Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luluk Tri Wulandari
"Perkembangan suatu ilmu dapat dilihat dan diteliti melalui hubungan kedekatan antar dokumen yang merupakan salah satu bidang atau subjek kajian bibliometrika. Istilah bibliometrika diperkenalkan oleh Pritchard pada tahun 1969, Pitchard mendefinisikan bibliometrika sebagai aplikasi metoda statistika dan matematika dalam menilai dokumen, Menurut Egghe (1990) pemetaan adalah penelitian berupa pembuatan peta hubungan sekelompok dokumen berdasarkan kemunculan bersama (co-occurence) dari variabel yang dimiliki oleh masing-masing dokumen, Penelitian ini menggunakan teknik analisa data multivariat secara deskriptif yaitu skala multidimensi dan analisa ko-klasifikasi untuk memetakan ilmu psikologi berdasarkan tesis Psikologi UI dan UGM tahun 1986-2005.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis subjek bidang psikologi yang diteliti dalam Tesis Psikologi UT dan UGM, (2) membuat peta perkembangan psikologi berdasarkan tesis Psikologi UT dan UGM, melalui co-classification analysis, yang terdiri dari analisis co-occurrences subjek, hubungan antar subjek (jaccard index) dan pemetaan (mapping), (3) merancang struktur ilmu psikologi melalui pemetaan, (4) mengidentifikasi keterkaitan subjek bidang psikologi antara UI dan UGM.
Data diolah dengan menggunakan klasifikasi database PsycINFO (APA), untuk mendapatkan kode klasifikasi dan subjek dokumen. kemudian dilakukan analisis hubungan antar subjek, tingkat perkembangan subjek, kemudian dilakukan pendataan dan pemetaan menggunakan SPSS ver. 13.
Hasilnya yaitu: (1) subjek yang paling banyak diteliti UT lebih bervariatif antara bidang psikologi Industri dan Organisasi, Pendidikan dan Perkembangan, sementara UGM lebih banyak meneliti bidang Psikologi Pendidikan, Berta Perkembangan.Beberapa subjek yang kurang berkembang meskipun program tersebut dibuka dalam kuliah S2 adalah psikologi sosial pada UI, psikologi kesehatan, psikometri, sosial dan klinis pada UGM, (2) terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam penelitian psikologi dari tahun ke tahun baik di UI maupun UGM, selama rentang waktu 20 tahun, (3) tingkat perkembangan subjek secara keseluruhan sebagian besar merupakan pasangan subjek yang baru muncul yaitu pada periode 1991-2005, (4) selama tahun 1986 - 2005 hanya ada satu subjek yang berkaitan dan selalu diteliti. oleh UT dan UGM yaitu Academic Learning and Achievement.

The development of knowledge can be distinguished and analyzed from inter-relation among the documents which is merely a subject of Bibliometrical analysis. The terra "Bibliometrics" was presented by Pritchard in 1969, he defined bibliometrics as an application of statistical and mathematical method in document appraisal. According to Egghe (1990), "mapping" is a research of making and developing a map of relations between a group of documents based on co-occurrence of their variables: This research is apparently using a descriptive multivariate analytical data technique which means a multidimensional scale and co-classification analysis in order to map Psychological knowledge based on psychology theses in UI and UGM in 1986-2005:
The objectives of this research are: (I) to analyze the fields of Psychology that has been elaborated in psychology theses in UI and UGM, (2) to draw the map of psychological knowledge development based on psychology theses in UI and UGM through co-classification analysis which includes co-occurrence subject, inter-relational subject (jaccard index) and mapping, (3) to devise psychological knowledge development through map-making, and (4) to identify the relation between psychology subject-fields between UI and UGM.
The data was being tabulated by database classification of PsycINFO (MA), to get the classification and subject document code: Then it being analyzed by subject inter-relation, subject development stages and then tabulated and mapped by SPSS ver.13.
The result is: (1) the most frequent psychological subject being elaborated in UI is more various in Industrial and organizational psychology, Education and Development, meanwhile the most frequent psychological-subject being analyzed in UGM is varied in Educational and Developmental Psychology. Some less-developed subjects are Health-Psychology, Psychometrics, Social Psychology and Clinical Psychology in UGM, and Social Psychology even though those subjects have been programmed to Post Graduated Students; (2) there is a significant development in Psychological Research every year both in UI and UGM in the span last 20 years, (3) the stage of the subject development is mainly a couple of newly-appeared subjects among 1991-2005, (4) there is only one single subject inter-related and frequently analyzed and elaborated in the span of year 1986-2005 in UI and UGM, it is Academic Learning and Achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T21121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
150 PER
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ambadar, Zara
DepokR : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993,
R 378.598 Fak
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mursyid Fadilah
"Delapan puluh persen dari kesuksesan yang diraih seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosional (Goleman, 1995). Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengelola emosi dan menjaga keselarasan emosi beserta pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan social (Goleman, 1997). Mahasiswa psikologi Universitas Indonesia memiliki peran sekaligus tuntutan sebagai mahasiswa yang dapat menunjukkan kompetensi yang dimiliki dan koheren dengan aspek keilmuan yang dipelajari. Kemampuan kognitif tidak terpisahkan dari kecerdasan emosional (Goleman, 1998). Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kecerdasan emosional mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode pengambilan sampel accidental sampling. Peneliti menggunakan alat ukur Inventori Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence Inventory) yang merupakan hasil adaptasi alat ukur Sri Lanawati (1999). Penelitian ini melibatkan 171 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukan kecerdasan emosional mahasiswa psikologi Universitas Indonesia berada pada kategori sedang dengan persentase 48%. Selain itu, dimensi kesadaran diri partisipan berada pada kategori tinggi (67,3%), dimensi pengendalian diri berada pada kategori sedang (45,6%). Begitu juga dimensi empati (39,2%), dimensi motivasi diri(42,1%) dan dimensi keterampilan social (48%) pada kategori sedang.

Eighty percent of the someone’s success is determined by emotional intelligence (Goleman, 1995). Emotional intelligence is the ability to manage emotions along with the disclosure of maintaining harmony through self-awareness, self-control, self-motivation, empathy and social skills (Goleman, 1997). Psychology students of University of Indonesia have a role and also demands to be students who can represent coherent competency with the scientific aspects of the study. Cognitive ability is inseparable from emotional intelligence (Goleman, 1998). The purpose of this study is to provide an overview of emotional intelligence Psychology students of University of Indonesia.
This research is a descriptive study using accidental sampling as sampling method. Researchers used Emotional Intelligence Inventory as a measure which was adapted from Sri Lanawati (1999). The study involved 171 Psychology students of University of Indonesia as the participant. The results showed emotional intelligence psychology students at the University of Indonesia is in the middle category (48%). In addition, the dimensions of self-awareness of participants were in the high category (67.3%) and dimensions of self-control in middle category (45.6%). Meanwhile, the dimensions of empathy (39.2%), the dimensions of self-motivation (42.1%) and the dimensions of social skills (48%) are in the medium category.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Ashar Ariyanto
"Bagi mahasiswa motivasi merupakan salah satu aspek mental yang berperan besar bagi keberhasilan proses belajarnya. Motivasinya yang tinggi, iklim motivasi yang positif dan dukungan sosial yang mendorong seseorang antuk berprestasi baik merupakan kondisi yang sangat kondusif bagi keberhasilan mahasiswa.
Namun, apakah iklim motivasi yang ada diantara mahasiswa maupun yang dipersepsi sebagai ada oleh mahasiswa. Benar-benar merupakan iklim motivasi yang positif, belum banyak distudi. Motivational Gravity merupakan konsep yang memfokuskan perhatian pada sejauh mana lingkungan (atasan, rekan, bawahan) seseorang mendorong atau mendukung keberhasilan prestasi.
Studi ini menggali tentang bagaimana gambaran motivational gravity pada situasi kerja dan pada situasi kemahasiswaan. Apakah atasan, baik pria maupun wanita, akan kerja pria maupun wanita akan mendorong atau akan menghambat rekan kerjanya yang menunjukkan prestasi menonjol.Dan pada situasi kemahasiswaan, apakah mahasiswa senior pria maupun wanita dan rekan mahasiswa lainnya akan mendorong atau menghambat rekan mahasiswa tertentu yang berprestasi baik.
Ada 4 kemungkinan kombinasi Motivational Gravity yang bisa terjadi, yang pertama adalah Motivational Gravity positif, yaitu keadaan dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama mendukung keberhasilan rekan yunior lain yang cukup menonjol.
Yang kedua adalah Motivational Gravity negatif, dimana baik atasan/senior maupun sesama rekan kerja/mahasiswa sama-sama menghambat/menekan karyawan/mahasiswa yang prestasinya menonjol tersebut.
Selain itu bisa juga terjadi MG + - ataupun MG - +, di mana antara atasan/senior dan selama rekan kerja/mahasiswa ada yang mendorong dan ada pula yang menghambat.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa F. Psikologi dan F. Teknik - Arsitektur UI. Jumlah responden adalah 148 dari Psikologi dan 80 Bari FT. Arsitektur.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat iklim Motivational Gravity positif pada mahasiswa Psikologi maupun FT. Arsitektur, dalam situasi hubungan antar mahasiswa.
2. Dalam situasi hubungan antar rekan kerja, mahasiswa FT. Arsitektur memiliki iklim Motivational Gravity positif. Namun pada mahasiswa Psikologi tidak demikian. Baik atasan pria maupun wanita dipersepsi sebagai cenderung menghambat rekan kerja wanita yunior yang berprestasi dengan menekan/menghambatnya melalui beberapa cara (MG -+). Selain itu, juga dipersepsi adanya hambatan dari sesama rekan wanita terhadap rekan kerja wanita lain yang berprestasi.
3. Secara keseluruhan, mahasiswa UI menunjukkan iklim Motivational Gravity yang positif terutama dalam hubungan antar mahasiswa. Namun dalam situasi kerja, mahasiswa mempersepsi adanya upaya menghambat rekan wanita yunior yang berprestasi oleh atasannya(pria maupun wanita), dan selain juga ada hambatan (sabotase) dari sesama rekan kerja wanita terhadapnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widjaja
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martha Jaya
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi sekarang ini, selain ada hasil nyata kemajuan jaman,
ada pula dampak-dampak lain. Salah satu dampak yang cukup penting untuk diteliti
secara khusus adalah mengenai peran dan status wanita.
Dalam masa globalisasi ini seluruh umat manusia dituntut umtuk dapat
memperlengkapi dirinya untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Bangsa Indonesia juga dituntut menjadi sumber daya manusia yang baik. Apalagi
dalam negara Indonesia yang sedang menuju era tinggal landas, perempuan dan laki-
laki merupakan aset pembangunan yang perlu mengembangkan potensi yang dimiliki
secala optimal. Namun tantangan globalisasi nampaknya lebih berat dirasakan oleh
wanita daripada oleh pria. Hal ini disebabkan karena wanita masih serba ketinggalan
dalam bidang pendidikan dan teknologi. Tantangan globalisasi dirasakan berat bagi
wanita karena wanita tidak dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan. Wanita tidak terbiasa untuk bertindak dan berpikir mandiri.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan sumber daya wanita
adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan kesempatan buat wanita untuk
mengecap pendidikan lebih tinggi dan kemudian bekerja. Namun justeru nampaknya
wanita dengan pendidikan tinggi lebih banyak memiliki konflik daripada wanita lain.
Konflik yang ada adalah antara keinginan untuk mengembangkan diri melalui
ketrampilan dan pendidikan yang diperoleh di perguruan tinggi dengan keinginan
untuk mengabdikan diri dalam keluarga. Konflik yang dirasakan membuat wanita
harus pandai membagi aspirasinya.
Isi aspirasi perempuan muda yang masih menyelesaikan kuliah di perguruan
tinggi bermacam-macam. Namun jika dilihat dari bidang kehidupan yang dekat
dengan kehidupan perempuan muda, maka isi aspirasi perempuan muda dapat dilihat
dalam lima bidang. Kelima bidang itu adalah aspirasi karir, pendidikan, keluarga
sosial, pribadi. Peneliti ingin melihat aspirasi dalam bidang apa yang paling banyak
ingin dicapai oleh perempuan muda, dalam hal ini mahasiswi Fakultas Psikologi UI.
Berdasarkan semua hal yang telah diuraikan diatas, maka masalah umum
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aspirasi apa yang paling ingin dicapai
oleh mahasiswi fakultas Psikologi Universitas lndonesia?. Manfaat dari penelitian ini
adalah untuk memberikan masukan informasi dalam memahami masalah-masalah
perempuan muda sehingga dapat digunakan untuk keperluan konseling. Khususnya bagi fakultas Psikologi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
pemimpin akademik dalam memberikan pengarahan kepada mahasiswa yang
dibimbingnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-
masukan baru tentang aspirasi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang aspirasi,
tentang dewasa muda, tentang mahasiswa dan tentang pembentukan aspirasi pada
wanita. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas
Psikologi UI , berusia 18-25 tahun. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 100 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang
disusuan sendiri oleh peneliti dalam bentuk force choice. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan perhitungan frekuensi, persentase, ranking, rimus chi-square
dan teknik Cronbach Alpha untuk menghitung reliabilitas dan validitas alat.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan aspirasi pendidikan merupakan
aspirasi yang paling banyak ingin dicapai oleh mahasiswi fakultas Psikologi UI. Di
samping itu ditemukan hasil lain yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan
dalam aspirasi keiuarga dan aspirasi pribadi berdasarkan kelompok suku bangsa,
dalam aspirasi pribadi berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga, dalam aspirasi
sosial dan aspirasi pribadi berdasarkan latar belakang pendidikan ibu. Selain itu
ditemukan dalam bidang karir aspirasi yang paling banyak ingin dicapai adalah
aspirasi untuk bekerja, mencapai jenjang karir yang tinggi dan aspirasi untuk
mendapat promosi jabatan. Dalam aspirasi pendidikan aspirasi yang paling banyak
ingin dicapai adalah aspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan mendapat kesempatan belajar ke luar negeri. Dalam aspirasi keluarga
aspirasi yang paling banyak ingin dicapai adalah aspirasi untuk segera menikah dan
membentuk keluarga dan aspirasi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam aspirasi sosial aspirasi yang palin banyak ingin dicapai adalah aspirasi untuk
aktif dalam organisasi masyarakat dan aspirasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kecil. Dalam aspirasi pribadi aspirasi yang paling banyak ingin dicapai
adalah aspirasi untuk memiliki usaha pribadi dan aspirasi untuk mengembangkan
hobby sampai mencapai prestasi tertentu.
Saran yang hendak diberikan peneliti bagi penelitian selanjutnya adalah agar
menggunakan sampel yang lebih representatif yaitu dengan menggunakan sampel
dari seluruh fakultas dan jurusan, disarankan juga menggunakan alat lain yang dapat
mengukur dimensi lain dari aspirasi seperti dimensi tingkat aspirasi dan dimensi
intensitas aspirasi. Selain itu disarankan juga untuk melakukan penelitian yang dapat
memperlihatkan pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap aspirasi,
penelitian yang dapat memperlihatkan konflik yang ada antara kelima bidang
aspirasi, dan penelitian tentang hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mencapai
aspirasi."
1997
S2538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Nadira
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mengukur penerimaan diri digunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), sementara itu untuk kecemasan menghadapi masa depan digunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Zalenksi (1996) yaitu Future Attitude Scale (FAS). Partisipan dalam penelitian ini adalah 101 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan (r = -0,419).

This research aim to find correlation between future anxiety and selfacceptance among Faculty of Psychology of Universitas Indonesia student. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire developed by Chamberlain and Haaga (2001) was used to measure self-acceptance, while Future Attitude Scale developed by Zaleksi (1996) was used to measure future anxiety. Participants in this research were 101 students of Faculty of Psychology of Universitas Indonesia. Pearson correlation analysis technique was used to answer the research problem. The result showed that there was a negative significant correlation between self-acceptance and future anxiety (r = -0,419)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>