Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhiny Indah Prasanti
"Persaingan yang semakin ketat di seluruh sektor bisnis, secara langsung maupun tidak langsung menuntut para pelaku bisnis untuk semakin llhan menanamkan peranannya dalam bidang masing-masing. Tidak terkecuali dalam industri penyedia jasa, dimana persaingan kini juga semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya membangun dan memelihara hubungan yang erat dengan pelanggan. Aspek ketakberwujudan (intangible) suatu hubungan merupakan suatu nila1 tambah yang dapat dikembangkan menjadi suatu keunggulan kompctitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing.
Banyak penelitian di bidang pemasaran dilakukan dalam upaya untuk mengukur kualitas hubungan antara produsen dan jalur distribusi maupun antara penjual dengan konsumen ( orsch er al., 1998, Kumar er ai., 1995, Crosby et al., 1990, Bejou ez al., 1996). Namun demikian, masih belum ada skala yang temji yang dapat digunakan oleh penyedia jasa untuk mengukur kualitas hubunannya dengan pelanggan untuk selantnya digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program pemasaran relasional yang telah dilaksanakan. Selama ini, secara empiris belum tenbukti apakah kuatas dan aspek-aspek intangible dalam hubungan antara penyedia jasa dengan pelanggan dapat lebih menjelaskan kecenderungan perilaku konsumen bila dibandingkan skala pengukuran kualitas jasa yang umum digunakan, yaitu SERVQUAL. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan skala yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas hubungan yang bersifat tak berwujud antara perusahaan penyedia jasa dengan pelanggan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan antara kualitas jasa dengan kualitas hubungan dan pengaruhnya terhadap kesetiaan pelanggan.
Fokus perhatian pada penelitian ini adalah pada industri penyedia jasa yang berhubungan Iangsung dengan konsumen individual. Hai ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa sebagian besar konsumen pengguna layanan jasa adalah konsumen individual. Penelitian diadakan melalui survei terhadap 267 responden individual pengguna jasa di area Jabotabek, dengan metode pengambilan sampel tak acak (non-probability sampling method) dalam bentuk convenience sampling. Data yang diperoleh melalui survei selanjutnya dianalisa dengan menggunakan SPSS 13.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kualitas jasa yang ditawarkan maupun kualitas hubungan antara penyedia Jasa dengan pelanggan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kesetiaan pelanggan. Kulitas jasa, yang diyakini sebagai kunci awal terciptanya hubungan yang erat antara penyedia jasa juga terbukti memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap kualitas hubungan. Hasil uji juga menunjukkan bahwa kualitas hubungan antara penyedia jasa dengan pelanggan memilki penghasilan yang leblh besar terhadap kesetiaan pelanggan, bila dibandingkan dengan pengaruh kualitas jasa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McIver, Colin
Jakarta: Bina Aksara, 1980
658.8 MCI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buchari Alma
Bandung: Alfabeta, 2007
658.8 Alm m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poerwoko Arboetomo S.
"PT Tunas Ridean, Tbk ( TURI ). mengawali usahanya dengan nama Tunas Molor pada tahun 1967, selelah 33 tahun berkecimpung dalam bisnisnya yailu pada sektor perdagangan otomotif. banyak hal yang dikembangkan sesuai dengan core businessnya. Sebagai salah satu distributor yang ditunjuk oleh PT Astra International, dimana PT Astra melalui anak perusahaanya menjadi ATPM beberapa merk global antara lain Toyota, BMW, Daihatsu , Peugeot. Nissan Diesel dan Isuzu, maka TURI mempunyai kelerikatan yang sangat kuat dengan prinsipalnya, boleh dikatakan ketergantungan TURJ terhadap Astra sangat tinggi. Karena TURI sendiri besar karena Astra, sehingga sampai dengan perubahan kepemilikan saham di Astra pun akan mampu mempengaruhi kinerja dari TURI. Dengan terjadinya krisis yang melanda negri ini. maka Slrategi Bisnis di TURI pun mulai berubah, Manajemen TURI menyadari keterbaiasan gerak mereka, karena ketergantungan dari pihak Astra adalah merupakan sualu kendala yang besar, tetapi dibalik itu merekapun menyadari ke"luwes"an TIJRI tersebut dalam menjalankan roda businessnya sehingga dengan menonjolkan sebagai suatu usaha bidang jasa di sektor otomotf, TURI masih terus eksis sampai saat ini.
Langkah langkah strategik yang telah dilakukan TURI untuk raengembangkan bisnisnya, adalah sebagai berikut:
- Menjalin Kerja Sama dengan mitra lokal lainya, untuk menjadi distributor merk lain diluar Astra Group sebagai contoh : Opel. in
- Menjalin Aliansi Stralegik dengan pihak Asing, pada saat ini 30 % sahani TURI dipegang oleh Jardine International Motors
- Mengembangkan berbagai macam divisi sebagai diversiiikasi usaha di hidang olomotii" antara lain Used Car Centre, Ekslusive Workshop, Parts, Accesories, Financial Lease, dan yang terbaru adalah Operating Lease / Fleet Management.
- Seiring dengan tehnologi saat ini TURI juga mengembangfcan e-commerce.
Dari berbagai macam peristiwa yang terjadi di negara kita, maka langkah langkah strategik TURI sangatlah tepat sebagai contoh :
- Peraturan Pemerintah tentang dibukanya Kran Import untuk CBU, dengan menjalin dengan mitra asing, secara otomatis resources di dunia international tidak akan berkurang dan akan mengurangi ketergantungan dari Aslra sebagai ATPM.
- Serbuan Investor Asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia untuk waktu yang akan datang diramalkan akan meledak, maka unluk mengantisipasinya TURI melalui anak perusahaannya yaitu membuka divisi baru Operating Lease untuk Perusahaan perusahaan yang memikirkan efisiensinya dalam menjalankan usahanya. Divisi ini merupakan sinergi dari seluruh bisnis TURI yang ada mulai dari New Car. Workshop. Financing dan Used Car. dan dinamakan TUNAS LEASE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Taqwa Fitriani
"Perang tarif merupakan fenomena yang sedang terjadi pada industri penerbangan di Indonesia. Para maskapai penerbangan berlomba menawarkan tarif semurahmurahnya pada konsumen jasa penerbangan untuk berbagai rute. Dalam suasana persaingan seperti itu, full-service airline seperti Garuda Indonesia pun harus mempertajam kemampuannya mengelola biaya agar dapat memberikan layanan terbaik kepada penumpang.
Namun, harga bukan satu-satunya alat yang dapat dijadikan untuk tetap kompetitif. Penerapan pemasaran relasional dapat menjadi salah satu cara bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Hal ini didukung oleh sifat industri penerbangan yang pada dasarnya merupakan bagian dari industri jasa. Industri jasa memiliki kesempatan lebih besar dalam membangun hubungan relasional dengan pelanggannya karena mereka secara fisik dapat lebih dekat dengan pelanggan sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi. Dalam menjalankan strategi ini, aspek utama yang diperhatikan adalah pembinaan ataupun peningkatan hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan.
Penelitian ini memfokuskan pada analisis pengaruh tiga taktik pemasaran relasional (direct mail, preferential treatment dan interpersonal communication) terhadap persepsi investasi relasional yaitu suatu persepsi yang dimiliki pelanggan mengenai sejauh mana suatu perusahaan berinvestasi ke dalam hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan. Kemudian, analisis juga dilakukan terhadap pengaruh persepsi investasi relasional tersebut terhadap kualitas relasional yang pada akhirnya mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan semua konstruk memberikan pengaruh yang positif yang berarti bahwa peningkatan pelaksanaan taktik-taktik pemasaran relasional akan meningkatkan persepsi investasi relasional sehingga kualitas relasional yang dirasakan pelanggan meningkat dan pelanggan menjadi lebih loyal.
Di antara ketiga taktik pemasaran relasional yang diteliti, pengaruh preferential treatment paling besar sehingga Garuda Indonesia sebaiknya memperhatikan perlakuannya terhadap para anggota Garuda Frequent Flyer. Para anggota Garuda Frequent Flyer harus benar-benar merasakan mendapatkan manfaat dengan menjadi anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota Garuda Frequent Flyer.

The current situation of Indonesia's airline industry is the price war phenomenon. Many airlines are competing to give the lowest possible price for various routes. This puts pressure especially on full-service airlines such as Garuda Indonesia. They are demanded to be able to manage their costs in order to give the best possible service to the customer.
However, price is not the only factor that can be played with when searching for a competitive edge. Implementation of relationship marketing can be one way to gain a competitive advantage. This is especially true in the airline industry (which is essentially part of the service industry) where the companies in this industry have the advantage of actually interacting with the customer. Hence, they are in a better position to detect customer's responses and attitudes. In implementing relationship marketing, the main focus is to build, maintain and increase the valuable relationship between the company and the customer.
This research investigates the impact of three relationship marketing tactics (direct mail, preferential treatment and interpersonal communication) on consumer perceptions of a company's relationship investment, which is known as the term perceived relationship investment. This research is also intended to demonstrate the affect of perceived relationship investment on relationship quality and ultimately on loyalty.
The result is the conclusion that relationship-marketing tactics play a positive role in affecting perceived relationship investment. This means that an increase in the implementation of relationship marketing tactics will lead to an increase of perceived relationship investment. A positive path is also found between perceived relationship investment and relationship quality, and also from relationship quality to loyalty. This implies that it pays off to invest in consumer relationships because it results in increased loyalty.
Of the three relationships marketing tactics that have been researched, preferential treatment proved to be the dominant determinant of perceived relationship investment. Therefore, Garuda Indonesia should pay extra attention to this. Members of Garuda Frequent Flyer (GFF) must be able to see and feel the benefits of being a member of GFF instead of not joining GFF.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukadiah
"Bagi perusahaan yang bergerak dalam pasar global di era hiperkompetitif seperti scat ini, tantangan yang dirasakan semakin lama semakin kompleks. Kondisi seperti ini menyebabkan banyak perusahaan menghadapi permasalahan strategis. Perusahaan saling berusaha untuk memiliki keunggutan bersaing serta dituntut untuk meningkatkan aktivitas pemasarannya. Efektivitas pemasaran sangat tergantung pada formulasi strategi pemasaran yang dibuat.
Dalam memformulasikan strategi pemasaran yang sesuai, perusahaan perlu membuat suatu perencanaan pemasaran yang baik, karena tanpa adanya perencanaan yang balk maka perusahaan tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan pemasaran yang dijalankannya. Untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang iingkungan ekternal dan internal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Informasi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi ofeh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses formulasi strategi pemasaran dan apa yang mendasari pemilihan strategi yang dilakukan oleh PT. XYZ yang bergerak dalam industri jasa konstruksi, Penulis mencoba memahami apa yang menyebabkan pemasaran menjadi begitu panting dalam suatu organisasi bisnis, karena sampai seat ini masih banyak yang berpendapat bahwa pemasaran adalah menjual atau melangkah lebih jauh lagi yaitu promosi. Padahal pemasaran bukan hatiya sekedar menjual atau promosi, tetapi juga suatu perencanaan (planning) yang matang dan pelaksanaan (implementing) yang baik.
Tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan penelitian studi kasus. Unit penelitian adalah PT. XYZ, anak Perusahaan "W" yang berkantor pusat di Eropa, yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan memfokuskan diri pada pembuatan jembatan baja. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi atau studi pustaka untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara terhadap beberapa responden pada tingkat managerial untuk memperoleh data primer.
Hasil dari penelitian ini menunjukan tahap-tahap proses perencanaan pemasaran yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam rangka memformulasikan strategi pemasaran yang tepat. Proses formulasi strategi pemasaran PT, XYZ diawali dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan marketing audit yang diikuti dengan analisis SWOT. Hal ini dilakukan agar formulasi strategi pemasaran yang dipilih dapat memaksimalkan peluang yang ada serta meminimalisir ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Selain itu juga dapat kita ketahui bahwa strategi yang dipilih didasari oleh somber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.

For a company which moves in hyper competitive global market like today, challenges which are available gain to be more complicated. This condition causes a lot of companies have to face strategic problems. Companies try to be better to compete also are expected to improve their marketing activities. The effectively of marketing really depend on the marketing strategy formulation which the company made.
In formulating marketing strategy, the company has to make a good planning, because without that, there will be no maximal results from the marketing activities. That's why, complete information about external and internal environment which influence company success is needed. This information is useful to identification the strength, weakness, opportunity and threat which the company has to face.
This research aimed to know regarding the formulation process of marketing strategy and served as a basis for the selection of strategy done by PT. XYZ which is active in construction service industry. The writer try to understand what caused marketing become so important in a business organization, because up to now there are many people who still thinking is selling or further more that is promotion. Though, marketing is not just selling or promotion, but it is also a good planning and implementing.
The type of study is analysis descriptive, a case study. The research unit is PT. XYZ, the sub company of "VII company, where the head quarter is located in Europe, one of construction service companies, focus on its steel bridge building project. Method of data gathering used was documentation or literature study to obtain secondary data, and interview with some managerial respondents to get primary data.
The result of this study showed the steps of marketing planning process conducted by PT. XYZ in the framework of formulating appropriate marketing strategy. The process of formulation marketing strategy is started with deciding the goal of the company. Then, continue by doing marketing audit which is followed by SWOT analysis. The purpose are to maximally the opportunity and to minimalist the threat. Beside that, we can also know that strategy which is chosen based on the resources and capability which the company has.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T19934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Hari Widodo
"Pada saat ini telekomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan roda-roda ekonomi nasional. Kepadatan jalur telepon terestrial (permukaan) yang sangat rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya mengakibatkan kesenjangan Suplay dan Demand yang besar dengan akibat-akibat negatifnya misalnya SCR (Succesfull call rasio ) yang rendah. Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi tersebut membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit , dengan perkiraan biaya sebesar USD 2.000 persatuan sambungan.
Keterkaitan antara dunia usaha dengan pelayanan telekomunikasi dinyatakan dengan adanya hubungan positif diantara keduanya. Ini berarti, apabila terjadi peningkatan pelayanan telekomunikasi, maka akan terjadi pula peningkatan pada sektor-sektor usaha lainnya, karena sarana yang termasuk penting untuk dunia usaha adalah komunikasi. Pada kenyataannya , saat ini telekomunikasi menjadi bottle necks pembangunan di Indonesia.
Kondisi dan konst elasi fis ik-geograf is Indonesia menjanjikan tantangan sekaligus potensi bagi pembangunan telekomunikasi. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan alamnya yang terdiri dari banyak pegunungan, membutuhkan pendekatan tersendiri dalam pembangunan telekomunikasi. Indonesia, saat ini sudah menggunakan satelit komunikasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antar daerah (SKSD Palapa). Meskipun Indonesia telah memiliki satelit komunikasi bukan berarti jalur koniunikasi lewat kabel atau stasiun pengulang (repeater) tidak diperlukan lagi.
Semakin niajunya berbagai bidang usaha, seperti perbankan, pariwisata, perhotelan, media massa, energi, pertanian, pengeboran minyak dan penerbangan, menyebabkan semakin perlunya "private line communication". Apalagi bila dikaitkan dengan begitu banyaknya daftar tunggu yang menginginkan jalur telepon.
Dengan terbatasnya dana yang ada pada Pemerintah, maka Pemerintah dalain hal ini Perumtel sebagai pengelola jasa telekontumkasi didalam negeri mengajak pihak swasta untuk membantu penyediaan jasa tersebut, yang tertuang didalam UU telekomunikasi tahun 1989, mengenai penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Indonesia. PT.Citra Sari Makmur mendapatkan hak dan lisensi dalam penyelenggaraan jasa komunikasi data atau informasi dengan sistim pola bagi hasil, yang menggunakan teknologi tinggi melalui satelit Palapa yaitu sistem Very Small Aperture Terminal (VSAT).
Penyelenggaraan pelayanan jasa telekomunikasi tergolong dalam produk jasa, sebagai penghasil produk jasa, strategi pemasarannya berbeda jika dibandingkan dengan pemasaran barang industri. Pada produk jasa ini juga dibedakan atas jasa yang menggunakan peralatan dan jasa yang menggunakan tenaga manusia, kesuksesan dari produk jasa tersebut diukur berdasarkan kepuasan yang diperoleh pemakai jasa tersebut. Demikian pula dengan produk jasa teknologi tinggi yang menggunakan banyak peralatan canggih, kepuasan konsumen tidak dapat dirasakan sesaat setelah penggunaannya, harus melewati masa adaptasi dan berbagai proses belajar. Beberapa saat kemudian setelah mèlalui proses tersebut, baru dirasakan manfaatnya. Yang dapat dirasakan adalah terjadinya peningkatan kualitas diberbagai aspek, baik yang bermanfaat bagi pelanggan ataupun penyelenggara. Bahkan untuk teknologi yang makin tinggi, diperlukan berbagai tahapan proses dan penyesuaian. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan diperlukan suatu kesadaran bagi konsumen maupun penyelenggara.
Bagi perusahaan penyelenggara jasa tersebut, hal diatas harus diantisipasi sebeluninya, dengan melakukan peruinusan strategi inanajemen, strategi persaingan, strategi teknologi yang akan dipakai dan strategi pemasaran produk jasa teknologi tinggi. Dengan meinperhatikan lingkungan external maupun lingkungan internal perusahaan, maka diharapkan dapat dirumuskan strategi perusahaan secara umuni. tJntuk menyusun strategi operasional, harus diperhatikan juga tujuan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan. Keinudian dari strategi operasional dapat ditentukan kebijakan yang akan ditempuh oleh perusahaan, sehingga ineinpermudah kontrol dan evaluasi tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Faktor yang terpenting dari suatu usaha adalah memenangkan persaingan diantara perusahaan sejenis yang ada. untuk menghadapi persaingan, ada lima faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu kemungkinan masuknya pesaing baru, banyak sedikitnya barang substitusi, kekuatan suplier dan konsumen, ketatnya persaingan diantara perusahaan yang ada. Untuk menghadapi persaingan, maka PT CSM melakukan strategi differensiasi dibidang teknologi yang digunakan.
Dengan hak monopoli yang diberikan Peinerintah kepada PT CSIVI, maka hal terpenting yang harus diperhatikan oleh PT CSM adalah pemilihan teknologi yang tepat dan pemasaran beserta servis yang baik terhadap konsumen.
Sebagai negara yang masih berada dalain taraf berkembang, dimana kebijakan Pemerintah sering berubah, inaka PT CSM harus cepat mengantisipasi perubahan kebijakan Penterintah. Dalam hal ini, monopoli yang diberikan kepada PT CSM terancam dengan adanya perusahaan-perusahaa yang memperoleh hak mengelola jasa VSAT untuk pemakaian sendiri (closed user). Naka PT CSM harus mulai mempertimbangkan tentang persaingan dan hal-hal yang tadinya tidak terfikirkan misalnya mengenai harga sewa.
Harga sewa sistim VSAT yang ditawarkan kepelanggan, sudah ditentukan dalam kontrak pola bagi hasil antara Perumtel dengan PT CSM, maka PT CSM terikat dengan perjanjian tersebut. sedangkan harga merupakan salah satu kendala didalam pemasaran sistim VSAT ini, yang menyebabkan target pelanggan tidak tercapai. Untuk mengatasi masalah ini seharusnya perjanjian antara kedua belah pihak dapat ditinjau kembali. Disamping itu, PT CSM harus melakukan perbaikan dibidang pelayanan dan sistim yang digunakan, untuk memperbaiki citra perusahaan.
Strategi usaha produk jasa teknologi tinggi adalah dengan menahami secara keseluruhan kebutuhan dari calon pelanggan dan pengetahuan mengenai teknologi yang akan dipakai dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Penyebaran informasi mengenai produk jasa teknologi tinggi lebih ditingkatkan agar para calon pelanggan lebih rnengetahui teknologi yang dipakai (awareness), baik kelebihan dan kekurangannya, sehingga nantinya akan meningkatkan pemanfaatan teknologi tersebut secara optimum. Bagi penyelenggara produk jasa teknologi tinggi, peningkatan dalam kemampuan, teknologi, dan organisasi terutama dari segi pelayanannya dibutuhkan untuk survive. Tantangan utama bagi penyelenggara produk jasa teknologi tinggi adalah bagaimana menyesuaikan teknologi yang digunakan dengan kebutuhan pasar.
Dalam karya akhir ini terlihat bahwa strategi usaha dan produk jasa teknologi yang tadinya merupakan monopoli berubah menjadi strategi usaha jasa teknologi tinggi yang ada persaingannya atau kompetisi dengan adanya kebijakan baru pemerintah, sehingga terlihat bahwa peran pemenintah dalam menentukan kebijakan teknologi sangat besar pengaruhnya bagi dunia usaha di Indonesia khususnya penyelenggara jasa yang menggunakan sistein VSAT yaitu PT.CSM."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T8658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Herytha
"Sampai saat ini belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan Rumah Sakit A dan memanfaatkan kemampuannya, serta memanfaatkan produk unggulan. Meskipun RS A adalah rumah sakit pemerintah dan berstatus non profit, namun dalam operasionalnya tetap memerlukan pembiayaan, dalam hal ini pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di unit radiodiagnostik RS A, khususnya dalam pemeliharaan alat MRI.
Unit radiodiagnostik RS A bekerja sama dengan bagian marketing RS A menerapkan imbal jasa bagi dokter rumah sakit lain/perusahaan/praktek yang mengirimkan pasien ke unit radiodiagnostik RS A. Ini dikarenakan sejak krisis moneter, pemakaian alat ini menurun, terlihat dari jumlah pasien yang datang ke unit radiodiagnostik, padahal dalam pemeliharaan alat ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran tentang imbal jasa dokter pengirim rumah sakit lain/perusahaan/praktek. Metode penelitian yang dipakai, yaitu dengan wawancara mendalam dengan metoda kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan, bahwa bagian marketing RS A yang bekerja sama dengan instalasi radiodiagnostik RS A dalam memasarkan produk MRI, maupun produk yang lain kurang optimal. Ini didapat dari wawancara mendalam terhadap dokter-dokter rumah sakit lain/perusahaan/praktek yang mengirimkan - pasien ke instalasi radiodiagnostik RS A.
Adanya pemberian imbal jasa kepada dokter-dokter rumah sakit lain/perusahaan/praktek, diharapkan akan dapat meningkatkan pasien radiodagnostik khususnya untuk pemertksaan MRI, sehingga dapat membantu rumah sakit dalam hal ini instalasi radiodiagnostik dalam menanggulangi biaya pemeliharaan alat tersebut.

Up until now there are not many people that know the existence of Hospital A and not many people that benefit from its service and its excellent products. Even thought the Hospital A is a public hospital and a non-profit organization, however, in its operation it also needs expenditure, which in this case is for facilities and infrastructure maintenance that are available in the radio diagnostic unit of Hospital A, especially in maintenance of MRI equipment.
The radio diagnostic unit of Hospital A cooperates with marketing division of Hospital A gives rewards to doctors fon other hospitals, companies and practices that send patients to radio diagnostic unit in Hospital A. Since monetary crisis the utilization of the instrument has decreased which can be seen from number of patients that visit the radio diagnostic unit, meanwhile maintenance of the instrument needs a large amount of money.
The purpose of this survey is to obtain description of compensation of doctors that the patients or other hospital, companies and practicing doctors. The survey method used is in-depth interview with qualitative method.
This survey result found out that in marketing division of Hospital A that cooperates with the radio diagnostic installation of Hospital A in selling the MRI product, even though other product is less optimum. This is obtained from in depth interview of other hospital, companies or practicing doctors that send patients to radio diagnostic installation of Hospital A.
With the compensation for the doctors of other hospital, companies or practicing doctors, it is expected that it will increase the radio diagnostic patients especially for MRI examination. As a result, it will help the hospital in this case the radio diagnostic installation in covering the maintenance cost of the instrument.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T32462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.F. Veniantoro
"Ambruknya para konglomerat dengan mewarisi sejumlah permasalahan kredit macet mewarnai krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, sementara sektor usaha kecil termasuk mikro dapat tetap bertahan yang membuktikan bahwa sektor usaha kecil mempunyai daya saing yang tinggi dan dapat membantu sektor perbankan untuk turut berperan aktif mengembangkan sektor real dalam menggerakkan roda pembangunan.
Penelitian ini bermaksud menganalisis kondisi pemasaran lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh Unit Bank Mikro PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan menggunakan teori Matriks General Electric sehingga dapat memetakan posisi persaingan/competitive position PT Bank Negara indonesia (Persero) Tbk dalam perbankan mikro (micro banking). Kemudian dilanjutkan dengan dilakukan pengembangan strategi pemasaran berbasis sistem informasi pemasaran daiam elemen-elemen pengembangan informasi yang dimiliki oleh PT Bank Negara indonesia (Persero) Tbk dalam strategik bisnis perbankan mikro sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dan petuniuk dalam pengembangan strategi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan Iapangan melalui daftar formulir pertanyaan tertutup, dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Hasil Analisis strategi mengenai lingkungan pemasaran eksternal dan internal menggunakan basis pasar/market based dengan memetakan Matriks General Electric. Berdasarkan pemetaan tersebut, didapatkan posisi bersaing Unit Bank Mikro PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berada pada sel V yang berani posisi bersaing Unit Bank Mikro PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk adalah sedang cenderung kuat. Sedangkan pada tahap pengembangan strategi pemasaran diharapkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dapat menggunakan secara optimal sistem informasi pemasaran pada PT Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>