Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamal M. Saleh
"Akses layanan telekomunikasi telah menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan sosial ekonomi di era informasi. Untuk menjembatani informasi gap antara yang "sudah terhubung" dengan yang "belum terhubung? pernerintah telah membangun jaringan telekomunikasi. Program Kewajiban Pelayanan Universal atau KPU ditujukan untuk penyediaan akses universal dan atau jasa universal secara berkesinambungan di wilayah pelayanan universal.
Pemerintah mewajibkan para penyelenggara telekomunikasi untuk berkontribusi dalam menyediakan akses telekomunikasi di pedesaan. Pelaksanaan KPU pada tahap awal telah berhasil membangun 3010 SST di wilayah KPU dan telah menghabiskan dana APBN sebesar 45 milyar rupiah. Banyak hambatan- hambatan yang terjadi selama pelaksanaan KPU tahap awal ini yang harus diatasi. Evaluasi pelaksanaan KPU ini menitik beratkan pada pembangunan KPU yang meliputi aspek pengadaan, aspek pemasangan, asepek pengelolaan, aspek pengoperasian serta aspek pemeliharaan.
Hasil evaluasi dalam rangkaian implementasi program pembangunan KPU selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menetapkan langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh sebagai upaya pencapaian tingkat layanan yang optimal. Pada pelaksanaan KPU tahun 2003 secara kuantitas telah memenuhi target namun dilihat dari kondisi operasional masih belum optimal antara lain karena kurangnya sosialisasi terhadap warga dan belum efektifhya kegiatan pemelihraan.

Access to Telecommunication Services has become the prime mover of the socio economic development in this information era. To bridge the prevailing information gap between 'the
connected' and 'the not connected', the governments have endeavored to ensure the telecommunication access. The purpose of Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) program is directed to give universal access and or universal service continuously in universal service area (rural area).
The Government requires telecommunication operators to contribute for providing telecommunication access in rural areas. Realization of KQPU at first stage have succeeded to build 3010 telephone number using satellite technology in region of KPU Many resistance's that happened during realization of this KP U at first stage which must overcome. This implementation of KPU concentrate on development of KPU covering levying aspect, installation aspect, management aspect, operational aspect and also maintenance aspect.
The Result of evaluation program in implementation network development of KPU can be used as consideration for the agenda of specifying strategic stages;steps able to be gone through as effort attainment of optimal service. By quantity The implementation of KPU as according to aim but the operational condition still not yet optimal. many constraints of for example lack of socialization to society citation, and not yet been formed maintenance management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal M. Saleh
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3113
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanto
"Seperti diketahui bahwa, masih terdapat + 43.000 desa di wilayah Indonesia yang belum terlayani oleh fasilitas telekomunikasi (Wilayah USO). Dengan Topographi dan kondisi karakteristik wilayah USO yang sulit dijangkau maka Investasi untuk daerah rural kurang menarik bagi operator telekomunikasi. Upaya pemerintah untuk memulai membangun daerah perdesaan melalui program USO pada tahun 2003 dan 2004 dinilai sangat baik dan patut untuk diteruskan namun berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan terlihat bahwa pemanfaatan atas hasil pembangunan yang dilaksanakan pemerintah belum optimal. Hal ini terbukti masih ditemukenali banyaknya % telepon yang tidak aktif dan rusak serta tingginya tariff yang dikenakan kepada penduduk. Hal ini membuktikan bahwa strategi dan kebijakan yang telah diambil dalam pembangunan sebelumnya belum dapat memberikan manfaat yang baik sekaligus belum dapat memberikan stimulant kepada operator untuk turut serta di dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi perdesaan dalam arti yang lebih luas. Dengan penyusunan strategi kebijakan yang tepat, telekomunikasi terbukti dibeberapa negara maju dan berkembang lainnya dapat mendorong tumbuhnya ekonomi suatu wilayah dan sekaligus membuka keterisolasian dari keterbatasan informasi.
Thesis ini akan mendiskripsikan secara kualitatif untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman dari negara-negara maju dan berkembang lainnya dalam penyusunan sebuah strategi kebijakan. Dengan memperhatikan keunggulan dan kelemahan dari pengalaman beberapa negara dan dipadukan hasil analisa SWOT terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia sebelumnya maka strategi yang harus ditempuh pemerintah adalah dengan membenahi regulasi yang dapat menarik minat operator dalam turut serta memgembangkan wailayah KPU; Melaksanakan Pemilihan Penyedia Jasa dengan Tender Terbuka dan transparan dengan didukung SDM yang berkualitas dan profesional; Memberikan/menciptakan Insentif yang baik bagi penyedia Jasa agar penyelenggara Telekomunikasi tertarik untuk mengembangkan layanan di daerah KPU; Mengoptimalkan Sumber Pendanaan yang berasal dari Operator melalui USO Fund atau sejenisnya untuk membiayai pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur Telekomunikasi Perdesaan KPU/USO; Menetapkan spesifikasi Teknologi yang yang tepat dan berkualitas agar terjamin keberlangsungannya; Menetapkan tariff yang dapat dijangkau bagi masyarakat daerah rural. Membentuk organisasi yang mengelola dana USO ( mengumpulkan dan mengelola pembiayaan).

There are more than 43.000 villages in Indonesia has no telecommunications access this area was called Universal Service Obligation Area (Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi/WPUT). Topographic and characteristic condition of WPUT which have difficulty in accessibility especially on transportation cause this area to be not attractive for telecommunications business investation. Government Policy to develop rural telecommunication in Indonesia is starting point and have good value. This policy should be implementing in continuity in the future. According to the evaluation of USO facility that have develop by the government showing that utility of these facility did not optimum. Still many facility did not work and broke and also did not use by the people because of expensive tariff charge. This condition showing that the policy strategy of government that has token before did not solve the problem of rural telecommunication yet, especially on suistainability of services and giving stimulant for the telecommunications operator to serve rural area. With good policy strategy, Telecommunication infrastructure in developed country and some of growing country can support the local economic to growing and also open the isolated area by information access facility.
This Thesis trying to description best experience from some developed countries and growing countries in arranging the telecommunication policy strategy. With SWOT analysis and benchmarking metode are resulted the New Policy Strategy for government as: Change the regulation which some insentif to the operator who serve the rural area; Biding Process is good strategy to choice the USO operator; Optimizing the USO Fund for serving the rural area; good specification and standardization for rural telecommunication equipment; Tariff should be payable by people ( less then from regular tariff); Build the new organization for managing the USO Fund (Collecting and Disbursement).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40804
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasminta Budiyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhelman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Mahdi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Muhammad Rekoputra
"OpenAirInterface(OAI) 5G adalah suatu perangkat lunak berbasis open source yang dapat mengimplementasikan sistem jaringan telekomunikasi berbasis LTE serta susunan protokolnya, yang berstandar 3GPP, pada suatu komputer umum. OpenAirInterface 5G digunakan untuk melakukan riset pengembangan jaringan 4G menjadi 5G dengan biaya yang lebih murah. Pada skripsi ini dilakukan pengujian konesp Virtual Network Function pada jaringan OpenAirInterface 5G dengan cara mengevaluasi kinerja sistem OpenAirInterface 5G pada platform cloud yang terkelola oleh Juju Orchestration. Digunakan platform cloud yang terkelola oleh Metal as a Service(MAAS) untuk memudahkan penyebaran infrastruktur, baik fisik mapun virtual, dan Juju Orchestration untuk mempercepat dan mempermudah penyebaran aplikasi OpenAirInterface diatas platform cloud. Pengujian kinerja layanan dilakukan dengan cara menguji bitrate, latensi, jitter, performa streaming, dan performa browsing. Oai cloud memiliki hasil bitrate rata-rata 12,60 Mbps pada proses unduh, hasil bitrate rata-rata 17,50 Mbps pada proses unggah, waktu rata-rata 51,64 ms pada latensi, dan waktu rata-rata 11,40 ms pada jitter. Sedangkan pada Oai fisik memiliki hasil bitrate rata-rata 12,56 Mbps pada proses unduh, hasil bitrate rata-rata 17,42 Mbps pada proses unggah, waktu rata-rata 54,44 ms pada latensi, dan waktu rata-rata 12,48 ms pada jitter . Dari hasil yang didapat dapat diambil kesimpulan bahwa performa internet Oai cloud lebih unggul walaupun nilai perbedaannya yang tidak signifikan dan sedikit. Namun walaupun begitu, Oai cloud masih memiliki kelebihannya yang sangat berbeda jaruh dalam kemampuan skalabilitasnya dikarenakannya memiliki kemampuan penyebaran aplikasi secara otomatis dan cepat yang dilakukan oleh Juju Orchestration.

OpenAirInterface (OAI) 5G is an open source based software that can implement LTE-based telecommunications systems and its protocols, which uses the 3GPP standard, on a public computer. OpenAirInterface 5G is used to conduct research on the development of 4G to 5G at a lower cost. In this work we evaluate the concept of Virtual Networks on the OpenAirInterface 5G network by evaluating the performance of our the OpenAirInterface 5G system on a cloud platform managed by Juju Orchestration. The cloud platform used is managed by Metal as a Service (MAAS) to help allocate the network infrastructure, both physical and virtual. Juju Orchestration is used to accelerate and automate the deployment and configuration of OpenAirInterface applications on the cloud platforms. The performance evaluation is done by testing the bitrate, latency, jitter, streaming performance, and browsing performance. OAI cloud has an average bitrate of 12.60 Mbps during the download process, an average bitrate of 17.50 Mbps for the upload process, an average time of 51.64 ms at latency, and an average time of 11.40 ms at jitter. The physical OAI has an average bitrate of 12.56 Mbps in the download process, the average bitrate of 17.42 Mbps in the upload process, the average time of 54.44 ms on latency, and the average time of 12.48 ms at jitter. From the results obtained it can be concluded that the the performance quality of OAI cloud is better even though the differences are not significant and small. However, OAI cloud still has its big advantages in term of its scalability process for the ease of automation deployment of application carried out by Juju"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Raditya Karissaputra
"Open Air Interface (OAI) adalah suatu open source platform yang dirancang untuk memungkinkan kita membuat layanan jaringan seluler menggunakan peralatan yang lebih sederhana, yaitu menggunakan komputer sebagai Core Network dan menggunakan Universal Software Radio Peripheral (USRP) sebagai pemancar sinyal radio yang menggantikan fungsi dari Base Station operator seluler komersial. Solusi penghematan biaya penelitian dengan menggunakan OAI dapat lebih signifikan lagi apabila digabungkan dengan penggunaan the Platform for Open Wireless Data-driven Experimental Research (POWDER) yaitu proyek yang dijalankan oleh University of Utah yang bermitra dengan beberapa kolaborator lain. POWDER menyediakan akses kepada jaringan sumber daya komputer pribadi dan USRP sebagai alat pengujian secara gratis yang dapat kita kontrol dari jarak jauh. Pada skripsi ini, POWDER digunakan untuk melakukan instalasi dan menjalankan OAI 5G, serta menguji performa, keandalan, serta efisiensi menggunakan program penguji kualitas jaringan dan performa prosesor. Eksperimen jarak jauh dengan Sistem Open Air Interface 5G yang diimplementasikan pada platform POWDER menunjukkan hasil yang sangat optimal. Kecepatan tertinggi OAI 5G pada platform POWDER mencapai 930,86 Mbps. Kemudian performa sistem OAI 5G yang dijalankan pada platform POWDER menghasilkan efisiensi yang 49,03% lebih unggul dibandingkan dengan OAI 5G yang dijalankan pada mesin fisik. Di sisi lain, kami juga menemukan beberapa keterbatasan pada POWDER, yaitu masalah jumlah perangkat yang tersedia, antarmuka pengguna yang kurang ramah pengguna, sering terjadi pembaharuan sistem dan maintenance, dokumentasi yang kurang diperbaharui.

Open Air Interface (OAI) is an open source platform designed to let us deploy cellular network services using simpler equipment, specifically using personal computers as a Core Network and using Universal Radio Peripheral Software (USRP) as radio signal transmitters that substitute the functions of the Base Station commercial cellular operator. Research cost-saving solutions using OAI can be even more significant when combined with the use of the Platform for Open Wireless Data-driven Experimental Research (POWDER) which is a project run by the University of Utah in partnership with some collaborators. POWDER provides access to network resources of personal computers and USRP as free testing tools that can be controlled remotely. In this work, POWDER is used to install and run OAI 5G and test the performance, reliability, and efficiency of using network quality testing and processor workloads. Our remote experiments with Open Air Interface 5G system that is implemented on the POWDER platform shows that it runs optimally. The average speed of OAI 5G on the POWDER platform reaches 930.86 Mbps. Subsequently the performance of the OAI 5G system that runs on the POWDER platform is 49.03% more efficient than the OAI 5G which runs on physical machines. On the other hand, we found that POWDER also has some limitations, i.e. the problem of the number of available devices, the user interface that is less user-friendly, frequent system updates and maintenance request, and less updated documentation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>