Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Thresna Biyanti
"Penelitian ini mengangkat masalah aplikasi dari strategi short-run momentum (momentum) dan long-run reversal (Contrarian). Uji test yang dilakukan merupakan pengembangan dari model behavioral dari Daniel, Hirshleifer, dan Subrahmanyam (1998, DHS) dan Hong dan Stein (1999, HS). Dimana kedua penelitian tersebut masing-masing mengetengahkan penjelasan potensial mengenai kedua strategi perdagangan di atas terhadap stock return. Kedua model dari DHS dan HS menganalisis kemungkinan profit yang dihasilkan dari strategi lagged return berkaitan dengan kondisi pasar yang sedang berjalan (the state of the market).
Pada penelitian keduanya diatas ditemukan bahwa momentum profit secara ekslusif mengikuti kondisi market gain dan contrarian profit lebih kuat mengikuti kondisi market losses.
Penelitian yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta dengan periode waktu Januari 1998 hingga Desember 2001 membawa basil yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Dengan membuat simulasi portfolio berdasarkan strategi lagged return, dengan membedakan periode K (6, 12, dan 24) bulan, penulis mendefinisikan portfolio loser dan winner untuk masing-masing periode. Matra didapatkan untuk strategi portfolio 6 bulan terdapat 27 portfolio; masing-masing 9 portfolio loser, 9 portfolio winner, dan 9 portfolio winner-loser. Untuk Strategi portfolio 12 bulan terdapat 12 portfolio; 4 portfolio winner, 4 portfolio loser dan 4 portfolio winner-loser. 1Jntuk strategi portfolio 24 bulan terdapat 3 portfolio; 1 portfolio loser, 1 winner, dan 1 portfolio winner-loser.
Pengukuran kinerja dari ketiga jenis portfolio tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga model, yaitu ; CCRs (Continous Cumulative Return of Stocks), CAP Alpha dan lama-trench Alpha.
Hasil akhir menunjukkan bahwa strategi momentum dengan representasi portfolio 6 bulan dan 12 bulan dalam full sample period secara ekslusif mengikuti market gain (UP market), begitu juga dengan strategi contrarian yang diwakili oleh portfolio 24 bulan. Akan tetapi pada kondisi market loss (DOWN market) strategi momentum tidak terlihat signifikan mengikuti kondisi tersebut. Penemuan ini mengemukakan bahwa teori behavioral yang ada tidak dapat menjelaskan secara penuh mengenai kompleksitas fenomena strategi momentum dan contrarian."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramina Mersiana
"Penelitian ini menyelidiki keberadaan contrarian profit dan sumber-sumber dari profit tersebut pada Bursa Efek Jakarta. Analisa empirisnya menjelaskan tentang dekomposisi dari contrarian profit yang bersumber dari reaksi common factor, overreaction pada firm specific information, dan profit yang tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut. Hai ini mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Jegadesh dan Titman (1995).
Dalam penelitian ini, yang akan diamati adalah: (i) sub-sampel yang diurutkan berdasarkan ukuran yang telah disesuaikan setiap tahunnya, serta (ii) mencari sumber dari penelitian apakah contrarian profit berhubungan dengan musim Januari (January Effect).
Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketika komponen Januari di keluarkan dari penelitian, kontrarian profit di BEJ lebih terpengaruh pada sumber common factor daripada reaksi firm specific overreaction. Hal ini menunjukan adanya reaksi fenomena yang tertunda di BEJ terbatas pada pengaruh komponen januari.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa: (1) Contrarian profit lebih bereaksi terhadap current return. (2) overreaction/ underreaction terhadap firm specific overreaction common factor lebih banyak memberikan kontribusi contrarian profit kepada kelompok saham besar. (3) Kelompok saham besar dilihat dari nilainya yang paling besar menunjukkan bahwa kelompok saham ini undefined terhadap contrarian profit.
Hasil penelitian ini akan lebih kuat apabila peneliti diberikan kesempatan untuk mengembangkan variasi waktu dalam faktor sensitifitas."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Mangasi
"Berdasarkan banyak hasil-hasil penelitian yang ada dan pendapat masyarakat umumnya, pasar modal di Indonesia masih belum efisien (weak form of efficient market hypothesis) dan oleh karenanya itu diduga bahwa strategi investasi berbasis data historis masih relevan diaplikasikan. Oleh karena itu, maka penelitian ini mengangkat fenomena momentum saham yang saat ini sedang ramai diperdebatkan di duna keuangan mengenai profitabilitas dan sumber-sumber penyebabnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan long-term momentum hypothesis bertujuan untuk menguji dan menganalisis : profitabilitas momentum saham dan eksistensi hipotesis momentum dari long-term momentum hypothesis serta faktor-faktor apakah yang mempengaruhi momentum saham di Bursa Efek Jakarta.
Guna pencapaian tujuan di atas, maka penelitian ini melakukan observasi terhadap tiga strategi momentum, yaitu : high momentum strategy (HMS), low momentum strategy (LMS) dan original momentum strategy (OMS) pada periode Juli 1997 sampai dengan September 2002 menggunakan data saham pada periode April 1994 sampai dengan Oktober 2003. Portfolio momentum dibentuk sebanyak 4 buah secara two-stage sorting atas dasar past long-term return dan past short-term return dan 2 buah secara one-stage sorting atas dasar past short-term return. Ke-enam portfolio tesebut kemudian digunakan untuk membentuk ke tiga strategi momentum di atas yang diinvestasikan selama 3, 6, 9 dan 12 bulan periode holding. Profitabilitas momentum diuji dengan metode one-sample T test (one tail), hipotesa momentum diuji dengan metode paired-sample T test (one tail) dan analisis somber penyebab momentum dilakukan dengan model regresi tiga-faktor Fama dan Franch (1996) serta untuk tujuan perbandingan basil maka dilakukan analisis yang sama terhadap sub-sample periode Juli 1997 sampai dengan Agustus 1999 dan September 1999 sampai dengan September 2002 yang merupakan representasi dari down dan up market di pasar modal Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas strategi momentum di BEJ adalah iemah. HMS dan LMS memiliki profitabilitas yang signifikan menguntungkan untuk periode holding 12 bulan selama periode penelitian September 1999 sampai dengan September 2002 dengan raw profit sebesar 11,87 % dan 12,18 % per tahun. Tetapi setelah diadjust dengan model Fama dan French, tidak ada lagi profitabilitasnya meskipun nilai excess return HMS masih positif (tidak signifikan)
Hipotesis momentum dari long-term momentum hypothesis yang mengatakan bahwa HMS lebih profitable dari LMS dan OMS serta bahwa LMS lebih menguntungkan dari OMS tidak terbukti (pada a = 5%) pads semua sampel penelitian.
Akhimya, sama dengan penelitian terdahulu di luar negeri, model tiga faktor Fama dan French tetap tidak mampu dalam menjelaskan phenomena momentum di Bursa Efek Jakarta.

According to results of financial literature that stock exchange in Indonesia is inefficient (weak form of efficient market hypothesis); the investment strategy based on historical data of stocks is still applicable to make money. Therefore, the purpose of this research is to provide empirical study of momentum profitability, existence of momentum hypothesis and to try to reveal economic sources of momentum phenomena in Jakarta Stock Exchange.
In order to achieve this objective, this research investigated three momentum strategies: (1) high momentum strategy (HMS), (2) low momentum strategy (LMS) and (3) original momentum strategy (OMS) on July 1997 to September 2002 period, based on the universe of JSE stocks data of April 1994 to October 2003.
To form four extreme portfolios, these strategies needed a two-stage procedures base on two consecutive compound returns: past long-term return and past short-term return to form HMS and LMS. On the other hand, a one-stage procedures of past short-term return to form OMS. These three strategies were then implemented into 3, 6, 9 and 12 months holding period.
For the empirical test of momentum profitability, this research used one-sample T test (one tail), and to test superiority in momentum hypothesis, we used paired-sample test (one tail). Three-factor Fama & French (1996) was used to test and to analyze explanatory variables of momentum (as economic sources). And to get some extension, analysis was expanded to sub-period: July 1997 to August 1999 as a down-market, and September 1999 to September 2002 as an up market in JSE.
The main results of this research is that momentum profitability in JSE is weak and most of them are not significant to make profit, except for HMS and LMS is profitable for up market period for 12 month-holding period with raw return 11,87 percent and 12,18 percent annually.
Secondly, empirical result of superiority performance of long-term momentum hypothesis does not significantly exist in JSE.
Finally, none of these new findings is consistent with financial-distress premium hypothesis of Fama and French (1996) since their three-factor model failed to account for them.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Kartono Wardoyo
"Perkembangan pasar modal belum terlihat dalam sistem moneter dan perekonomian di Indonesia sampai dengan akhir Pelita I, padahal di pihak lain perkembangan dunia perbankan mulai tampak sejak awal Pelita I dengan diaktifkannya program tabungan masyarakat dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Semakin berkembangnya dana untuk kebutuhan pembangunim maka pemerintah antara tahun 1974 1976 mengadakan penelitian tentang kemungkinan dibukanya kembali pasar modal di Indonesia dan pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan pasar modal diresmikan oleh Presiden R.I.
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) yang didirikan pada waktu itu mendapat tugas unt uk menyei enggarakan tiursa dan memonitor kegiatannya. Bapepam ini mempunyai tugas ganda yaitu. sebagai penyelenggara bursa (stock exchange) dan juga sebagai pengelola dan pengawas pasar modal (security and exchange commision). Lazimnya kedua fungsi ini dilaksanakan oleh dua badan yang berbeda. Bursa diselenggarakan oleh pihak swasta, sedangkan pengelolaan dan pengawasan diselenggarakan pemerintah.
Pada waktu i tu 1 dalam rangka mendorong perusahaan untuk go public 1 pemerintah menyediakan berbagai fasilitas perpajakan bagi para emiten, pialang dan para investor. Namun ternyata kehadiran bursa efek tidak begitu menarik bagi dunia usaha. Sampai dicabutnya kembali fasilitas perpajakan pada awal 1984 (dengan diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan baru) juinlah emiten hanya tercatat 23 perusahaan yang menjual sahain dan tiga perusahaan yang menjual obligasi. Pada saat mi jumlah dana masyarakat yang terserap melalui emisi saham Rp. 111,7 milyar dan melalui emisi obligasi. Rp. 104,9 milyar, sehingga jumlah seluruhnya adalah Rp. 216,6 milyar.
Perkembangan pasar modal dalam suatu negara tidak terlepas dari sejarah perkeinbangan negara itu sendiri, khususnya perkembangan ekonoini. Pasang surutnya pasar 'modal sangat ditentukan oleh perkeinbangan situasi ekonoini ditambah situasi politik suatu negara. Gejolak harga saham di pasar modal ini pada pelbagai negara tidak selalu seiring dan sejalan. Di suatu negara, arah atau trend naik sangat curam, namun di negara lain naik biasa-biasanya saja, atau bahkan sebaliknya, walaupun ada iriteraksi antara sesama pasar modal diberbagai negara sebagai akibat hubungan ekônomi internasional.
Indikator ekonoini seperti tingkat bunga umuin, surplus perdagangan luar negeni, nilai kurs mata uang asing, tingkat inflasi dan sebagainya, tekanannya berbeda-heda pada tiap-tiap negara, padahal indikator ekonomi sangat berpengarub dan berperan besar dalam kegiatan pasar modal. Indikator ekonomi mi berubah-ubah dari waktu ke waktu yang harus selalu diikuti, sehingga dampaknya kepada pasar modal juga akan berubahubah. Perubahan-perubahan di pasar modal merupakan informasi yang harus disebar-luaskan. Kecepatan penyebaran informasi tersebut nierupakan salah satu penilaian tentang efisiensi pasar modal.
Uraian tersebut di atas mendorong untuk mengadakan penelitian tentang Pasar Modal -dan Perkembangannya di Indonesia. Penelitian ini menghadapkan kegiatan pasar modal beserta teori-teori yang mnendukungnya dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, hainbatan-hamnbatan dan tantangan-tantangan. Selanjutnya diakhiri dengan pembahasan, kesimapulan dan saran yang kiranya dapat memberikan sumnbangan pada perkembangan pasar modal Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T9623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyo Pramono
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001
332.6 NIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
330 WABPLK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyo Pramono
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997
332.6 NIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Satria Kurniawan
"Terdapat cukup banyak pelanggaran di pasar modal yang merugikan investor dan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyusun sistem disgorgement sesuai POJK Nomor 65/POJK.04/2020 dan SEOJK Nomor 17/SEOJK.04/2021. Saat ini belum pernah ada kasus yang mengimplementasikan sistem disgorgement sesuai POJK Nomor 65/POJK.04/2020. Penelitian ini fokus pada komparasi sistem disgorgement yang diimplementasikan di Amerika, Inggris dan Indonesia serta studi kasus pelanggaran yang pernah terjadi sebelumnya, yang hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan bagi OJK dalam mengimplementasikan disgorgement sesuai kasus konkret di Indonesia Penelitian menggunakan metode yurudis normatif dengan data primer dan data sekunder, perbandingan sistem disgorgement pada Otoritas di Amerika, Inggris dan Indonesia. Ketentuan disgorgement telah banyak diterapkan oleh SEC dan FCA serta berhasil mengembalikan dana kepada investor dalam jumlah besar. Ketentuan disgorgement di Amerika dan Inggris tidak hanya berlaku di pasar modal, namun juga berlaku di perbankan, ritel, asuransi dan gratifikasi. Sampai dengan tesis ini disusun belum ada penerapan ketentuan disgorgement di Indonesia oleh OJK. Berdasarkan analisa penulis, terdapat beberapa contoh kasus hukum di masa lalu yang apabila telah terdapat ketentuan disgorgement maka dapat diterapkan pada kasus-kasus tersebut. Terdapat beberapa kesamaan dan kelebihan peraturan OJK, namun demikian dalam peraturan POJK masih terdapat beberapa kriteria untuk dikembangkan dan diatur kembali oleh OJK.

Numerous infractions of capital market regulations harm investors and the broader public. The Financial Services Authority (OJK) has established a disgorgement mechanism in line with POJK No. 65 (POJK.04/2020) and SEOJK No. 17 (SEOJK.04/2021). POJK Number 65/POJK.04/2020 indicates that a disgorgement process has never been executed. This paper focuses on a comparison of the disgorgement mechanisms implemented in the United States, the United Kingdom, and Indonesia, together with case studies of earlier infractions. The results are anticipated to inform the OJK's application of disgorgement monies based on Indonesia's particular circumstances. This study uses normative legal methods with primary and secondary data, a comparison of the disgorgement systems in the United States with, the United Kingdom and Indonesia. The SEC and FCA have successfully implemented disgorgement requirements on a massive scale. In the United States and the United Kingdom, prohibitions on disgorgement apply not just to the capital market, but also to banking, retail and other. When this thesis was published, the OJK in Indonesia had not yet established disgorgement legislation. According to the author's research, a number of court cases in the past can be may be used a disgorgement clause. OJK rules have many parallels and benefits with POJK norms, however OJK must yet construct and restructure a number of POJK standards."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fachruddin
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk menguji efisiensi pasar modal di Indonesia dalam hal ini adalah pasar saham-saham syariah. Pengujian efisiensi pasar dilakukan melalui pengamatan reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh emiten. Jadi akan dilihat apakah pengumuman laporan keuangan tahunan mengandung informasi yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar syariah, kemudian dilanjutkan dengan melihat bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan metode event study dan market model untuk melihat hasil abnormal return.Berdasarkan data-data yang sudah diolah, didapatkan hasil sebagai berikut, reaksi terhadap pengumuman laba naik tampak nilai AAR beraksi negatif sejak t -7. Pada t 0 (-0.00813) reaksi tetap negatif walaupun informasi yang dikeluarkan merupakan berita baik. Pada t 2 (0.00384) pasar bereaksi positif tapi tidak signifikan dan kembali negatif pada t 3 (-0.00899), t 4 (-0.00447) dan t 7. Reaksi terhadap pengumuman laba menurun tampak nilai AAR menunjukkan nilai neatif dari t -7 (-0.00095), t -6 (-0.01678), t -3 (-0.00142), t -2 (-0.01232), t 0 (-0.01470), t 1 (-0.01368), t 4 (-0.01597), t 5 (-0.0006) dan t 7 (-0.00160). Nilai positif terjadi pada t -5, t -4, t -1 (0.00631), t 2 (0.00154), t 3 (0.00422), t 6 (0.00193)
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah laporan keuangan kurang berhubungan dengan perkembangan harga saham, reaksi pasar terhadap informasi kenaikan laba ternyata bersifat negatif, sedangkan reaksi pasar terhadap informasi penurunan laba bersifat negatif.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Widjaja
"Secara historis trusts adalah produk dari sistem equity, yang berada di luar sistem common law, yang hanya dikenal dalam tradisi hukum Anglo Saxon. Dengan konsepsi yang demikian, berani trusts tidak akan pernah ditemukan padanannya dalam tradisi hukum Eropa Kontinental, yang hanya mengenal satu sistem saja, yaitu sistem peradilan yang berdasarkan hukum. Namun demikian penelilian menunjukkan bahwa meskipun tradisi hukum Eropa Kontinental tidak mengenai sistem equity, prinsip-prinsip equity telah dikenal luas dan dapat ditemukan dalam kitab undang-undangnya. Salah satu produk equity dalam tradisi hukum Eropa Kontinental adalah juducial yang berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik yang dikemukakan dalam penelitian ini serupa dengan trust. Bentuk-bentuk pranata hukum dalam tradisi hukum Eropa Kontinental yang mengandung unsur fiducia selanjutnya dikenal dengan nama trusts like institution atau civil law trusts.
Di samping itu, globalisasi yang terjadi juga telah menyebabkan masuknya, dipinjamnya, dipergunakannya, dan ditransplantasikannya trusts ke dalam kitab undang-undang seperi di Quebec, atau undang-undang tersendiri seperti di negara Cina, yaitu negara-negara yang semula bertradisi hukum Eropa kontinental. Indonesia sebagai negara yang bertradisi hukum Eropa Kontinental, karena penjajahan oleh Belanda selama tiga ratus lima puluh tahun, ternyata juga telah mengadopsi pranata serupa trusts dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagangnya yang merupakan konkordan dari kitab serupa di Belanda waktu itu. Selain itu masuknya institusi pasar modal dari Amerika Serikat ke Indonesia, juga telah memasukkan pranata trusts dalam pasar modal ke dalam sistem hukum Indonesia. Dengan demikian. Indonesia telah mengalami dua kali transplantasi ?trusts?, yaitu transplantasi pranata serupa trusts pada masa penjajahan, yang ada dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagangnya, dan transplantasi trusts dalam Undang-Undang Pasar Modal. Disertasi ini dengan mempergunakan metode perbandingan hukum, berdasarkan fungsi dan ciri-ciri, menganalisis dan menunjukkan bahwa ternyata kedua bentuk transplantasi hukum tersebut dapat hadir berdampingan, oleh karenya keduanya memiliki ciri-ciri dan karakteristik trusts yang netral, sebagairnana ditentukan dalam Hague Convention on the Law Applicable to Trusts and on Their Recognition, yaitu trusts yang tidak lagi berpangkai pada keberadaan sistem equity yang hanya ada pada tradisi hukum Anglo Saxon.
Disertasi ini juga membuktikan bahwa sampai sejauh ini pendapat Watson adalah benar. Pertama, dalam transplantasi hukum, yang ditransplantasikan adalah ide, substansi dan strukturya, yang dapat dipelajari, serta bukan sistem hukum itu sendiri. Kedua, produk transplantasi selalu berbeda dari asalnya oleh karena produk hasil transplantasi selalu menyesuaikan diri dengan sendirinya pada negara di mana transplantasi dilakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D1068
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>