Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidqi Umar
"Independensi merupakan unsur paling penting yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya. Apabila independensi telah dilanggar, akuntan tersebut tidak layak untuk mengaudit perusahaan yang bersangkutan. Independensi akuntan publik merupakan dasar masyarakat pada percaya profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Independensi merupakan alasan utama yang menyebabkan perusahaan serta pihak ketiga (investor/calon kreditor dan pemerintah) memerlukan jasa akuntan publik. Apabila akuntan publik itu sendiri tidak mempertahankan independensinya, mereka secara tidak langsung telah meruntuhkan kredibilitas dan eksistensi profesi mereka.
Independensi auditor dapat ditinjau dan dievaluasi dari dua sisi, yakni: (1) Independensi dalam kenyataan (independence in fact) diwujudkan apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit independensi ini bersumber pada kejujuran didalam diri auditor untuk mempertimbangkan semua fakta yang ada, dan membuat keputusan secara objective. (2) Independensi dalam penampilan (independence in appearance) adalah independensi ditinjau dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui informasi bersangkutan dengan diri auditor, atau dengan kata lain hasil intepretasi pihak ketiga mengenai independensi ini. Apabila auditor telah bersikap independen dalarri kenyataan, tetapi pihak - pihak yang berkepentingan tidak yakin akan independensinya, maka sebagian besar audit yang dilakukannya menjadi sia - sia.
Penelitian ini juga membatasi penelitiannya pada beberapa faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik saja, baik secara kenyataan maupun dalarn penampilan, yaitu : (1) Ketaatan akan semua standar profesi, standar pemeriksaan dan kode etik yang ditetapkan IAI, (2) Hubungan kepemilikan dan hubungan kepentingan dengan klien, (3) Jasa-jasa non audit, (4) Besarnya fee yang diterima oleh KAP. Dalam menganalisa penelitian diguanakan metode statistik chi square untuk melihat apakah faktor-faktor yang mempengaruhi independensi seorang auditor akan mempangaruhi independensi para auditor yang bekerja di KAP X.
Dari analisa penelitian terlihat bahwa faktor ketaatan dan kepatuhan dalam menjalankan semua standar pemeriksaan dan kode Etik yang ditetapkan IA1 serta faktor hubungan kepemilikan dan kepentingan sangat mempengaruhi independensi auditor KAP X secara fakta dalam menjalankan tugas pemeriksaannya. Hubungan kepemilikan dan hubungan kepentingan kepentingan merupakan faktor yang sangat dominan mempengaruhi independen seorang auditor baik dilihat secara fakta maupun penampilan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endra Noorhuda
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada perbedaan tingkat ketrampilan sosial auditor internal dan subkomponennya. Penelitian menerapkan survei dengan teknik FIRO-B (Fundamental Interpersonal Relation Orientation-Behaviour) untuk menganalisis preferensi interaksi sosial auditor internal yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Responden survei ini adalah auditor internal sektor pemerintah berjumlah 77 orang yang terletak di Jalan Wahidin Raya Nomor 1 Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ekspektasi menjalin hubungan baik dengan auditee berdasarkan penugasan suportif dan independen, ekspektasi mensupervisi berdasarkan jenjang karir dan jenjang pendidikan, keinginan disupervisi berdasarkan pengalaman. Terdapat juga perbedaan yang signifikan marginal keinginan didekati auditee antara auditor dalam penugasan suportif dan independen, ekspektasi mensupervisi berdasarkan jam diklat dan jumlah sertifikasi, tingkat ketrampilan sosial auditor berdasarkan jenjang karir, dan tingkat kedekatan dengan auditee berdasarkan unit kerja. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan sosial semakin penting untuk keberhasilan kerja auditor internal.

The purpose of this study is to analyze whether there is any significant different in social skills of internal auditor and its subcomponent. Surveys were developed using FIRO-B (Fundamental Interpersonal Relation Orientation-Behaviour) technique with 77 internal auditor respondents working in Inspectorate General of Minister of Finance from public sector at Wahidin Raya Street Number 1 Indonesia.
The results of this study indicate that there are significant differences expected affection based on supportive and independent assignments, expected control based on career and levels of education, wanted control based on experience. There are also marginally significant difference wanted affection based on supportive and independent assignments, social skills preference based on career, total affection based on unit and expected control based on hours training and certification number. This study indicates that social interaction skills are of increasing importance to the working success of internal auditors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Jayeng Ramadhanti
"Penelitian menganalisis pengaruh auditor relationship yang diukur dengan hubungan person-to-person, audit firm dan client firm dan rotasi audit terhadap kualitas audit yang diukur dengan abnormal working capital accrual. Hasil menunjukkan hubungan person-to-person berpengaruh singnifikan negatif terhadap abnormal working capital accrual. Mengartikan bahwa semakin lama hubungan antara person-to-person maka akan menurunkan abnormal working capital accrual dan meningkatkan kualitas audit. Variabel hubungan audit firm- client firm dan rotasi audit tidak berpengaruh terhadap abnormal working capital accrual. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan cash flow from operating berpengaruh terhadap abnormal working capital accrual.

The study analyzed the influence of auditor relationship measured by person-to- person relationship, firm audit and client firm and audit rotation on audit quality as measured by abnormal working capital accrual. The result shows that the person-to-person relationship has a significant negative effect on the abnormal working capital accrual. Understanding that the longer relationship between person-to-person will decrease abnormal working capital accrual and improve audit quality. The firm-client firm audit audit and audit rotation variables do not affect the abnormal working capital accrual. While variable size, growth, profitability and cash flow from operating are influence on abnormal working capital accrual."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fadli Rizkianto
"ABSTRAK
Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak identifikasi klien terhadap kualitas audit. Dalam riset ini, data diperoleh dengan menggunakan teknik sampel non-probability sampling dengan auditor yang bekerja di 10 besar; diluar 4 besar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia sebagai sampelnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan pada citra klien akan meningkatkan identifikasi yang dilakukan auditor terhadap kliennya. Dalam riset ini menunjukkan persetujuan auditor yang bekerja di 10 besar; diluar 4 besar Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perlakuan yang klien inginkan tidak meningkat dengan meningkatnya identifikasi klien diiringi dengan frekuensi tindak RAQ tidak meningkat dengan meningkatnya identifikasi klien audit. Selain itu riset ini menunjukkan bahwa identifikasi klien oleh auditor tidak meningkat dengan meningkatnya periode audit juga identifikasi klien oleh auditor tidak meningkat dengan semakin pentingnya klien. Dalam penelitian ini menunjukkan persetujuan auditor untuk perlakuan yang klien inginkan tidak menurun dengan meningkatnya identitas profesional dan frekuensi tindak RAQ tidak menurun dengan meningkatnya identitas profesional

ABSTRACT
The focus of this research is to test the effect of client identification to audit quality. Nonprobability sampling was used and the samples are auditors who work in Big 10, excluding Big 4 audit firms in Indonesia. This research shows that the increase in client image leads to an increase in client identification. Meanwhile the non-Big 4 but still in Big 10 auditors' acquiescence to client-preferred treatment does not increase with increasing client identification and the frequency of RAQ acts does not increase with increasing audit client identification. This research shows that The auditors' client identification does not increase with increasing auditor tenure, also auditors' client identification does not increase with increasing client importance. The auditors' acquiescence to client-preferred treatment does not decrease with increasing professional identity and the frequency of RAQ acts does not decrease with increasing professional identity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imbuh Salim
"Agency problem implies the need of an independent profession (external auditor) to assure agent (management) act on behalf of principle. Unfortunately we can't fully rely any longer on the profession because of financial reporting scandals. It means that board of commissioner has to more actively acts to oversight the corporate governance. This oversight tasks is almost impossible to be carried by the board it self, mainly concerned to its competence limitation, so the board need to form a committee that have competence and full commitment to 'make sure' the corporate always on the right track. The committee's main responsibilities are concerned with financial reporting, risk management and control, and corporate governance. Regulators require listed companies, banks and other financial service companies, and certain state owned companies to have an audit committee. However, whether the committees exist just to fulfill this requirement or fully act as arm length of the board to improve good corporate governance is still questioned."
2005
MUIN-XXXIV-11-Nov2005-50
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Meliana Purba
"Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh identifikasi klien dan identifikasi profesional auditor terhadap kualitas audit. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP Big 4 dan KAP Non Big 4 di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa client image merupakan pembentuk identifikasi klien oleh auditor. Sedangkan audit tenure dan client importance tidak terbukti berhubungan dengan identifikasi auditor-klien. Identifikasi klien terbukti menurunkan kualitas audit yang diukur dengan tindakan penurunan kualitas audit oleh auditor. Disisi lain identifikasi auditor-klien tidak terbukti menurunkan kualitas audit yang diukur dengan auditor’s client acquiescence. Identifikasi professional juga tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

The purpose of this study is to prove empirically the influence of client identification and professional identification by the auditor on audit quality. The sample used in this study is the auditor working on Big KAP 4 and KAP Non Big 4 in Indonesia. The results of this study indicate that the client image is a form of client identification by the auditor. While tenure and client importance audits are not proven to be related to auditor-client identification. Client identification has been shown to decrease audit quality as measured by reduced audit quality acts by auditors. On the other hand, auditor-client identification is not proven to decrease audit quality as measured by the auditor's client acquiescence. Professional identification also has no effect on audit quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Dhila Rehan
"ABSTRAK
Ketika memasuki masa dewasa muda, manusia ada pada tahap intimacy dan memulai untuk membangun suatu hubungan romantis. Salah satu upaya untuk mempertahankan hubungan romantis tersebut bisa dengan melakukan pengorbanan. Pengorbanan yang dilakukan seseorang dilandasi dengan dua motif, motif approach dan motif avoidance. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara komitmen dan motif berkorban dan juga melihat peran extraversion sebagai moderator. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 985 dewasa muda yang sedang menjalin hubungan berpacaran. Partisipan diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari alat ukur komitmen, motif berkorban dan extraversion. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban baik motif approach (p>0.000), maupun motif avoidance (p>0.001). Hasil lainnya juga ditemukan bahwa extraversion tidak berperan sebagai moderator pada hubungan komitmen dan motif berkorban. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa individu yang memiliki tingkat komitmen yang tinggi akan lebih cenderung untuk melakukan pengorbanan baik dilandasi dengan motif approach maupun motif avoidance tidak bergantung dari tingkat extraversion.

ABSTRACT
In young adulthood, individuals are at the intimacy stage and begin to build a romantic relationship. To maintain a romantic relationship, it can be by making sacrifices. Individual sacrifices are based on two motives, approach motives and avoidance motives. This research was conducted to see the relationship between commitment and motives of sacrifice and also see the role of extraversion as a moderator. The participants in this study amounted to 985 young adults who were dating. Participants were asked to complete a questionnaire consisting of commitment, motives of sacrifice and extraversion measures. Based on the results of the analysis, it was found that there was a relationship between commitment and motives of sacrifice in both approach motives (p> 0.000), and avoidance motives (p> 0.001). Other findings also show that extraversion does not act as a moderator in the relationship of commitment and motives of sacrifice. Thus, the results of this study indicate that individuals who have a high level of commitment will be more likely to make sacrifices based on either the approach motives or avoidance motives and not dependent on individuals extraversion level."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Jabbar Shiddiq
"TikTok live shopping merupakan suatu platform belanja secara real-time dimana streamer dapat terhubung dan berinteraksi dengan pembeli secara langsung melalui konten live streaming pada TikTok. Platform live stream commerce ini sedang naik tren, namun masih sedikit penelitian yang membahas faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian impulsif di platform ini. Pembelian impulsif merupakan hal yang penting karena dinilai sebagai salah satu kunci kesuksesan transaksi pada e-commerce. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pembelian impulsif menggunakan teori flow dan parasocial relationship.Pada penelitian ini, faktor technology affordance dan faktor stream dimension dipilih sebagai anteseden dari flow untuk mengetahui apakah teknologi pada TikTok live shopping dapat memengaruhi perilaku pengguna. Sementara itu, source credibility model dipilih sebagai anteseden dari teori parasocial relationship untuk mengetahui apakah faktor eksternal dapat memengaruhi perilaku pengguna. Penelitian dilakukan menggunakan metode campuran dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode covariance-based structural equation modelling (CB-SEM) dengan menggunakan survei daring yang diisi oleh 608 responden valid. Pendekatan kualitatif dengan wawancara telah dilakukan kepada sepuluh responden untuk memvalidasi hasil kuantitatif. Hasil analisis membuktikan bahwa teori flow dan parasocial relationship memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif; semua faktor pada source credibility model memengaruhi parasocial relationship; dan hanya perceived effortlessness serta interactivity yang memberikan pengaruh pada flow. Penelitian ini berimplikasi teoretis dengan mengisi kekosongan penelitian mengenai pembelian impulsif pada live stream commerce khususnya TikTok live shopping. Penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi pelaku industri live stream commerce untuk mengimplementasi fitur yang sesuai dan mengatur strategi bisnis yang tepat.

TikTok live shopping is a real-time shopping platform where streamers can connect and interact with buyers directly through live streaming content on TikTok. There are still not many studies that discuss the factors that influence impulsive buying behavior on TikTok live shopping. “E-commerce live streaming” is regarded as the latest trend of e-commerce, and impulse buying is a key factor in the success of transactions. Therefore, this study tries to determine what factors influence impulsive buying using the flow theory and parasocial relationships. In this study, the technology factor (technology affordance) and the stream dimension factor were chosen as the antecedents of flow to find out whether technology in TikTok live shopping can affect user behavior. Meanwhile, the source credibility model was chosen as an antecedent of the parasocial relationship theory to determine whether external factors can influence user behavior. The research was conducted using mixed methods with quantitative and qualitative approaches. The quantitative approach was carried out using the covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) method using an online questionnaire survey and a total of 608 valid questionnaires were collected. The qualitative approach using interviews have been conducted to 10 respondents to validate the quantitative results. Research results show that flow and parasocial relationship theory have a significant influence on impulsive buying behavior; all factors in the source credibility model affect parasocial relationships; and only perceived effortlessness and interactivity have an effect on flow. This research provides theoretical implications by completing the research gap regarding impulse buying on live stream commerce, especially TikTok live shopping. This research provides practical implications for live stream commerce industry stakeholders to implement appropriate features and set the right business strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfrida Dwiyanti
"Penelitian ini mengeksplorasi bentuk interaksi parasosial yang terjadi pada penggemar musik K-Pop yang berusia dewasa muda (26 – 39 tahun). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, strategi fenomenologi, serta wawancara mendalam terhadap 4 perempuan dewasa muda untuk pengambilan data. Data dianalisis melalui coding dan ditulis dengan teknik analisis naratif. Pada penelitian ini, interaksi parasosial dilihat dari aktivitas penggemar yang dilakukan dan memasukkan perspektif usia dewasa muda, sehingga dapat terlihat bagaimana interaksi parasosial berperan dalam kehidupan penggemar. Karakteristik individu dewasa muda turut melatarbelakangi bentuk interaksi parasosial yang dialami penggemar. Hasil analisis menemukan adanya keterbatasan sebagai individu dewasa muda yang berpotensi menghentikan interaksi parasosial pada diri penggemar. Namun, keterbatasan tersebut diatasi dengan penggunaan media digital dan fandom. Penelitian ini menemukan interaksi parasosial pada penggemar dewasa muda digunakan sebagai sarana media enjoyment.

This research explores forms of parasocial interactions that occur in K-Pop music fans who are young adults (26-39 years). This study uses a qualitative approach, phenomenological strategy, and in-depth interviews with 4 young adult women. The data were analyzed through coding process and written with narrative analysis techniques. Parasocial interaction in this study are seen from the fan activity and include the age perspective as young adults (life course perspectives), so the study can see how parasocial interactions have a role in the fans’ life. Characteristics of young adult individuals also contribute to the form of parasocial interactions experienced by the fans. The results of this research found that young adult fans have limitations that potentially stop parasocial interactions in fans. However, these limitations are overcome by the use of digital media and fandom. This study found interactions in young adult fans are used as media enjoyment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadelia Dwiphala
"Sudah ada beberapa penelitian yang berfokus pada bagaimana kredibilitas sumber dan keadilan mempengaruhi hubungan parasosial dan ketertarikan produk , serta bagaimana ketertarikan produk berdampak terhadap niat membeli konsumen terhadap produk baru. Tapi hanya sedikit yang meneliti faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi niat membeli dan eWOM, maka penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut, berfokus pada beauty influencer Indonesia di Instagram. Dengan 492 responden, penelitian ini menggunakan SPSS 26 (pre-test) dan SmartPLS 4 untuk analisis data.
Di penelitian ini ditemukan bahwa: variabel-variabel attractiveness, similarity, dan trustworthiness memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap parasocial relationship; similarity yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap product interest. Interpersonal fairness dan informational fairness berpengaruh positif dan signifikan terhadap parasocial relationship; dan distributive fairness berpengaruh positif dan signifikan terhadap product interest. Variabel parasocial relationship berpengaruh signifikan dan positif terhadap product interest, purchase intention, dan eWOM. Product interest berpengaruh signifikan dan positif purchase intention dan eWOM.

Few studies have focused on how source credibility and fairness influence parasocial relationships and product interest, and how product interest impacts consumers' purchase intentions towards new products. But few have examined how these factors can influence purchase intention and eWOM, so this study aims to fill the gap, focusing on Indonesian beauty influencers on Instagram. With 501 respondents, this study used SPSS 26 (pre-test) and SmartPLS for data analysis. The results show that:
This study found that: the variables of attractiveness, similarity, and trustworthiness have a significant and positive effect on parasocial relationships; similarity has a significant and positive effect on product interest. Interpersonal fairness and informational fairness have a positive and significant effect on parasocial relationship; and distributive fairness has a positive and significant effect on product interest. Parasocial relationship has a significant and positive effect on product interest, purchase intention, and eWOM. Product interest has a significant and positive effect on purchase intention and eWOM.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>