Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Saifudin
"Tesis ini membahas tindak tutur terima kasih dalam hubungannya dengan kesopanan dan faktor sosial budaya masyarakat Jepang. Tujuan penelitian ini adalah membuat identifikasi, klasifikasi, dan memberikan faktor sosial budaya dan kesopanan berbahasa dalam tindak tutur terima kasih. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa skenario drama televisi berjudul beautiful life karya Kitagawa Erika. Dengan menggunakan paradigma kualitatif permasalahan tindak tutur terima kasih dibahas melalui kajian pragmatik dengan tujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor sosial budaya yang melatarbelakangi pengungkapan tindak tutur terima kasih. Untuk dapat mengungkapkan faktor-faktor tersebut digunakan konsep sosiologi Nakane Chie, konsep perilaku budaya Takla Sugiyama Lebra, dan konsep kesopanan Ide Sachiko dan Okamoto Shigeko.
Hasil penelitian yang berupa analisis deskriptif menyimpulkan bahwa tindak tutur terima kasih adalah tindak tutur penutur yang ditujukan sebagai konsekuensi atas manfaat atau kebaikan yang ia peroleh dan sebagai bentuk penghargaan, empati, atau rasa hutang budi kepada petutur, di samping sebagai ekspresi rasa syukur dan rasa senang di pihak penutur. Pengungkapan tindak tutur terima kasih sangat bergantung pada faktor situasi tuturan. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor peserta tutur dan struktur objek terima kasih. Faktor situasi dan peserta tutur berpengaruh pada ragam kesopanan dan faktor struktur objek terima kasih berpengaruh pada pilihan jenis tindak tutur terima kasih. Adapun aspek-aspek sosial budaya Jepang yang dominan berpengaruh pada situasi tuturan adalah pembedaan uchi/soto-mono dan pembedaan jouge-kankei (hubungan tinggi rendah status sosial)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor sosial budaya yang menentukan sebuah tuturan memohon bahasa Jepang diujarkan. Tuturan memohon bahasa Jepang tersebut diambil melalui skenario drama televisi Jepang, kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan. Faktor sosial budaya diteliti melalui pola interaksi masyarakat Jepang dan ranah situasi suatu tuturan, sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap mengenai tuturan memohon bahasa Jepang.
Sumber data penelitian ini adalah skenario drama televisi Jepang yang berjudul Love Story, karya Eriko Kitagawa. Dengan pemilihan sumber data ini akan diperoleh cara penggunaan tuturan memohon bahasa Jepang di dalam masyarakat Jepang.
Hasil analisis data menunjukkan situasi tuturan sangat mempengaruhi tuturan memohon tersebut diujarkan. Situasi tuturan mengacu pada keformalan dan ranah situasi yang terdiri atas akrab, ritual, dan acing. Faktor berikutnya yang mempengaruhi tuturan memohon bahasa Jepang adalan hubungan dengan petutur melalui pola interaksi masyarakat Jepang yang terdiri atas uchi mono, shitashii mono, dan Soto mono. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah status sosial, hubungan sosial, dan usia petutur. Strategi dan ragam yang dipilih oleh penutur mengacu pada faktor sosial budaya dan maksud dari tuturan tersebut. Ragam yang banyak ditemukan oleh penutur ketika memohon di dalam sumber data adalah bentuk -te kudasai.

The research aims at searching social dan culture factors to determine a Japanese request. The reseach of Japanese request is based on drama scene, which, then is identified, classified, and describe in. Then social factors are examined through Japaneses society interaction type and situation domain, that's way the detail description of a Japanese request would be reached.
The researchs sources are Japanese television drama scene, tittle Love Story, written by Erika Kitagawa, by examining the source, the background of a Japanese request usage would be founded.
The data analytical result shows that three factors will impact a Japanese request. The first factor is situation. Situation request depend on formal and situation domain, which consist of intimate, ritual, and anomie. The second factor is relationship between speaker and hearer through Japaneses society interaction type, which consist of uchi mono, shitashii mono, and solo mono. The third factor is social status, social interaction, and age. The strategic and type chosen by speaker depand on social and cultural factor and the purpose of request -te kudasai is the most type used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Komalasari
"Pada suatu komunitas tuturan, pilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf digunakan oleh individu-individu komunitas tersebut bukan merupakan suatu kebetulan. Pilihan variasi tindak tutur tersebut merupakan suatu strategi bertutur dalam bentuk perilaku ketika berinteraksi sosial. Strategi bertutur ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala-kendala sosial-budaya daripada faktor-faktor linguistik. Oleh karena itu, pilihan variasi tindak tutur dapat menghantarkan pada persepsi penutur tentang tindak tutur tersebut sebagai suatu kesatuan makna sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan interpretasi makna sosial dan kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur yang digunakan oleh pelaku komunikasi dengan melalui analisis tindak tutur yang dipilih oleh penutur dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan skenario drama TV Oshin karya Sugako Hashida yang diterbitkan tahun 1983. Penelitian ini dilakukan pada tiga domain bentuk komunikasi interpersonal Jepang. Uchi mono (in-group), shitashii mono (close friend) dan soto mono (out-group). Sumber data yang merupakan cuplikan wacana percakapan dianalisis berdasarkan analisis unit-unit interaksi dari Dell Hymes (1974): situasi tuturan (speech situation), peristiwa tuturan (speech event) dan tindak tutur (speech act). Analisis unit-unit interaksi ini bertujuan mengungkapkan setting dan sistuasi sosial yang muncul dalam pemilihan variasi tindak tutur, teori sosialogi Nakane Chie (1970) untuk menganalisis kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf; Kubata Osamu (1974), Mio Osamu dan liaruta Toosaku (1995) dan Natsuko Tsujiro (1996) untuk menganalisis faktor-faktor linguistik dan variasi tindak tutur kesopanan yang dipilih oleh pelaku komunikasi.
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah pengungkapan kendala-kendala sosial budaya yang dapat mempengaruhi pemilihan tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf status sosial yang bersifat vertikal (joge kankei), kedekatan sosial (Uchi-soto mono dan shitashii mono) dan jenis kesalahan yang dianggap sebagai misbehavior dan tidak berterima dalam masyarakat komunitas tersebut. Pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf didominasi pada domain in-group dan digunakan oleh penutur subordinat pada petutur superior dengan jenis pilihan keigo (honorification) : kenjoogo (humble) dan teinego (polite). Jenis variasi tindak tutur kesopanan ini mempunyai makna sosial yang ditekankan pada kerendahan hati dan diri penutur dan menekankan sifat formal. Adanya pemilihan variasi tindak tutur berdasarkan kendala-kendala sosial-budaya ini bertujuan untuk melancarkan alur komunikasi, menghindari konflik sosial dan menjaga keharmonisan diantara partisipan. Strategi tindak tutur kesopanan dalarn hal ini bermakna sebagai penghalus, meminimalisasikan kesalahan penutur dan sebagai penghantar pada tuturan berikutnya yang mengandung intention (maksud) sebenamya yang ingin penutur sampaikan pada petutur. Dengan demikian variasi tindak tutur kesopanan ini juga mempunyai nama indirectness."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eldawati
"Skripsi ini merupakan suatu penelitian tentang Fungsi bahasa dalam tindak tutur tidak langsung. Bagian pertama berisi penjelasan tentang latar belakang tema, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, batasan penelitian, sumber data, prosedur kerja dan sistematika skripsi. Pada baglan kedua dikemukakan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori pragmatik dad Leech dan Levinson, teori tindak tutur tidak langsung dari Searle. teori fungsi bahasa dari Jakobson dan teori implikatur dari Grice.
Data untuk skripsi ini berasal dari drama anak dan remaja Dicke Luft_. yang merupakan salah satu karya dari Grips Theater, Berlin. Data yang akan dianailsis dibatasi hanya pada tindak tutur tidak langsung yang bersifat direktif. Analisis data ditempatkan pada bab III. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tindak tutur tidak langsung direktif terdapat lebih dari satu fungsi bahasa, yaitu fungsi konatif dan fungsi emotif bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S14646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi
"Penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan tesis ini adalah penelitian tentang implikatur berironi di dalam tindak tutur taklangsung yang terdapat pada delapan teks drama Inggris karya Oscar Wilde dan George Bernard Shaw. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menggolongkan jenis-jenis ironi dalam implikatur yang terdapat di dalam tindak tutur tak langsung. Kemaknawian penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana ironi lewat implikatur percakapan yang ada pada tindak tutur taklangsung dalam drama inggris akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20 dihasilkan secara pragmatis. Karena yang dianalisis adalah teks drama, maka penelitian ini adalah analisis wacana dengan menggunakan teori-teori pragmatik sebagai ancangan. Teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Tindak Tutur Taklangsung yang dikemukakan oleh Searle (1975), prinsip kerja sama yang dicetuskan oleh Grice (1975), dan prinsip kesantunan dan prinsip ironi yang diajukan oleh Leech (1983). Ancangan penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah teknik riset kepustakaan. Data yang terkumpul dimasukkan ke dalam kartu data. Setelah tekumpul diketahui bahwa korpus data berjumlah 69. Data Ialu diproses untuk menentukan sampel. Teknik yang dipakai untuk menentukan sampel adalah teknik penentuan sampel acak sederhana dengan Cara undian. Hasilnya diperoleh 38 sampel. Data lalu diklasifikasikan menjadi (a) ironi berupa sarkasme, (b) ironi berupa litotes, (c) ironi berupa hiperbol, (d) ironi berupa sindiran, dan (e) ironi berupa satire. Berdasarkan klasifkasi tersebut data lalu dianalisis. Setelah data dianalisis diperoleh hasil (i) dari dua belas data ironi berupa sarkasme yang dianalisis ada 11 tindak tutur taklangsung berbentuk pernyataan dan 1 berbentuk pemyataan sekaligus pertanyaan. Ada 9 pelanggaran bidal kualitas dan 3 pelanggaran bidal cara dalam prinsip kerja sama. Pelanggaran itu dilakukan seluruhnya dengan cara mengabaikan bidal. Ada 7 pelanggaran bidal pujian, 1 pelanggaran bidal simpati, 1 pelanggaran bidal kesepakatan, dan 3 pelanggaran bidal pertimbangan dalam prinsip kesantunan; (ii) dari tiga data ironi berupa litotes yang dianalisis ada 2 tindak tutur taklangsung berbentuk pemyataan dan 1 berbentuk pemyataan sekaligus pertanyaan. Ada 3 pelanggaran bidal kualitas dalam prinsip kerja sama. 2 Pelanggaran dilakukan dengan cara melanggar bidal dan 1 pelanggaran dilakukan secara mengabaikan bidal, Ada 1 pelanggaran bidal pujian dan 1 pelanggaran bidaI kesepakatan dalam prinsip kesantunan. Ada 1 tuturan yang tidak melanggar prinsip kesantunan (iii) Dari satu data ironi berupa hiperbol yang dianalisis hanya ada 1 tindak tutur taklangsung berbentuk pernyataan Hanya ada 1 pelanggaran bidal cara dalam prinsip kerja sama. Pelanggaran itu dilakukan secara mengabaikan bidal. Hanya ada 1 pelanggaran bidal pujian dalam prinsip kesantunan; (iv) dari sebelas data ironi berupa sindiran yang dianalisis ada 8 tindak tutur taklangsung berbentuk pemyataan dan 3 berbentuk pertanyaan. Ada 6 pelanggaran bidal kualitas dan 5 pelanggaran bidal cara dalam prinsip kerja sama. Pelanggaran itu dilakukan seluruhnya dengan cara mengabaikan bidal. Ada 6 pelanggaran bidal pujian, 1 pelanggaran bidal simpati, dan 4 pelanggaran bidal pertimbangan dalam prinsip kesantunan; dan (v) Dari sebelas data yang dianalisis ada 10 tindak tutur taklangsung berbentuk pernyataan dan 1 berbentuk pertanyaan dan pernyataan sekaligus. Ada 7 pelanggaran bidaI kualitas dan 4 pelanggaran bidal cara dalam prinsip kerja sama. Pelanggaran itu dilakukan seluruhnya dengan cara mengabaikan bidal. Ada 4 pelanggaran bidal pujian, 4 pelanggaran bidal simpati, dan 3 pelanggaran bidal pertimbangan dalam prinsip kesantunan.

The topic of this research, which is meant for thesis writing, is irony by implicature in indirect speech act that found in eight English plays by Oscar Wilde and by George Bernard Shaw. The aim of this research is to find and to classify irony by implicature in indirect speech act. The significance of this research is showing how irony by implicature in indirect speech act that found in the late 19th until early 20th century English plays is generated pragmatically. This research is discourse analysis by using pragmatics theories as approach because what being analyzed are drama texts. The theories that used in this research are Searle's Indirect Speech Act (1975), Grice's Cooperative Principle (1975), Leech's Politeness Principle, and Leech's Irony Principle (1983). The approach of this research is qualitative case study. The data collecting technique that used in this research is library research. The data that been collected put in data card. There are 69 data corpus. And then data is processed to determine sample. The simple random sampling by raffle is used to determine sample. There are 38 samples. The data is classified into (a) irony as sarcasm, (b) irony as litotes, (c) irony as hyperbole, (d) irony as innuendo, and (e) irony as satire. After the analyzing the data it is found that (i) from 12 analyzed data of irony as sarcasm there are 11 indirect speech acts in form of statement and I in form of statement and question. There are 9 non-observances of maxim of quality and 3 non-observances of maxim of manner of the cooperative principle. The whole non-observances of the maxim are performed by flout a maxim. There are 7 violation of praise maxim, I violation of sympathy maxim, 1 violation of agreement maxim, and 3 violation of consideration maxim of the politeness principle; (ii) from 3 analyzed data of irony as litotes there are 2 indirect speech acts in form of statement and 1 in form of statement and question. There are 3 non-observances of maxim of quality of the cooperative principle. Two non-observances are performed by violate a maxim and one is performed by flout a maxim. There is only 1 violation of praise maxim and I violation of agreement maxim of the politeness principle. There is 1 utterance that not violates any maxim of politeness principle; (iii) from 1 analyzed data of irony as hyperbole there is only 1 indirect speech act in form of statement. There is only I non-observance of maxim of manner of the cooperative principle, which performed by flout maxim. And there is 1 violation of praise maxim of the politeness principle; (iv) from 11 analyzed data of irony as innuendo there are 8 indirect speech acts in form of statement and 3 in form of statement and question. There are 6 non-observances of maxim of quality and 5 of maxim of manner of the cooperative principle. The entire non-observances are performed by flout a maxim. There are 6 violated praise maxims, 1 violated sympathy maxim, and 4 violated of consideration maxims of the politeness principle; (v) from 11 analyzed data of irony as satire there are 10 indirect speech acts in form of statement and 1 in form of statement and question. There are 7 non-observances of quality and 4 of maxim of manner of the cooperative principle. The whole non-observances of the maxim are performed by flout a maxim. There are 4 violated praise maxims, 4 violated sympathy maxims, and 3 violated of consideration maxims of the politeness principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradhista Krisandhini
"Skripsi ini membahas mengenai tindak tutur pujian orangtua kepada anak sebagai salah satu cara orang Jepang untuk memahami sekaligus mengembangkan potensi anak yang muncul dalam drama seri Abarenbo Mama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi, strategi dan perlokusi ujaran pujian yang dituturkan orangtua kepada anak dalam bahasa Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pujian yang diberikan oleh orangtua kepada anak dalam bahasa Jepang dalam drama seri Abarenbo Mama direalisasikan secara eksplisit, dengan dua jenis strategi dan mempunyai perlokusi positif.

This thesis is focusing on speech act of praising children used in Japanese Society as a way to understand and nurture their children in drama series Abarenbo Mama. This research pointed out on what kind of utterances being used, how to praise the children and the effect of the utterances. The result of this research shows that praises given by parents to their children are important and Japanese have many ways to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13803
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nurhasanah
"ABSTRAK
Gita Nurhasanah. Tindak tutur mengeluh dalam bahasa Jepang. Skripsi ini menganalisis tindak tutur mengeluh dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam drama seri Jepang yang berjudul Shokojo Seira. Tuturan mengeluh ini di teliti melalui pendekatan sosiolinguistik yang dikaitkan dengan konsep strategi mengeluh Anna Trosborg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai strategi-strategi yang digunakan oleh penutur jati bahasa Jepang dalam mengungkapkan keluhannya tersebut. Dari penelitian ini diperoleh tiga strategi mengeluh, yaitu keluhan dengan isyarat, keluhan dengan menyatakan kekesalan, dan keluhan dengan cara menyalahkan. Hasil analisis data menunjukkan hubungan sosial yang terjalin antar peserta tutur mempengaruhi strategi mengeluh yang digunakan.

Abstract
This Undergraduate thesis focuses on the Japanese Speech Act of Complaint that is used in dorama (Japanese soap operas) tittle Shokojo Seira. This complaining utterance is analyzed by using sociopragmatic approach which is connected of complaining strategies by Anna Trosborg. The aim of this Research is to know some strategies that are used by the native speaker of Japanese in expressing their complaining act. The result show that there are three strategies of complaining act which are giving hint, stating annoyance, and blaming. And this research show that the social relationship among the member of speakers influences the uses of complaining strategies."
2010
S13618
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idah Hamidah
"Tesis ini memfokuskan din pads strategi kesantunan tindak tutur direktif dalam novel bahasa Jepang. Novel yang digunakan sebagai amber data adalah catatan harian penulisnya, berjudul Ichi Rittoru no Namida `One Litre of Tears' karya Kito Aya yang diterbitkan pads Februari 2005 (17 Heisei).Penelitian ini bertujuan menemukan strategi kesantunan direktif di dalam novel. Melalui ancangan kualitatif dengan metode analisis kontekstual, ditemukan lima strategi kesantunan untuk menyatakan direktif, sesuai dengan yang diaj ukan oleh Brown & Levinson (1987), antara lain: (1) bald on record (Iangsung), (2) on record dengan kompensasi kesantunan positif, (3) on record dengan kompensasi kesantunan negatif, (4) off record (samar-samar), dan (5) bertutur di dalam hati (diam).Strategi kesantunan direktif secara terus terang direalisasikan melalui pemarkah gramatikal [kudasai], [Â?te], dan [- to goran]; penggunaan fatis [ne] dan [yo]. Strategi kesantunan direktif dengan kompensasi kesantunan positif direalisasikan melalui promise, include both S & H in the activity, intensify interest to H, give reason, assert or presuppose S's knowledge of and concern for H's wants, dan give gift. Strategi kesantunan direktif dengan kompensasi kesantunan negatif direalisasikan melalui penggunaan questions & hedge, impersonal ae S & H, dan be conventionally indirect. Strategi kesantunan direktif secara samar-samar direalisasikan melalui use ellipsis, be vague, dan give hints. Kesantunan direktif dalam hati direalisasikan dengan diam. Dari kelima strategi kesantunan direktif tersebut, ditemukan bahwa strategi yang cenderung lebih banyak digunakan adalah kesantunan direktif positif. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam bahasa Jepan.

This thesis focuses on politeness strategy of directive speech act in Japanese novel Ichi Rittoru no Namida (One Littre of Tears) written by Kito Aya. This primary data source is the writer's journal, published on February 2005 (17 Heisei). Applying qualitative approach and contextual analysis method, it is found out that there are five politeness strategies to perform directive speech act, as proposed by Brown & Levinson (1987). They are (1) bald on record, (2) positive politeness, (3) negative politeness, (4) off record, and (5) silent strategy. The first strategy is realized by grammatical marker [kudasai], He], and [Â?te goran]; phatic expression [ne] and [yo]. Second strategy is realized by making promise, including both S & H in the activity, intensifying interest to H, giving reason, asserting or presupposing S's knowledge of and concern for H's wants, and giving gift. Third strategy is realized by using hedge and questions, impersonalizing S & H, and being conventionally indirect. The fourth strategy is realized by using ellipsis, being vague, and giving hints. Silent strategy in directive politeness is realized by saying nothing. The finding shows that positive politeness tends to be used more frequently. The finding of this research serves as the synchronic linguistic data for further research in the topic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25877
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
B. Dana Pranesthi Wening
"Skripsi ini membahas tentang kesinambungan tindak tutur dan keberhasilan komunikasi pada percakapan antartokoh utama dan tokoh utama dengan tokoh lainnya dalam naskah drama Prima Klima karya Fabian Schiedler. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan kesinambungan antara tindak ilokusi dengan tindak perlokusi dalam percakapan dan faktor yang menentukan keberhasilan komunikasi ditinjau dari aspek pragmatis. Data dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur Austin dan Searle dan teori prinsip kerja sama Grice. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak selalu tercapai kesinambungan antar tindak ilokusi dengan tindak perlokusi pada percakapan tokoh dalam naskah drama Prima Klima. Sementara hasil analisis terhadap keberhasilan komunikasi ditinjau dari prinsip kerja sama Grice menunjukkan banyak terjadi pelanggaran terhadap maksim maksim prinsip kerja sama yang menyebabkan komunikasi tidak berhasil.

This undergraduate thesis is done to discuss the continuity of speech act and the communication success between each main characters and the main character with other characters in Fabian Schiedler plays Prima Klima. The purpose of this undergraduate thesis is to find the continuity between illocutionary act and perlocutionary act in the conversation and to find the factors that determine the success of the communication in terms of pragmatic aspects. The data was analyzed using Austin und Searle Theory of Speech Act and Grice Theory of Principle of Cooperation This undergraduate thesis was conducted using descriptive qualitative method
The result of the analysis showed that the continuity between illocutionary act and perlocutionary act in Prima Klima plays is not always achieved. Meanwhile the analysis done to the communication success using Grice Principle of Cooperation showed numbers of violations of the maxims of cooperation principle thus result in communication failure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton M. Moeliono
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004
306.4 ANT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>