Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastuti M. Airlangga
"Penilaian yang objektif dengan menggunakan metode penerapan dan instrumen penilaian yang baku sangat diutamakan demi tercapainya pelayanan yang bermutu. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan ini terdiri dari (1) Pedoman Studi Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang disebut Instrumen A, (2) Angket yang ditujukan kepada pasien dan keluarga untuk memperoleh gambaran tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan yang disebut Instrumen B, (3) Pedoman Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan selanjutnya disebut Instrumen C.
Ketiga instrumen ini satu sama lainnya saling terkait, dimana dua instrumen yang mullah dianalisis dan dinilai adalah instrumen A dan instrumen B. Kedua instrumen tersebut dapat dinilai melalui penelaahan. Untuk mengetahui perbedaan mutu asuhan keperawatan berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan dan persepsi pasien maka harus dilakukan penilaian mutu asuhan keperawatan di bagian rawat inap Siloam Hospital Lippo Karawaci.
Disain penelitian ini adalah survei dengan rancangan cross sectional. Data kuantitatif diperoleh melalui dokumentasi asuhan keperawatan dalam bentuk cek list dan angket persepsi pasien. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah sakit yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005. Sampel sebanyak 98 dokumen asuhan keperawatan dan 98 pasien yang minimal telah dirawat selama 3 hari di Bagian Rawat Inap Siloam Hospital Lippo Karawaci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu asuhan keperawatan berdasarkan telaah dokumentasi asuhan keperawatan dapat dinilai dengan memberikan angketlkuisioner kepada pasien. Dan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa mutu asuhan keperawatan pada pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan pengkajian, diagnosa, perencanaan, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan dapat dinilai dengan memberikan angketlkuisioner kepada pasien. Namun metoda penilaian ini tidak dapat diterapkan pada aspek tindakan keperawatan.
Adapun mute asuhan keperawatan berdasarkan telaah dokumentasi asuhan keperawatan dan telaah persepsi pasien menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna dan masuk dalam kategori baik. Penilaian mutu asuhan keperawatan berdasarkan telaah persepsi pasien terbukti tidak ada perbedaan yang bermakna pada aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan. Dan terbukti ada perbedaan yang bermakna pada aspek tindakan keperawatan. Persepsi pasien terhadap dokumentasi asuhan keperawatan masuk dalam kategori baik pada aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan dan catatan asuhan keperawatan, sedangkan pada aspek tindakan dan evaluasi keperawatan masuk dalam kategori yang buruk.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka pihak manajemen Siloam Hospital Lippo Karawaci khususnya bagian keperawatan disarankan untuk melakukan penilaian mutu asuhan keperawatan terhadap aspek tindakan keperawatan melalui observasi dengan menggunakan instrumen C, sedangkan pada aspek evaluasi keperawatan agar tercapai mutu asuhan keperawatan yang berhasil guna sebaiknya dilakukan supervisi terhadap proses pendokumentasian asuhan keperawatan

Objective assessment by using applicable method and valid instrument assessment are really needed to reach a qualified service. The evaluation instrument for applicable nursing lead support standard are (1) studies catalog for nursing lead support assessment alias Instrument A, (2) quitioners for the patient and family to get the description of patient perception for nursing lead support quality alias Instrument B, (3) observation studies of the applicable of nursing action alias Instrument C.
The instrument is connected to each other, the instrument A and Instrument B are the easy instrument to analyses and to make an assessment by seeing through. To know the different of nursing lead support quality based on nursing documentation lead support and patient perception, we should make an assessment for nursing lead support at inpatient department of Siloam Hospital Lippo Karawaci.
The used design was a survey with cross sectional. And utilized method are quantitative and the data came from documentation of nursing lead support and patient perception quitionare. The used documentation was the modification from the standard of nursing lead support process evaluation instrument in the hospital, was issues from Healthcare Departement Republic of Indonesia in 2005. The sample research was 98 documentation of nursing Iead support, and the patient that cared minimal 3 days.
The result indicated that the quality of nursing lead support based on see through documentation of nursing lead support are assess able by giving a quitionare to the patient. The bivariat analysis implied that the quality of nursing lead support was able to assess by nursing studies, nursing diagnose, nursing plan, nursing evaluation dan nursing lead support record based on documentation of nursing lead support by giving an quitionare to the patient. But the result indicated that the nursing act was dissable using this methode.
Otherwise, the quality of nursing lead support based on see through nursing documentation lead support and see through the patient perception are showing un different meaning in the good category. The quality assessment of nursing lead support based on see through the patient perception are showing the different meaning in nursing studies, nursing diagnose, nursing plan, nursing evaluation and nursing lead support note. For there more, that in the nursing act are showing a different meaning. The patient perception by nursing documentation Iead support are in the good category in the aspect nursing studies, nursing diagnose, nursing plan and nursing lead support note, otherwise, in the nursing act aspect are in the worst category.
Based on this research, are recommended to the Siloam Hospital Lippo Karawaci specially in nursing management, to reach the quality assessment in nursing lead support for nursing act aspect, to make an assessment better using the observation methode or using the instrument C, otherwise in the nursing evaluation aspect, to reach the applicable nursing quality lead support the nursing management should do the supervision in nursing documentation lead support process.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doheny, Margaret
Connecticut: Appleton & Lange , 1992
610.730 69 DOH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Black, Beth Perry
Maryland Heights: Missouri Elsevier/​Saunders, 2017
610.730 68 PER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zerwekh, JoAnn Graham
St Louis, Missouri: 2012
610.73 ZER n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anasthasya Amanda
"Mahasiswa merupakan salah satu populasi yang berisiko memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat diatasi dengan menerapkan sleep hygiene yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesadaran dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur mahasiswa profesi ners di dua institusi yang menyelenggarakan program profesi ners di Jakarta dan Depok. Desain penelitian menggunakan analitik korelatif - cross sectional yang melibatkan 120 mahasiswa profesi ners yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Peneliti menggunakan kuesioner Sleep Belief Scale, Sleep Hygiene Index, and Pittsburgh Sleep Quallity Index untul mengukur variabel kesadaran tentang sleep hygiene, praktik sleep hygiene, dan kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kesadaran sleep hygiene dengan kualitas tidur (p=0,807, α= 0,05). Akan tetapi, terdapat hubungan yang bermakna antara praktik sleep hygiene dan kualitas tidur dengan kekuatan korelasi sedang (p< 0,001, α=0,05, r=0,417). Penerapan praktik sleep hygiene yang baik mengunakan sleep hygiene diary perlu dirancang dan diprogramkan sebagai bagian dari intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
The adequate sleep hygiene practice can reduce poor sleep quality. This study aimed to determine the relationship sleep hygiene awareness and practice to sleep quality among nursing professional students at two institutions on Jakarta and Depok. This study was correlative analytics with a cross-sectional approach that involved 120 nursing students in the professional practice stage who selected by simple random sampling. This study used the Sleep Belief Scale, Sleep Hygiene Index, and Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to measure awareness of sleep hygiene, practices of sleep hygiene and sleep quality. Results showed that there was no significant correlation between sleep hygiene awareness and sleep quality (p=0,807, α= 0,05). However, sleep hygiene practice had moderately significant correlation to sleep quality (p< 0,001, α=0,05, r=0,417). Application of adequate and best sleep hygiene practices using sleep hygiene diary needs to develop and to plan as a nursing intervention for improving sleep quality in nursing care toward patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atkins, Robert
Boston: Jones and Bartlett , 2009
610.730 69 ATK g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Nara
"Hasil penelitian Post-Kommer dan Perrone (dalam Isaacson, 1996), diketahui bahwa 30 % dari siswa berbakat di sekolah menengah yang menjadi responden penelitian merasa tidak siap dalam membuat keputusan mengenai karir mereka. Menurut Santrock (2003), orang tua dan teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat pada pemilihan karir remaja. Suasana yang ada dalam keluarga banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, intelektual, konsep diri, dan selanjutnya juga mempengaruhi proses pemilihan karir. Suasana dalam keluarga terkait erat dengan pola asuh yang digunakan orang tua dalam membesarkan anaknya sehari-hari apakah otoriter (Authoritarian), permisif (Permissive) atau otoritatif (Authoritative) (Baumrind dalam Santrock, 2003).
Hal lain yang diduga mempengaruhi pemilihan karir adalah persepsi jender. Perempuan sering distereotipkan kurang kompeten dibandingkan laki-laki, penyatuan stereotip jender ke dalam konsep diri anak memicu anak perempuan ke arah rasa kurang percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki dalam kemampuan intelektual umum mereka. Kurangnya rasa percaya diri dapat menyebabkan anak perempuan memiliki harapan yang rendah untuk berhasil pada kegiatan akademis dan pekerjaan (Santrock, 2002).
Penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 8 hipotesis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh (otoriter, otoritatif, permisif) dan persepsi jender secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap pemilihan karir pada siswa akselerasi. Selain itu juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki.. Sampel penelitian adalah siswa kelas 2 program akselerasi dari 4 sekolah di Jakarta sebanyak 47 siswa. Analisa data yang digunakan adalah korelasi Pearsons Product Moment, Multiple Regression dengan metode step wise dan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dan pola asuh permisif dengan pemilihan karir tetapi ada hubungan yang signifikan antara pola asuh otoritatif dengan pemilihan karir. Ditemukan juga ada hubungan yang signifikan antara persepsi jender dengan pemilihan kanr. Sedangkan secara bersama-sama, pola asuh otoriter, otoritatif, permisif dan persepsi jender memberikan sumbangan yang bermakna terhadap pemilihan karir namun hanya pola asuh otoritatif yang memberikan sumbangan sedangkan dua pola asuh yang lain tidak. Temuan yang cukup menarik adalah tidak adanya perbedaan persepsi jender antara siswa perempuan dan laki-laki, hal ini mengindikasikan adanya pergeseran cara pandang kaum muda terhadap peran jender tradisonal.
Saran kepada orang tua agar lebih mengutamakan penggunaan pola asuh otoritatif daripada dua pola asuh yang lain. Berusaha menjadi sahabat dan mendengarkan keinginan anak adalah salah satu cara untuk membantu mengarahkan mereka dalam pemilihan karir. Disarankan kepada guru bimbingan konseling agar lebih proaktif membantu anak akselerasi, mengeksplorasi berbagai informasi karir baik melalui penjelasan langsung maupun melalui media cetak dan elektronik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Angelia
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara adaptabilitas karir dan prestasi akademik pada mahasiswa. Pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi dari Career Issues Survey milik Creed, Fallon dan Hood (2008). Untuk pengukuran prestasi akademik menggunakan indeks prestasi yang diraih oleh partisipan. Partisipan berjumlah 158 mahasiswa yang memiliki usia remaja, 18-19 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara adaptabilitas karir dengan prestasi akademik pada mahasiswa (r = 0.177; p = 0.026, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi adaptabilitas karir yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi prestasi akademik yang ia miliki. Berdasarkan hasil tersebut, seseorang perlu diintervensi dalam hal adaptabilitas karir agar ia memiliki kemantapan dalam tugas vokasional sehingga kesadaran akan pentingnya memiliki prestasi akademik akan tertanam sejak dini.

This research was conducted to find the correlation between career adaptability and academic achievement among students. Career adaptability was measured using a modification of Career Issues Survey from Creed, Fallon and Hood (2008). For academic achivement was measured using grade point average (GPA) index reached by the participants. The participants of this research are 158 students who have adolescent ages around 18-19 years old.
The main results of this research show that career adaptability positively correlated significantly with academic achievement (r = 0.177; p = 0.026, significant at L.o.S 0.05). That is, the higher career adaptability of one?s own, the higher having academic achievement. Based on these results, someone needs to intervened in the career adaptability, so they will have a readiness in vocational tasks, so that they will understand the importance of having an academic achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Herwanto
"Konseling karier merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan karier yaitu pemberian bantuan secara tatap muka kepada individu ataukelompok dalam hubungan profesional yang dilakukan oleh konselor (bersertifikat dan memiliki asosiasi) kepada konseli agar dapat menyesuaikan diri, memperbaiki tingkahlaku, membantu pencapaian tujuan, penentuan diri dan mengembangkan potensinya kejalur karier yang realistis.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran bimbingan dan konseling karier Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pusat Jakarta dan bagaimana memberdayakan peran Bimbingan dan Konseling Karier dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling karier Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Negara Pusat Jakarta.
Pendekatan penelitian ini adalah post-positivis karena berawal dengan menguji teori konseling karier, dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif yaitu dengan wawancara mendalam (data primer) dan juga studi literatur (data sekunder) serta strategi triangulasi digunakan untuk validitas dan keabsahan data.
Hasil analisis bahwa Unit konseling karier BKN melakukan praktek konseling psikologis dan membantu kepada Pegawai yang mengalami masalah gangguan kejiwaan dan tidak terfokus pada layanan konseling karier sehingga perlu diluruskan persepsi dan batasan konseling karier itu sendiri dengan membangun struktur, arah dan tujuan konseling karier yang jelas kemudian memberdayakan peran Sumber Daya Manusia dalam memaksimalkan unit layanan konseling karier untuk mengatasi hambatan karier pegawai dan dapat memberikan manfaat bagi organisasi.

Career counseling is a series of activities the most basic of career guidance that is providing assistance in person to individuals or groups in a professional relationship conducted by counselor to the counselee in order to adapt, improve behavior, help meet the goals, self-determination and potential to develop realistic career path.
The purpose of this study is to analyze the role of guidance and career counseling for Civil Servants and how to empower the role of Career Guidance and Counseling in providing career guidance and counseling services for Civil Servants in the National Civil Service Agency (NCSA).
This research approach is post-positivist because it starts with career counseling theory testing, using the method of data collection in-depth qualitative interviews and literature as well as the strategy of triangulation is used for validity and validity of the data.
The results of the analysis unit career counseling in the NCSA practice psychological counseling and help to Employees who experience problems psychiatric disorders and not focused on service career counseling so that needs to be clarified perceptions and limitations of career counseling itself by building the structure, direction and purpose career counseling clear then empower the role of Human Resources in maximizing unit career counseling services to overcome barriers to employee career and can provide benefits to the organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robinson, Geoffrey A.
London : Butterworth, 1966
658.42 ROB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>