Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulifma Nathalia
"Pendidikan dalam perspektif antropologi adalah sebuah transmisi kebudayaan. Memandang pendidikan (di sekolah) sebagai kebudayaan berarti melihat pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan secara formal dan berkesinambungan, yang terjadi di antara pihak-pihak yang terlibat (dalam konteks sekolah, antara guru dengan guru, murid dengan murid dan administratur) menurut perangkat-perangkat aturan yang baku. Pengetahuan yang diperoleh akan digunakan dalam mewujudkan perilaku untuk menghadapi lingkungan (Saifuddin, 2001: 9). Di dalam proses pendidikan, kurikulum memegang peranan penting sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Saat ini, kurikulum yang berjalan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Tesis ini mencoba mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar. Pelaksanaan KBK dilihat dalam kerangka pemikiran yaitu bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip demokrasi yang terdapat dalam KBK diterapkan dalam proses pembelajaran. Bagaimana prinsip kebebasan dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat, bertindak dan menghargai perbedaan hadir di dalam proses pembelajaran yang tercermin dalam interaksi antara guru dengan murid, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan KB tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatif melalui etnografi di dalam ruang kelas, yaitu studi mengenai proses pendidikan yang terfokus pada interaksi antara guru dan murid di ruang kelas (Hammersley, 1994). Karena interaksi menjadi fokus maka peneliti menjadikan teori interaksionisme simbolik sebagai guide untuk menjelaskan masalah yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terlibat, wawancara dengan pedoman dan studi kepustakaan.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan kurikulum baru telah memberi dampak pada cara guru mengajar dalam proses pembelajaran. Guru kini lebih menghargai pendapat siswa dalam proses belajar. Ada upaya dari guru untuk memberikan pelajaran kepada murid yang membuat murid mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, yaitu dengan cara memberikan tugas praktik. Selain itu guru juga berupaya membangun suasana belajar yang dialogis. Yang diuntungkan dengan adanya KBK. bukan hanya murid tetapi juga guru. KBK memberikan kebebasan kepada guru untuk merancang materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan anak dididiknya. Sudah ada guru yang menerapkan hal ini di tempat penelitian ini dilakukan. Guru tersebut tidak terpaku pada buku ajar, ia mengembangkan sendiri materi pelajaran yang menurutnya sesuai dengan kebutuhan anak didiknya. Adapun pelaksanaan kurikulum berbasis kornpetensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni peran guru, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan KBK serta konsistensi kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi berimpliksi pada dibangunnya proses pendidikan yang demokratis, di mana kebebasan berpikir dan mengeluarkan berpendapat ada di dalamnya. Membangun pendidikan yang demokratis berarti menerapkan nilai-nilai demokrasi di dalam proses pembelajaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yuliana Bernadetta
"Perawat diharapkan untuk selalu mampu mengatasi segala masalah yang dihadapi dan sebagai bagian dari tim pelayanan professional perawat dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya. Pengembangan kompetensi perawat dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas Pendidikan berkelanjutan atau yang biasa disebut dengan Continuing Professionalism Development (CPD). Pandemi mendorong para praktisi untuk merangkul kemajuan teknologi untuk mempertahankan kompetensi melalui webinar untuk tetap menjaga prinsip menjaga jarak. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kompetensi perawat setelah mengikuti CPD dan proses pelaksanaan CPD. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 457 perawat klinis yang berasal dari perawat seluruh Indonesia. Sampel diambil dengan Teknik simple random sampling. Data diambil melalui g-form menggunakan kuisioner yang diadaptasi dari A Framework for Synchronous Web-Based Professional Development: Measuring the Impact of Webinar Instruction dan The Development of Nursing Competencies in Student Nurses in Turkey. Data dianalisis dengan menggunakan uji Spearman Rho/Kendall tau c dan regresi logistik . Hasil analisis menunjukan ada hubungan signifikan antara Continuing Professionalism Development (CPD) melalui webinar dan kompetensi perawat (p= 0.000). Hasil penelitian dapat dijadikan bahan acuan untuk pemangku kepentingan dan penyelenggara webinar karena dari penelitian ini didapatkan bahwa dari kataristik perawat hanya tingkat pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan untuk mengikuti CPD melalui webinar p value < 0.05 sedangkan kataristik perawat lainnya tidak memiliki pengaruh. Dan dari kateristik perawat dan kegiatan pelaksanaan CPD mempengaruhi kompetensi didapatkan hanya sebesar 46.4% dan selebihnya dipengaruhi faktor diluar kataristik perawat.

Nurses are expected to always be able to overcome all the problems faced and as part of the professional service team, nurses are required to always improve their professionalism. The development of nurse competence can be done by improving the quality of continuing education or what is commonly referred to as Continuing Professionalism Development (CPD). The pandemic encourages practitioners to embrace technological advances to maintain competence through webinars to maintain the principle of social distancing. The purpose of this study was to identify the competence of nurses after participating in CPD and the process of implementing CPD. The research design used a quantitative descriptive method with a cross-sectional approach. The number of samples was 457 clinical nurses who came from nurses throughout Indonesia. Samples were taken by simple random sampling technique. Data was collected through a g-form using a questionnaire adapted from A Framework for Synchronous Web-Based Professional Development: Measuring the Impact of Webinar Instruction and The Development of Nursing Competencies in Student Nurses in Turkey. Data were analyzed using Spearman Rho/Kendall tau c test and logistic regression. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between Continuing Professionalism Development (CPD) through webinars and nurse competence (p= 0.000). The results of the study can be used as reference material for stakeholders and webinar organizers because from this study it was found that from the nurse's characteristics only education level had an influence on activities to take part in CPD through webinar p value < 0.05 while other nurses' characteristics had no effect. And from the characteristics of nurses and CPD implementation activities that affect competence, it was found that only 46.4% and the rest were influenced by factors outside of nurses' characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ety Farida
"Organisasi masa depan akan di bentuk di sekeliling manusia. Akan lebih sedikit penekanan pada tugas-tugas sebagai satuan-satuan untuk membangun organisasi. Hal ini berarti, perhatian akan lebih dipusatkan pada kompetensi manusia. Jika kita menggunakan manusia sebagai satuan pembangun organisasi, maka apa yang akan di bawa ke pekerjaan, yaitu kompetensi akan menjadi sangat penting.
Kompetensi merupakan faktor kunci penentu bagi seseorang dalam menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan faktor kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi. Kompetensi merupakan hal baru bagi PT Mincom Indoservices (PTMI). Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di PTMI. Dengan menggunakan metode penelitian evaluasi, penulis mencoba menganalisis model kompetensi konsultan di PTMI beserta penilaian dan penerapannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kompetensi di PTMI dibuat berdasarkan kebutuhan organisasi yaitu untuk menetapkan standar kemampuan konsultan (skill set) guna penempatan dan penugasan konsultan (project assignment). Terdapat beberapa permasalahan dalam penilaian dan penerapan kompetensi di PTMI.
Permasalahan dapat diminimalkan dengan menerapkan beberapa saran seperti memperbaiki instrumen penilaian, membuat sistem dan prosedur baku, dijelaskan maksud dan tujuan pen ilaian, penilai diberikan pelatihan, kedua belah pihak harus meningkatkan kualitas hubungan dan kualitas komunikasi, adanya komitmen dari project manager untuk menerapkan kompetensi, adanya dukungan dari manajemen puncak, adanya monitoring terhadap pelaksanaan program dan adanya evaluasi setelah implementasi pertama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Suryawati Endaningsih
"Dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 pasal 29 menyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki STR sesuai sertifikat kompetensi yang dimiliki. STR berlaku lima (5) tahun. Jika sampai masa berlaku STR habis dokter atau dokter gigi tidak melakukan registrasi ulang, akan kehilangan kewenangan untuk melakukan praktik kedokteran. Sanksi bagi yang menjalankan praktik dengan sengaja tanpa STR dan surat ijin adalah denda maksimal Rp 100 juta ( pasal 75). Hasil pencapaian registrasi ulang belum 100%.
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan dan analisis untuk menyusun rekomendasi (analysis of policy dan analysis for policy) registrasi ulang dokter dan dokter gigi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk analisis data digunakan model content analisis diolah dengan pendekatan model Patton Savicky dengan kriteria boulton disajikan berdasarkan analysis of policy dan analisis for policy sebagai rekomendasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa dokter dan dokter gigi kurang bersedia melakukan registrasi ulang karena : alur sertifikasi kompetensi untuk persyaratan registrasi ulang terlalu panjang, pemenuhan persyaratan terlalu sulit, pengisian borang borang terlalu banyak, pengumpulan SKP untuk memperoleh sertifikat kompetensi bagi registrasi ulang kurang menilai kompetensi (skill) lebih untuk menilai administrasi, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi membutuhkan biaya dan hanya untuk peningkatan pengetahuan (knowledge) bukan untuk meningkatkan keterampilan (skill), proses penerbitan sertifikat kompetensi dan STR ulang menjadi terlalu lama.Kesimpulannya, implementasi kebijakan registrasi ulang dokter dan dokter gigi kurang efektif pelaksanaannya karena dipengaruhi oleh peraturan itu sendiri, upaya dokter atau dokter gigi, institusi yang melaksanakan kebijakan serta kondisi lingkungan.
Peneliti menyarankan agar mengembangkan sistem registrasi, meningkatkan komitmen, meningkatkan otoritas KKI, meningkatkan resources, meningkatkan pemahaman dan kesepakatan terhadap tujuan dan stakeholder agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan.

According to the Law Number 29 in 2004 article 29 States that every doctors and dentists who conduct medical practices in Indonesia must have a certificate of competence in accordance STR owned .STR is expired after five (5) years. If until the expiration date of STR, doctor and dentist do not apply for the re-registration, so doctors or dentists will loss their authority to conduct medical practices. The consequence for doctors and dentists who running practice without STR and licence intentionally is a fine of up to Rp 100 million (article 75). The achievements of re-registration have not been 100% yet.
This study aimed to analysis the policy and analysis to make recomendations for reregistration policy of doctors and dentists in Indonesia. This study used qualitative approach and for data analysis using the content analysis model, prepared by "Patton Savicky model approach with Boulton criteria based on the analysis of policy and analysis for policy as a recommendation.
The study has found that doctors and dentists are less willingness to be registered as the competencies certification flow for the reregistration are too long, too difficult STR making requirements, too many forms must be fulfilled, the SKP activity colllecting to have competence certificate for the reregistration is not to assess the competencies (skills) but to assess the administration, education and training organized by professional organizations to expensive and only for knowledge increase, not for the skills the,and the waiting time for STR publishing is too long. To sum up, the implementation of the re-registration policies of doctors and dentists have not performed well because it was influenced by the re-registration policy and efforts of the doctors and dentists and institutions in implementing the policy and environmental circumstance.
Researchers suggests to develop a registration system, to increase the commitment, to improve KKI authority, increase resources, to increase the understanding and agreement on goals and stakeholders in order to improve the guidance and supervision
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dely Ismaya
"Penelitian ini membahas tentang kompetensi pustakawan layanan rujukan serta bagaimana kompetensi tersebut mendukung fungsi yang dilakukan oleh pustakawan layanan rujukan di Pustaka Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi apa saja yang dimiliki oleh pustakawan layanan rujukan serta mengidentifikasi fungsi yang telah dilakukan pustakawan dalam pengelolaan layanan rujukan di Pustaka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan layanan rujukan di Pustaka memiliki kompetensi yang sesuai berdasarkan kompetensi pustakawan rujukan dari RUSA. Kompetensi yang dimiliki tersebut mendukung terlaksananya fungsi pustakawan layanan rujukan di Pustaka.

This research discusses the competence of reference librarians as well as how those competencies support the functions performed by reference librarians in Pustaka Bogor. This study aims to describe the competencies of all reference librarians and identify the functions that librarians have done in the management of reference services in Pustaka. This research is a qualitative research with descriptive method.
The result of this study indicates that the reference librarians in Pustaka have appropriate competencies based on the competence of reference librarians from RUSA. The competence owned support the implementation of reference librarians function in Pustaka.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Nurhasanah
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan ( Poltekkes Kemenkes ) Jakarta III tahun 2011. Penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian ini terdiri dari, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan (Kapusdiklatnakes, Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Ketua Jurusan Keperawatan , Ketua Program Studi Keperawatan kimia 17, Ketua Program Studi Keperawatan Anestesi, Ketua Program Studi Keperawatan Persahabatan, Dosen 3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III dan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pada aspek kontek, komitmen manajemen dan jajarannya dalam melaksanakan KBK terlihat bersungguh-sungguh, dibuktikan dengan tekad yang kuat dan semangat dalam menjalankan Kurikulum Berbasis Kompetensi melalui menjalin komunikasi yang terbuka, mengadakan pelatihan-pelatihan, workshop, perhatian terhadap aspek input berupa pemenuhan kebutuhan dari manajemen pelaksana, berupa sarana prasarana, walaupun belum seperti yang diharapkan. Proses pelaksanaan yang direspon positif oleh dosen dan mahasiswa dengan dibuktikan semangat dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar juga stakeholder dibuktikan dengan respon terhadap produk yang dihasilkan dengan menjadikan lulusan sebagai karyawannya dan tingkat keberhasilan dalam mengikuti evaluasi semester dengan nilai tertinggi sempurna = 4 oleh mahasiswa dari tingkat III Program Studi Persahabatan dan terendah = 3.41 dari Program Studi Keperawatan Kimia 17 dan Keperawatan Anestesi.

This thesis discusses the implementation of Competency Based Curriculum (CBC) in the Department of Health Ministry of Health Nursing Polytechnic (Polytechnic Kemenkes) Jakarta III in 2011. This is a qualitative research study with a phenomenological approach. This study sample consisted of, Head of Education and Training of Health Workers (Kapusdiklatnakes, Director of the polytechnic Kemenkes Jakarta III. Chairman of the Department of Nursing, Chief Nursing Studies Programme chemistry 17, Chairman of the Anesthesia Nursing Program, Chairman of the Friendship of Nursing Studies Programme, Department of Nursing Polytechnic lecturer 3 Kemenkes Jakarta III and Student Programs Nursing Polytechnic Kemenkes Jakarta III.
The study states that the aspect of context, the commitment of management and staff in implementing the CBC looks serious, as evidenced by a strong determination and zeal in carrying through the Competency-Based Curriculum to establish open communication, conduct trainings, workshops, attention to aspects of the input needs of executive management, in the form of infrastructure, although not as expected. the process of implementing a positive response by faculty and students with a demonstrated passion for teaching and learning activities are also stakeholders evidenced by response to the products produced by making the graduates as employees and the level of success in following the evaluation of the semester with the highest value of perfect = 4 by students from level III Friendship Studies Program and the lowest = 3.41 of Nursing Studies Program of Chemistry 17 and Nursing Anesthesia.
"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mengembangkan model Link and Match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Research and Development. Studi pengembangan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: (1) Studi pendahuluan, (2) Pengembangan Model, dan (3) Uji validasi model. Pada tahap studi pendahuluan, meliputi kegiatan: (a) Studi literatur, (b) Identifikasi karakteristik kompetensi kerja keahlian Tata Graha, (c) Telaah pembelajaran Tata Graha di SMK. Tahap pengembangan model, meliputi kegiatan: (a) Merancang desain model link and match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK, (b) Mengembangkan program pembelajaran Housekeeping, (c) Uji coba desain model. Pada tahap uji validasi model meliputi kegiatan: (a) Mengimplementasikan model, (b) Mengukur dampak penggunaan model terhadap capaian kompetensi peserta didik pada keahlian Tata Graha di SMK. Subjek penelitian terdiri dari peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran Tata Graha di SMK. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara, observasi dan penilaian hasil belajar. Sesuai dengan tahapan penelitian, maka dihasilkan luaran sebagai berikut: (1) Model Link and Match dengan pendekatan Competency Based Training pada pembelajaran Tata Graha di SMK, (2) Program pembelajaran Housekeeping di SMK kompetensi keahlian Akomodasi Perhotelan."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Handini Lestary
"Permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Penyebab timbulnya masalah sosial dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, budaya, biologis dan psikologis. Indonesia sebagai negara berkembang tak luput dari masalah sosial, tingginya tingkat kemiskinan berdampak pada tumbuhnya berbagai macam masalah sosial lainnya seperti keterlantaran, disabilitas, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Penanganan permasalahan sosial yang ada merupakan tanggung jawab pemerintah. Upaya penurunan permasalahan sosial terus dilakukan salah satunya dengan program Rehabilitasi Sosial yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial Repubik Indonesia. Pelaksanaan program rehabilitasi sosial memerlukan sumber daya manusia dalam hal ini pekerja sosial yang handal. Kondisi pekerja sosial yang ada pada Ditjen Rehabilitasi Sosial secara kuantitas tidak mampu untuk memberikan pelayanan kepada penyandang masalah sosial yang ada. Hal ini menjadi perhatian untuk menangani kondisi tersebut maka perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan kepada pekerja sosial, sehingga menarik peneliti untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai fungsional pekerja sosial pada Ditjen Rehabilitasi Sosial. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan post-postivist dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan dan Focus Group Discussion (FGD) yang seluruhnya dikaitkan dengan konsep Pendidikan dan Pelatihan yang dikemukan oleh Notoadmojo dengan lima dimensi yakni training needs assessment, sasaran pelatihan, isi program, prinsip belajar dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pekerja sosial secara umum telah sesuai dengan teori tersebut. Berdasarkan penjabaran dan penelitian yang telah dilakukan, rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya pemberian diklat secara spesifik sesuai dengan bidang pekerja sosial yang ditangani dan perlu dilakukan pendataan ulang untuk mengetahui kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan pekerja sosial.

Social problems are a phenomenon that appears in the reality of social life. The causes of the emergence of social problems are motivated by economic, cultural, biological and psychological factors. Indonesia as a developing country does not escape from social problems, the high level of poverty has an impact on the growth of various other social problems such as neglect, disability, remoteness, social disability and behavior irregularities, disaster victims, victims of violence, exploitation and discrimination. Handling existing social problems is the responsibility of the government. Efforts to reduce social problems continue to be carried out, one of which is the Social Rehabilitation program conducted by the Directorate General of Social Rehabilitation, Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia. The implementation of social rehabilitation programs requires human resources in this case reliable social workers. The condition of the social workers in the Directorate General of Social Rehabilitation is in quantity not able to provide services to persons with existing social problems. This is a concern to deal with these conditions so education and training for social workers is needed, so that it attracts researchers to analyze how the implementation of education and training of functional social worker employees at the Directorate General of Social Rehabilitation. The study was conducted using a qualitative method with a post-postivist approach and data collection techniques were carried out by interview, documentation, literature study and Focus Group Discussion (FGD) which were all linked to the concept of Education and Training presented by Notoadmojo with five dimensions namely training needs assessment , training objectives, program content, learning and evaluation principles. The results of the study show that the implementation of employee training of social workers in general is in accordance with the theory. Based on the elaboration and research that has been done, the recommendations that can be given include the provision of training specifically in the field of social workers that are handled and re-data collection needs to be done to find out the employee training needs that are appropriate with social workers."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Risna Menda Lovinta
"Peran pemerintah dalam pemberian sertifikasi kompetensi terhadap pekerja sangat dibutuhkan oleh pekerja dikarenakan pentingnya sertifikasi kompetensi kerja sebagai sarana meningkatkan daya saing tenaga kerja di Indonesia. Sistem sertifikasi kompetensi dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja asing sekaligus dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan penghargaan industri pada tenaga kerja dengan kualifikasi kompetensi tertentu. Tesis ini menjelaskan dan menganalisis berkaitan dengan pengaturan sertifikasi kompetensi, pelaksaanan sertifikasi kompetensi dalam rangka peningkatan professionalitas pekerja dan pelaksaanaan pengaturan sertifikasi kompetensi berkaitan dengan professionalitas pekerja. Metode penelitian yang digunakan didalam tesis ini adalah metode penelitian normatif yang mengacu pada kaidah hukum dan peraturan perundang-undangan. Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa beragamnya pengaturan berkaitan dengan sertifikasi kompetensi kemudian mengakibatkan ketidakpaduannya pelaksanaan sertifikasi kompetensi di tataran implementasi. Salah satu masalah yang muncul adalah besarnya biaya sertifikasi kompetensi bahwa sertifikasi kompetensi bukan sebatas formalitas melainkan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bisnis. Dengan adanya sertifikasi kompetensi pekerja memahami standar melakukan pekerjaan yang baik sesuai bidangnya. Dikarenakan sebelum mendapatkan sertifikat kompetensi kerja pekerja tersebut harus mengikuti pelatihan bekerja dengan baik dan professional sehingga melalui sertifikasi kompetensi dapat meningkatkan profesionalitas pekerja dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi seharusnya diwajibkan kepada pekerja serta wajib didukung oleh pemerintah melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi dikarenakan dalam menghadapi persaingan global sertifikasi kompetensi sangat dibutuhkan oleh pekerja.

The role of the government in providing competency certification to workers is needed by workers because of the importance of work competency certification as a means of increasing the competitiveness of the workforce in Indonesia. The competency certification system can be used as a means to improve the competitiveness of Indonesian workers so that they can compete with foreign workers as well as can be used as a means to increase industry appreciation for workers with certain competency qualifications. This thesis explains and analyzes related to competency certification arrangements, the implementation of competency certification in order to improve worker professionalism and the implementation of competency certification arrangements related to worker professionalism. The research method used in this thesis is a normative research method that refers to legal rules and regulations. The results of this thesis show that various arrangements related to competency certification then result in incompetency certification implementation at the implementation level. One of the problems that arises is the high cost of competency certification that competency certification is not just a formality but aims to improve business competence. With the certification of competence, workers understand the standards of doing a good job according to their fields. Because before getting a work competency certificate, these workers must attend training to work well and professionally so that through competency certification they can improve the professionalism of workers and can achieve the goals set by the company. The implementation of competency certification should be mandatory for workers and must be supported by the government through the National Professional Certification Agency and Professional Certification Bodies because in the face of global competition, competency certification is needed by workers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Competency-based teaching model is an important aspect in increasing students achievement. By using this model, the quality of teaching and learning process can be improved. In teaching chemistry, competency-based teaching model is more stressed on basic competencies the students should have. The students have to comprehend the main concept or principles if chemistry subject matters. The problem is what kind of competency-based teaching model that is appropriate for use in increasing students achievement. This research develops and investigate four models of competency-based teaching, such as competency-based teaching models of concept attainment, problem solving, inquiry training and cooperative learning approach. The research was carried out on 40 students for each class I,II dan II SMA Negeri 5 Padang. The result of the study showed that the implementation of four teaching models can increase students a achievement in chemistry subject. It can be concluded that the implementations of competency-based teaching model can improve students achievement at secondary High School."
2006
370 JPUNP 29:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>