah di uji
coba.
Indonesia menurut data yang ada adalah salah satu negara dengan tingkat pencurian
hak kekayaan intelektuai khususnya perarigkat lunak yang paling tinggi di dunia. Walaupun
industri perangkat lunak di Indonesia sangat sulit untuk diprediksi namun dengan kondisi
tersebut di atas seyogyanya industri ini memberi angka penjualan yang baik di Indonesia.
Penelitian ini mencoba menganalisa lingkungan jauh teknologi, industri, internal dan
segmen konsumen produk kunci perangkat keras perusahaan dengan harapan dapat
menentukan kebijakan operasional dan pilihan jenis produk yang tepat untuk segmen bisnis
kunci perangkat keras di PT. ACP
Hasil-hasi! yang diharapkan dari penelitian ini akan menjadi masukan bagi perusahaan
untuk memperbaiki kebijakan-kebijakan operasi intemalnya berkenaan dengan pasar dan jenis
produk tersebut di segmen bisnis ini.
;ABSTRAK
Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual adalah bagian yang penting dalam
pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di semua negara. Banyak hal yang
membuktikan bahwa dengan adanya perlindungan yang balk terhadap hak kekayaan
intelektual dari negara maka industri perangkat lunak dapat berkembang dengan baik. Hal ini
dapat terlihat di dalam pengurangan angka pengangguran dan peningkatan kekayaan negara
yang didapat dari sektor pajak. Walaupun demikian tidak banyak negara yang telah
memberìkan perlindungan yang memadai kepada industri ini. Hal ini disebabkan oleh banyak
hal, antara lain oleh kegagalan banyak negara lain untuk mensosiaiisasi dan menegakan
peraturan perundang-undangan untuk dipatuhi oleh segenap pelaku bisnis di wilayahnya.
Walaupun perlindingan atas HAKI secara jelas memberikan banyak keuntungan kepada
perekonomian suatu bangsa.
Proteksi terhadap perangkat lunak adalah lebib penting untuk negara-negara
berkembang karena industri perangkat lunak adalah salah satu bidang dimana pemain Iokal
dapat bersaing dengan pemain luar. Industri perangkat lunak tidak memerlukan akuisisi modal
kerja yang besar dari luar negeri. Bahkan sering kali pengusaha lokal dapat lebìh mengetahui
kebutuhan pasar lebih baik daripada pemain asing. Walaupun demikian tanpa adanya
perlindungan yang memadai terhadap hak kekayaan intelektual, pemain lokal akan
menemukan bahwa produk mereka dibajak dan mengurangi insentif bagi mereka untuk terus
berkreasi.
Perusahaan dalam karya akhir ini adalah suatu perusahaan yang terlibat di dalam
industri keamanan perangkat lunak. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sering dengan
semakin luasnya penggunaan perangkat lunak sebagai alat pembantu dalam berbagai
kelancaran proses usaha maka semakin sering pula terjadi pencurian terhadap kekayaan
intelektual ini. Industri keamanan perangkat lunak berkembang dan berusaha menjawab
tantangan tersebut. Namun seperti juga industri perangkat Iunak adalah industri yang masuk
kepada industri teknologi dengan segala kesulitan penilaiannya maka demikian juga dengan
industri keamanan perangkat lunak tersebut. Industri ini menggunakan teknologi paling baru
yang ada dan sering kali juga belum pasti nilai ekonomisnya. Pemain di dalam industri ini
dapat dikatakan banyak tetapi dengan produk maupun solusi yang sangat bervariasi dan
menawarkan solusi dengan berbagai macam teknologi yang sering kali belum pernah di uji
coba.
Indonesia menurut data yang ada adalah salah satu negara dengan tingkat pencurian
hak kekayaan intelektuai khususnya perarigkat lunak yang paling tinggi di dunia. Walaupun
industri perangkat lunak di Indonesia sangat sulit untuk diprediksi namun dengan kondisi
tersebut di atas seyogyanya industri ini memberi angka penjualan yang baik di Indonesia.
Penelitian ini mencoba menganalisa lingkungan jauh teknologi, industri, internal dan
segmen konsumen produk kunci perangkat keras perusahaan dengan harapan dapat
menentukan kebijakan operasional dan pilihan jenis produk yang tepat untuk segmen bisnis
kunci perangkat keras di PT. ACP
Hasil-hasi! yang diharapkan dari penelitian ini akan menjadi masukan bagi perusahaan
untuk memperbaiki kebijakan-kebijakan operasi intemalnya berkenaan dengan pasar dan jenis
produk tersebut di segmen bisnis ini.
"
2002
T1145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elnidya Mutiara Thenu
"Penetrasi pengguna internet di Indonesia terus meningkat, dimana pada tahun 2018 171,17 juta telah menggunakan internet. Jumlah pengguna internet memicu pertumbuhan e-commerce. Perkembangan e-commerce, menyajikan berbagai metode pemasaran digital (digital marketing). Menjamurnya e-commerce berdampak pada ketatnya persaingan yang terjadi, sehingga e-commerce bersaing menggunakan berbagai metode pemasaran, salah satunya adalah adalah pemasaran menggunakan program pemasaran afiliasi. Model integrasi antara Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB) digunakan
untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen consumer untuk program pemasaran afiliasi. Selanjutnya diperoleh rekomendasi strategis bahwa menurut faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen untuk menggunakan program pemasaran afiliasi.

Internet user penetration in Indonesia continues to increase, where in 2018 171.17 million have used the internet. The number of internet users triggers the growth of e-commerce. The development of e-commerce, presents various digital marketing methods (digital marketing). The proliferation of e-commerce has an impact on the intense competition that occurs, so that e-commerce competes using various marketing methods, one of which is marketing using affiliate marketing programs. The integration model between Technology Acceptance Model (TAM) and Theory of Planned Behavior (TPB) is used
to analyze what factors influence consumer consumer behavior for affiliate marketing programs. Furthermore, it is obtained strategic recommendations that according to the factors that influence consumer intentions to use affiliate marketing programs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizhan Aji Pratama
"Adopsi kendaraan listrik plug-in (PEV) adalah subjek yang menarik banyak minat baru-baru ini. Perhatian yang meningkat ini sebagian disebabkan oleh kemajuan paralel yang cepat dalam bisnis, kebijakan, dan metode teknologi yang dimaksudkan untuk mempromosikan penggunaan teknologi baru yang revolusioner ini. Performa PEV menjadi lebih sebanding dengan mobil konvensional karena kemajuan teknologi baterai, dan semua pembuat mobil besar sekarang menawarkan PEV. Pemerintah, termasuk di Indonesia, di semua tingkatan menerapkan insentif keuangan dan non-keuangan yang berbeda untuk mempromosikan adopsi PEV. Namun, dampak dari perubahan ini pada akhirnya tergantung pada minat pelanggan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persepsi konsumen merupakan faktor dalam niat membeli atau menyewa kendaraan listrik. Untuk menjawab pertanyaan ini, penelitian korelasi antara persepsi konsumen Indonesia termasuk keuntungan relatif, trialability, observability, kebijakan, dan efek jaringan atau stasiun pengisian dilakukan untuk menentukan persepsi mana yang merupakan faktor utama dalam menentukan niat beli atau sewa listrik kendaraan.

Plug-in electric vehicle (PEV) adoption is a subject that has attracted a lot of interest recently. This increased attention is partially due to the quick parallel advancements in business, policy, and technological methods meant to promote the use of this revolutionary, new technology. The performance of PEVs is becoming more comparable to that of conventional cars because to advancements in battery technology, and all major automakers now offer PEVs. Governments, including in Indonesia, at all levels are implementing different financial and non-financial incentives to promote PEV adoption. However, the impact of these changes ultimately depends on customer interest. Therefore, the purpose of this study is to determine if consumer perceptions are a factor to the purchase or lease intent of electric vehicles. To respond to this query, a research of correlation between the perceptions of Indonesian consumers including relative advantage, trialability, observability, policy, and network effects or charging stations is done to determine which perceptions are the major factors in determining purchase or lease intent of electric vehicles."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indroyono Soesilo
Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, 2018
359.93 IND t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryatmo
Bandung: Cira Aditya Bakti, 1999
381.34 SUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia , 1993
306 TEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>