Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buyung Nazeli
"Kesenjangan pengembangan karir perawat klinik dalam jenjang jabatan struktural di RS Mohamad Ridwan Meuraksa, merupakan sesuatu yang kurang sesuai dengan konsep pembinaan karir. Kesempatan pengembangan karir perawat klinik PNS terbatas bila dibandingkan dengan perawat klinik militer. Disisi Iain pengembangan karir melalui jalur karir fungsional belum jelas, yang diperlukan dalam pengembangan karir terutama perawat klinik PNS, karena dengan adanya jalur karir fungsional akan menempatkan perawat klinik sesuai dengan peran dan fungsinya di rumah sakit, dengan harapan akan meningkatkan kinerja dan mute pelayanan.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa Jakarta dengan metode penelitian kualitatif. Data sekunder diperoleh dan telaah dokumen serta data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pimpinan Rumah Sakit dan suprasistem sampai dengan perawat pelaksana dilapangan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pola karir yang efektif untuk pengembangan karir perawat klinik di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa.
Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa memiliki tenaga keperawatan berjumlah 189, yang berstatus perawat klinik berjumlah 178 orang yang terdiri dan perawat klinik militer 50 orang, perawat klinik PNS 84 orang dan perawat klinik sukarelawan 44 orang. Karakteristik dari masing-masing personil tersebut adalah Perawat Klinik militer mempunyai umur sebagian besar antara 31 - 40 tahun berjumlah 39 orang (78%), pendidikan sebagian besar SPK/bidan/SPRG berjumlah 39 orang (78%), masa kerja sebagian besar antara 6 - 10 tahun berjumlah 22 orang (44%), dan sebagian besar berpangkat Bintara berjumlah 39 orang (78%). Perawat klinik PNS mempunyai umur sebagian besar antara 31 - 40 tahun berjurnlah 29 orang ( 33,3%), pendidikan sebagian besar SPK/bidan/SPRG berjumlah 70 orang (80,5%), masa kerja sebagian besar antara 16 - 20 tahun berjumlah 29 orang (33,3%), pangkat sebagian besar golongan II berjumlah 72 orang (82,8%). Perawat klinik Sukarelawan mempunyai umur sebagian besar antara 20 - 30 tahun berjurnlah 39 orang (88,6%), pendidikan sebagian besar D3 keperawatan berjumlah 29 orang (65,9%).
Pengembangan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa melalui pendidikan dan pelatihan, hampir seluruh program berasal Bari supra sistem. Rumah sakit sendiri hanya mempunyai program pelatihan, tetapi belum menjadi program yang tersistem dengan baik. Pengalaman kerja yang diperoleh oleh tenaga perawat dalam pengembangan karirnya adalah melalui riwayat jabatan dan kepangkatan, program mutasi dan promosi, pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh, bimbingan para perawat senior dan pimpinan, dan khusus perawat milker penugasan lapangan dari supra sistem. Kebijakan dan peraturan tentang pengembangan karir perawat klinik di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa tergantung dari supra sistem terutama dari Kesdam Jaya, karena rumah sakit merupakan badan pelaksana dari Kesdam Jaya. Disamping itu Ditkesad sebagai pembina teknis dari kecabangan kesehatan secara tidak Iangsung juga ikut mempengaruhi keputusan rumah sakit. Pala karir yang berlaku saat ini hanya pola karir struktural sesuai dengan struktur organisasi dan tugas Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa. Berdasarkan wawancara mendalam sebagian besar informan menyatakan bahwa, pola karir fungsional sudah seharusnya dibuat agar pengembangan karir perawat klinik sesuai dengan pola karir profesional yang sesuai dengan konsep teori tentang pola karir perawat yaitu perawat klinik I, Perawat klinik II, Perawat klinik III, perawat klinik IV, dan perawat klinik V.
Pada akhir penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk peningkatan kualitas pelayanan, maka perawat klinik hares ditempatkan sesuai dengan peran dan fungsinya.

Regarding to the concept of career development, there is a disparity on career development of structural function level of clinic's nurses at MRM hospital, which is considered inequitable. Because, clinic's nurses that having the status of civil government officer (PNS) has more limited opportunity in developing their career, comparing to their colleagues at military clinic. Moreover, the developing career through functional career route is still unclear. Suppose that career route is very important to PNS clinic's nurses, as they can develop and improve their career in suitable roles and functions. Therefore, they can implement their tasks and duties at the hospital in proper way, and it is expected that their performance and their quality services will be increased. Based on the thought above, this study has an aim on describing an effective career pattern on career development of clinic's nurses at MRM hospital.
The study is carried out at the MRM Hospital in Jakarta, using qualitative research method. Two types data will be perform, i.e. the primary data attained from in-depth interview of hospital top director until program implemented nurses in the field, and the secondary data that obtained from documents review.
The MRM hospital has 189 nurses, which 178 of them are clinic's nurses. Of 178 clinic's nurses, 50 of them are military clinic's nurses, 84 are PNS clinic's nurses, and 44 are voluntary clinic's nurses. To describe each personnel characteristics: there are 39 (78%) of military clinic's nurses are mostly on the range of age 31 to 40 years old; 39 (78%) are graduated from SPKJBidanISPRG; 22 (44%) of them have working period on the range of 6 to 10 years; and most of them 39 person (78%) are in lowest grades of military rank, called Bintara. From 84 PNS clinic's nurses, there arc 29 (33.3%) in the range of age 31 to 40 years old; 70 (80.5%) are graduated from SPK/Bidan/SPRG; 29 (33.3%) of them have working period from 16 to 20 years; and 72 (82.8%) of them are in the rank of grade II PNS. Of the 44 voluntary clinic's nurses, mostly or 39 (88.6%) of them are in the range of age 20 to 30 years old; 29 (65%) person have graduate from nurses diploma (D3). At MRM hospital, the development of nurse personnel is trough education and trainings. Almost all of training programs at the hospital are part of the supra system program, as the hospital only have a limited training program and have not yet arrange as a systematically usefulness program. Working experience as part of career development is mostly achieved due to experience on function and rank of their employment grade, mutation and promotion program, education and training, guidance from their seniors, and particular from military nurses are supra system of field duty. The policy and regulation on clinic's nurses career development at MRM hospital is depend on its supra system of Kesdam Jaya, as because the hospital is part of implementation unit (badan pelaksana) of Kesdam Jaya. Moreover, the Ditkesad, as the technical assistant from health subdivision, is also indirectly influence the decision making on the hospital management. The pattern of career development that legitimately valid up to now is a structural career pattern appropriate with the organizational structure and the duty on the MRM hospital. As the in-depth interview, almost all informants stated that a functional career development is should be determined in order to support the career development of clinic's nurses. Therefore, it will be suitable to its professional career development and it's also concurred with the theory of career pattern concept of the nurse, i.e. clinic's nurse I, clinic's nurse II, clinic's nurse III, clinic's nurse IV, and clinic's nurse V.
To increasing the quality on hospital services, it is needed to arrange the clinic's nurses on regards to their roles and function with considerable on their education, working experiences, and competency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makkie Mubarak
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode cross sectional menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II MOh. Ridwan Meuraksa pada bulan Mei 2015 dengan sampel berjumlah 77 orang. Analisis hubungan menggunakan uji fisher exact dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan gaji, hubungan teman kerja, persepsi, kebijakan mempunyai hubungan signifikan dengan kepuasan kerja perawat. Instalasi Rawat Inap RS Tk.II Moh. Ridwan Meuraksa harus memperhatikan serta meningkatkan kepuasan para perawat sehingga mutu pelayanan menjadi meningkat.

This study aims to determine the relationship between the Characteristics of nurses and job satisfaction at the Hospital Moh. Ridwan Meuraksa. This type of quantitative research with cross sectional method using questionnaires. The study was conducted at Hospital Moh. Ridwan Meuraksa in May 2015, with a sample totaling 77 nurses. Analysis of the relationship using fisher exact test and logistic regression.
The results showed the part of characteristic such as salary, the relationship between nurses, perception and the last is wisdom and job satisfaction has a significant relationship. The Hospital should care and improve the nurses job satisfaction and job satisfaction in order to increase quality of service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscylia Maria Sandehang
"ABSTRAK
Pemetaan karir merupakan salah satu fungsi manajemen, yaitu fungsi staffing. Pemetaan jenjang karir merupakan suatu strategi yang adekuat untuk meretensi perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pemetaan karir di RSUD Pasar Minggu sebagai rumah sakit baru beroperasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan partisipan para perawat manajer lini atas, manajer lini tengah, manajer lini bawah, dan para perawat pelaksana di RSUD Pasar Minggu - Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan FGD Focus Group Discussion sebagai metode pengambilan data. FGD kelompok pertama kelompok perawat pelaksana terdiri dari delapan partisipan dan FGD kelompok kedua para perawat manajer lini atas, lini tengah, dan lini bawah enam partisipan. Hasil penelitian ini menghasilkan delapan tema yang menggambarkan keseluruhan proses pemetaan karir di RSUD Pasar Minggu, dimana proses asesmen, pertimbangan kompetensi, dan pelibatan perawat dari lini bawah menjadi ciri khas program pemetaan jenjang karir di RSUD Pasar Minggu.Kata kunci: asesmen, kompetensi, pemetaan karir, perawat, studi kasus, rumah sakit baru

ABSTRACT
Career mapping is one of the management functions namely staffing. Mapping of career ladder is an adequate strategy for retention of nurses. This study aims to identify the mapping of nursing career ladder in RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan as a new hospital. This research used qualitative research design with case study approach, with participants of top line of managers nurses, middle managers, bottom line managers, clinical nurses at RSUD Pasar Minggu Jakarta Selatan, This study used FGD as the method of data collection, where two FGDs were conducted, which is the first group of FGD group of implementing nurses consisted of eight participants and the second group FGD upper line, midfield, and lower line managers . The results of this study produce eight themes that describe the whole process of career mapping in Rumah Sakit Pasar Minggu Jakarta Selatan. The assessment process and consideration of competence become the spesific point of mapping of the nurse career ladder in RSUD Pasar Minggu"
2017
T48355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti Herniati
"Mutu pelayanan Rumah Sakit lebih banyak ditentukan oleh kepuasan pelanggan pada jenis pelayanan keperawatan.
Adanya kebijakan perusahaan Bidang SDM Nomor. A 014/10200/99-S8 yang diberlakukan mulai tanggal 1 April 1999 lebih banyak mengakomodasi pengembangan karir manajerial yang jumlahnya terbatas.
Dari 597 orang tenaga perawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina yang memegang jabatan manajerial sebanyak 7,71 %, selebihnya 92,29 % sebagai perawat pelaksana, dimana pengembangan karirnya terbatas dan belum jelas.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang profesional di Rumah Sakit Pusat Pertamina dipandang perlu segera disusun rancangan pola pengembangan karir perawat klinik yang jelas dan terprogram.
Sehubungan dengan kondisi tersebut di atas maka penelitian ini memilih lokasi di Rumah Sakit Pusat Pertamina - Jakarta Selatan, yang dipandang cukup representatif dan dapat mengakomodasi maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif dengan cara meneliti dan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan karir perawat klinik, dengan pengambilan data primer mempergunakan metode indepth interview dan didukung oleh data-data sekunder yang ada di rumah sakit tersebut.
Rancangan pola pengembangan karir perawat klinik yang dihasilkan merupakan bentuk sinergis penggabungan berbagai teori manajemen Sumber Daya Manusia, teori pengembangan karir perawat klinik dan dipadukan dengan berbagai pola pengembangan karir perawat klinik di beberapa rumah sakit lain, selanjumya dilakukan analisa serta sintesis atas berbagai pola pengembangan karir tersebut.
Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan dasar atau masukan awal khususnya bagi Komite Keperawatan Rumah Sakit Pusat Pertamina, guna penyusunan pola pengembangan karir perawat klinik di kemudian hari.

The hospital service quality mostly determines by customer's satisfaction to the type of nursing service.
The company policy in Human Resources No. A 014110200199-58, which is implemented from April 1st, 1999, is mostly accommodating the developing og managerial that have limited quality.
From 597 persons of nursing professional in Rumah Sakit Pusat Pertamina, there are 7;71 % that take hold of managerial position. The rest of 92,29 % are as nurse practitioner, which have limited and unclearly career developing.
To increase the standard quality of professional nursing service in Rumah Sakit Pusat Pertamina, quickly soon to arrange a clear and programmatic of clinical nurse career developing pattern.
Related to the condition above, this research take place in Rumah Sakit Pusat Pertamina - Jakarta Selatan, that consider enough representative and can accommodating the meaning and purpose of this research. This research as a form of qualitative research by research way and considering all aspect that have relation with clinical nurse career developing pattern, did by taking primary data method through in dept interview and helping by secondary data in that hospital.
The suggestion output of clinical nurse career developing pattern that is a synergy from fusion of kind of human resources managerial theory, nursing professional career theory and compile with of clinical nurse career developing pattern in other hospital, than execute for analyze and synthetic of all of the nursing career developing pattern.
Hopefully, this research output can become a base or beginning input, especially for Rumah Saldt Pusat Pertamina's nursing committee, for arrange clinical nurse career developing pattern in following days.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerun Nisa Nurakhyati
"Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia di rumah sakit yang memberikan layanan asuhan keperawatan dan merupakan tulang punggung dimana perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan. Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan kompetensinya. Pengembangan karir merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pengembangan pola karir perawat di RS Azra Bogor dan merancang pengembangan pola karir perawat.
Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, wawancara mendalam, FGD dan CDMG. Karakteristik tenaga perawat di Rumah Sakit Azra Bogor paling banyak berada pada rentang usia 22 - 27 tahun sebanyak 68.3%, memiliki masa kerja paling banyak pada rentang 0-3 tahun sebanyak 62.8% dan latar belakang pendidikan terbanyak adalah D-III Keperawatan sebanyak 95.6%. Pengembangan pola karir perawat yang ada saat ini belum optimal dan belum ada komite keperawatan. Diharapkan pengembangan pola karir perawat dapat dilaksanakan dengan dibuatnya sistem remunerasi serta membentuk komite keperawatan.

Nurse is one of the human resources at the hospital who provide nursing care and nurses are the backbone of which is the largest proportion of health workers, serving patients for 24 hours continuously and sustainably. Career development nurse is a career planning and implementation of plans that can be used for the placement of nurses on the ladder according to their competence. Career development is one factor that can increase the motivation to work. The purpose of writing is to know the pattern of career development nurse at the Azra Hospital Bogor and designing career development nurse pattern.
The research method is a qualitative descriptive with case study design. Data was collected through document review, in-depth interviews, focus group discussions and CDMG. Characteristics of nurses at the Azra Hospital Bogor most are in the age range 22-27 years as much as 68.3%, has the most tenure in the span of 0-3 years as much as 62.8% and the highest educational background is a D-III Nursing as much as 95.6%. Development of the existing nursing career path has not been optimal, and there is no committee of nursing. Expected career development nurse pattern can be implemented with the establishment of a remuneration system and set up a committee of nursing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin
"ABSTRAK
Implementasi jenjang karir akan meningkatkan efikasi diri perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemahaman dan persepsi jenjang karir dengan efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan. Desain penelitian cross sectional eksplorative dengan jumlah sampel 182 perawat diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalis menggunakan uji Korelasi Pearson, Kruskal-Wallis dan Regresi Linear Multivariabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi efikasi diri adalah perawat dengan level PK IV 80 74 dari nilai total, gambaran persepsi perawat pada jenjang karir sudah 82 56 , sedangkan efikasi diri 77,9 167,52 dan pemahman terhadap jenjang karir 75 36 masih dibawah 80 , terdapat hubungan yang bermakna antara pemahaman dengan efikasi diri p

ABSTRACT
The implementation of career ladder will improve nurse rsquo s self efficacy in applying nursing care. The objective of this study was to identify the relationship between understanding of career ladder, the perception of career ladder and self efficacy in applying nursing care. The study was used sectional explorative design and 182 nurses were participated in this study. The Sampling technique in this study was simple random sampling. Pearson correlation, Kruskall Wallis, and Linear Regression Multivariable were employed for data analyzing in this study. The result study was showed that highest level of self efficacy among nurses was in PK IV level 80 , the perception of nurse career ladder was 82 from totally value. The result study also was showed the relationship between understanding of nurse career ladder.
"
2017
T47254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Dwiputri
"Sistem pengembangan karir perawat melalui jenjang karir struktural maupun timgsional berperan penting dalam meningkarkan kualitas tenaga keperawatan yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan Rumah Sakit secara keseluruhan. Saat ini pengembangan karir untuk perawat pelaksana yang sudah dijalankan di RS MH Thamrin Salemba baru berdasarkan jenjang karir struktural. Diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan rancangan pola pengembangan karir perawat pelaksana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan RS MH Thamrin Salemba.
Penelitian dilaksanakan di RS MH Thamrin Salemba bulan Oktober- November 2011 dengan pendekatan analisis lcualitatiff Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa infonnan berdasarkan prinsip kesesuaian dan kecukupan. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen Rumah Sakit, kajian literatur maupun hasil penelitian terdahulu dengan topik serupa di Rumah Sakit lain. Untuk menjaga validitas data dilakukan triangulasi sumber dan metode.
Jumlah tenaga perawat di RS MH Thamrin Salemba sebanyak 189 orang dengan karakteriétik sebagian besar di antaranya: tingkat pendidikan D3 Keperawatan (63,1%), sudah ada pengalaman sebelum masuk ke unit kexja saat ini (51,9%) dan memiliki masa kexja 1 sampai 3 tahun (24,3%). Rumah Sakit beium memiliki pola pengembangan karir perawat pelaksana yang terstmkmr dan sistematis berdasarkan sistem kompetensi. Oleh karena itu dibuatlah suatu rancangan pola pengembangan karir bagi perawat pelaksana di RS MH Thamrin Salemba yang terdiri dari 6 level karir (NO sampai dengan N6) berdasarkan persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman dan masa kerja, waktu berlaku suatu level karir, dan kompetensi yang hams dimiliki perawat pada setiap level karir tersebut.
Persyaratan minimal pendidikan tenaga perawat yang baru masuk adalah D3 Keperawatan. Sedangkan bagi perawat lama lulusan SPK, selama masa peralihan akan dilakukan penyesuaian berdasarkan pengalaman dan masa kerja.

The nurse's career development system through structural and functional level of career has very important role ?in increasing the quality of nursing staff which will also affect the quality of hospital service. At this time, MH Thamrin Salemba Hospital has only implementing the structural level of career for nursing staff and the functional level of career has not implemented yet. Therefore, the purpose of this research is to design the clinical nurse's career development pattern at MH Thamrin Salemba Hospital according to the hospital's condition and needs.
The research is implemented at MH Thamrin Salemba Hospital in October-November 2011 using qualitative analysis approach. The primary data is obtained from the selected informants based on appropriate and adequacy principles using in-depth interview method. The secondary datas are obtained from hospital's document review, literature review and also the results of previous similar studies at other hospitals. The source and method triangulation are done as well to maintain data's validation.
MH Thamrin Salemba Hospital has 189 total number of its nursing staff which majority of them have the characteristics: Nursing Diploma education level (63,1%), already have the experience before entering current unit of work (5 l,9%) and period of employment between 1 to 3 years (24,3%). Hospital does not have the structured and systematic clinical nurse?s career development pattern. Therefore the researcher formulated the design of clinical nurse's career development pattem at MH Thamrin Salemba Hospital which consists of 6 level of careers (NO to N6) based on education level, work experience, period of employment, temr of level and nursing competency requirements for each level.
The minimal qualification for new nursing staffs education level is Nursing Diploma. But there is special provision for the longtime nursing staff with level of education SPK, during the transition time, they still can be accomodated in the career development pattern based on their work experience and period of employment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31614
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Rosyani
"Tesis ini membahas Analisis Perencanaan dan Pengembangan Karir Pegawai pada pengisian Formasi Jabatan Pengawas di Badan Kepegawaian Negara (BKN). Dengan hasil penelitian: perencanaan karir pegawai pada manajemen karir di BKN belum ada keselarasan, perencanan karir pegawai tidak terarah dan tidak memiliki tujuan karir yang jelas karena manajemen karir di BKN tidak menetapkan jalur karir pegawai sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi. Manajemen karir di BKN belum menyusun pola karir pegawai sesuai dengan potensi yang dimiliki pegawai dan kebutuhan organisasi. Kesimpulan: Perencanaan dan pengembangan karir pegawai pada pengisian formasi jabatan pengawas di BKN belum sesuai antara perencanaan karir individu dengan perencanaan karir organisasi, pegawai tidak merencanakan karirnya tetapi hanya mengikuti kesempatan yang ada sehingga perencanaan organisasi untuk pengisian formasi jabatan pengawas tidak terpenuhi.

This analysis focus on career planning and development to compliance the formation of Supervisor position at National Civil Service Agency(BKN) with the results of research that between a career planning with a career management in BKN has been no alignment, career planning of the employee is unfocused and do not have a clear career goals for management BKN career does not define a career path of the employees with appropriate qualifications and competence. BKN career management in employee career patterns have yet to develop in accordance with its potential employees and the needs of the organization. Conclusion: career planning and development of the employees to compliance the formations of supervisor position in BKN not fit between career planning of individuals with career planning organization, employees are not planning they career but simply follow the opportunities that exist so that the planning organization for compliance the formation of supervisor position not fullfil yet."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welsi Layuhibu
"Pendahuluan: Penerapan jenjang karir di sebuah rumah sakit akan memberikan dampak baik untuk semua tenaga kesehatan yang ada termasuk perawat. Namun penerapan ini harus bersinergi antara antusiasme perawat dan komite keperawatan serta dukungan penuh dari pimpinan rumah sakit dan pengetahuan perawta itu sendiri.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling terhadap 156 perawat pelaksana. Pengumpulan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Analisa data univariate skala numerik dan analisa data bivariate menggunakan uji parametrik.
Hasil: Gambaran implementasi di rumah sakit didapatkan 93,27 % di rumah sakit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur, lama kerja, tingkat pendidikan, pengetahaun, dukungan organisasi dan dukungan atasan dengan p=0,001. Variabel factor independent mempengaruhi factor dependet dengan 52,1 %. Simpulan: Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menunjukkan ada factor yang mempengaruhi yang signifikan karakteristik perawat (umur, lama kerja dan tingkat pendidikan), pengetahuan tentang jenjang karir, dukungan organisasi, dan dukungan atasan.

Introduction: The application of career paths in a hospital will have a good impact on all existing health workers, including nurses. However, this application must synergize between the enthusiasm of the nurses and the nursing committee and the full support of the hospital leadership and the knowledge of the nurses themselves.
Method: The design of this study uses correlation with a cross-sectional research design. Samples were taken by simple random sampling technique from 156 practicing nurses. Collection using a questionnaire in the form of google form. Numerical scale univariate data analysis and bivariate data analysis using parametric test.
Results: The description of implementation in the hospital was found to be 93.27% in the hospital. The results of this study also showed that there was a significant relationship between age, length of work, level of education, knowledge, organizational support and superior support with p=0.001. The independent factor variables affect the dependent factor by 52.1%.
Conclusion: The results of this study can be concluded that there are factors that significantly influence the characteristics of nurses (age, length of work and level of education), knowledge about career paths, organizational support, and superior support
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 20223
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Suminar
"Latar belakang penelitian ini muncul dari kenyataan, bahwa dalam sistem keorganisasian pegawai negeri sipil diatur berdasarkan peraturan tentang kepegawaian. Sistem ini di dalamnya tercakup peraturan tentang kepangkatan/golongan dan jabatan pegawai negeri sipil. Sistem pegawai negeri sipil tersbut mengatur aturan tata kerja pada unit-unit kerja dalam organisasinya untuk berbagai keahlian, sehingga tugas setiap pegawai negeri dalam jabatan tertentu dapat dikelompokkan, seperti jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Sehubungan dengan sistem organisasi pegawai negeri yang telah disebutkan di atas, baik itu sistem kepangkatan/golongan atupun jabatan, pada dasarnya berhubungan langsung dengan pekerjaan. Selain itu diatur pula tata cara pembagian kerja dalam struktur pegawai negeri sipil bertujuan atau dirancang untuk mencapai kinerja tertentu. Tujuan pekerjaan (job) biasanya bersifat ideal dan realistis.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa adanya korelasi antara pengembangan karir dan pemberdayaan karyawan terhadap kepuasan kerja pegawai, di lingkungan Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
Selain itu dari hasil penelitian ditemukan juga pertama, bahwa sebagian besar pendidikan pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti berpendidikan S1 dan 82 yang umumnya bergolongan III dan IV yang rata-rata sudah bekerja 15 tahun ke atas. Kedua, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti memiliki kepuasan kerja tinggi. Ketiga, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti setuju ada pengembangan karir, baik pada jabatan fungsional maupun pada jabatan struktural. Keempat, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti setuju atas pemberdayaan karyawan, baik pada jabatan fungsional maupun pada jabatan struktural, Kelima, penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara pengembangan karir dan pemberdayaan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan di lingkungan Dinas Dikmenti DKI Jakarta. Keenam, bahwa penelitian ini ternyata tidak terdapat perbedaan antara kepuasan kerja jabatan fungsional dan jabatan struktural.
Berdasarkan hasil temuan ini disarankan, untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan di lingkungan Dinas Dikmenti perlu ada upaya dari pimpinan memberikan kebebasan dan kesempatan baik karyawan yang memiliki jabatan fungsional maupun jabatan struktural untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan harapan mereka.

The background of this research starts out of the fact that in an organizational system, civil service is regulated based on the personnel regulations. The system includes regulations about rank/grade and civil service position. The civil service system regulates rules of procedures in each working unit in their organization for various skills. Therefore the tasks of each civil service in certain jobs can be classified into structural and functional positions.
In relation with the aforementioned civil service organizational system, both systems of rank/grade and position are basically directly related with the jobs. Apart from that the procedures of jobs distribution in the structure of civil service are regulated with the purpose of achieving certain performance. The purpose of the jobs is usually idealistic and realistic.
The results of the research show that there is a correlation between career development path and personnel empowerment towards personnel work satisfaction in service office of dikmenti, special province of Jakarta.
Besides, the results of the research also find that firstly majority of the personnel education level in this office is strata one and masters degree, which means that they are generally in grades III and 1V with an average of above 15 years of service. Secondly, majority of the personnel in this office has high jobs satisfaction. Thirdly, majority of the personnel in this office agrees that there is career development path, both in structural and functional positions. Fourthly, majority of the personnel in this office agrees that there is personnel empowerment, both in structural and functional positions. Fifthly, the research shows that there is a correlation between career development path and personnel empowerment towards personnel work satisfaction in service office of dikmenti, special province of Jakarta. Sixthly, the research also shows that there is no difference between work satisfaction of structural and functional positions.
Based on these results, it is suggested that to increase the personnel work satisfaction in service office of dikmenti, it is necessary for the management to make some efforts to give the freedom and opportunity to those in structural and functional positions to carry out the jobs in line with their competency and hopes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>