Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Wiriandhi
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pergerakan saham individual pada sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi sejak Januari 1998 sampai dengan Desember 2005. Model yang digunakan untuk mengetahui volatilitas tergantung dari hasil uji terhadap varian residual yang digunakan. Jika varian residual tersebut bersifat tidak konstan maka menggunakan model Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) dan Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH). Namun bila varian dari residual konstan akan menggunakan model Ordinary Least Square, dalam penelitian ini model yang sesuai adalah AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Berdasarkan hasil pengolahan data selama periode penelitian ditemukan bahwa terdapat enam emiten yang volatilitasnya bersifat hornoscedastic, yaitu PT Berlian Laju Tanker (BLTA), PT Bukaka Utama (BUKK), PT Citra Marga Nusapala (CMNP), PT Petrosea (PTRO), PT Zebra (ZBRA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Untuk kondisi demikian maka digunakan model AutoRegressive Moving Average (ARMA).
Sementara terdapat enam emiten yang bersifat heteroseedastic yaitu PT Centris Multi Persada (CMPP), PT Humpus Intermoda (HITS), PT Indosat (ISAT), PT Rigs Tender (RIGS), PT Mitra Rajasa (MIRA) dan PT Steady Safe (SAFE), sehingga digunakan model ARCH dan GARCH. Selain itu, terdapat emiten yang memiliki ARCH/GARCH yang volatilitasnya bersifat persisten yang ditandai dengan nilai a + I yaitu RIGS (1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2005) HITS (1999), CMPP (2000). Adanya persistensi dalam volatilitas mengurangi kestabilan model ARCH/GARCH. Hal ini disebabkan sepanjang periode penelitian data return saham tersebut bersifat stagnan atau pergerakan return yang sangat tinggi dan tajam.

The objectives of this research are to recognize and measure factors affecting the volatility of individual shares movement in infrastructure, utility and transportation sector during January 1998 - December 2005. Model used to identify volatility depend on the result of the test of the varian of residual on the used data. Should the varian of the residual act inconstantly then we use Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) and Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH) model. But if the varian of the residual act constantly then we use Ordinary Least Square model, which in this research the model that fit the data is AutoRegressive Moving Average (ARMA) model.
Base on the result of the data processing on the research period, it is found that there are six emitens whose volatility is homoscedastic, which are PT Berlian Laju Tanker (BLTA), PT Bukaka Utama (BUKK), PT Citra Marga Nusapala (CMNP), PT Pelrosca (PTRO), PT Zebra (ZBRA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Therefore model used for these emitens is Auto Regressive Moving Average (ARMA) model.
While there are six emitens whose volatility is heteroscedastic which are PT Centris Multi Persada (CMPP), PT Humpus lntermoda (HITS), PT Indosat (ISAT), PT Rigs Tender (RIGS), PT Mitra Rajasa (MIRA) dan PT Steady Safe (SAFE). Therefore model used for these emitens are either Autoregressive Heteroskedastic (ARCH) or Generalized Autoregressive Heteroskedastic (GARCH) model.
It is also found within the research that there are six emitens whose models has a value of a + b ≥ 1, which depicts a persistency. They are RIGS (1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2004, 2005) HITS (1999), CMPP (2000). The presence of a persistency of a model may decrease the stability of the ARCHIGARCH model. This problem may occur due to the movement of the data which are very fluctuate or too stagnant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indroyono
"Untuk mengukur perekonomian suatu negara, salah satu tolok ukurnya adalah tingkat investasinya dimana makin banyak investasi yang dilakukan di negara tersebut makin tinggi pula tingkat perekonomiannya. Berbicara mengenai investasi, banyak cara yang dapat dilakukan untuk melkkukan investasi di pasar modal. Seperti deposito, saham, obligasi, kurs, dan banyak instrumen lainnya yang menawarkan keuntungan bagi para investor. Yang menjadi subyek penelitian pada penelitian ini adalah investasi pada saham khususnya saham pads sektor rokok.
Dari data-data harga saham sektor rokok pada Bursa Efek Jakarta, dapat dilakukan perhitungan regresi sehingga dapat dilihat perbandingannya terhadap Indeks Harga Saharn Gabungan (IHSG) untuk mengukur tingkat expected return dan risk dari suatu sekuritas. Salah satu caranya dengan menggunakan metode yang sudah cukup popular seperti CAPM. Metode CAPM dapat membantu menentukan tingkat return dan risk dan suatu saham. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) adalah suatu model keseimbangan yang menentukan hubungan antara risiko dan tingkat return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vatya Lakshita
"ABSTRAK
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah saham -saham yang
dikategorikan sebagai saham value dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan saham – saham yang dikategorikan sebagai saham growth,
atau dikenal dengan istilah value premium. Peneliti melakukan penelitian di pasar
modal Indonesia dengan jangka waktu pengamatan selama sepuluh tahun dari
tahun 2002 hingga 2012, dengan periode evaluasi per kuartal. Peneliti
menggunakan P/E dan P/BV sebagai dasar untuk membedakan antara saham
value dengan saham growth. Kelompok saham value maupun saham growth juga
akan dibagi lagi berdasarkan kapitalisasi pasarnya menjadi dua bagian,
kapitalisasi pasar besar dan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, dengan cara
membagi dua sama besar seluruh saham di pasar berdasarkan urutan kapitalisasi
pasarnya. Selanjutnya dilakukan penghitungan imbal hasil masing – masing
kelompok yang telah ditentukan, untuk kemudian dianalisa hasilnya. Hasilnya
melalui penelitian ini Peneliti juga mendapatkan kesimpulan bahwa value
premium juga terjadi di pasar modal Indonesia, dan berlangsung sejak kuartal 1
tahun 2002 hingga waktu terakhir dari penelitian ini kuartal akhir 2012.

ABSTRACT
There have been many studies around the world to discovery whether value stocks
could gives a return that beat growth stocks return, or known as value premium.
Reseacher make a research about Indonesia Capital Market during ten years
period of observation from 2002 until 2012, which evaluated quarterly.
Researcher using P/E and P/BV to difference the group of value stocks and
growth stocks. Moreover that group will also divided into two group based on its
market capitalization, big market capitalization and middle and small market
capitalization, by divided two the whole market based on its market capitalization.
After that, researcher count the return from each group made, then analysis the
result. The result from this research, the researcher found that value premium also
happen in Indonesia capital market, and happens since first quarter 2002 until end
of time of this research at last quarter 2012."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tigor
"Pasar sekuritas merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualkan. Disamping pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menyalurkan pihak-pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Bagi unit surplus (investor), kegiatan tersebut merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dirinya. Salah satu kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan go public, sebagai tanda penyertaan modal yang disetor.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut: pertama, apakah terdapat pengaruh EVA terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Kedua apakah terdapat pengaruh debt equity ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Ketiga apakah terdapat pengaruh price earning ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Keempat apakah terdapat pengaruh economic value added, debt equity ratio dan price earning ratio terhadap imbal basil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan tahunan 4 (empat) perusahaan real estate dan properti yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1995 - 2004, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai kriteria berikut: Pertama perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Kedua dalam hal ini dipilih industri real estate dan properti dengan pertimbangan utama bahwa sampel yang dipilih mempunyai homogenitas dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities). Ketiga perusahaan sudah go public paling lambat tahun 1995 dan emiten yang saham biasanya aktif diperdagangkan di BEJ dengan didasarkan pada surat edaran PT BEJ No. SE-031BE7 11-I1111994 yang menetapkan bahwa saham dikatakan aktif apabila frekuensi perdagangan selama tiga bulan sebanyak 75 kali atau lebih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu, dengan Cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel dalam upaya mempermudah proses analisis dan pengolahannya yang dibuat secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian dengan uji normalitas terlihat bahwa terdapat normalitas antara EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham. Uji regresi secara parsial diperoleh bahwa EVA menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dengan imbal hasil saham. Uji DER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh basil ada hubungan yang negatif dan signifikan, dan hasil uji PER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh hasil terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hasil Uji secara simultan diperoleh kesimpulan tidak terdapat pengaruh signifikan EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham.
Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar penentuan variabel diperluas karena satu perusahaan yang EVA-nya positif belum tentu stock return tinggi. Variabel lain yang dimaksud adalah variabel subspr dan variable spread. Variabel subspr yaitu variable yang membagi harga pasar saham yang beredar dengan harga pemesanan saham barn yang dikeluarkan. Variable spread adalah merupakan rentang antara harga yang ditawarkan oleh penjual dengan harga yang diinginkan atau diminta oleh pembeli.

Securities market represents of some financial instruments in long term market that can be sold. Besides, capital market constitutes one of the instruments that can be used as a channel of excessive fund from any party as surplus unit (investor) to the parties that require fund (deficit unit). For surplus unit (investor), such activity constitutes investment has purpose to enrich its property. One of activities of such investment is to purchase securities from company that has become a public listed company in the stock exchange company, as sign of accompaniment of the deposited capital.
The purpose of this investigation is to answer the following questions: first, whether there is influence of EVA against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Second, whether there is influence of debt equity ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Third, whether there is influence of price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Fourth, whether there is influence of economic value added, debt equity ratio and price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period.
Data used in this investigation is secondary data consisting of annual financial statements from 4 (four) real estate companies and property which continuous in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period, with purpose to obtain representative sample pursuant to the following criteria: First, companies having activity in same industry. Second, in this case it is selected real estate industry and property with main consideration that the selected sample has homogeneity in (revenue producing activities). Third, company shall be declared as go public not later than 1995 and issuer having ordinary share that is actively traded in BEJ (Jakarta Stock Exchange) based on circular from PT BEJ No. SE-03IBEJ II-11111994 stipulating that share shall be declared as active if trading frequency during three months is 75 times or more.
The technique used in this investigation is a method that in assessing an object of investigation relating to a specified condition or phase, by method of analyzing and interpreting data and information obtained in the effort to prepare thesis or illustration through systematic, factual and accurate manner concerning facts or characteristics and relation among the investigated variable. The collected data shall be processed and presented in the form of table in the effort to make easy process of its analysis and processing that is prepared quantitatively.
From the result of investigation by normality test, it can be seen that there is normality among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share. From regressive test conducted partially, it is obtained that EVA shows the existence of positive and significant relation with compensation of result of share. From the test of DER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is negative and significant relation, and from test result of PER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is positive and significant relation. From the result of test conducted simultaneously it is obtained result that there is no significant relation among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share.
Suggestion proposed in this investigation is that in determining variable, it should be conducted extensively because a company having positive EVA is not sure to have high stock return. Other purposed variables are subspr variable and spread variable. Subspr variable i.e., variable that divides market price of circulating share by price of reservation of new shares issued. Spread variable constitutes difference between the prices offered by the seller and price desired or requested by purchaser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Widyastuti
"Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa beta merupakan satusatunya faktor yang dapat menjelaskan average return saham. Penelitian empiris lainnya menyatakan bahwa beta tidak eukup, bahkan tidak dapat membantu menjelaskan return saham. Sebaliknya variabel yang tidak berkaitan dengan teori seperti market equity yang menyatakan ukuran perusahaan (Bann (1981), Reinganum (1981)), book to market equity ratio (Rosenberg, Reid and Lanstein (1985)), cash flow yield (James L. Davis (1994), Lakonishok (1991)) memiliki kekuatan menjelaskan return saham yang signifikan.
Beberapa penelitian tentang return saham dilakukan dengan menggunakan metode cross-section dalam analisisnya. Demikian juga dengan penelitian ini, yang menggunakan sampel terbatas pads perusahaan yang memiliki beta (risiko sistematik) positif dengan memakai periode pengamatan sebelum krisis (Januari 1995 aid Desember 1996) clan periode selama krisis (Januari I997 aid Desember 1999).
Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari banyak penelitian yang berusaha menguji Capital Asset Pricing Model dan perluasan CAPM serta pengaruh variabel anomali terhadap average return saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beta, likuiditas, size, cash flow yield dan price to book value.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini ada tiga hal. Pertama, apakah variabel beta dan likuiditas mempunyai pengaruh terhadap average return saham di Bursa Efek Jakarta pada periode sebelum krisis maupun selama krisis. Kedua, apakah pengaruh variabel-variabel firm size, price to book value, dan cash flow yield yang merupakan anomali, mempunyai pengaruh terhadap average return saham di Bursa Efek Jakarta pada periode sebelum krisis dan selama krisis. Ketiga, apakah variabel-variabel yang merupakan anomali dapat menggantikan beta dan likuiditas ataukah variabel-variabel tersebut hanya menambah kemampuan menjelaskan average return selain variabel beta clan likuiditas pada periode sebelum krisis dan selama krisis.
Penelitian empiris ini membuktikan kebenaran pengaruh beta dan relative bid-ask spread (sebagai proksi dari likuiditas) terhadap average return pada periode sebelum krisis maupun selama krisis menunjukkan basil yang sesuai dengan perluasan CAPM dan mampu menjawab hipotesis yang diajukan. Pengaruh variabel yang emrupakan anomali (size, price to book value dan cash flow yield) secara tunggal pada periode sebelum krisis menunjukkan basil yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5%.Demikian juga pada periode selama krisis. Sedangkan untuk regresi berganda pada periode selama krisis menunjukkan terdapat sate variabel yang signifikan pada tingkat kepercayaan 10% yaitu price to book value.
Pada periode sebelum krisis perluasan CAPM memiliki kekuatan menjelaskan average return sebesar 0.166661. Sedangkan variabel anomali hanya mampu menjelaskan average return sebesar 0.122381, sehingga berdasarkan perbandingan besarnya nilai Adjusted R-square menunjukkan variabel anomali tidak mampu menggantikan standard CAPM dalam menjelaskan averag return. Variabel anomali hanya mampu menambah kemampuan CAPM dalam menjelaskan average return, hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan nilai Adjusted R-square yang memungkinkan kenaikan maupun penurunan.
Dari semua regresi secara tunggal maupun berganda berdasarkan besarnya nilai Durbin Watson terlihat bahwa tidak terdapat serial correlation karena nilai DW terletak antara du < DW < 2 dengan 2 < DW < 4-du. Sedangkan untuk uji asumsi homoskedasticity berdasarkan nilai probabilitas White Heteroscedasticity test menunjukkan basil yang diharapkan yaitu varians error dari semua variabel adalah konstan.
Penelitian ini terbatas pada perusahaan yang merniliki nilai beta (risisko sistematik) positif sehingga jumlah sampel sangat kecil yaitu 36 perusahaan. Untuk penelitian yang akan datang sampel dapat diperbanyak dengan memperpanjang periode pengamatan. Disarnping itu penelitian belum mencakup pertanyaan mengenai pengaruh variabel-variabel beta dan anomali terhadap average return pada jenis industri yang berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kasus kematian akibat Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari-Mei 2020. Dengan menggunakan metode regresi data panel, ditemukan bahwa kasus terkonfirmasi Covid-19 signifikan mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik. Sebaliknya, tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan kasus kematian akibat Covid- 19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik.

This study aims to explore the impact of Covid-19 confirmed cases and Covid- 19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies listed on Indonesia Stock Exchange in January-May 2020. Using panel data regression method, the study found that Covid-19 confirmed cases significantly affect stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies. However, there are no significant impact of Covid-19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Akmal Khatami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan kematian yang diakibatkan Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan metode regresi data panel fixed effect model, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia Namun, kematian yang diakibatkan Covid-19 justru berengaruh positif tidak signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia. Hal ini karena time lag yang kurang panjang, data yang lebih fluktuaktif, dan investor di Indonesia yang masih hanya terpusat di Jawa.

This study aims to examine the effect of confirmed cases of Covid-19 and deaths caused by Covid-19 on company stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors. listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Using the fixed effect model panel data regression method, confirmed cases of Covid-19 had a significant negative effect on stock returns of companies in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. Indonesia However, the deaths caused by Covid-19 actually had an insignificant positive impact on the company's stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. This is because the time lag is less long, the data is more volatile, and investors in Indonesia are still only concentrated in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy Sumardi
"Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana tarnbahan yang ada, antara Iain melalui saham atau hutang jangka panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur modal (capital structure) yang ada.
Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya yang lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga dan pokok pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan iebih kaku. -Namun, jika dilihat dari keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih menyukai pendanaan obligasi daripada saham.
Di pasar modal Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang sebelumnya telah menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ini bisa memberikan dampak pada harga saham karena hal ini merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan perkiraan perkembangannya di masa datang. Penelitian ini ingin melihat apakah memang penerbitan obligasi mempengaruhi harga saham.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampei perusahaan yang menerbitkan obligasi tahun 2000 - 2006 yang telah menerbitkan saham sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan metode market model event study, dengan periode estimasi t + 21 sampai t + 170 untuk mendapat parameter a dan (3 perusahaan, dan periode pengamatan t -- 3 sampai t + 3 untuk melihat perubahan abnormal return. Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor leverage ratio dan PER terhadap perubahan abnormal return saham pada saat penerbitan obligasi serta mengetahui perbedaan pengaruh tersebut pada rating obligasi yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan metode paired-sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan abnormal return yang positif sebelum dan sesudah event, dan regresi tinier untuk melihat pengaruh variabel dependen (leverage ratio, PER dart variabel dummy rating) terhadap variabel independen (CAR). Seluruh pengujian dilakukan dengan interval kepercayaan 95%.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penerbitan obligasi tidak berpengaruh terhadap abnormal return saham. Leverage ratio tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return saham dan rating tidak berpengaruh terhadap perubahan tersebut, tetapi PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, dan perbedaan rating memberikan perbedaan pada pengaruh tersebut.

To fulfill firms' capital need in order to do their activities, firms can choose the available source of cash flow: stocks or long term debt (bond). These sources have advantages and disadvantages that firms must be considered because it will change the capital structure.
Firms tend to choose issuing stocks because of they are more flexible (no obligation to pay interests and liabilities) than bond. But, from the power to make decision aspect, firms like to take bond as their capital source.
In Indonesian capital market, there are firms issued stocks and issued bond too. This event can influence their stock price because it can be a signal for investor to know firms' condition in this moment and their growth in the future. This research wants to analyze if bond issues influence stock price.
This research analyzes 30 firms which issued bond in 2000 - 2006 and issued stocks before. This research uses marker model event study as its methodology, with estimation period from t + 21 to t + 170 to get firms' a and /3 parameters, and event period from t - 3 tot + 3 to see the changes of abnormal returns. This research also analyzes the effects of leverage ratio and PER to stock abnormal return, and analyzes if the difference bond rating gives different effects on it. It uses paired-sample t-test methods to see if there are positive abnormal return differences before and after the event, and linter regression to see the effects of dependent variable (leverage ratio, PER and dummy variable rating) to independent variable (CAR). All tests are done with confidence level 95%.
The result of this research is bond issues give no influence to stock abnormal return, Leverage ratio gives no positive effect to stock abnormal return and bond ratings have no influence to the effect, but PER influences positively and significantly to stock abnormal return and bond ratings have influence to the effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>