Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kilat Purwoyudo
"Fungsi Polisi adalah memelihara ketertiban dan keamanan, penegakan hukum, mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Untuk mewujudkan kondisi diatas Polri memerlukan dukungan dari beberapa komponen yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu Polri bekerja sama dengan unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat seperti tokoh-tokoh dan pimpinan informal. Untuk memperoleh dukungan tersebut polisi menjalin hubungan dan kerjasama. Dalam pelaksanaannya polisi kadangkala terjebak dengan hubungan yang dilakukan dengan tokoh informal yang ada. Kekuatan informal yang mempunyai konotasi negatif dimata masyarakat diajak bekerja sama, contohnya adalah Preman.
Dari hubungan ini timbul kecenderungan penyimpangan kewenangan dan menumbuhkan peluang preman untuk tetap melakukan kegiatan. Tesis ini membahas tentang hubungan Polsekta llir Timur l dengan preman serta dampak yang di timbulkan dari pola hubungan yang dilakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Nancy Adjani
"ABSTRAK
Ruko di Palembang muncul sejak era kolonialisme di daerah perdagangan di kota Palembang. Makalah ini membahas bagaimana ruko di Palembang sebagai salah satu area komersial terpenting dalam berbagai ekspresi dan transformasi dari waktu ke waktu, terlibat dalam sejarah, dan budaya lingkungan perkotaan di Kota Palembang. Masyrakat Cina memperkenalkan bangunan ruko di tempat pertama yang dibawa dari tanah asalnya dan telah ada beberapa adaptasi dengan kondisi setempat. Ada perubahan yang signifikan di bagian interior, namun perubahan yang lebih lambat di bagian luar ruko. Analisis ini berfokus pada penataan ruang yang menghasilkan orientasi ke dalam-ke luar, organisasi linier, dan kedekatan-keterbukaan terlepas dari bentuk bangunan. Makalah ini lebih jauh menganalisis pentingnya ruko di kota Palembang dan bagaimana hal itu menopang perubahan kota, termasuk fasad yang menciptakan kesinambungan visual di daerah tersebut. Makalah ini menyimpulkan bahwa perubahan ruko di Palembang terkait dengan gagasan fungsionalitas, serta mempertahankan budaya dan lingkungan perkotaan, dan citra kota atau kawasannya.

ABSTRACT
Shophouses in Palembang appearing since the colonialism era at the trading area in Palembang city. This paper discusses how shophouses in Palembang as one of the most important commercial area in its various expressions and transformations over time, involves in the history, and culture of urban environments of the Palembang City. Chinese introduced shop house building at the first place that were brought from their original land and there has been some adaptation to local conditions. There had been rapid changes in the interior, yet slower change in the exterior of shophouses. The analysis focuses on the spatial arrangement which resulted in the inward-outward orientation, linear organization, and closeness-openness regardless of the shape of the building. This paper further analyzes the importance of shophouses in Palembang city and how it sustains the change of the city, including the façade that create a visual continuity in the area. The paper concludes that changes of shophouse in Palembang are related to the idea of functionality, as well as sustaining the culture and urban environment, especially though maintaining the images of city or the district."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Tilawati
"Tesis ini merupakan analisis atas kehidupan perempuan pedagang di pasar 16 Ilir Kodya Palembang. Permasalahan dalam penelitian ini mencakup empat hal, pertama apa saja yang menjadi penyebab perempuan di daerah agraris mengambil keputusan menjadi pedagang; kedua, bagaimanakah karakterisktik entrepreneurship mereka; ketiga, apa saja strategi yang mereka gunakan untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang telah mereka rintis; dan keempat, bagaimanakah kewiraswastaan yang mereka miliki berdampak pada kehidupan keluarga, masyarakat dan komunitas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa marjinalisasi pekerjaan di sektor pertanian yang berkaitan dengan tekanan nilai-nilai budaya patriaki dan pembangunan pertanian yang bias jender, merupakan faktor pemicu perempuan beralih pekerjaan. Besar kecilnya penghasilan yang berhasil dikumpulkan oleh perempuan, ternyata memiliki dampak yang berbeda terhadap peran dalam pengambilan keputusan. Dilihat dari beban kerja, perempuan dapat melimpahkan pekerjaan domestiknya kepada orang lain (baik yang di bayar maupun tidak di bayar), jika perempuan dapat memberikan kontribusi pendapatan dalam keluarganya.

This thesis was an analysis toward tradeswoman at 16 Ilir market in Palembang Municipality. The main subject in this research ranged over four items to be analyzed i.e. first, factors which caused woman in the farmland decide to be a tradeswoman; second, the char4cteristics of their entrepreneurship; third, their strategy to maintain and develop the existing business; fourth, impact of entrepreneurship toward their family, extended family and society.
Findings of the research can be conclude as follows: 1) marginalization in the agricultural sector, which is related with pressure on patriarch system and gender bias, was a triggering factor for woman in the farmland to switch their profession 2) income level (the sizeable or scantiness of income) proved to be highly related with their decision-making process 3) successful tradeswoman tend to dump all their workload (domestic duties) to housekeeper (paid or unpaid) if tradeswoman can provide contribution in their family.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S7045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Masyito
"Kebijakan pembangunan rumah susun sebagai alternatif perumahan dan permukiman bagi penduduk padat dilaksanakan di Kota Palembang, rumah susun ini berada di Kelurahan 23 Ilir Kecamatan Bukit Kecil merupakan daerah strategis di tengah kota yang merupakan tujuan pendalang untuk menetap.
Wilayah rumah susun ini sebelumnya merupakan daerah perkampungan di tengah kota, dan dipicu oleh kebakaran yang terjadi pada bulan Agustus 1981 maka kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya wilayah kumuh ditetapkan kebijakan pembangunan wilayah permukiman dan untuk masalah kebakaran yang terjadi, relokasi merupakan salah satu solusi agar tidak terjadi kekumuhan terhadap lahan yang ada.
Badan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (BPPRS) yang semestinya badan yang mengelola rumah susun ini, namun kenyataan sekarang bahwa lokasi rumah susun tersebut terlihat kotor, padat dan kumuh terutama pada blok-blok tipe F.18 dan berada di Kelurahan 23 Ilir Kota Palembang yang merupakan daerah yang diobservasi dalam penelitian ini.
Permasalahan-permasalahan yang muncul menimbulkan pertanyaan bahwa faktor apa yang menjadi penyebab keadaan yang kumuh tersebut, dan bagaimana pula dengan kebijakan pemerintah dengan membangun rumah susun yang dihubungkan dengan keadaan yang demikian.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan keadaan kumuh di rumah susun
2. Mengevaluasi hasil kebijakan pembangunan rumah susun oleh pemerintah daerah.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, adalah:
Terdapat hubungan antara kondisi lingkungan fisik rumah susun dan kondisi sosial ekonomi penghuni rumah susun di Kelurahan 23 Ilir Kota Palembang.
Lokasi Penelitian yaitu ada di 3 Blok dari Zona I yang terdiri dan 12 Blok. dan ketiga blok tersebut berada di Kelurahan 23 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Lokasi ditentukan berdasarkan purposive sampling, sampel ditentukan secara simple random sampling.
Variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel kondisi lingkungan fisik terdiri dari: variabel-variabel fisik lingkungan (keadaan drainase dan pengelolaan sampah) dan variabel-variabel fisik bangunan (keadaan ventilasi dan pencahayaan).
2. Variabel Kualitas Hidup (kemiskinan, pengeluaran non makan, pengadaan air bersih. kepadatan, tingkat pendidikan dan kesehatan balita).
Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi lapangan serta wawancara mendalam. Wawancara dilakukan untuk mengetahui lebih jelas informasi yang dirasakan belum mencukupi dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari literature dan pihak instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penyajian data dilakukan secara deskriptif dengan data kualitatif dan kuantitatif, analisis menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Untuk memudahkan operasi perhitungan digunakan Software SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa:
Faktor yang menyebabkan keadaan kumuh di rumah susun Kelurahan 23 Ilir Kota Palembang adalah tidak berjalannya Badan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun, dengan didukung pula kualitas hidup penghuninya yang rendah.
Tidak terdapat hubungan antara kondisi lingkungan fisik dengan kondisi sosial ekonomi penghuni rumah susun di Kelurahan 23 I1ir (hanya 3 variabel yang berhubungan dari 24 variabel yang dihubungkan atau 12,5%) , menunjukkan bahwa pembangunan runah susun yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah terjadinya kekumuhan antara lain meningkatkan kualitas hidup masyarakat, ternyata pembangunan tersebut tidak mampu meningkatkan kualitas hidup penghuninya, bahkan kondisi fisik rumah susun menjadi kumuh.
Perlu pertimbangan yang berbeda antara penghapusan kekumuhan dan peningkatan kualitas hidup dimana kedua masalah tersebut memerlukan solusi yang berbeda.
Untuk penanggulangan permasalahan kualitas hidup penghuni di rumah susun ini, penentuan mendahulukan penanganan yang paling kritis keadaannya seperti keadaan kemiskinan, air bersih dan faktor kepadatan penghuni perlu ditetapkan, disamping perlunya dibentuk kembali Perhimpunan Penghuni Rumah Susun untuk mengelola rumah susun tersebut.

Correlation between Multi-storey Residential Buildings and the Quality of life of its Inhabitants (A case study on multi-storey apartments at Kampong 23 I1ir Palembang City)Multi-storey residential building (MSRB) policy has been applied in Palembang City as an alternative for housing in dense-populated area. The MSRB built in Kampong 23 Ilir Bukit Kecil Sub District, is a strategic area in the city center that become a popular place to stay for the urban. The location was a slum area.
A fire on August 1981 forced the government to issue a regional development and relocation policy to prevent similar accidents happen. The policy included articles on housing to deter the prompt of other slum areas in the city.
The Association of MSRB Residents has founded to run its main function to manage the building. But the fact could be found currently is hardly contrasted from the slum since the association failed to act. The worse condition could be found in F.18-hype blocks that being observed by this research.
Based on those problems, there is some questions arose: 1). What are the main factors that prompted slum areas in the city?, 2) What are the government policies related to the problems?
The purposes of this research are:
1. To identify the main factors have caused the prompt of slum condition at MSRB,
2. To evaluate the government policies on the problems.
The hypothesis of this research is:
- There is correlation between the physical condition of the MSRB in Kampong 23 Ilir Bukit Kecil Sub District, and the social; economic status of its residents.
The research took place in three blocks on Zone 1 of the MSRB in Kampong 23 Ilir, Bukit Kecil Sub District Palembang City which consist 12 blocks. Data collected by using simple random sampling.
The variables of this research are:
1. Physical condition variables, including: environmental physic variables (drainage and waste management) and building physic variables (ventilation and lightening).
2. Life quality variables (Primary data were collected by field observation and deep interview. The deep interview was done to fill gap information needed. Secondary data were taken from literature and from related institution.
This is result presented descriptively from the qualitative and quantitative data supported by analysis used Chi Square formulation. The calculation was made by using Statistical Package for Social Science (SPPS) software.
The results of this research are:
- The main factor result in the slum condition at the MSRB: The Association of MSRB Residents is failed to function beside its residents life quality is low.
- There's no correlation between Physical condition at the MSRB and the social economic status of its residents (only 3 out of 24 variables has correlation or only 12,5% totally). The finding show that the MSRB policy made by government failed to come to its goals increasing the life quality of the community and to provide a good life conditions.
Difference consideration and judgment would be needed to solve the problems of the slum condition of the community since both problems need different solutions.
The poverty, non-consume expenses, clean water supply, population density, education degree and the health condition of the children under 5 years old). The main factors ill be done to increase a part of the problems the quality of life in this location beside the Association of MSRB is acted.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zanariah
"Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan terus berkembang seirama dengan pesatnya kemajuan pembangunan dan aktivitas penduduknya. Kegiatan pembangunan kota membawa implikasi pada upaya perbaikan kuaiitas kehidupan masyarakat dan kualitas Iingkungan hidup. Permasalahan yang dapat diidentifikasi daiam penelitian ini adalah: (a) penyediaan air bersih belum memenuhi kebutuhan masyarakatnya, baik kualitas maupun kuantitasnya, (b) sering terjadi pemadaman aliran listrik secara bergilir yang mengganggu aktivitas masyarakat, (c) kondisi infrastruktur kota sebagian besar rusak, (d) terbatasnya ruang terbuka hijau pada lokasi-lokasi padat hunian.
Masalah penelitian adaiah bagaimana pengembangan praktis indikator keberlanjutan Kota Palembang. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan pengembangan praktis indikator keberlanjutan Kota Palembang. Mengidentifikasi masalah-masalah pokok Kota Palembang yang mengancam keberlanjutan Kota dan menyusun indikator-indikator pembangunan berkelanjutan secara kualitatif normatif.

Palembang is the capital city of South Sumatra Province has many progress in development and social activities. City development activities have some impact on quality of environment and improvement of human life. Many problem can be identifed such as (a) the quality and quantity of water supply is necessary not enough with society needs, (b) the electrical turn-off often disturb the human activities, (c) the public infrastructure much inappropriate condition, and (d) lack of green space in many slump areas.
The problem in this research is how practical of sustainable development indicator of Palembang city. The aim of this research is to give a concept of the practical of sustainable development indicators of Palembang city. To identify the main problems of Palembang city which threatening of sustainable city and to arrange normative or qualitative concept of sustainable development indicators."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Lambok
"Pelayanan air bersih di Kota Palembang sudah ada sejak pada masa kolonial. Pada saat itu (1929-1949) kapasitas produksi air bersih di Kota Palembang baru mencapai 100 liter per detik. Kini kapasitas produksi air bersih di Kota Palembang sudah meningkat menjadi 3022,5 liter per detik. Namun, kapasitas produksi yang cukup besar tersebut masih belum mampu melayani kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Palembang.
Pelayanan air bersih merupakan salah satu komponen pelayanan perkotaan (urban services) yang menjadi tugas pemerintah kota. Pelayanan air bersih yang diberikan oleh PDAM Tirta Musi Palembang belum menjangkau seluruh masyarakat di Kota Palembang. Pelayanannya pun sampai saat ini masih belum memuaskan masyarakat karena pengaliran air bersih ke pelanggan masih terbatas. Berdasarkan kondisi tersebut permasalahan penelitian yang akan diangkat adalah membahas pandangan masyarakat di Kecamatan Ilir Timur II dan harapan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirta Musi Palembang. Sedangkan tujuan penelitan adalah ingin mengetahui pandangan pelanggan terhadap pelayanan, khususnya mengenai kualitas pelayanan air bersih, mengetahui faktor yang paling mempengaruhi pelayanan. dan memperoleh gambaran pandangan pelanggan tentang harapan peningkatan pelayanan.
Varibel-variabel yang dianalisis adalah tentang Kebutuhan Masyarakat terhadap Air Bersih, Pengalaman Masa Lalu, Dimensi Kualitas Pelayanan, Komunikasi Personal, dan Akses dan Fasilitas Pelayanan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho: Tidak ada hubungan antara variabel Kebutuhan Masyarakat, Pengalaman Masa Lalu, Dimensi Kualitas Pelayanan, Komunikas Personal, dan Akses dan Fasilitas Pelayanan terhadap Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan PDAM Tirta Musi Palembang. H1: Ada hubungan antara variabel Kebutuhan Masyarakat, Pengalaman Masa Lalu, Dimensi Kualitas Pelayanan, Komunikas Personal, dan Akses dan Fasilitas Pelayanan terhadap Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan PDAM Tirta Musi Palembang. Untuk tnenguji hubungan antar variabel dalam penelitian dipilih lokasi penelitian di Kecamatan Ilir Timur II yang dianggap mewakili karakteristik Kota Palembang, dengan jumlah sampel sebesar 300 orang, yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial, dan niaga.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antar variabel Kebutuhan Masyarakat terhadap Air Bersih, Pengalaman Masa Lalu, Komunikasi Personal, dan Akses dan Fasilitas Pelayanan terhadap variabel Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan PDAM Tirta Musi Palembang. Dengan dernikian untuk variabel-variabel tersebut Ho diterima daft Ht ditolak. Sedangkan pada variabel Dimensi Kualitas Pelayanan terdapat hubungan dengan variabel Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan PDAM Tirta Musi Palembang. Koefisien korelasi Pearson sebesar 0,196 teruji pada taraf signifikansi I% dan 5%.
Hasil pengujian juga menunjukkan ada pengaruh secara bersama-sama dan variabel bebas Kebutuhan Masyarakat, Pengalaman Masa Lalu, Dimensi Kualitas Pelayanan, Komunikasi Personal, dan Akses dan Fasilitas Pelayanan terhadap variabel Pandangan Masyarakat terhadap Pelayanan. Walaupun tidak terlampau besar hanya mencapai 5% (R2 = 0,050) dan F hitung = 3,060: F tabel 1%= 3,09 dan 5% = 2,24. Artinya, pengujian regresi tcrbukti pada taraf signikansi 5%. Sedang pada taraf signiftkansi 1% tidak terbukti.

Water services in Palembang have been exist since the colonialism era. In 1929 - 1942, the capacity of water production was still 100 litters per second. Now it has increased to 3022,5 litter per second. However, this large production is still unable to serve the needs of water supply of Palembang society.
Water service is one of the urban services for city government. Water services handled by Municipal Waterworks (PDAM) of Tirta Murti Palembang, still cannot reach all the society in Palembang. Even though, the service is dissatisfied, because of the stream flow that is still limited. Based on this condition, research problem that will be studied is the society view in sub district of East Ilir lI and their expectation to water service given by Municipal Waterworks (PDAM) of Tirta Murti Palembang. Moreover, the purpose of this research is to measure the customer view to the service especially about the quality of water service, the factor that influence the service and get description about customer view of the increasing service expectation.
Variables analyzed are about the needs of society of water, last experience, service quality dimension, personal communication and access and also service facility. Hypothesis in this research is Ho: there is not any relations among the needs of society of water variable, last experience, service quality dimension, personal communication and access and service facility concerning to society's view about the service of PDAM Tirta Murti Palembang. Hi: There is relation among the society needs of water variable, last experience, service quality dimension, personal communication and access, and service facility concerning to society's view about the service of PDAM Tirta Murti Palembang. To examine the relationship among variables in this research, sub district of East Ilir II, is chosen as a location. Because it can represent the characteristics of Palembang city with 300 respondents consist of housing, social and business consumer.
The result of this research shows that there is not any relations among the society needs variable, last experience, service quality dimension, personal communication and access, and service facility concerning to society's view about the service of PDAM Tirta Murti Palembang. So, Ho variables are accepted and Hi are rejected. Moreover, there is a relation between the service quality dimension variable and society's view concerning to the service of PDAM Tirta Murti Palembang. Correlation coefficient Pearson is 0,196 put to a test on level of significant 1% and 5 %.
The result also shows that there is an influence from predictor variable of society needs of water, last experience, quality of service dimension, personal communication and access, and service facility concerning to society's view about the service. Although it is only 5%(R2==0,050) and F observation = 3,060: F table 1%= 3,09 and 5%= 2,24. It means that the regression test proved on level of significant of 5% and on level of significant of 1% is not proved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>