Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Fachruddin
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk menguji efisiensi pasar modal di Indonesia dalam hal ini adalah pasar saham-saham syariah. Pengujian efisiensi pasar dilakukan melalui pengamatan reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh emiten. Jadi akan dilihat apakah pengumuman laporan keuangan tahunan mengandung informasi yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar syariah, kemudian dilanjutkan dengan melihat bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan metode event study dan market model untuk melihat hasil abnormal return.Berdasarkan data-data yang sudah diolah, didapatkan hasil sebagai berikut, reaksi terhadap pengumuman laba naik tampak nilai AAR beraksi negatif sejak t -7. Pada t 0 (-0.00813) reaksi tetap negatif walaupun informasi yang dikeluarkan merupakan berita baik. Pada t 2 (0.00384) pasar bereaksi positif tapi tidak signifikan dan kembali negatif pada t 3 (-0.00899), t 4 (-0.00447) dan t 7. Reaksi terhadap pengumuman laba menurun tampak nilai AAR menunjukkan nilai neatif dari t -7 (-0.00095), t -6 (-0.01678), t -3 (-0.00142), t -2 (-0.01232), t 0 (-0.01470), t 1 (-0.01368), t 4 (-0.01597), t 5 (-0.0006) dan t 7 (-0.00160). Nilai positif terjadi pada t -5, t -4, t -1 (0.00631), t 2 (0.00154), t 3 (0.00422), t 6 (0.00193)
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah laporan keuangan kurang berhubungan dengan perkembangan harga saham, reaksi pasar terhadap informasi kenaikan laba ternyata bersifat negatif, sedangkan reaksi pasar terhadap informasi penurunan laba bersifat negatif.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramina Mersiana
"Penelitian ini menyelidiki keberadaan contrarian profit dan sumber-sumber dari profit tersebut pada Bursa Efek Jakarta. Analisa empirisnya menjelaskan tentang dekomposisi dari contrarian profit yang bersumber dari reaksi common factor, overreaction pada firm specific information, dan profit yang tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut. Hai ini mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Jegadesh dan Titman (1995).
Dalam penelitian ini, yang akan diamati adalah: (i) sub-sampel yang diurutkan berdasarkan ukuran yang telah disesuaikan setiap tahunnya, serta (ii) mencari sumber dari penelitian apakah contrarian profit berhubungan dengan musim Januari (January Effect).
Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika komponen Januari di keluarkan dari penelitian, kontrarian profit di BEJ lebih terpengaruh pada sumber common factor daripada reaksi firm specific overreaction. Hal ini menunjukan adanya reaksi fenomena yang tertunda di BEJ terbatas pada pengaruh komponen januari.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa: (1) Contrarian profit lebih bereaksi terhadap current return. (2) overreaction/ underreaction terhadap firm specific overreaction common factor lebih banyak memberikan kontribusi contrarian profit kepada kelompok saham besar. (3) Kelompok saham besar dilihat dari nilainya yang paling besar menunjukkan bahwa kelompok saham ini undefined terhadap contrarian profit.
Hasil penelitian ini akan lebih kuat apabila peneliti diberikan kesempatan untuk mengembangkan variasi waktu dalam faktor sensitifitas."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faruq Rohma Suha
"Suatu pasar modal dinyatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga segera mencerminkan nilai perusahaan secara akurat berdasarkan informasi relevan yang tersedia. Berdasarkan informasi yang tersedia di pasar modal, Fama membagi tingkat efisiensi pasar menjadi tiga kategori yakni : Weak form,Semi strong, Strong form market. Pembedaan pasar disini dilakukan berdasarkan asumsi tentang jumlah dan jenis informasi yang masuk ke pasar dan cepat atau lambatnya informasi tersebut berpengaruh pada pasar, seperti tercermin dari adanya perubahan harga. Semakin cepat informasi sampai ke pasar dan semakin cepat informasi tersebut berpengaruh pada pasar, semakin mendekati ciri efisiensi pasar bentuk kuat. Semakin lengkap dan merata informasi tersebar ke semua pelaku pasar, semakin mendekati ciri efisiensi pasar bentuk kuat.
Penelitian mencoba meneliti dari sudut pandang pasar dan tidak mengamati struktur yang mendasarinya. Uji yang dilakukan adalah uji kerandoman(runs test) dan uji autocorrelation lest dengan nilai statistik Ljung Box(LB). Penelitian mengambil renlang return harian, return mingguan, return bulanan. Hasil kedua uji dapat menyimpulkan apakah BEJ sudah mencapai random walk untuk bisa dikategorikan pasar yang efisien.
Uji kerandoman dan autocorrelation test dengan daily return menunjukkan bahwa THSG dan indeks LQ45 dalam kurun waktu 1999-2004, bergerak tidak random dan tidak independen dengan data sebelumnya untuk lag 1-10, sedangkan uji runs test dan autocorrelation test dengan data weekly return menunjukkan IHSG dan LQ45 bergerak secara random dan tidak berkorelasi dengan data sebelumnya(lag 1-10, kecuali lag5&6) dan didukung oleh sampel sebanyak 4I saham(91,2%). Jika menggunakan data monthly return IHSG dan LQ45 bergerak random dan tidak berkorelasi dengan data sebelumnya yang didukung oleh 43 saham(95,6%). Menurut hipotesa efisien market dengan data daily return maka bursa saham di BEJ dapat dikategorikan sebagai pasar yang tidak efisien dalam bentuk lemah.

Jsx Indeces reached his top of his history at 815,17 on 21 April 2004. This moment show that Jakarta Stock Exchange git high interest of investor to invest his money. So absolutely each investor must try to get highest his return to beat the market. And each investor compete to get abnormal return and increase his wealth. This Excellent moment should be point of view as opportunity to have optimal return.
Capital Market is categorized as efficient if price of securities reflect all available information immediately. So each any changes in information should be reflect on changing price of securities.
Behind of information which available on market, Fama classified market efficiency on three categories : Weak, Semi Strong, Strong Market. Any categorizing here based on assumption quantity and kind of information that available on market and reflect to the market, as happen on changing on price of securities. Information reflect changes on price quickly, it's capital market more efficient. All information its became complete and distribute on wide range, it's closely to efficient market.
Random test and autocorrelation test based on historical data1999-2004, which used daily return show that IHSG and LQ 45 move correlated and not random. So BEJ and LQ 45 can be categorized as uneficient in Weak Form."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Hasbi
"Diberlakukannya indeks syariah, belum dapat disimpulkan hahwa pasar saham syariah telah mencerminkan suatu sistem yang sesuai dengan ajaran syariah. Hal tersebut discbahkan masih baru alatnya praktek-praktek non syariah yang tercemin dalam transaksi saham di pasar sekunder. Praktek spekulatif adalah suatu fenomena yang kerap terjadi dalam perdagangan saham di pasar sekunder, sehingga mengakibatkan fluktuasi harga salain yang tidak berkaitan dengan keadaan atau kegiatan ekonomi perusahaan yang dimaksud.
Melihat fenomena yang ada, penulis tertarik untuk mengkaji, meneliti dan membandingkan faktor-faktor fundamental internal yang mempengaruhi kinerja profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh return saham dan ROE (return on equity.) perusahaan kelompok Jakarta Islamic Index (JII) dengan perusahaan kelompok Manufaktur. Matode uji yang dipergunakan analisa regresi linier berganda.
Commencement of syariah index cannot he concluded yet that syariah capital market has reflected a system that has obeyed with the syariah rule, because some transactions are not really reflecting with syariah base rule. Speculative transactions is such a fenomenon that is sometimes happening in stock trading transaction at secunder market, making share price fluctuation not really connecting with the real economic condition or situation of a company.
Observing the existing phenomenon, I am interested to observe, research and compare some internal fundamental factors that influence the company profitability performance which represented by return of stock and return on equity of companies from Jakarta Islamic index group and manufacture group. Tools are going to be used are statistical tools such multiple tinier regression analysis.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research examines whether there is any market overreaction in Indonesia Capital Market during period 2003 - 2005. Market overreaction in this research means the short term overreaction indicated by stocks price reversal that has the highest positive and negative returns in one trading day..."
TEMEN 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Wahyu Hidayati
"Struktur modal yang optimal telah menjadi perdebatan dalam banyak studi pustaka. Bagaimanapun, tidak ada satu pun teori yang dapat menjelaskan struktur modal yang optimal pada kondisi yang umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2001-2004. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi tipe cross section dan melakukan obsevasi 94 perusahaan. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diajukan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pertumbuhan total aktiva dan kepemilikan saham manajerial hanya variabel profitabilitas, pertumbuhan total aktiva dan kepemilikan saham manajerial saja yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal atau leverage dimana profitabilitas berpengaruh negatif sedangkan pertumbuhan total aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil ini juga menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal atau debt ratio.
Hasil ini mencerminkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen mungkin dapat digunakan untuk memperkecil konflik keagenan. Adanya interaksi antara variabel dummy (kepemilikan saham manajerial) dengan variabel babas lainnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sehingga dapat diartikan adanya derajat kepemilikan saham manajerial tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan total aktiva dengan struktur modal.

Optimal capital structure or leverage has been extensively debated in the literatures. However, there is no theory which can explain optimal leverage satisfactorily in general condition. This research attempt to investigate factor-factor that influenced leverage on companies listed in Bursa Efek Jakarta.
The research is focused on companies listed in Bursa Efek Jakarta for period 2001-2004. The method of data collection is done by using cross section documented technique and giving 94 firm observation. The statical method is used in this research is the multiple regression. The result of this research shows that from four variable that are sales growth, profitability, total assets growths and managerial ownership only profitability, total assets growths and managerial ownership that have significant effect to capital structure or leverage which profitability has negative effect and total assets growth has positive effect to capital structure.
This result shows that managerial ownership has negative and significant effect to the debt ratio or capital structure. It means that managerial ownership may replace in order to minimize the agency conflict. Interaction between managerial ownership and other independent variable don't have significant effect to capital structure. So it means that degree of managerial ownership don't have effect to relationship between sales growth, profitability and total assets growth with capital structure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udjian Wahjusuprapto
"Pengaktifan kembali pasar modal di Indonesia dilakukan dengan deregulasi. Di tengah masyarakat yang umumnya masih awam terhadap saham, masalah yang segera muncul adalah seberapa jauh pasar modal Indonesia mampu melakukan koreksi terhadap harga perdana saham yang ditetapkan terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Koreksi pasar adalah perubahan harga perdana sampai mencapai harga ekuilibrium, yang hanya dapat memberikan imbalan normal. Maka konsep-konsep yang relevan adalah efisiensi pasar dan nilai intrinsik saham. Berdasarkan hasil penelitian terhadap emisi-emisi pertama di pasar modal Amerika Serikat oleh Ibbotson [1975] dan Ritter [1984], koreksi pasar berlangsung dalam waktu kurang dari satu bulan dan berakhir setelah pemodal tidak lagi memperoleh imbalan abnormal. Latar belakangnya adalah kesengajaan emiten dan penjamin emisi melakukan under pricing.
Di pasar modal Indonesia gejala koreksi harga perdana tidak dapat dilihat pada perkembangan imbalan abnormal, karena tidak adanya indeks pasar untuk mengukur imbalan normal. Dalam penelitian ini gejala koreksi pasar terhadap harga perdana akan dilihat pada perkembangan imbalan saham perdana, yaitu imbalan bagi pemodal yang membeli saham di pasar perdana dan menjualnya lagi di pasar sekunder dengan premi saham perdana terhadap peluang-peluang investasi yang tersedia bagi pemodal yaitu saham-saham pendahuluan valuta asing, logam mulia dan deposito berjangka.
Hasil analisis data terhadap 50 saham perdana di Bursa Efek Jakarta mulai Juni 1989 sampai Agustus 1990 menunjukkan bahwa semakin lama saham baru dimiliki pemodal semakin berkurang rata-rata imbalan dan premi saham perdana yang dapat diharapkan pemodal. Namun penurunan rata-rata imbalan dan premi saham perdana itu tidak dapat ditafsirkan sebagai gejala koreksi pasar, karena di samping tidak menimbulkan perbedaan rata-rata yang signifikan, besarnya imbalan saham perdana ternyata tidak berkaitan dengan informasi yang relevan seperti bidang usaha emiten, agio saham dan peningkatan modal saham sebelum emisi, tetapi hanya berkaitan dengan tingkat kegiatan pasar yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama jangka waktu pemilikan (holding period) saham perdana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat pemodal masih sangat awam terhadap saham. Diharapkan peran para pengamat, penulis, komentator, dan para pembentuk opini publik lainnya untuk ikut membina pemahaman masyarakat. Dengan deregulasi pasar modal, bentuk perlindungan terhadap pemodal yang didambakan adalah efisiensi pasar. Dan untuk mencapai efisiensi pasar modal salah satu syarat utamanya adalah kemampuan masyarakat pemodal mencernakan informasi relevan yang tersedia bagi mereka."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzhani Aprilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adakah perilaku Myopic Loss Aversion pada Pasar Modal di Indonesia periode 2016-2017. Proksi yang digunakan untuk mengukur periode evaluasi adalah meanreturndaily dan meanreturnweekly dari marketbenchmark dan industrybenchmark, sedangkan untuk penghindaran kerugian, proksi yang digunakan adalah meanreturn volatitily, nilai regresi dan nilai residual dari marketbenchmark dan industrybenchmark. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang melakukan perilaku Myopic Loss Aversion karena dipengaruhi oleh periode evaluasi memiliki nilai meanreturndaily yang lebih besar dibandingkan nilai meanreturnweekly dari harga penutupan saham perusahaan. Hasil dari penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku Myopic Loss Aversion juga terjadi karena dipengaruhi oleh penghindaran kerugian, hal tersebut terlihat pada nilai meanreturnvolatility, nilai regresi, dan nilai residual daily yang lebih besar dibandingkan nilai dari weekly ketiga mean tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat perilaku Myopic Loss Aversionyang dipengaruhi oleh periode evaluasi dan penghindaran kerugian yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan perlu memperhatikan kondisi internal perusahaan dan peristiwa ekonomi relevan yang terjadi.

ABSTRACT
This study aims to analyze whether there is a behavior of Myopic Loss Aversion in the Capital Market in Indonesia for the period 2016-2017. The proxy used to measure the evaluation period is the mean return daily and weekly from the market benchmark and industry benchmark, while for loss aversion, the proxy used is the mean return volatitily, the regression value and the residual value from the market benchmark and the industry benchmark. This study found that companies that conduct Myopic Loss Aversion behavior because it is influenced by the evaluation period has a mean return daily value that is greater than the mean return weekly value of the closing price of the company's stock. The results of this study also found that the behavior of Myopic Loss Aversion also occurs because it is influenced by loss aversion, it can be seen in the mean return volatility, regression value, and residual daily value that is greater than the value of the third mean weekly. This condition indicates that there is a behavior of Myopic Loss Aversion which is influenced by periods of evaluation and avoidance of losses carried out by the company. Thus, the company needs to pay attention to the internal conditions of the company and relevant economic events that occur."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Prasetyo Utomo
"ABSTRAK
Fokus yang saya tulis dalam skripsi saya mengenai Upaya Pencegahan Penjualan Kembali (Saham) Dalam Tindak Kejahatan Penipuan Yang Dilakukan Perusahaan Publik Dalam Pasar Modal. Sebenarnya perusahaan menjual saham untuk meningkatkan dananya, dan juga, berharap untuk dalam nilai investasi efek saham dibursa efek Indonesia akan meningkat, untuk membuat dana mereka juga meningkat, perusahaan juga melakukan kejahatan dipasar
modal biasanya adalah: Penipuan, dan dalam praktek Negara seperti diIndonesia, undangundang
melarang perusahaan untuk melakukan kecurangan-kecurangan yang dapat
menyebabkan penderitaan bagi investor, banyak sekali permasalahan yang terjadi seperti, yang pertama Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 ternyata tidak mampu menanggulangi kejahatan penipuan yang ada, dan dalam hal ini untuk menanggulanginya perlu adanya Undang-Undang baru untuk memberikan penegakan hukum yang efektif, yang kedua mengenai “good corporate governance”, banyak sekali perusahaan tidak memakai
prinsip tersebut, sehinga Investor banyak yang dirugikan, untuk menanggulangi hal tersebut, harus dengan Fit and Proper Test terhadap Komisioner dan Direktur yang akan menjalani perusahaan tersebut, yang ketiga banyaknya kasus penipuan yang ada, tidak dilanjutkan ke Pengadilan untuk diberikan sanksi pidana.

ABSTRACT
The focus of which I wrote in my skripsi on Prevention Redemption (Shares) In Criminal
Fraud Carried Out In Public Company Capital Markets. Actually, a company to sell shares to raise funds, as well, hoping to share in the value of investment securities in the Indonesia Stock Exchange will increase, to make their funds also increased, companies are also committed the crime of capital markets generally are : Fraud, and the practice of the State as Indonesia, the law prohibits public companies to conduct fraudulent practices can cause misery for investors, basically a lot of problems that occur such as, the first Law of Capital Market No. 8 Year 1995 was not able to cope with existing fraud crimes, and in this case to address the need for a new law to provide effective law enforcement, the latter on good corporate governance, a lot of companies do not put these principles, so that many investors
are disadvantaged, to overcome it, to be the fit and proper test of the Commissioner and the Director will lead the company, which is a third the number of existing cases of fraud, do not proceed to the court to be given criminal sanctions."
2014
S53221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardinah Wulandari
"Penelitian tesis ini adalah tentang analisis kesiapan industri Reksa Dana Indonesia dalam menghadapi implementasi integrasi Pasar Modal ASEAN tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi aspek-aspek Pasar Modal dan Reksa Dana kepada Manajer Investasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hasil penelitian dengan SWOT analysis menunjukkan bahwa Pasar Modal Indonesia terletak pada Kuadran 3 (stabil) dengan peluang pasar yang sangat besar. Sedangkan Total Skor Faktor Strategis Internal dari hasil perhitungan bobot, rating dan skors pada matriks Internal Eksternal adalah Pasar Modal di Indonesia terletak pada sel 5 (lima). Strategi pada sel 5 (lima) adalah stability strategy, yaitu dengan melakukan penetrasi pasar, pengembangan produk-produk Reksa Dana yang inovatif dengan potensi imbal hasil yang menarik, meningkatkan kapasitas dan kemampuan perusahaan Manajer Investasi, dan koordinasi kebijakan yang baik antar Regulator yang berkepentingan terhadap implementasi integrasi Pasar Modal ASEAN.

This research is to analyze the Readiness of Indonesia Mutual Fund Industry in Facing the Implementation of ASEAN Capital Market Integration in year 2015, where it was conducted by distributing questionnaires containing the aspects of Capital Market and Mutual Fund. The questionnaires were given to the selected Investment Managers and the Authority Financial Services (AFS). The SWOT analysis result is showed that Indonesia Capital Market is located on the 3rd Quadrant (stable) with huge market potential. Meanwhile, the result of Internal Strategic Total Score Factor on the Internal-External matrix after weighted calculation, ratings and scores is the Indonesian Capital Market lies in the fifth cell. The strategy of 5th cell is to have stability strategy, which is by doing market penetration, create innovative mutual fund product development with attractive potential return, improve the capacity and capability of Fund Manager, and a good policy coordination among related Regulator."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>