ABSTRAKPemahaman yang objektif mengenai tingkah laku manusia adalah satu
bekal penting bagi calon sarjana psikologi. Kriteria kematangan pribadi
adalah patokan "universal" (tanpa diskriminasi jender maupun kategori
sosial lain) untuk menilai tingkah laku yang sebaiknya dikembangkan
individu. Karena itu, penelitian mengenai pemahaman terhadap kriteria ini
perlu dilakukan. Dengan teknik quota sampling, 180 mahasiswi dan
mahasiswa tingkat akhir fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan
Universitas Gadjah Mada diminta memberikan penilaian terhadap SPDK
(Skala Penilaian Dimensi Kematangan) ciptaan Matindas (1993) untuk
kategori "manusia yang matang" serta untuk kategori jender. Hasil uji khi
kuadrat (X2) untuk kategori "manusia yang matang" menunjukkan bahwa
sebelas dimensi SPDK diterima sebagai indikator kematangan pribadi.
Sementara hasil uji t untuk kategori jender (sebagai refleksi skema jender
subjek) menemukan perbedaan penilaian terhadap kematangan
"perempuan" dan "laki-laki" pada empat dimensi SPDK. Kedua hasil ini
menyiratkan pentingnya pendidikan dan pelatihan tambahan bagi calon
sarjana psikologi guna meningkatkan pemahaman atas dimensi kematangan yang diterima tetapi dengan nilai rendah maupun yang secara bias dibedakan berdasarkan jender.