Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulfi Zawarnis
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mualimin
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulfi Zawarnis
"Tesis ini membahas variasi dialektal bahasa Jawa di luar wilayah penggunaannya, Lampung. Variasi yang dijabarkan yakni variasi lcksikal dan fonologis. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap lima betas informan di lima belas titik pengamatan. Pengolahan data melalui penghitungan dialektometri dan penyusunan berkas isoglos. Informan yang terpilih adalah informan yang berasal dari suku Jawa yang dilahirkan di Lampung.
Penelitian ini menunjukkan distrihusi variasi hahasa Jawa di Lampung melalui analisis berdasarkan pengelompokan jumlah etimon dan medan makna. 1-lasil penclitian menunjukkan bahwa secara leksikal variasi hahasa Jawa di I,ampung hanya sampai variasi subdialek. Secara fonologis, variasi yang muncul menunjukkan jarak yang tinggi.

This thesis tries to uncover Javanese dialect variants outside its area. expecially in Lampung. The variants which are explained are lexical and phonological variants. To collect the required data the writer interviewed fifteenth informan within fifteenth research areas. To analyze the data, the writer applied dialectometric and the bundels of isogloss. The chosen informan are those who are Javanese but horn in Lampung.
This study shows the distribution of Javanese variants which were based on the analysis of grouping the number of etymon and area of meaning. The result of study reveals that lexically the variants of Javanese language are only subdialect and phonologically the variants appear indicate high differents variants."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37532
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asim Gunarwan
"ABSTRAK
Pandangan yang berterima di kalangan pakar pragmatik (dan juga di kalangan pakar sosiolinguistik) setakat ini ialah bahwa jika kita berbicara atau mengeluarkan ujaran (apakah ujaran itu berupa kalimat, frase atau kata), apa yang keluar dari mulut kita itu dapat dianggap sebagai tindakan. Tindakan itu dapat disebut sebagai tindakan berbicara, tindakan berujar atau tindakan bertutur. Istilah yang sekarang lazim dipakai untuk mengacu ke tindakan itu ialah tindak tutur, yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris speech act. Yang lebih penting, yang juga berterima di kalangan pakar pragmatik, adalah pendapat bahwa di dalam melakukan tindak tutur itu, si penutur tidaklah asal buka mulut (kecuali jika ia memang abnormal, gila, sedang mabuk atau tidak radar). Artinya, sebelum melakukan meta tindak tutur, si penutur perlu mempertimbangkan beberapa hal, misalnya bagaimana hubungan sasial di antara si penutur dan si petutur, di mana peristiwa kominikasinya berlangsung, untuk apa tindak tutur itu dilakukan; tentang apa tindak tutur itu; dsb.
Faktor-faktor seperti mitra bicara dan latar komonikasi itulah yang perlu dipertimbangkan penutur sebelum bertutur. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan itu dapat juga bersumber dari prinsip kesantunan bertutur (kesopanan. berbahasa) yang berlaku di dalam masyarakat tutur atau masyarakat bahasa yang si penutur adalah anggotanya Prinsip kesantunan ini tentunya berkaitan dengan nilai-nilai budaya masyarakat itu, dan berdasarkan hal ini dapat kita sebutkan kesamaan pendapat di kalangan sosiolinguis bahwa perilaku berbahasa anggota -anggota suatu masyarakat tutur mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat itu. Dengan perkataan lain, ada hubungan di antara perilaku berbahasa dan nilai budaya atau kebudayaan itu sendiri. Walaupun ini bukan hal yang baru, tampaknya akan menarik untuk mengetahui seberapa jauh hal itu didukung oleh data empiric.
Setakat ini, tampakaya di Indonesia belum ada kajian yang membandingkan perilaku berbahasa dua (atau lebih) kelompok etnis dengan mengaitkannya dengan nosi kebudayaan. Ini dugaan. Yang tampaknya memang benar adalah bahwa setakat ini di Indonesia balum ada tulisan yang dipublikasikan yang melaporkan hasil penelitian mengenai topik tersebut (yakni perbandingan perilaku berbahasa sebagai cerminan perbedaan pandangan hidup) dengan pendekatan pragmatik. Jika asumsi ini benar, penelitian tampaknya mempunyai kemaknawian (significance) yang cukup.
Dipilihnya kelompok etnis Jawa dan Batak sebagai objek penelitian bukanlah tanpa alasan. Pemilihan itu berdasarkan pendapat awam bahwa, pada umumnya, di dalam perilaku berbahasa orang Batak itu lebih langsung (dalam anti lebih berterus terang) daripada orang Jawa Bahwa pendapat itu sudah "berterima" di kalangan masyarakat awam tidak berarti bahwa topik ini tidak boleh Jika kita bersikap ilmiah, pendapat itu perlu dibuktikan dengan mencari data empiris. Yang juga perlu didukung oleh data empiris ialah apakah perbedaan perilaku berbahasa orang Jawa dan orang Batak itu signifikan atau tidak dan, jika signifikan, berapakah derajat signifikansinya lagipula, perlu diketahui kemungkinan adanya keterpengaruhan budaya, yang dapat diinferensikan dengan membandingkan perilaku-perilaku berbahasa kelompok-kelompok Jawa Jakarta vs Batak Jakarta, Jawa Jakarta vs Jawa Semarang & Yogyakarta, Batak Jakarta vs Batak Medan, misalnya Di samping itu perlu dicari data empiris yang mungkin mendukung dugaan bahwa ada penibahan perilaku berbahasa menurut dimensi umur pada kedua kelompok etnis ini.
1.2 Permasalahan
Seperti halnya istilah perkampungan mengacu ke sejumlah kampung (jadi bukan satu kampung), istilah permasalahan di dalam penelitian ini diartikan sebagai merujuk ke sejumlah masalah, yakni sejumlah masalah penelitian. Di dalam hal ini, sesuai dengan uraian di dalam buku-buku penelitian yang baik, permasalahan dibagi menjadi beberapa masalah tambahan, yang kesemuanya berkaitan dengan masalah utama tersebut.
Masalah utama dalam penelitian ini, di dalam bentuk pertanyaan, ialah: adakah perbedaan realisasi tindak tutur melarang di antara orang Jawa dan orang Batak pada umuinnya seperti yang tersirat dari pendapat awam bahwa orang Batak cenderung lebih berterus terang dalam mengungkapkan pikiran mereka daripada orang Jawa? Dengan menggunakan istilah pragmatik, pertanyaan itu dapat diparafrasekan .menjadi: adakah perbedaan di dalam hal kelengkungan/kelurusan garis ilokusi melarang di kalangan orang Batak dan di kalangan orang Jawa?
Masalah (utama) itu dapat dijabarkan menjadi sub-submasalah, yaitu:
1. Jika memang ada, seberapa signifikankah perbedaan itu?
2. Di mana letak perbedaannya (dan juga kesamaannya, jika ada)?
3. Apakah perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan di dalam world view yang wujud di dalam perbedaan struktur sosial?
4. Adakah indikasi yang mengisyaratkan adanya pergeseran atau perubahan perilaku berbahasa? "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kurniasari
"Pemilihan bahasa (language choice) merupakan fenomena yang lazim terjadi pada masyarakat multibahasa. Dalam interaksi sosial pemilihan bahasa merupakan tindakan dalam menggunakan bahasa terpilih pada situasi tertentu. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pemilihan bahasa. Makalah ini akan memaparkan hasil penelitian dari pemilihan bahasa yang dilakukan oleh mahasiswa Kabupaten Kebumen yang ada di UI. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui aspek-aspek pemilihan bahasa pada mahasiswa Kebumen di UI. Sumber data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan pada 25 orang mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa responden memilih dan menggunakan bahasa yang berbeda untuk situasi dan kondisi yang berbeda.

Language choice is a common phenomenon that occurs in a multilingual society. In the social interaction, language choice is an act of using a selected language in certain situations. There are various factors that affect a person in committing language choice. This article will present the findings of the language choice on UI students from Kebumen Regency. This study was intended to find out the aspects of the language choice on the UI students from Kebumen. The data were collected through a questionnaire administered to 25 students. The findings of this study show that the respondents choose and use different languages ​​for different situations and conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Rokhman
"This sociolinguistic study focuses on language attitudes among santries. This research aims to describe language attitudes among santries in Al-Ihsan Pondok Pesantren, Beji, Banyumas on the languages they are able to speak, such as: Indonesian, vernacular languages, Arabic language, and English.
There are three approaches used in this research: sociological approach, psychological approach, and anthropological approach, as ordinarily used in sociolinguistic researches. Data are collected through distributing questionnaires, matched-guise, interviews, and participatory observations. The main data obtained are respondents' self-report about their language attitudes. The data obtained through questionnaires and matched-guise are analyzed quantitatively using one-way analysis of variance (Anova) in order to get the santries' language attitudes based on social variables, such as: gender, age, education, and mother tongue. The data obtained through interviews and observations are analyzed qualitatively using categorical analysis.
This research finds out three basic attitudinal aspects of santries' language attitudes, those are: cognitive, affective, and conative. Santries language attitudes, in this case, are categorized into four groups: santries' language attitudes on Indonesian, santries' language attitudes on vernacular languages, santries' language attitudes on Arabic language, and santries' language attitudes on English. Beside those things, this research also finds out that language attitudes are related to social factors to analyze which cover gender, age, education, and mother tongue.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Rahyono, 1956-
"ABSTRAK
Bahasa Jawa yang memiliki tingkat tutur merupakan ranah penelitian bahasa yang selalu menarik. Tingkat tutur bahasa yang juga merupakan kekayaan ragam yang dimiliki Bahasa Jawa, telah banyak diteliti baik secara sinkrenis maupun diakronis. Kaidah pemakaian ragam tutur yang rumit sehubungan dengan aspek sosial penutur dan dalam kaitannya dengan sifat bahasa yang selalu berubah dari waktu ke waktu, menyebabkan penelitian tentang ragam bahasa Jawa ini tetap diperlukan.
Lajunya penyebaran informasi dan lajunya penyebaran masyarakat penutur Bahasa Jawa ke berbagai pelosok masyarakat bahasa lain, menyebabkan Bahasa Jawa, khususnya ragam tuturnya, berubah secara cepat. Interferensi Bahasa lain, terutama Bahasa Indonesia, ke dalam Bahasa Jawa membuat batas-batas ragam tutur Bahasa Jawa tidak mudah lagi dikenali dengan mudah. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyederhanaan baik yang menyangkut pengelompokan ragam tutur maupun istilah atau penamaan ragam-ragam itu.
Berdasarkan atas data-data yang berhasil diperoleh selama penelitian ini, menurut sudut pandang situasi hubungan antar partisipan tindak tuturan ditemukan tiga ragam tutur, yaitu: (1) ngoko, (2) madya, dan (3) krama. Lebih lanjut ragam ngoko bisa dikelompokkan lagi menjadi dua sub ragam, yaitu (1) ngoko lugu dan (2) ngoko alas atau ngoko andhap.
Ditinjau dari sudut pandang bidang wacana, dalam hal ini yang menyangkut situasi formal dan informal, dapat ditemukan produktif tidaknya kata-kata pinjaman maupun peristiwa alih kode yang ada dalam wacana. Keproduktifan kata-kata pinjaman maupun peristiwa alih kode ini ternyata juga mencerminkan sikap masyarakat Bahasa Jawa dalam menghadapi lajunya interferensi bahasa lain, khususnya Bahasa Indonesia, ke dalam Bahasa Jawa. Segi kepraktisan dan keinformatifan Bahasa Indonesia sangat mempengaruhi masyarakat Bahasa Jawa untuk menghindari kaidah-kaidah yang rumit dalam pemakaian ragam tutur. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir Anwar
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1984
401 KHA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ohoiwutun, Paul
Jakarta : Kesaint Blanc, 1997
306.44 OHO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>