Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ema Sri Redjeki
"ABSTRAK
KPEI merupakan suatu lembaga nirlaba yang menjalankan fungsi sebagai Central Counterparty di lingkungan pasar modal Indonesia. Peranan yang dimiliki KPEI antara lain adalah sebagai fasilitalor untuk jasa penjaminan dan penyelesaian transaksi bursa. Terkait dengan fungsi tersebut, KPEI melakukan aktivitas pemantauan dan pengendalian risiko yang terjadi akibat adanya transaksi bursa. Pemantauan dan pengendalian risiko yang dilakukan oleh KPEI bertujuan untuk memantau risiko KPEI atas aktivitas perdagangan yang dilaksanakan Anggota Kliring di Bursa dan mengantisipasi kemungkinan risiko yang akan timbul. KPEI dapat melakukan antisipasi terhaiap risiko dengan cara melakukan penghitungan berkala terhadap agunan dan akan meminta tambahan agunan jika sudah tidak mencukupi. Untuk dapat memenuhi prasyarat di atas, KPEI memerlukan agunan dari Anggota Kliring ke KPEI. Salah satunya adalah agunan dalam bentuk saham. Manfaat agunan yang diterima KPEI antara lain adalah sebagai alat penanggulangan kegagalan pemenuhan kewajiban penyelesaian Transaksi Anggota Kliring, apabila : Anggota Kliring yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada KPEI secara permanen (Bankruptcy risk) dan Mengatasi risiko fluktuasi harga (Market Risk/LiquidityRisk) pada kondisi Anggota Kliring mengalami kebangkrutan (pailit).
Penentuan haircut atas agunan saham sudah dilaksanakan dan diimplementasikan oleh KPEI. Penulisan karya akhir ini bertujuan memberikan alternatif lain dalam metode penghitungan haircut saham di KPEI. Dalam penulisan karya akhir ini, berdasarkan perhitungan dengan pendekatan standar deviasi normal dan pendekatan ARCHIGARCH, terdapat tiga saham yang berpotensi risiko kenaikan atau penurunan nilai agunan yang besar pada periode 2004-2005 adalah BNBR (haircut 6%), BUMI (haircut 2%) dan BNII (haircut 3%). Untuk periode 2006-2007, saham-saham yang berpotensi risiko kenaikan atau penurunan nilai agunan adalah PGAS (haircut 4%), KIJA (haircut 5%) and BUMI (haircut 3%).
Hasil uji validasi dengan penuujian backtesting yang dilakukan terhadap masingmasing return harga-harga saham sampel yang dijadikan agunan KPEI dengan metode Kupiec Test, diperoleh hasil bahwa perhitungan haircut dengan menggunakan rnetode peramalan standar deviasi dapat diimplementasikan karena.jumlah penyimpangan antara nilai return hasil estimasi model dengan nilai return actual masih berada dalam batas toleransi. Upaya-upaya mitigasi risiko akibat pergerakan harga saham di pasar yang perlu dilakukan KPEI antara lain adalah dengan melakukan review nilai haircut secara periodik (dalam hal ini bulanan) dan pembatasan volume saham yang diterima KPEI.

ABSTRACT
As a central counterparty in Indonesian capital market, one of the roles of KPEI is to facilitate the guarantee and settlement transaction by monitoring and controlling the risk associated with the market transaction. This monitoring and controlling function is to counter the risk that might happen due to transaction activity performed by the Clearing Members. To perform this function, KPEI executes some periodical calculations to the collateral and recalculates them when insufficient, by collecting the collaterals from the Clearing Member in a form of stocks. KPEI uses these collaterals as a recovery tool when one of the members failed to fulfill the obligation of market transaction that is when Clearing Member unable to return the payment due to bankruptcy risk and market risk/liquidity risk. KPEI uses and implements the haircut calculation since 2004.
This paper tries to give an alternative to the calculation of the haircut by using the normal standard deviation and the approach of ARCH/GARCH. The top three stocks that potentially have a high increase/decrease risk of the collateral are: BNBR (haircut 6%), BUMI (haircut 2%) and BNII (haircut 3%) in the period of 2004-2005, and PGAS (haircut 4%), KIJA (haircut 5%) and BUMI (haircut 3%) for 2006-2007.
The back testing result from each sample returns of stock price collateral) by KPEI using Kupiec Test, shows standard deviation method forecast can be implemented since the deviation or estimated model is still within tolerance when compared to the actual return. However, KPEI needs to review the haircut value on periodic basis (monthly) and limit the stock volume that might posses risk mitigation associated with stock activity.
"
2007
T19682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanto Febriady Anwar
"Ketatnya persaingan di dunia asuransi akan mempengaruhi pendapatan hasil underwriting dari premi polis - polis yang diterbitkan. Dana premi yang diperoleh seharusnya dapat dimaksimumkan agar pendapatan dari investasi meningkat. Namun dengan pembatasan investasi dari peraturan yang ada untuk tetap menjaga kesehatan perusahaan asuransi dengan minimal Risk Based Capital. maka diragukan kinerja invcstasi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) lebih baik dibanding kinerja investasi Pasar saat ini dan juga diragukan bahwa portfolio investasi Jasindo alas masing-masing trading securities tidak optimal.
Untuk itu diperlukan suatu perangkat analisis untuk mengetahui kinerja investasi Jasindo dan mencari alternatif investasi yang lebih baik. Pengukuran kinerja investasi yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia akan dianalisis berdasarkan return dan Indeks Sharpe atas trading securities saham, reksadana dan obligasi yang selanjutnya dilakukan perhitungan optimal portfolio.
Pengukuran kincrja investasi Jasindo mcnggunakan perbandingan Return dan Indeks Sharpe terhadap kincrja Pasar. Perhitungan parameter tersebut diuji secara statistik mcnggunakan t-Test dan Analysis of Variance (Anova). Sedangkan optimalisasi portfolio dan pembuatan efficient frontier menggunakan Metode Markowitz.
Kinerja Investasi Jasindo bcrdasarkan return lebih baik dibanding Pasar, terutama untuk kinerja Saham selama tahun 2003. 2004 dan 2005 dimana return bulanan Saham Jasindo sebesar 4.57% scdangkan return saham Pasar hanya sebesar 2.99%. Namun untuk rata-rasa return Obligasi dan Rcksadana Pasar lebih baik dibanding Jasindo yaitu 2.099% (Obligasi) dan 0.660% (Rcksadana) dimana return Jasindo sebesar 0.916%. dan 0.453%.
Kinerja investasi Asuransi Jasindo berdasarkan indeks Sharpe lebih baik dibanding kinerja Pasar kecuali untuk Reksadana dimana Kinerja Pasar lebih baik Selama tahun 2003, 2004 dan 2005. Indeks Sharpe Jasindo untuk Saham Reksadana dan Obligasi secara berturut-lurut sebesar 0.550. -0.1 16 dan 1.047. Sedangkan Pasar mcmpunyai indeksnya sebesar 0.396, -0.105 dan 0,459. Seluruh Portfolio investasi Jasindo untuk Saham. Reksadana dan Obligasi tahun 2003, 2004 dan 2005 tidak optimal. Hal dapat terlihat di Gambar efficient frontier yang disajikan, portfolio Jasindo tidak berada dalam efficient frontier.

Highly competition in insurance industry in Indonesia would have an impact to their revenue from insurance premium. The fund collected from their clients should be invested and earned enough profit. However, the restriction for investment in insurance industry would bring a constraint to earn bigger return on investments. Based on the above constraints, the prediction on the investment performance would lead a pessimistic result for each trading securities i.e. stocks, mutual funds and bonds. Some prediction would also lead to an opinion that the return of trading securities invested by PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) is lower than the return earned by capital market. In terms of portfolio analysis, Jasindo's portfolios would not be reach optimal portfolio. Tools for analyzing the Jasindo's investment performance is needed to find a better result for return and optimal portfolios for Jasindo. The performance analysis is done by comparing return and Sharpe index between Jasindo's and Capital Market. Next analysis is done by computing the optimal portfolio and building an efficient frontier. The calculations arc tested statistically by t-Test and Analysis of Variance (Anova). The calculation for Optimum Portfolio building efficient frontier use Markowitz method.
Jasindo's investment performance based on comparing return is better than return earned by Market. Especially for Stocks performance on year 2003, 2004 and 2005 which the monthly return of Jasindo's stock is 4.57% and the monthly return for Market's stock performance is only 2.99%. However, Market's Bond and Mutual fund performance are higher than Jasindo's which are 2.01)9% (Bond) and [1.660`%, (Mutual Fund) whereas Jasindo's returns are 0.916% and 0.453%.
Jasindo's investment performance based on comparing Sharpe index is also better than market's perlormance except for Mutual Fund's performance. During year 2003, 2004 and 2005, Jasindo's Sharpe index for Stocks, Mutual Fund and Bond in sequential are 0.550, -0.116 and 1.047. Whereas, market's Sharpe index are 0.396, -0.105 and 0.459.
All of Jasindo's portfolios for each bonds, stocks and mutual funds on year 2003, 2004 and 2005 are not optimum. These would be seen on the efficient frontier, which Jasindo's portfolios were none in the efficient lines."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi A. Lukito
"Seiring dengan perkembangan perekonomian dan persaingan yang semakin ketat, kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana serta akses terhadap sumber dana yang tersedia. Alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan umumnya berasal dari modal sendiri atau hutang. Pinjaman dari bank merupakan salah satu sumber pendanaan utama bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia. Deregulasi Pakto '88 memberi kemudahan persyaratan pendirian bank, sehingga mengakibatkan munculnya sejumlah bank-bank baru.
Menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan dalam kondisi keterbatasan modal, maka pendanaan melalui hutang kepada bank merupakan cara yang relatif cepat bagi perusahaan untuk dapat merealisasi peluang-peluang yang ada. Selanjutnya terjadi ekspansi kredit yang tak terkendali dan peningkatan jumlah kredit macet yang cukup berarti. Tetapi penggunaan pinjaman bank yang berlebihan justru akin berpengaruh negatif pada cash flow perusahaan. Apalagi saat ini kondisi perbankan nasional sedang mengalami keguncangan karena krisis moneter.
Sumber pendanaan lain yang layak untuk dipertimbangkan adalah sumber dana yang memberikan biaya lebih murah dibanding pinjaman bank. Penerbitan saham atau pendanaan melalui pasar modal adalah alternatif selain hutang bank pada saat suku bunga bank tinggi. Selain memperoleh sumber pendanaan, perusahaan juga mendapat keuntungan lain. Sebagian dana yang diperoleh dapat digunakan untuk membayar hutang bank, dengan demikian beban bunga dan cicilan menjadi ringan. Struktur modal menjadi lebih baik dengan turunnya rasio debt to equity.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Pradana Indraputra
"In July 2018, Indonesia government implements an Online Single Submission (OSS) system to ease the process of doing business and reduce the time needed for license and permit application. The OSS system is run by Indonesian Investment Coordinating Board (BPKM). One of the aims of this implementation is to increase the level of investment in Indonesia. This research provides evidence the effectiveness or lack thereof of this implementation in achieving this aim. Using common effect panel data regression analysis with quarterly investment data provided by the OSS system between Q1 2016 to Q4 2020, overall it is found that there is indeed a significant positive relationship between the implementation of OSS system and level of investment. However, this is only true for domestic direct investment (DDI), while no such relationship is found for foreign direct investment (FDI). Examining regionally, this study also finds that this positive relationship between OSS implementation and DDI only holds true in the west region of Indonesia, the islands of Sumatera, and Java. While looking at the industry, increase in DDI is found in primary or agriculture and extractive industry and tertiary or service industry.

Pada bulan juli 2018, Pemerintah Indonesia menerapkan sisem Online Single Submission (OSS) untuk meningkatkan tingkat kemudahan berusaha dan mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses pengajuan izin. Sistem OSS dikelola oleh Kemeneterian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Salah satu tujuan utama penerapan OSS diharapkan dapat meningkatkan realisasi investasi di Indonesia. Dengan menggunakan analisis regresi data panel common effect dengan data realisasi investasi per triwulan yang didapatkan dari sistem OSS diantara triwulan pertama tahun 2016 sampai dengan triwulan keempat tahun 2020. Secara umum dapat ditemukan bahwa adanya hubungan signifikan dan positif terhadap tingkat realissi investasi. Namun hal ini hanya berlaku untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan tidak tercermin untuk Penananaman Modal Asing (PMA). Dengan menguji secara tingkat regional, penelitian ini menemukan hubungan signifikan dan positif tersebut hanya dapat ditemukan di wilayah barat dan timur Indonesia untuk PMDN. Terkait sektor industri, penerapan OSS berdampak signifikan terhadap PMDN hanya untuk sektor tersier/jasa."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Supriyanti
"Saham sebagai agunan kredit dilakukan dengan cara gadai. Sebagai bukti penyertaan modal suatu perusahan, saham tergolong surat berharga dan termasuk dalam benda bergerak. Bank Rakyat Indonesia menerima saham atas nama, saham atas unjuk dan saham yang ditawarkan langsung di Bursa Efek sebagai agunan kredit. Henurut pasal 2 SK Bank Indonesia No. 26/68/93 saham hanya berfungsi sebagai agunan tambahan. Mengenai tata cara penggadaian saham di Bank Rakyat Indone sia mengaou pada Surat Edaran No. S. 61-Dir/SDH/4/89 tentang Jaminan Saham' Perseroan Terbatas. Tata cara penggadaian saham atas unduk/blangko berbeda dengan tata cara pengga daian saham atas nama. Untuk saham atas nama, dimana pada saham tersebut tercantum nama dari pemiliknya, pengalihannya selalu mendapat pengawasan dari pengurus perseroan terbatas. Oleh karena itu, sahnya gadai saham atas nama terjadi pada saat terjadi pemberitahuan perihal penggadainnya itu kepada pengurus perseroan terbatas. Sedangkan untuk saham atas unjuk, dimana pemegangnya dianggap sebagai pemilik saham, maka sahnya gadai saham atas unjuk terjadi pada saat penyerahan (constitutum possesorium). Tata cara gadai saham yang penawarannya melalui Bursa Efek, sama dengan tata cara gadai saham atas nama. Proses pelaksanaan saham sebagai agunan tambahan kredit terjadi melalui dua tahapan, yaitu pertama perjanjian hutang piutang sebagai perjanjian pokoknya, kemudian tahap kedua yaitu perjanjian gadai saham. Dalam perdanjian gadai saham diatur diantaranya mengenai kuasa untuk mendual saham apabila debitur wanprestasi, hak hak pemberi gadai beralih kepada penerima gadai pada saat penanda tanganan perdandian gadai. Dalam prakteknya Bank Rakyat Indonesia belum pernah melakukan eksekusi dengan cara melelang saham."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
S20661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina
"

Penanaman modal asing (PMA) dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, bahkan di negara-negara berkembang. PMA dapat menyediakan sumber daya keuangan, transfer teknologi, meningkatkan praktik dan keterampilan organisasi dan manajerial, dan memberikan akses ke pasar internasional. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa PMA dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi negara. Tesis ini bertujuan untuk mengukur kepentingan relatif dari berbagai jenis aglomerasi untuk penentuan lokasi PMA di sektor manufaktur di Indonesia. Data ini dianalisis dengan model multinomial logit di mana variabel dependen adalah pilihan lokasi. Tesis ini meneliti faktor-faktor penentu PMA baru (greenfield) di sektor manufaktur di Pulau Jawa, Indonesia. Penelitian ini menggunakan data tingkat mikro dari izin prinsip yang tidak dipublikasikan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Penelitian ini menguji dari 23 kabupaten di Pulau Jawa yang menerima PMA di sektor manufaktur dalam lima tahun terakhir. Hasil dari temuan ekonomi agglomerasi (baik milik asing dan perusahaan domestik) menunjukkan dampak yang signifikan dan positif namun kecil. Variabel-variabel lain, termasuk fasilitas, dan kondisi pasar tenaga kerja—secara anomali dengan upah minimum yang lebih tinggi— menunjukan hasil yang lebih penting dibandingkan aglomerasi. Karena efek aglomerasi yang kecil, hal ini berarti bahwa ekonomi aglomerasi bukanlah faktor penentu dalam menarik PMA. Investor asing yang baru tidak hanya mencari kabupaten di mana pabrik asing atau domestik telah berada tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain seperti kepadatan jalan dan ketersediaan tenaga kerja.

 


Foreign direct investment (FDI) may precipitate remarkable economic growth, even in developing countries. FDI can provide financial resources, transfer technology, improve organizational and managerial practices and skills, and afford access to international markets. This paper aims to measure the relative importance of the different types of agglomeration for location decision of FDI in the manufacturing sector in Indonesia. These data are analyzed with a multinomial logit model where the dependent variable is the choice of location. It examines the determinant factors of new (greenfield) foreign direct investment in the manufacturing sector in Java Island, Indonesia. This study used unpublished micro-level data of principle licenses from the Indonesia Investment Coordinating Board (IICB), which examine23 counties of Java Island that received manufacturing FDI in the last five years. The finding is agglomeration economies in production (both foreign-owned and domestic firms) show a significant and positive but small impact. Other variables, including facilities, and labor market conditions—anomalously in that a higher minimum wage—matter as much or more than an agglomeration of production. Because the agglomeration effect is small, it means that agglomeration economies are not the detemining factor in attracting FDI. The new foreign investors not only seek counties in which foreign or domestic plants have already located but also consider other things such as the density of roads and the availability of labor.

 

"
2019
T55276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan keseimbangan jangan panjang dan dinamika pergerakan jangka pendek variabel pull factors dan push factors terhadap investasi portofolio asing di Indonesia (FPI) melalui pendekatan model kointegrasi dan error correction mechanism (ECM) sehingga dapat diketahui pergerakan tiap-tiap variabel untuk dapat dijadikan indikator bulanan dalam memperkirakan perubahan FPI serta untuk mengetahui pengaruh dari pergerakan variabel-variabel tersebut terhadap FPI dalam jangka panjang dan jangka pendek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel pull factors dan push factors memiliki hubungan keseimbangan dalam jangka panjang terhadap investasi portofolio asing di Indonesia. Sedangkan dalam jangka pendek hanya terdapat tiga variabel pull factors (Depresiasi Rupiah terhadap Dolar, Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Openness Indonesia) serta satu variabel push factor (LIBOR Rate) yang perubahannya memiliki pengaruh signifikan dalam proses penyesuain FPI menuju titik keseimbangannya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kondisi fundamental perekonomian menjadi faktor kunci yang dapat menarik aliran masuk investasi portofolio asing di Indonesia.

This research was intended to know and analyze the long run equlibrium relationship and the short run dynamic fluctuation between pull factors and push factors variables to foreign portfolio investments in Indonesia by using cointgeration and error correction mechanism (ECM) models as an indicator to estimate foreign portfolio investment fluctuation. According to the research, all of the variables have the long run equibrium relationship with foreign portfolio investments, but in the short run there are only three pull factors variables and one push factor variable that have effect on foreign portfolio investments. The findings suggest that economic performance is the major factor in attracting FPI to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Robudi Musa
"Persoalan utama ekonomi Indonesia dewasa ini adalah meningkatkan aktivitas perekonomian, baik investasi baru maupun pengembangan investasi yang sudah ada. Krisis ekonomi yang sedang terjadi saat ini dapat dijadikan momentum positif untuk menarik modal asing, karena pergerakan modal sedang mengarah ke Asia, termasuk Indonesia. Jenis modal asing yang yang diperkirakan paling baik untuk menggerakkan perekonomian adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment). Modal asing yang bersifat portfolio investment tidak baik untuk stabilitas, karena dapat keluar masuk dengan cepat dan sangat dipengaruhi oleh sentimen.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisa atas faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung di Indonesia, yaitu Nilai Tambah Bruto, Suku bunga riil, Jumlah Tenaga Kerja, Infrastruktur, dampak krisis Asia 1996 dan dampak perubahan kebijakan pemerintah di bidang Investasi.
Analisis dilakukan dengan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan menggunakan metode data panel dan model estimasi Fixed Efect. Data yang digunakan adalah data panel enam sektor (Pertambangan dan Penggalian; Perindustrian; Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran dan Komunikasi; Transport, Pergudangan dan Komunikasi; Lembaga Keuangan; serta Pertanian, Perburuan, Kehutanan dan Perkebunan) selama periode 1990 sampai 2010.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan Penanaman Modal Asing Langsung. Sementara, tingkat suku bunga riil berpengaruh significant dan negatif terhadap Penanaman Modal Asing Langsung. Selain itu, hasil analisis juga membuktikan bahwa krisis ekonomi tahun 1998 sebagai variabel dummy terbukti menurunkan jumlah Penanaman Modal Asing Langsung.

Indonesia's main economic issue nowdays is to increase economic activity, both new investment and development of existing investments. The economic crisis is happening now can be used as a positive momentum to attract foreign capital, because capital movements are heading to Asia, including Indonesia. Types of foreign capital is expected to be most good to increase the economy is Foreign Direct Investment. Foreign capital investment portfolio is not good for stability, because it can be in and out quickly and strongly influenced by sentiment.
This research was conducted with the aim to perform an analysis of the factors affecting the Foreign Direct Investment in Indonesia, namely the Gross Value Added, the real interest rate, amount of Manpower, Infrastructure, the impact of 1996 Asian crisis and the impact of changes in government policy in the Foreign Direct Investment.
Analyses were performed by multiple regression analysis model by using the data panel method and the Fixed-effect estimation model. The data used is panel data of six sectors (Mining and Quarrying; Industry: Wholesale and Retail, Restaurant and Communications; Transport, Storage and Communication; Finance and Agriculture, Hunting, Forestry and Plantation during) the period 1990 to 2010.
The analysis showed that the Gross Value Added has positive and significant impact on increasing Foreign Direct Investment. Meanwhile, real interest rates have significant negative impact on Foreign Direct Investment. In addition, the analysis also proved that the economic crisis of 1998 as a dummy variable shown to decrease the amount of Foreign Direct Investment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29515
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuraini Tahir
"Investor ritel di Indonesia mengalami kenaikan jumlah yang pesat selama 2020-2022, yang salah satunya diakibatkan oleh kemajuan teknologi dimana investasi ritel dapat diakses dengan mudah melalui berbagai aplikasi. Riset sebelumnya di negara berkembang seperti Indonesia, India dan Pakistan mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh bias persepsi dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan adanya fitur pada aplikasi seperti penyajian data historis, idealnya investor ritel dapat mengambil keputusan investasi yang lebih rasional. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menganalisis pengaruh bias perilaku overconfidence, representativeness dan loss aversion dalam pengambilan keputusan investasi yang rasional, dengan fitur aplikasi data historis harga saham/reksadana sebagai variabel yang memoderasi hubungan di antaranya. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa bias perilaku overconfidence mempengaruhi pengambilan keputusan investasi rasional secara signifikan, sedangkan representativeness dan fitur aplikasi data historis tidak berpengaruh secara signifikan. Fitur aplikasi data historis tidak signifikan dalam memoderasi hubungan di antaranya.

Retail investors in Indonesia have experienced a rapid increase during 2020-2022, one of which is due to advances in technology where retail investments can be accessed easily through various applications. Previous research in developing countries such as Indonesia, India and Pakistan indicated that there is influence of perception biases in investment decision making. However, with present investment application features such as presenting price historical data of stocks/mutual funds, ideally retail investors are able to make more rational investment decision. This study applies Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to analyze the influence of perception biases in making rational investment decisions. Price historical data as application feature acts as a variable that moderates the relationship between them. The result of this study indicates that overconfidence significantly influences rational investment decision making, while representativeness and historical data application features do not have a significant effect. Price historical data as application feature is also not significant in moderating the relationship between them."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Eveline
"ABSTRAK
Nama:Eveline SiburianNPM:1606938246Program Studi:Magister ManajemenJudul Tesis:Analisis Pengukuran Shareholder Value Creation Pada Industri Kesehatan, Material dan Perumahan di IndonesiaPembimbing:Dr. Agustinus Yohanes Penciptaan nilai pemegang saham pada dasarnya dapat dideskripsikan dengan pengukuran akuntansi maupun pengukuran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, pengukuran penciptaan nilai pemegang saham ini memiliki hasil yang berbeda. Oleh sebab itu, penciptaan nilai pemegang saham sampai saat ini belum dapat dijelaskan dengan hasil yang sama, konsisten dan universal. Penyebab yang mungkin atas perbedaan hasil tersebut adalah kompilasi sampel yang menyeluruh pada negara penelitian. Penelitian ini dirancang dengan merubah sudut pandang konsep penciptaan nilai pemegang saham berdasarkan pengelompokkan perusahaan menurut industrinya. Industri yang terpilih adalah industri kesehatan, material dan perumahan. Pengolahan dengan panel data pada ketiga industri secara bersamaan menunjukkan bahwa pengukuran ekonomi dan akuntansi sama ndash; sama baik dalam mendeskripsikan penciptaan nilai pemegang saham. Namun, apabila ditelusuri lebih lanjut berdasarkan tipe industrinya terdapat pengukuran yang lebih dominan pada masing ndash; masing industri. Penciptaan nilai pemegang saham pada industri kesehatan lebih dominan dipengaruhi oleh Cash Flow from Operation, yang merupakan indikator pengukuran akuntansi. Sementara, penciptaan nilai pemegang saham pada industri material dan perumahan lebih dominan dipengaruhi oleh Economic Value Added, yang merupakan indikator pengukuran ekonomi. Kata Kunci: Penciptaan Nilai Pemegang Saham, Data Panel, MVA.

ABSTRACT
Name Eveline Siburian Student Number 1606938246 Study Program Magister of Management Thesis Title Shareholder Value Creation Measurement Analysis on Healthcare, Material and Real Estate Industry in Indonesia Mentor Dr. Agustinus Yohanes Shareholder value creation basically can be described by accounting measurement and economic measurement. Based on the results of previous research, the measurement of shareholder value creation has different results. Therefore, the shareholder value creation until this day still can not be explained with the same, consistent and universal results. A possible cause of the outcome difference is a thorough sample compilation in the study country. This research is designed by changing the point of view of shareholder value creation by grouping the companies according to the industry. The selected industries are healthcare, material and real estate industries. Processing with data panels, in all three industries simultaneously shows that economic and accounting measurements are equally good at describing shareholder value creation. However, if traced further by type of industry there is a more dominant measurement in each industry. The shareholder value creation in the healthcare industry is more dominantly affected by Cash Flow from Operation, which is an indicator of accounting measurement. While, the shareholder value creation in the materials and real estate industries is more dominantly influenced by Economic Value Added, which is an indicator of economic measurement. Keywords Value Creation Shareholders, Panel Data, MVA "
2017
T51667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>