Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feranindhya Agiananda
"Latar Belakang: Keluarga, sebagai caregiver, memiliki peran yang besar dalam penatalaksanaan penderita skizofrenia. Namun, dalam melakukannya banyak hal yang mungkin timbul dan akan berpengaruh dalam kualitas perawatan yang diberikan. Beban yang dirasakan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan sumber daya yang dimiliki, semuanya berpengaruh pada kualitas perawatan yang diberikan oleh keluarga terhadap penderita skizofrenia.
Obyektif: Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan mendalam mengenai beban, kebutuhan, dan sumber daya yang dimiliki keluarga dalam melakukan perawatan terhadap penderita skizofrenia.
Metode: Dilakukan studi kasus pada empat keluarga yang merawat penderita skizofrenia yang berobat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel diambil secara purposif dengan karakteristik lamanya menderita skizofrenia (akut: kurang atau sama dengan dua tahun dan kronis: lebih dari dua tahun), posisi penderita terhadap caregiver utama, tingkat sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam bentuk semi terstruktur sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang sebanyak tiga kali dengan selang waktu selama satu bulan.
Hasil: Semua responden dalam penelitian ini mengalami beban yang berat dalam merawat anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. Beratnya beban yang dirasakan dipengaruhi oleh faktor perjalanan penyakit penderita skizofrenia, ekspresi emosi dan karakter caregiver, stigma, pengetahuan caregiver terhadap penyakit, kemudahan akses ke pelayanan kesehatan, sumber daya yang dimiliki oleh caregiver, baik berupa dukungan sosial maupun finansial, posisi penderita terhadap caregiver utama dalam keluarga, dan budaya. Kebutuhan yang belum terpenuhi adalah kebutuhan akan perbaikan kesehatan (perubahan atau perbaikan gejala penderita skizofrenia), kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental (adanya pertemuan kelompok penderita dan pelatihan keterampilan kerja, sharing groups bagi caregiver, obat murah/generik, pelayanan yang kontinu, mendapat pelayanan yang ramah dan bersahabat dari petugas kesehatan di tempat berobat), dan kebutuhan akan tindakan aktif dari pekerja kesehatan (informasi seputar skizofrenia, dilibatkannya penderita dalam perencanaan pengobatan, terapis merencanakan terapi yang sesuai dengan kebutuhan penderita dan selalu mengevaluasi hasil pengobatannya, serta membantu menjembatani masalah keluarga sehubungan dengan perawatan penderita).
Simpulan: Caregiver penderita skizofrenia mengalami beban yang berat dalam melakukan perawatan. Banyaknya kebutuhan yang belum terpenuhi ikut memperberat beban yang dirasakan para caregiver. Diperlukan tindakan aktif dari pekerja kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar beban yang dirasakan dapat berkurang dan kualitas perawatan yang diberikan menjadi optimal.

Background: Family as a caregiver has an important role in faking care of patient with schizophrenia. However, a lot of problem might come into sight While carrying out those tasks which could influencing the quality of caring. The experienced burdens, unfulfilled needs, along with limited resources would shape the quality of caring which been given to patient with schizophrenia by the family.
Objective: To obtains the complete and deep-rooted picture about burden, need and resource owned by the family in raking care of patient with schizophrenia.
Method: The case study was performed in four families who took care of schizophrenia patient from Cipto Mangunkusumo General Hospital. The sample was taken purposively with duration of sickness (acute: from 2 years and below and chronic: more than 2 years), the patient position to the main caregiver, socioeconomic level, and gender as their characteristics. The data were obtained with semi-structured - in depth interview as its core method and observation as its complementary method which were repeated 3 times with I month interval in between.
Results: All respondents in this research were experiencing serious burden in taking care their family member who suffered from schizophrenia. The burden intensity which experienced was influenced by the course of illness, emotional expression and caregiver's character, stigma, caregiver?s knowledge about the illness, accessibility of the mental health care, caregiver's resources (social and financial support), patient's position to the main caregiver, and culture. The unfulfilled needs are the needs for health improvement (alteration or reduction of schizophrenia's symptoms), the needs for mental health care (schizophrenia patient group meeting and occupational [raining, sharing groups for caregiver, low price drugs, continual treatment, friendly and cozy health provider, and the needs for dynamic treatment from the health worker (recent information about schizophrenia, involving the patient into their treatment plan, regular evaluation of the treatment result by the physician and treatment planning according to die patient 's needs)
Conclusions: Caregiver of the patient with schizophrenia has a serious burden in performing their work. The unfulfilled needs also make the caregiver?s burden even heavier. Health worker should be more active in satisfying caregiver's needs in order to reduce their burden and optimizing their service quality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Ngadiran
"Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua panca indera dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik, Halusinasi dapat berupa halusinasi dengar, lihat, cium, raba dan kecap. Keberadaan klien halusinasi dengan prilakunya yang cukup beragam di dalam keluarga menimbulkan stressor tersendiri bagi setiap anggota keluarganya karena keluarga merupakan suatu sistem dan akan menimbulkan masalah atau beban bagi keluarganya.
Tujuan penelitian ini adalah menguraikan secara mendalam pengalaman keluarga tentang beban dan sumber dukungan keluarga serta makna dalam merawat anggota keluarganya yang mengalami halusinasi. Desain penelitian metoda kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini di lakukan pada keluarga yang anggota keluarganya mengalami halusinasi yang pernah di rawat atau sedang di rawat di rumah sakit Jiwa Cimahi Propinsi Jawa Barat dengan tehnik pengambilan partisipan secara purposive sampling yaitu tujuh partisipan. Kriteria inklusi partisipan dalam penelitian ini adalah keluarga yang anggota keluarganya mengalami halusinasi dan sebagai care giver, mampu berkomunikasi dengan baik dengan baik, tinggal satu rumah dengan klien halusinasi. Pengumpulan data di lakukan dengan cara tehnik wawancara mendalam ( indept interview ) dan menggunakan catatan lapangan ( field note ).
Hasil wawancara mendalam di dan catatan lapangan di analisis menggunakan metoda colaizzi dengan enam tahapan analisis. Dalam penelitian ini teridentifikasi delapan tema sebagai hasil penelitian yaitu beban psikologis, beban financial, masalah dalam fasilitas pelayanan kesehatan, dukungan social, dukungan keluarga, perhatian tanpa pamrih, kecewa terhadap pemberi dukungan, takdir.
Rekomendasi penelitian untuk keperawatan jiwa yaitu perawat akan lebih meningkatkan kompetensi dalam melakukan pengkajian terhadap kebutuhan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi sehingga akan semakin tepat dalam memberikan intervensi kepada keluarga terutama untuk meningkatkan kemampuan dan meminimalkan beban yang di rasakan keluarga.

Hallucination is sensory perceptions disorder without external stimulus that could involves all five senses, in which occurs during the individual's full awareness. Hallucination appears in such types, depends on the sense attacked, heard, seen, smelled, touch, or taste. The presence of client with hallucinations by various behaviors in family raises its own stressor for each member of the family, because family is like a system and this situation will cause a problem or burden to the family.
The purpose of this study is to get in-depth description of family experiences about their burden and family support resource, as well as the principle purpose of caring their family member with hallucination. The design used in the research is Qualitative method with phenomenology approach. The objects are seven families with its member who had experienced hallucinations treatment or being treated in Psychiatric Hospital in Cimahi, West Java Province; techniques of sampling using purposive sampling. The inclusion criteria of participants in this research are family member with hallucination, families experience as care giver, is able to communicate well, living under the same roof with client. The data collected by depth-interviewed technique and using field note.
The result was analyzed in six steps analysis by Colaizzi method. In this research, eight themes identified as the result; these are psychological burden, financial burden, the burden of health services accessibility, social support, family support, require a sincere support, disappointed by care giver, and destiny.
The recommendations of this research for Psychiatric Nursing is that nurses will be more in depth assessment based on family needs, in caring for clients with hallucinations, so the interventions planned for the family will be more precise, especially to minimize the burden felt by the family."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28413
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraenah
"Dukungan keluarga merupakan support system yang penting yang diberikan oleh keluarga, untuk mencegah dari gangguan mental dalam mengatasi beban keluarga. Tujuan penelitian mengidentifikasi "hubungan dukungan keluarga dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan". Desain penelitian kuantitatif berupa descriptive correlational dengan rancangan cross sectional dengan sampel yang berjumlah 50 orang. Instrumen dukungan keluarga dan beban keluarga dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara dukungan keluarga (dukungan informasi, emosional, instrumental dan penilaian) dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender Jakarta Timur. Penelitian ini merekomendasikan pentingtnya program pendidikan kesehatan jiwa pada keluarga yang merawat pasien dengan riwayat perilaku kekerasan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kerampilan dalam merawat anggota keluarga, serta pentingnya terapi psikoedukasi keluarga.

Family support is important for patients in psychiatric ward. It is needed to prevent patients from having mental disorder, specially in dealing with family matters. The aim of this research is to identify "the relationship between family support in reducing family`s burden in taking care of patients with history of violence". It is a quantitative study with descriptive correlational research and use cross sectional. There are 50 patients? family members of psychiatric ward in Islamic Hospital in Klender East Jakarta interviewed as the samples. Instrument used is questionnaire.
The result shows a relation between family support (information, emotional, instrumental and appraisal) with family?s way in taking care of patients. This research recommends the needs of healthcare education program and psychoeducation therapy for family of psychiatric patients as a way in improving their ability and skill in taking care of the patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30755
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Uswatun Insani
"ABSTRAK
Kanker ginekologi merupakan kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kanker ginekologi ini meliputi kanker ovarium, kanker endometrium, kanker rahim, kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker vulva. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang apa saja kebutuhan keluarga dalam merawat pasien dengan kanker ginekologi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Wawancara semi terstruktur dengan pertanyaan terbuka dilakukan pada 12 orang dalam penelitian ini. Teridentifikasi tiga tema dalam penelitian ini, yaitu: 1 Respon keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kanker ginekologi, yang meliputi respon psikologi, fisik dan aktifitas ekonomi sosial; 2 Kebutuhan keluarga untuk kesejahteraan keluarga sendiri, yang meliputi kebutuhan informasi, kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis; 3 Kebutuhan keluarga untuk kesejahteraan anggota keluarga yang sakit, yang meliputi kesembuhan, ekonomi dan pelayanan kesehatan yang mendukung.

ABSTRACT
Gynecological cancer is a cancer that occurs in the female reproductive organs. Gynecologic cancers include ovarian cancer, endometrial cancer, uterine cancer, cervical cancer, vaginal cancer and vulvar cancer. The purpose of this study to get an idea of anything the family needs in treating patients with gynecological cancer. This research uses descriptive qualitative research design. Semi structured interview with open question was conducted on 12 participants in this study. Identified three themes in this study 1 Family response in caring for family members with gynecological cancer, which includes psychological, physical, and social economic activities 2 Family needs for family well being, which includes information needs, physiological needs and psychological needs 3 The family 39 s need for the well being of sick family members, which includes healing, economic and supportive health services."
2017
T47684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigir Wicaksono
"ABSTRAK
Perlu disadari bahwa pembangunan nasional, termasuk sektor energi dan sumber daya mineral, merupakan proses tanpa henti (never-ending process) yang perlu dijaga kesinambungan dan arahnya menuju sasaran utama, yaitu mendukung dan berkontribusi demi terwujudnya Tujuan Nasional (masyarakat adil, makmur dan sejahtera) sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, pendekatan Lima Pilar Program Pembangunan tsb masih sahih (valid) dan retevan dalam pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral untuk kurun waktu 5 (Lima) tahun ke depan. Dalam Program Kerja pemerintah dalam 100 Hari Pertama dibagi atas 3 (tiga) subsektor utama, yaitu migas, ketenagalistrikan, dan mineral. Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pembahasan kepada program mineral yang didalamnya termasuk pertambangan umum. Kaitannya Usaha pemerintah di dalam meningkatnya investasi di bidang pertambangan umum seperti Batubara merupakan upaya strategis didalam pembangunan ekonomi diantaranya dengan merencanakan kembali pelaksanaan investasi di subsektor mineral yang melibatkan 13 (tigabelas) perusahaan pertambangan bahan mineral di 9 provinsi. Beberapa program lainnya yang mempunyai kaitannya dengan Otonomi Daerah adalah pemerintah berupaya menyelesaikan pembangunan 9 (sembilan) pabrik briket batubara yang berlokasi di Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Setatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai upaya diversifikasi energi dalam mengantisipasi penghapusan subsidi harga BBM dan kelangkaan BBM untuk menggerakan pembangkit tenaga tistrik. Kebijakan diatas tidak terlepas dari UU Otonomi Daerah yang menginginkan adanya peningkatan PAD Daerah yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja langsung sekitar 32 ribu orang sehingga pada gilirannya akan dapat mensejahterakan masyarakat daerah itu sendiri. Untuk merealisasikan pembangunan ekonomi tersebut pemerintah perlu merencanakan roadmap Pertambangan Umum kepada pemerintah daerah, sehingga perlu adanya sosialisasi terhadap pemahaman UU Otonomi Daerah yang berkaitan dengan rencana pemerintah pusat. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasat 33 ayat (2) dan (3) bahwa sumber daya (kekayaan) alam dalam hal ini pertambangan umum dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kebijakan pemanfaatan sumber daya mineral sebetumnya tebih berorientasi pada kekuasaan Negara sehingga menciptakan kebijakan yang sentralistis dan monopolistis. Sejak era reformasi dan sesuai Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Daerah diberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab untuk mengelola secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan somber daya nasional yang berkeadiian. Di samping itu penyeLenggaraan Otonomi Daerah juga dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. "
2007
T 17040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Riska Amalya
"Halusinasi merupakan salah satu masalah yang banyak dialami oleh klien dengan skizofrenia. Tanda dan gejala yang dialami oleh klien halusinasi salah satunya adalah keluyuran yang menjadi hal mengkhawatirkan bagi keluarga. Keluarga yang merawat klien dengan halusinasi merasakan beban yang cukup berat dalam merawat klien. Adapun sumber beban pengasuh lainnya adalah tidak terpenuhi kebutuhan dan kesulitan dalam memberikan perawatan kepada klien.. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan manajemen kasus spesialis melalui pemberian psikoedukasi keluarga dan terapi suportif berbasis kebutuhan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Metode yang digunakan adalah case series. Manajemen kasus ini dilakukan pada 7 keluarga yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif. Pengkajian awal pada keluarga menggunakan instrumen Camberwell Assessment of Need Short Appraisal Schedule (CANSAS) untuk mengkaji kebutuhan keluarga. Hasil analisa kasus menunjukkan perubahan pada kebutuhan keluarga yang pada saat sebelum diberikan tindakan tidak terpenuhi menjadi terpenuhi dan juga terjadi perubahan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat puskesmas serta psikoedukasi keluarga dan terapi suportif dapat dilakukan oleh perawat spesialis jiwa dalam membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang merawat klien dengan halusinasi.

Hallucinations is one of the problems experienced by many clients with schizophrenia. Signs and symptoms experienced by hallucinations clients, one of which is wandering which is a worrying thing for the family. Families who treat clients with hallucinations feel a considerable burden in caring for clients. The source of the burden of other caregivers is unmet needs and difficulties in providing care to clients. The purpose of writing this scientific paper is to describe case management through the provision of family psychoeducation and supportive therapy based on carers need in caring for clients with hallucinations. The method used is case series. This case management was carried out in 7 families who received general nursing intervention, family psychoeducation, and supportive therapy. The initial assessment of the family used the Camberwell Assessment of Need Short Appraisal Schedule (CANSAS) instrument to assess carers need. The results of case analysis show changes in carers need which at the time before being given unfulfilled actions are fulfilled and there is also a change in the increase in family capacity in caring for clients with hallucinations. General nursing intervention are recommended performed by nurses in community and family psychoeducation and supportive therapy can be carried out by psychiatric nurses to help meet the needs of families caring for clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Satyaningrum
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S2096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Alamsyah
"Dibekali dengan minimnya anggaran riset yang diberikan, Lembaga Riset Pemerintah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mengemban tugas yang diamanatkan UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004. Dengan demikian selain melaksanakan murni masalah substantif bidang penelitian dan pengembangan iptek, sekaligus dituntut untuk melaksanakan pelayanan teknologi dalam rangka pemberdayaan masyarakat atau pemasyarakatan iptek kepada dunia usaha/industri. Dengan melaksanakan pelayanan jasa teknologi, berdasarkan peraturan yang ada lembaga tersebut bisa mendapatkan penerimaan yang sebagian dana tersebut dapat digunakan untuk melaksanakan tugas pokoknya. Ini berarti sekaligus dapat menambah minimnya anggaran riset yang diterima dari pemerintah.
Penerimaan tersebut merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang harus dikelola berdasarkan ketentuan dan peraturan yang ada. Pengelolaan PNBP ini dilaksanakan berdasarkan poly DIKS (APBN). Sistem dan prosedur administrasi keuangan yang selama ini dirasakan merupakan rantai panjang birokrasi, sedangkan karakteristik dari riset atau penelitian bidang iptek adalah berdasarkan jadual waktu yang ketat, tepat waktu, praktis dan cepat. Apalagi dalam melaksanakan pelayanan jasa teknologi berdasarkan pesanan dari user (khususnya pihak industri/swasta) ini, tentunya harus disesuaikan dengan keinginan atau order dari user tersebut.
Penelitian dimaksudkan untuk melihat sejauh mana Undang-undang pengelolaan PNBP mampu memberi ruang gerak yang memadai bagi lembaga riset tersebut. Penelitian dilakukan berdasarkan studi kasus di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan melakukan pengumpulan data primer dengan teknik wawancara dan penyebaran kuesioner serta analisis terhadap aspek kebijakan khususnya kebijakan yang menyangkut pengelolaan PNBP. Selain itu juga analisis terhadap aspek kelembagaan dan terakhir adalah analisis terhadap aspek keuangan dan jasa pelayanan. Sedangkan data sekunder yang didapat dari berbagai dokumen, buku dan literatur lainnya. Kemudian data dianalisis secara deskriptif-kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mekanisme pengelolaan PNBP dengan pola DIKS (APBN) yang merupakan mata rantai birokrasi yang panjang (yang: rigit, ruwet, dan lama), kurang fleksibel untuk diterapkan pada lembaga riset iptek yang dilaksanakan berdasarkan jadual waktu yang ketat, tepat waktu, praktis dan cepat, serta user Oriented.
Agar program kerja dari lembaga riset dapat berjalan dengan tepat waktu dan dapat memenuhi keinginan pengguna yang memberi order atau kontrak, namun di sisi lain mekanisme pertanggungjawaban keuangan negara pun dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu diadakannya penyesuaian terhadap beberapa peraturan yang ada khususnya mengenai prosedur atau mekanisme keuangan yang harus ditempuh. Selain itu disarankan pula untuk merubah bentuk kelembagaan dari beberapa unit/satuan kerja yang dinilai telah mampu untuk mandiri, sehingga mereka dapat lebih leluasa atau fleksibel dalam mengelola keuangannya dan dapat melaksanakan program-programnya dengan baik tanpa mengalami hambatan atau kendala keuangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>